Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIARE PADA ANAK

Disusun Oleh :

RIZKA WIGATI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dien Kalisapu, Slawi- Kab. Tegal

2020
Pokok Bahasan : Penyakit Diare PadaAnak

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda dan Gejala Diare
4. Cara penularan diare
5. Pencegahan Diare
6. Penanganan Diare

Sasaran : Keluarga Tn.W

Tempat : Rumah Tn.W di Desa Pamengger

Tanggal dan Waktu : 15 Mei 2020 (15 menit)

Penyuluh : Rizka Wigati S.Kep,.M.Kep

A. Latar Belakang

Berdasarkan kajian & analisa dari beberapa survei yang dilakukan, angka kesakitan diare
pada semua golongan umur pada saat ini adalah 280/1000 penduduk. Pada golongan Balita
episode diare adalah 1,5 kali per tahun. Angka kematian diare yang didapat dari Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) bila diproyeksikan pada penduduk Indonesia, setiap
tahunnya terdapat 112.000 kematian pada semua golongan umur (54/100.000 penduduk)
pada balita terjadi 55.000 kematian (2,5 per 1000 balita).

Secara global ada dua tujuan pokok program P2 Diare, yaitu mencegah kematian karena
diare dan mencegah agar tidak sakit diare. Upaya pencegahan yang efektif melalui
peningkatan kegiatan komunikasi Informasi Edukasi (KIE) serta menggerakkan peran serta
masyarakat secara aktif. Sebagai sasaran utama KIE adalah masyarakat, terutama ibu yang
mempunyai balita agar dapat melaksanakan tatalaksana diare dengan benar dan kegiatan
pencegahan yang efektif. Pada hasil pengkajian bahwa anak dari keluarga Tn.W sering
mengalami diare, maka dari itu akan dilakukan penyukuhan terkait pennaganan diare pada
anak.
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 15 menit tentang diare pada anak, keluarga dapat
mengerti dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian diare dapat dicegah.

Tujuan Khusus :
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian diare
2. Menjelaskan penyebab diare
3. Menjelaskan tanda dan gejala diare
4. Menjelaskan cara penularan diare
5. Menjelaskan pencegahan diare
6. Menjelaskan penanganan diare

C. Kegiatan Penyuluhan

No. Tahap Wakt Kegiatan Penyuluhan Sasaran


Kegiatan u
1 Pembukaan 3 1. Mengucap salam 1. Menjawab salam
menit 2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan maksud 3. Memperhatikan
dan tujuan 4. Menerima leaflet yang
4. Membagikan leaflet diberikan

2 Pelaksanaan 7 1. Penyuluh memberikan 1. Mendengarkan dan


menit materi yang sudah menyimak
disiapkan kepada 2. Bertanya mengenai
keluarga: hal-hal yang belum jelas
a. Menjelaskan dan dimengerti
pengertian diare
b. Menjelaskan
penyebab diare
c. Menjelaskan tanda
dan gejala diare
d. Menjelaskan cara
penularan diare
e. Menjelaskan
pencegahan diare
f. Menjelaskan
penanganan diare
2. 2. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya

3 Penutup 5 1. Melakukan evaluasi 1. Sasaran dapat menjawab


menit dengan mengajukan tentang pertanyaan yang
beberapa pertanyaan diajukan
2. Menyampaikan 2. Mendengar,
kesimpulan materi memperhatikan dan
3. Mengakhiri pertemuan menjawab salam
dan menyampaikan
salam

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Notebook sebagai lembar balik
2. Leaflet
F. Evaluasi
Diaharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Diare
2. Menjelaskan penyebab Diare
3. Menjelaskan tanda dan gejala diare
4. Menjelaskan cara penularan diare
5. Menjelaskan pencegahan diare
6. Menjelaskan penanganan diare
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2006). Pelaksanaan Program P2 Diare. Depkes RI: Jakarta.


Depkes RI. (2011). Manajemen Terpadu Balita Sakit. Depkes RI: Jakarta.

Lampiran Materi
A. Pengertian
Menurut Depkes RI (2006), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
Menurut WHO secara klinis diare didefinikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air
besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa darah.
B. Penyebab
1. Infeksi atau bakteri : Escherichia Coli, Salmonella, cacing, Entamoeba histolityca
2. Mal absorbsi : disakarida (intoleransi laktosa,maltose dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa). Pada bayi dan anak terpenting ialah
intoleransi laktosa.
3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan, susu.
4. Psikologis : Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare
terutama pada anak yang lebih besar.
C. Tanda dan Gejala
1. Anak cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh meningkat
3. Nafsu makan berkurang
4. Sering buang air besar 3x bentuk encer, kadang disertai mual,muntah, sakit perut
5. Tanda dehidrasi yaitu ubun-ubun cekung, mata cowong, kelenturan kulit menurun,kulit
kering, merasa haus, bibir kering dan penurunan berat badan.
6. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya BAB
7. Ffekuensi kencing menurun, disebabkan karena terjadi kekurangan cairan dalam tubuh.
D. Penyakit diare dapat ditularkan melalui:
1. Menggunakan sumber air yang tercemar
2. BAB sembarang tempat
3. Pencemaran bakteri melalui makanan dan minuman
4. Tangan kotor dan menyentuh makanan
5. Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
E. Pencegahan
1. Mencuci tangan sebelum makan untuk mengurangi infeksi
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun,terutama
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan,
sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan,mempunyai dampak dalam
kejadian diare (Depkes RI, 2006).
2. Gunakan selalu air bersih
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fecal-oral
mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang
tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan
dalam panik yang dicuci dengan air tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh
penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil
dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih (Depkes RI,
2006).
3. Buang air besar pada tempatnya
4. Hindari makanan dan air yang terkontaminasi
5. Imunisasi
6. Pemberian ASI
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama kehidupan resiko
terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu formula merupakan cara lain
dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula biasanya menyebabkan risiko
tinggi terkena diare sehingga oci mengakibatkan terjadinya gizi buruk (Depkes RI,
2006).
F. Penanganan diare
1. Bawa ke petugas kesehatan bila :
a. BAB encer semakin sering
b. Ada muntah berulang
c. Demam yang tinggi
d. Ada darah dalam tinja
e. Tidak mau makan atau minum
2. Memberikan cairan yang tersedia di rumah tangga seperti kuah sayur, kuah sup,air
tajin,sari buah, atau air mineral.
3. Membuat larutan gula garam (oralit)
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan
memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah
tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran
sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa
mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak minum harus segera di bawa ke sarana
kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus. Pemberian oralit didasarkan
pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).
a. Alat : gelas berukuran sedang dan alat pengaduk atau sendok
b. Bahan : Gula, garam
c. Cara membuat :
1. Larutkan dua sendok gula pasir dan ½ sendok garam ke dalam gelas berisi air
matang (hangat atau dingin).
2. Kemudian aduk hingga merata dan diminum setiap kali BAB.
3. Takaran pemberian LGG untuk mengatasi diare (3 jam pertama)
a. Umur < 1 tahun : 300 ml (1,5 gelas)
b. Umur 1-4 tahun : 600 ml (3 gelas)
c. Umur 5-12 tahun : 1,2 liter (6 gelas)
4. Takaran pemberian LGG untuk mengatasi diare (setiap habis buang air)
a. Umur < 1 tahun : 100 ml (0,5 gelas)
b. Umur 1-4 tahun : 200 ml (1 gelas)
c. Umur 5-12 tahun : 300 ml (1,5 gelas)

Anda mungkin juga menyukai