Anda di halaman 1dari 22

SINONIM, ANTONIM, PADANAN KATA, ANALOGI

BAB 1

1. SINONIM
Sinonim adalah kata yang mempunyai arti paling mendekati atau memiliki makna sama.
Contoh Soal:
INSOMNIA = …
A. Ragu-ragu
B. Tidak bisa tidur
C. Cemas
D. Tidur
Kunci Jawaban: B. Tidak bisa tidur
Didalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Insomnia merupakan keadaan dimana
seseorang tidak dapat istirahat karena gangguan jiwa). Maka arti yang paling mendekati
adalah jawaban tidak bisa tidur.

2. ANTONIM
Antonim adalah kata yang berlawanan makna dengan kata lain.
Contoh Soal:
INSOMNIA ≠ …
A. Ragu-ragu
B. Tidak bisa tidur
C. Cemas
D. Tidur
Kunci Jawaban: D. Tidur
Setelah mengetahui bahwa sinonim dari INSOMNIA adalah Tidak bisa tidur maka itu
berarti antonimnya adalah Tidur. (hati-hati pada soal antonim, biasanya peserta sering
lalai atau lupa bahwa soalnya adalah soal antonim yang berarti berlawanan kata dan
terjebak pada kata sinonim)

3. PADANAN KATA
Padanan kata adalah kata yang hampir sama dengan makna sinonim hanya saja
pertanyaan didalam soal biasanya berhubungan dengan kata yang menyerupai kata
kiasan, kata asing, atau sebuah kata yang samar-samar diketahui banyak orang.
Contoh Soal:
DIMENSI : …
A. Ruang
B. Bentuk
C. Ukuran
D. Tempat
Kunci Jawaban: C. Ukuran
Didalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, DIMENSI merupakan bagian dari
panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya). Maka yang sangat padan atau berhubungan
dengan hal itu adalah ukuran.
4. ANALOGI
Analogi adalah hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain. Biasanya kata-
kata tersebut memiliki hubungan yang sama.
Contoh Soal:
Kuman : Penyakit = ... : …
A. Terang : Gelap
B. Kenyang : Lapar
C. Api : Kebakaran
D. Ngantuk : Risau
Kunci Jawaban: C. Api : Kebakaran
Api dan kuman merupakan sebuah penyebab. Kuman menyebabkan penyakit,
sedangkan api menyebabkan kebakaran.
Kesimpulan 1: Jika dalam pilihan jawaban ada lebih dari satu pilihan yang memiliki
kemiripan hubungan dengan soal, maka carilah pendekatan hubungan yang lebih
sempit.
Kesimpulan 2: Apabila masih belum menemukan jawaban maka pikirkanlah makna lain
dari kata-kata tersebut selain dari arti yang umum
WACANA
BAB 2

Wacana terdiri atas satu atau lebih dari satu paragraf. Bagian ini menguji kemampuan
anda dalam memahami, menginterpretasikan dan menganalisa bacaan pada bagian
topik.

Pertanyaan yang biasa ditanyakan pada wacana antara lain:


 Ide pokok, gagasan utama atau judul yang cocok dari bacaan
 Informasi langsung yang terdapat dalam bacaan
 Informasi tersirat, terkesan atau yang dapat disimpulkan
 Mengemukakan aplikasi terhadap ide penulis
 Mengevaluasi bagaimana penulis membangun dan menyajikan bacaan
 Mengemukakan gaya bahasa atau sifat dari bacaan

