Refreshing Radiologi
Refreshing Radiologi
TB PARU
Disusun Oleh :
2015730002
KEPANITERAAN KLINIK
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat
dan hidayah Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan Refreshing dengan
judul “TB Paru” tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan di
Stase Ilmu Radiologi.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan guna perbaikan dalam pembuatan laporan berikutnya.
Semoga laporan Referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi para pembaca.
Penulis
ii
DEFINISI
TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis dapat mengenai hampir semua organ tubuh dan lokasi terbanyak
terdapat di paru-paru yang merupakan lokasi infeksi primer1,4,5.
EPIDEMIOLOGI
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia maupun di
dunia4. Laporan TB di dunia oleh WHO yang terbaru (2006), menempatkan
Indonesia sebagai kasus TB terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina
dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000
pertahun.2
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Kuman TB dalam droplet yang terhirup mencapai alveolus → akan segera diatasi
oleh mekanisme imunologis nonspesifik → makrofag alveolus akan memfagosit
kuman TB dan sebagian besar kuman TB akan hancur. Akan tetapi pada sebagian
kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TB dan kuman akan
bereplikasi dalam makrofag dan terus berkembang biak → akan menyebabkan
makrofag mengalami lisis → kuman TB membentuk koloni di tempat tersebut.
Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut fokus primer Ghon 1,2 →
kuman TB dapat menyebar melalui jaringan-jaringan organ tubuh lainnya sesuai
dengan letak organ tubuh masing-masing. 1,2.
3
DIAGNOSA
I. Gejala Klinis
1. Demam
2. Batuk / batuk darah
3. Sesak nafas
4. Nyeri dada
5. Malaise
II. Pemeriksaan Fisik
Kelainan pada foto toraks bukan sebagai diagnosa utama pada TB tetapi dapat
sebagai usulan.
1. Bila klinis ditemukan gejala TB paru, hampir selalu ditemukan kelainan pada
foto roentgen.
4
2. Bila klinis ada dugaan terhadap penyakit TB paru, tetapi pada foto roentgen
tidak terlihat kelainan, maka ini merupakan tanda yang kuat bukan
tuberkulosis.
3. Sebaliknya, bila tidak ada kelainan pada foto toraks belum berarti tidak ada
tuberkulosis, sebab kelainan pertama pada foto toraks baru terlihat sekurang
-kurangnya 10 minggu setelah infeksi oleh basil tuberkulosis.
4. Sesudah sputum positif pada pemeriksaan bakteriologi, tanda TB yang
terpenting adalah bila ada kelainan pada foto toraks.
5. Ditemukannya kelainan pada foto toraks belum berarti bahwa penyakit
tersebut aktif.
6. Dari bentuk kelainan pada foto roentgen memang dapat diperoleh kesan
tentang aktivitas penyakit, namun kepastian diagnosis hanya dapat diperoleh
melalui kombinasi dengan hasil pemeriksaan klinis/laboraturis.
7. Pemeriksaan roentgen penting untuk dokumentasi, menentukan lokalisasi,
proses dan tanda perbaikan ataupun perburukan dengan melakukan
perbandingan dengan foto-foto terdahulu.
8. Pemeriksaan roentgen juga penting untuk penilaian hasil tindakan terapi
seperti Pneumotoraks torakoplastik, torakoplastik dsb
9. Pemeriksaan roentgen TB paru saja tidak cukup dan bahkan tidak boleh
dilakukan hanya dengan fluoroskopi. Pembuatan foto roentgen suatu
keharusan yaitu dengan foto posterior anterior (PA) bila perlu disertai
proyeksi-proyeksi tambahan seperti foto lateral, foto khusus puncak AP-
lordotik dan tekhnik-tekhnik khusus lainnya.
Ada 3 macam proyeksi pemotretan pada foto toraks pasien yang dicurigai
TB, yaitu :
5
2. Proyeksi Lateral
Pada proyeksi lateral, posisi berdiri dengan tangan disilangkan di belakang
kepala. Pengambilan foto dilakukan pada saat pasien tahan napas dan akhir
inspirasi dalam.
Gambaran Radiologis TB
1. Tuberkulosis Primer8
Pasien dengan TB primer sering menunjukkan gambaran foto normal. Pada 15%
kasus tidak ditemukan kelainan, bila infeksi berkelanjutan barulah ditemukan
kelainan pada foto toraks.
6
Komplikasi lain adalah atelektasis akibat stenosis bronkus karena perforasi
kelenjar ke dalarn bronkus.
Baik pleuritis maupun atelektasis pada anak-anak mungkin demikian luas
sehingga sarang primer tersembunyi dibelakangnya.
7
Tuberculosis dengan komplek primer (hanya hilus kiri membesar). Foto toraks
PA dan lateral
8
2. Tuberkulosis sekunder atau tuberkulosis reinfeksi8
Tuberkulosis yang bersifat kronis terjadi pada orang dewasa atau timbul
reinfeksi pada seseorang yang pernah menderita TB primer, tetapi tidak
diketahui dan menyembuh sendiri.
Kavitas merupakan ciri TB sekunder.7
9
Bercak infiltrat yang terlihat pada foto roentgen biasanya dilapangan atas
dan segmen apikal lobus bawah.