A. Ide Pokok
Ide pokok merupakan suatu pernyataan tersirat yang mewakili keseluruhan
wacana. Dari ide pokok kita dapat menentukan judul bacaan.
Cara mencari ide pokok:
 Membaca kalimat pertama setiap paragraf
 Membaca kalimat terakhir pada paragraf terakhir
B. Kalimat Utama
Kalimat utama biasanya terdapat pada kalimat pertama paragraf (paragraf
deduktif), atau kalimat terakhir pada paragraf (paragraf induktif) atau campuran
keduanya (paragraf campuran).
Cara mencari kalimat utama:
 Membaca kalimat pertama dan kalimat terakhir paragraf
 Apabila masih belum menemukan juga (atau kurang yakin), silahkan baca
kalimat kedua. Apabila kalimat kedua menjelaskan sesuatu mengenai kalimat
pertama, berarti kalimat utamanya terletak pada kalimat pertama. Apabila
kalimat kedua tidak menjelaskan satu hal pun berkaitan dengan kalimat
pertama, berarti kalimat utamanya terdapat pada kalimat terakhir paragraf.
C. Kesimpulan
Kesimpulan biasanya terletak pada akhir wacana. Tapi dalam wacana tertentu,
kesimpulan dapat diartikan sebagai ide pokok atau sesuatu hal yang pasti dan
benar dan mewakili seluruh wacana.

TIPS & TRIK MENGERJAKAN SOAL WACANA;


 Garis bawahi kalimat pertama pada setiap paragraf serta kalimat terakhir pada
paragraf terakhir
 Mendahulukan untuk membaca soal daripada membaca paragraf
 Pahami bacaan dengan cepat, jangan membuang-buang waktu.
 Sering-sering latihan mengerjakan soal wacana baik melalui latihan soal tryout
maupun melalui soal-soal usm stan tahun-tahun sebelumnya.
BILANGAN DAN PECAHAN
BAB 3

A. Bilangan
 Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan bulat positif, bilangan
nol, dan bilangan bulat negatif. Contoh : {…, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, …}
 Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif yang diawali dari angka 0 (nol)
sampai tidak terhingga. Contoh : {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, …}
 Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang diawali dengan angka 1 (satu)
sampai tidak terhingga. Contoh : {1, 2, 3, 4, 5, 6, …}
 Bilangan prima adalah bilangan bulat positif yang hanya dapat dibagi dengan
angka 1 dan dirinya sendiri. Contoh : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, …}
 Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai sesuatu
pembagian antara dua bilangan bulat. Hal ini dapat dinyatakan sebagai a/b
dimana a dan b adalah bilangan bulat. Contoh : {3/4 , 1/2 , 4/3 , …}

B. Pecahan
1. Operasi Pecahan
a. Penjumlahan dan Pengurangan

b. Perkalian

c. Pembagian

2. Pecahan Desimal
a. Per sepuluh : 0, p =

b. Per seratus : 0, pq =

Contoh Soal: USM STAN 2013


Jika p = 12 + 2 + 21 dan q = ( × 1 ) : 1 maka nilai p + q = …
A. 36
B. 36
C. 36
D. 36
E. 36
Kunci Jawaban: B. 36
p = 12 + 2 + 21 = 35 , sedangkan q = ( × ) =
p + q = 35 + = atau kalau disederhanakan menjadi
Maka, p + q = 36
AKAR PANGKAT RASIONAL
BAB 4

Bentuk umum dari akar pangkat rasional adalah . Rumus-rumus tersebut adalah:
1. =
2. =
3. =
4.
5. =
6. =1
Bentuk-bentuk operasi di dalam akar pangkat rasional adalah sebagai berikut :
a. Penjumlahan dan pengurangan
Bentuk akar yang sejenis dapat dijumlahkan atau dikurangkan.
Contoh : a √ √ = (a ± b) √
b. Perkalian bentuk akar
√ √ √
Jika indeksnya berbeda, maka di dalam perkalian bentuk akar lebih baik
digunakan pangkat pecahan dengan terlebih dahulu menyamakan penyebut
pangkat pecahannya.
Contoh: √ √
c. Pembagian bentuk akar

=√

Jika indeksnya berbeda, maka di dalam operasi pembagian bentuk akar lebih
baik digunakan pangkat pecahan dengan terlebih dahulu menyamakan penyebut
pangkat pecahannya.

Contoh:

d. Merasionalkan akar
Untuk merasionalkan, pecahan tersebut dikalikan dengan penyebutnya.

=
√ √ √

Contoh Soal: SOAL USM STAN 2010


=…
A. 27
B. 24
C. 21
D. 19
Kunci Jawaban: B. 24
=
= = 24
BIDANG DATAR DAN BANGUN RUANG
BAB 5

1. Bidang Datar
A. Luas dan keliling bidang datar
 SEGITIGA
Luas = ½ (alas x tinggi)
Keliling = jumlah semua sisi
 BUJUR SANGKAR
Luas =
Keliling = 4a
 PERSEGI PANJANG
Luas = panjang x lebar
Keliling = 2 (panjang + lebar)
 TRAPESIUM
Luas = ½ ( jumlah sisi sejajar x tinggi)
Keliling = jumlah semua sisi
 LINGKARAN
Luas = dimana r = jari-jari
Keliling = r = d dimana d = diameter = 2r

B. Segitiga
Jenis-jenis segitiga
 Segitiga sama sisi : segitiga yang semua sisinya sama panjang sehingga
sudut sudutnya sama besar yaitu 60
 Segitiga sama kaki : segitiga yang dua sisinya sama panjang sehingga
kedua sudut di kakinya sama besar
 Segitiga siku-siku : segitiga yang salah satu sudutnya 90 .

2. Bangun Ruang
a. Kubus
Volume =
Luas permukaan = 6
b. Balok
Volume = p x l x t
Luas permukaan = 2 (pl + pt + lt)
c. Silinder
Volume =
Luas permukaan : 2 r ( r + t)
d. Kerucut
Volume = 1/3
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
BAB 6

1. PERSAMAAN
Persamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan. Persamaan
dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu :
 Persamaan linear
 Persamaan kuadrat
 Persamaan tingkat tinggi
Terdapat beberapa macam cara menyelesaikan sistem persamaan :
 Metode eliminasi
 Metode substitusi

A. Persamaan Linear
Adalah suatu persamaan yang mempunyai variabel (peubah) berpangkat satu
)
Dimana :
 A dan b = bilangan yang diketahui
 x = variabel ( peubah )
Untuk mengetahui besarnya variabel dari persamaan dapat digunakan rumus berikut
(x = )
Contoh : 5x + 2 = 0 maka x = -2/5
B. Persamaan Linear dengan dua variabel (peubah)
Bentuk umum : (ax + by = c)
Dimana :
 a = koefisien X
 b = koefisien Y
 x, y = variabel (peubah)
Setiap nilai x dan y dapat diganti dengan sembarang bilangan, akan diperoleh
pasangan bilangan x dan y yang tidak terhingga. Pasangan bilangan pengganti x dan y
dalam bentuk himpunan disebut Himpunan Penyelesaian {HP}.

Cara menyelesaikan sistem persamaan dengan dua peubah;


METODE ELIMINASI
Contoh :
Persamaan 1» 2x + 3y = 7 <Dikalikan 7>
Persamaan 2» 7x – 2y = 12 < Dikalikan 2 >
Maka, 14x + 21y = 49
14x - 4y = 24 -
25y = 25
y = 1
Kemudian masukan y = 1 ke salah satu persamaan, misal 2x + 3y = 7
2x + 3(1) = 7
2x = 4, maka x = 2
Jadi HP {2,1}
METODE SUBSTITUSI
Contoh:
Persamaan 1» 2x + 3y = 7
Persamaan 2» 7x – 2y = 12
Dari persamaan 1 didapat x = ( 7-3x ) / 2
Kemudian substitusi ke persamaan 2
7x – 2y = 12
7(7 - 3y) / 2 – 2y = 12
(49 - 21y) / 2 – 2y =12 kemudian kedua sisi kali 2 agar pembaginya hilang
49 – 21y – 4y = 24
-25y = 24 – 49
-25y = - 25, Maka y = 1
lalu, y = 1 substitusi kesalahsatu persamaan tuk mencari nilai x, misal ke persamaan 1
2x + 3(1) = 7
2x + 3 = 7, Maka x = 2
Jadi HP {2,1}
2. PERTIDAKSAMAAN
Pertidaksamaan merupakan kalimat terbuka yang menyatakan hubungan tidak sama
dengan atau dilambangkan dengan notasi { < , > , Di dalam pertidaksamaan terdapat
batasan-batasan sebagai berikut :
Suatu bilangan dikatakan lebih besar dari bilangan b, jika selisih antara a dan b mempunyai
nilai positif atau lebih besar dari nol demikian juga sebaliknya
 Bila a > b , maka a- b > 0, sebaliknya
 Bila a – b > 0, maka a > 0
Suatu bilangan a dikatakan lebih kecil dari bilangan b, jika selisih antara a dan b
mempunyai nilai negatif demikian juga sebaliknya.
 Bila a < b, maka a- b < 0
 Bila a- b < 0 , maka a<b
WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN
BAB 7