Kadang terdapat di bagian basal paru yang biasanya disertai oleh pleuritis.
10
3. Tuberkulosis sangat lanjut (far advanced tuberculosis ) : Luas daerah yang
dihinggapi sarang-sarang lebih dari 1 paru atau bila ada lubang -lubang, maka
diameter semua lubang melebihi 4 cm.
Ada beberapa bentuk kelainan yang dapat dilihat pada foto roentgen, antara
lain :
11
3. Sarang-sarang seperti garis ( fibrotik ) atau bintik - bintik kapur ( kalsifikasi,
yang biasanya menunjukkan proses telah tenang ( fibrocalcification)
12
Tuberkuloma
13
Foto Toraks dengan proyeksi PA dan Lateral yang terdapat pada anak -anak
berusia 7 bulan dengan TB Milliar. Terdapat beberapa nodul di seluruh
lapangan keduaparu. Dan terdapat konsolidasi di lobus kanan atas
Penyembuhan
1. Pleuritis
Terjadi karena meluasnya infiltrat primer langsung ke pleura atau
melalui penyebaran hematogen.
14
Pada keadaan normal rongga pleura berisi cairan 10-15 ml. Efusi
pleura bias terdeteksi dengan foto toraks PA dengan tanda meniscus
sign/ellis line, apabila jumlahnya 175 ml.
Pada foto lateral dekubitus efusi pleura sudah bias dilihat bila ada
penambahan 5 ml dari jumlah normal. Penebalan pleura di apikal
relative biasa pada TB paru atau bekas TB paru.
Pleuritis TB bias terlokalisir dan membentuk empiema.
CT Toraks berguna dalam memperlihatkan aktifitas dari pleuritis TB
dan empiema.
2. Penyebaran miliar
Akibat penyebaran hematogen tampak sarang-sarang sebesar l-2mm
atau sebesar kepala jarum (milium), tersebar secara merata di kedua
belah paru.
Pada foto toraks, TB miliaris ini menyerupai gambaran 'badai kabut’
(Snow storm apperance). Penyebaran seperti ini juga dapat terjadi pada
Ginjal, Tulang, Sendi, Selaput otak /meningen, dsb.
3. Stenosis bronkus
Stenosis bronkus dengan akibat atelektasis lobus atau segmen paru yang
bersangkutan sering menempati lobus kanan ( sindroma lobus medius )
4. Kavitas (lubang)
Timbulnya lubang ini akibat melunaknya sarang keju.
Dinding lubang sering tipis berbatas licin atau tebal berbatas tidak
licin. Di dalamnya mungkin terlihat cairan, yang biasanya sedikit.
Lubang kecil dikelilingi oleh jaringan fibrotik dan bersifat tidak
berubah-ubah pada pemeriksaan berkala (follow up) dinamakan lubang
sisa (residual cavity) dan berarti suatu proses lama yang sudah tenang.
15
Diagnosis banding TB paru secara radiologist
1. TB paru primer
Pembesaran KGB pada TB paru primer : Limfoma, sarkoidosis Pada
TB paru primer, pembesaran KGB dimulai dari hilus, baru ke
paratrakea, dan pada umumnya unilateral. Sedangkan pada limfoma
biasa dimulai dari paratrakea dan bilateral. Pada sarkoidosis
pembesaran KGB hilus bilateral,
Infiltrat unilateral lapangan bawah paru
TB anak: Pneumonia
2. TB post primer
1. NTM
2. Silikosis
3. Respiratory bronchiolitis interstitial lung disease (RB ILD)
4. Kavitas pada usia tua, kemungkinan karena tumor paru
5. kavitas multiple bisa dijumpai juga pada wegener granulomatosis dan
jamur.
VII. Komplikasi
16
Tuberkulosis pada tulang dan sendi
Frekuensi tuberculosis tulang yang paling penting adalah pada tulang belakang,
biasanya di daerah torakal dan lumbal, jarang di daerah servikal. Lesi biasanya
pada korpus vertebra dan proses dapat bermula di 3 tempat
Karena bagian depan korpus vertebra paling banyak mengaiami destruksi di sertai
adanya kolaps, maka korpus vertebra akan berbentuk baji dan pada tempat
17
tersebut timbul gibbus. Pada tipe sentral, abses timbul pada bagian tengah korpus
vertebra dan diskus lambat terkena proses. Bila lesi meluas ke tepi tulang, maka
proses selanjutnya adalah seperti pada tipe marginal
18
Meningitis Tuberkulosa
19
Tuberkulosis Parenkim
Tuberkulosis Abdominal
20
21
PENGOBATAN TUBERKULOSIS
Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Obat yang dipakai:
Panduan Pengobatan :
II. Kambuh : RHZES/ IRHZE sesuai hasil uji resistensi atau 2 RHZES/ 1 RHZE/
5 RHE
III. TB paru putus obat
Lama pengobatan sesuai dengan sebelumnya, lama berhenti minum obat dan
keadaan klinis, baketeriologi, dan radiologi saat ini atau 2 RHZES/ IRHZE/
5R3H3E3
V. MDR TB
Sesuai uji reistensi + OAT lini 2 atau H seumur hidup.
22
DAFTAR PUSTAKA
23