A. Hubungan antara waktu, jarak, dan kecepatan dIrumuskan dengan :

𝑠 𝑣 𝑡 𝑠 𝑠
𝑡 𝑣
𝑣 𝑡

Keterangan :
s = jarak yang ditempuh (m), v = kecepatan (m/s), t = waktu yang digunakan (s)

B. Kasus-kasus yang penting


1. B menyusul A
A A’

B B’
………….
Jika A dan B bergerak dari tempat yang sama, maka :
Sa = Sb
va. ta = vb. tb
va (tb + = vb. tb (dimana merupakan selisih waktu)

2. A dan B saling mendekati


B’ B

A A’

Sa + Sb = AB
Va . ta + Vb . tb = AB

C. Kecepatan rata-rata

s1 s v1 1 v
V uV
1 1

D. Waktu Total
Misal : si A menyelesaikan sebuah pekerjaan dalam waktu ta dan si B menyelesaikan
pekerjaan yang sama dalam waktu tb. Waktu total si A dan si B bekerja bersama adalah tab
dan dirumuskan:

t t t
PELUANG DAN UMUR
BAB 8

A. PELUANG
1. Faktorial
Bentuk umum faktorial dinyatakan dengan notasi n! (dibaca n faktorial)
n ! = n (n-1). (n-2). (n-3)…..
2. Permutasi dan Kombinasi
a. Permutasi
Permutasi adalah suatu cara penyusunan unsur-unsur dari sekumpulan unsur yang
berbeda dengan memperhatikan urutannya.
Rumus : =
 Permutasi dengan beberapa unsur yang sama dari n objek terdapat n₁ objek yang
sama, n₂ objek yang sama dan seterusnya, maka:
 Permutasi siklis
Banyak permutasi siklis dari n unsur adalah :
s 1
b. Kombinasi
Kombinasi adalah pencacahan (urutan) yang mungkin dari elemen-elemen suatu
himpunan dengan tidak memperhatikan urutannya.
Rumus :
3. Peluang
Peluang terjadinya A dalam suatu percobaan yang menghasilkan ruang sampel s adalah :

B. UMUR
Strategi mengerjakan soal-soal USM STAN yang berhubungan dengan perbandingan umur
yaitu dengan membuat model persamaan kemudian diselesaikan dengan metode eliminasi
atau substitusi. Contoh:
Sepuluh tahun yang lalu usia Al adalah sepertiga dari usianya sekarang. Lima belas tahun
yang akan datang perbandingan usia El dan usia Al adalah 3 : 5. Berapa tahunkah usia El 5
tahun yang akan datang?
A. 15
B. 20
C. 30
D. 40
Penyelesaian:
Misal;
Usia Al sekarang = A, dan usia El sekarang = E
Usia Al 10 tahun lalu = A - 10
Usia Al 5 tahun akan datang = A + 5
Usia El 5 tahun akan datang = E + 5
Persamaan 1 » A - 10 = (dari kalimat 1)

Persamaan 2 » (dari kalimat 2)

Persamaan 1 » A – 10 = (dikalikan 3 kedua sisi)


Maka, 3A - 30 = A
2A = 30
A = 15 tahun

Usia Al 15 tahun akan datang adalah 15 + 15 = 30 tahun


= maka
1 1 1
Jadi usia El 5 tahun akan datang adalah 35 + 5 = 40 tahun.
STATISTIKA
BAB 9

1. MEAN (Nilai Rata-Rata)


Mean (x) adalah nilai rata-rata dari suatu suatu data.
Rumus rata-rata
 Data tunggal
, , , (diurutkan)

X=
n = banyak data
xi = data ke- i
i = 1, 2, 3, 4, 5, … ,n

 Data frekuensi tunggal

Xi X1 X2 ...... Xn

Fi f1 f2 ...... fn

2. MEDIAN (Nilai Tengah)


Median (Me) adalah nilai tengah dari data yang telah disusun secara berurutan, melalui
dari datum terkecil.
, , ,
Rumus median:
 Me = X , jika n ganjil

 Me = , jika n genap

3. MODUS (Nilai Frekuensi Tertinggi)


Modus (Mo) adalah nilai dari suatu data yang memiliki frekuensi tertinggi atau nilai yang
paling banyak ditemukan dalam suatu kelompok atau data.
Contoh A. 2, 3, 5, 7, 4, 3, 2, 3, 4, 6, 2, 3
Modus dari data contoh A adalah angka 3 dengan frekuensi 4 bilangan
Contoh B. 2, 3, 5, 7, 4, 3, 2, 3, 4, 6, 2, 9
Modus dari data contoh B adalah angka 2, dan 3 dengan frekuensi 3 bilangan
HITUNG DAGANG DAN PERSENTASE
BAB 10

A. HITUNG DAGANG
1. Keuntungan / kerugian
Rumus keuntungan dan kerugian

Untung /rugi = hasil penjualan – hasil pembelian

Dari rumus diatas :


 Jika hasilnya > 0 maka disebut keuntungan atau dengan kata lain penjualan >
pembelian
 Jika hasilnya < 0 maka disebut kerugian atau dengan kata lain penjualan <
pembelian
 Jika hasilnya = 0 maka disebut impas atau balik modal

Rumus Presentase Keuntungan


t
% Keuntungan/ Kerugian = 1

2. Rabat, bruto, tara, dan netto


 Rabat (diskon) adalah potongan harga suatu barang
 Bruto adalah berat kotor suatu barang
 Tara adalah potongan berat
 Netto adalah berat bersih suatu barang

B. PERSENTASE
Persentase adalah metode untuk menuliskan bentuk lain dari pecahan yang menyatakan
bagian dari sebuah objek. Pecahan berarti a bagian dari sebuah objek yang dibagi
menjadi b bagian. Untuk merubah pecahan menjdi bentuk persen cukup hanya
mengalikan pecahan dengan 100%. Contoh:

= 1

Jadi, bentuk persen dari adalah 75%


PERBANDINGAN, SKALA, DAN KESEBANGUNAN SERTA HIMPUNAN
BAB 11

1. PERBANDINGAN
A. Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai adalah perbandingan yang apabila nilai awalnya
diperbesar, maka nilai akhir juga akan semakin besar, dan apabila nilai
awalnya diperkecil maka nilai akhirnya juga kecil.
Contoh : A B
C X
Maka,
B. Perbandingan Berbalik Nilai
Perbandingan berbalik nilai adalah perbandingan yang apabila nilai awalnya
diperbesar, maka nilai akhirnya menjadi lebih kecil dan apabila nilai awalnya
diperkecil maka nilai akhirnya akan menjadi lebih besar.

2. SKALA
Skala adalah perbandingan antara ukuran pada gambar dengan ukuran benda /
objek yang sebenarnya.
Suatu skala dinyatakan dalam : s

3. KESEBANGUNAN
Dua bangun datar dinyatakan sebangun jika memenuhi sifat sebagai berikut :
A. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama
B. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

SEGITIGA SEBANGUN KETERANGAN

R’
Sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu
< P = P’
< Q = Q’
< R = R’
P’ Q’

R’ Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian


sama, yaitu

P’ Q’
4. HIMPUNAN
A. Jenis-jenis himpunan
1. Himpunan Semesta
Merupakan suatu himpunan yang anggota-anggotanya meliputi semua
anggota himpunan yang dibicarakan
2. Himpunan Komplemen
= = yang bukan anggota himpunan A
B. Operasi himpunan
A B = { X │X A dan X B }
A B={X X │ A atau X B}

Rumus-Rumus Himpunan
n (s) =n(A B)–n
n (A B) = n (A) + n(B) – n (A B)
n (A B) = n (A) + n(B) – n (A B) = n (A- )
n (A + B) = n (A B) – n (A B)
LOGICAL REASONING (ANALISA ARGUMEN)
BAB 12

A. SILOGISME
1. Proporsisi
Proporsisi adalah suatu pernyataan atau kalimat yang menandai kebenaran atau
kepalsuan.
Proporsisi terbagi menjadi 4 macam :
a) Alternative Universal
Contoh : Semua makhluk hidup adalah fana
b) Alternative Particular
Contoh : Beberapa makhluk hidup adalah fana
c) Negative Universal
Contoh : tiada/tidak ada makhluk hidup adalah fana
d) Negative Particular
Contoh : Beberapa makhluk hidup tidaklah fana

2. Silogisme
Silogisme yaitu menarik kesimpulan dari premis umum menuju premis khusus
dengan melibatkan beberapa fakta, kemudian dilakukan pembeberan fakta-fakta
tersebut.
Kemungkinan bentuk-bentuk silogisme:
 Susunan I
 M – P Semua manusia dapat mati (A)
 S – M Atlit beladiri adalah manusia (A)
 S – P Atlit beladiri dapat mati (A)
 Susunan II
 P – M Tidak ada penyair besar yang berjiwa budak (E)
 S – M Penjilat adalah orang yang berjiwa budak (A)
 S – P Jadi, tak ada penjilat adalah penyair besar (E)
 Susunan III
 M – P Semua mahasiswa pernah menjadi siswa SLTA (A)
 M – S Semua mahasiswa pencari ilmu (A)
 S – P Sebagian pencari ilmu pernah menjadi siswa SLTA ( I )
 Susunan IV
 P – M Sifat pengecut adalah sifat yang berbahaya (A)
 M – S Semua sifat yang berbahaya harus dijauhi (A)
 S – P Sebagian yang harus dijauhi adalah sifat pengecut (I)

Jadi, yang terpenting dalam mencari silogisme yang tepat adalah kita harus
memahami arti/makna kalimat tersebut kemudian menganggap setiap
pernyataan tersebut adalah suatu hal yang benar, sekalipun kalimat tersebut
tidak rasional.
Contoh Soal:
Semua hewan memamah biak makan rumput. Sementara kucing termasuk
hewan memamah biak. Kesimpulan:
A. Kucing tidak makan rumput
B. Kucing makan rumput
C. Hewan memamah biak tidak bertelur
D. Tidak ada kesimpulan

Kunci : B
Berdasarkan soal di atas, kucing adalah hewan memamah biak, dan semua
hewan memamah biak makan rumput. Karena itu, kesimpulannya adalah kucing
makan rumput.

B. ARGUMEN
TIPS DAN TRIK MENYELESAIKAN LOGICAL REASONING DALAM BENTUK ARGUMENT;
1. Baca pertanyaan terlebih dahulu sebelum anda membaca argumen
2. Pahamilah jenis pertanyaan dari logical reasoning
3. Beri perhatian khusus pada kata sambung yang digunakan di dalam pertanyaan
juga di dalam argumen
4. Untuk soal yang menanyakan “asumsi” pertama kali tentukanlah kesimpulan
dan alasan-alasan yang mendasari argumen tersebut
5. Untuk soal yang menanyakan “yang melemahkan atau yang mendukung
argument” periksalah asumsi yang tidak tegas dari argumen
6. Waspadalah terhadap kesalahan logika sederhana.
ANALYTICAL REASONING
BAB 13

Salah satu cara terbaik menyelesaikan masalah analytical reasoning adalah membuat
diagram sederhana. Masalah analitycal reasoning bentuk ini dapat berbentuk network,
family relationships, dan lain-lain.

Berikut ini adalah problem tentang lima buah komputer pada sebuah kantor.
P, Q, R, S, T adalah komputer-komputer pada lima buah kantor sebuah perusahaan
besar. Komputer-komputer tersebut berhubungan dengan cara yang tidak biasa dengan
maksud untuk meningkatkan keamanan data. Data dapat diminta secara langsung hanya
dari:
P oleh Q
P oleh T
Q oleh P
R oleh P
S oleh Q
S oleh T
T oleh R
Jika sebuah komputer dapat secara langsung meminta/menerima data dari komputer
lain, maka komputer tersebut juga dapat mengirimkan data tersebut kepada komputer
lain yang memintanya.
Dari informasi diatas dapat disusun diagram panah sebagai berikut:

Q P T

R
Contoh Soal:
Jika hanya komputer-komputer Q, R, S, dan T yang beroperasi, manakah yang berikut ini
mengenai permintaan data yang dapat dilakukan, baik secara langsung maupun
melewati satu atau lebih komputer lainnya?
A. Permintaan data oleh Q dari R
B. Permintaan data oleh Q dari T
C. Permintaan data oleh R dari P
D. Permintaan data oleh S dari R
Penyelesaian:
P tidak berfungsi. Maka dari itu, P dihilangkan dan juga tanda panah yang berhubungan
dengan P harus dihilangkan sehingga diagramnya menjadi:

Q T
R
Secara sekilas dapat ditentukan bahwa dari opsi jawaban yang diberikan, Opsi D
merupakan yang paling mungkin.
TIPS DAN TRIK MENYELESAIKAN ANALYTICAL REASONING :
 Kelompok analytical reasoning adalah satu kesatuan. Selesaikan satu kelompok
kemudian pindah ke kelompok berikutnya.
 Sederhanakan data dengan singkatan atau dengan simbol lainnya.
 Tandai singkatan yang membatasi keadaan kritis.
 Pertama kali, buanglah pilihan jawaban yang tidak cocok dengan batasan, kemudian
pikirakanlah jawaban dari sisa pilihan jawaban.
 Telitilah keadaan yang tersurat dan yang tersirat.
 Susunlah data dengan daftar atau dengan tabel.
 Susunlah data dalam bentuk peta atau diagram.
 Jangan membuat asumsi yang tidak berasalan.
POLA BARISAN BILANGAN DAN HURUF
BAB 14

Pola barisan bilangan dan huruf merupakan bentuk deretan angka dan huruf yang
belum selesai. Cara paling cepat untuk menyelesaikan soal-soal deret angka dan huruf
adalah dengan mengetahui polanya.

Ketika polanya sudah diketahui, maka dengan mudah soal dapat diselesaikan. Pola
diketahui dari perbedaan antar nilai deretnya. Bentuk- bentuk deret dalam soal antara
lain penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, kuadrat, dan kombinasi dari
operasi-operasi dasar tersebut.

Contoh Soal:
A, M, N, B, O, P, C, … , … , … , …
A. Q, R, D, S
B. Q, S, D, R
C. S, Q, R, D
D. R, Q, S, D
Kunci : A. Q, R, D
Huruf 1 adalah “A” berhubungan dengan huruf “B” (huruf ke 4) dan berhubungan
dengan huruf “C” (huruf ke 7). Disederhanakan : A, B, C, D, … dst (huruf ke 1, 4, 7, 10).
Maka hal yang sama pada huruf ke 2, 5, 8, 11,… dst yaitu M, O, Q (berselang 2 huruf).
Pada huruf ke 3, 6, 9, … dst yaitu N, P, R
Maka jawabannya yang benar adalah Q, R, D, S

A. Barisan Fibonacci
Adalah barisan bilangan yang suku selanjutnya diperoleh dengan cara
menjumlahkan 2 suku sebelumnya.
Contoh:
a) 3, 4, 7, 11, 18, 29
b) -2, 3, 1, 4, 5, 9, ...
c) 1, -3, -2, -5, -7, ...

B. Irama Bilangan
Adalah barisan bilangan yang memilih pola yang lebih bebas dan bervariasi.
Contoh:
a) 1, 3, 2, 6, 5, 15, 14
Pola : kali 3, kurang 1, ...
b) 3, 4, 6, 9, 13, 18, ...
Pola : tambah 1, tambah 2, tambah 3
BARIS DAN DERET ARITMATIKA
BAB 15

BARISAN ARITMATIKA
Barisan aritmatika atau barisan hitung adalah suatu barisan bilangan dengan setiap
suku-suku yang berurutan memiliki selisih tetap (konstan). Selisih yang tetap ini disebut
beda dan dilambangkan dengan “b”. perhatikan contoh berikut:
2,4,6,8, ... (b = 2)
13,17,21,24, ... (b = 4)

Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:


Apabila Un adalah rumus suku ke-n dari suatu barisan aritmatika, berlaku:
Un – Un – 1 = b

1. Suku ke – n
Misal barisan : U₁, U₂, U₃, U₄, … Un adalah barisan aritmatika. Dengan beda = b ,
suku pertama U₁ = a, maka sesuai dengan pengertiannya dapat dirumuskan bahwa:
U₂ = U₁ + b atau a+b
U₃ = U₂ + b atau (a+b) + b = a + 2b
U₄ = U₃ + b atau (a+2b) + b = a + 3b
Un = Un – 1 + b atau { a+ (n-2)b} + b = a + (n-1)b
Rumus suku ke-n barisan aritmatika adalah :
Un = a + (n-1) b

2. Deret aritmatika
Deret aritmatika (Sn) atau deret hitung adalah suatu deret yang diperoleh dengan
menjumlahkan suku-suku barisan aritmatika.

Rumus-rumus penting : Un = a + (n-1) b


𝑛 𝑛
Sn = (a+Un) atau Sn = { 2a + (n-1) b }
Un = Sn – Sn-1
3. Sisipan di barisan aritmatika
Bila diantara dua bilangan x dan y disisipkan k buah bilangan yang membentuk
barisan aritmatika, maka beda barisan dapat diperoleh dari rumus :

y Beda barisan yang baru


1

4. Suku tengah
Jika banyak suku-suku suatu barisan aritmatika adalah ganjil maka akan terdapat
satu suku tengah. Misal banyak suku-suku suatu barisan aritmatika sama dengan n,
dengan n bilangan ganjil, maka suku tengah dari barisan tersebut adalah suku ke
(n+1).
U½ (n + 1) =
DERET GAMBAR
BAB 16

Deret gambar merupakan susunan gambar yang membentuk pola tertentu dan teratur.

Contoh Soal 1:

… ?
dfdfdf

A B C D
Kunci : D
Di atas termasuk deret gambar sederhana. Perhatikan jumlah lingkaran di dalam persegi atas.
 Gambar Pertama : 1
 Gambar Kedua : 6
 Gambar Ketiga : 3
 Gambar Keempat : 5
Pola angkanya : 1 – 6 – 3 – 5 – …. Berarti dapat kita simpulkan angka berikutnya adalah : 5
karena fokus ke gambar pertama yaitu 1, gambar ketiga yaitu 3 dan gambar kelima yaitu
seharusnya adalah 5.
Yang terpenting adalah jangan lihat suatu gambar secara keseluruhan, tapi lihat terperinci objek
apa saja yang terdapat di dalam gambar.

Contoh Soal 2:

…?

A B C D

Kunci : A
Perhatikan gambar di atas. Asumsi kan seluruh bangun datar di dalam sebuah persegi itu
berdiri sendiri dengan memiliki gerak sendiri yang teratur dan mungkin saja berbeda gerak
dengan bangun datar yang lain.

Kesimpulan 1: Setiap bangunan yang berada di tengah akan bergerak ke kiri atas
Kesimpulan 2: Selalu gambar baru yang akan muncul di kanan bawah dengan warna yang tetap
Kesimpulan 3: Gambar yang ada di tengah selalu bergantian antara warna hitam dan putih.

Anda mungkin juga menyukai