Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KE-5

PENGEMBANGAN RUMAH PENDUDUK DI PEDESAAN DI


NIAS SELATAN DENGAN KONSTRUKSI TAHAN GEMPA

Ditulis untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu :
Drs. Ir. Tamson Simarmata, M.T.

Oleh :

NAMA : CHINTIA ADRIAN

KELAS : MRKG-7B

NIM : 1605141035

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2019
Langkah 1 : Identifikasi dan definisikan masalahnya

Telah terjadi gempa bumi di daerah Nias Selatan, dan menyebabkan kerusakan
pada rumah penduduk pedesaan di Nias Selatan.

Kemudian, definisi masalahnya, yaitu : “bagaimana mengembangkan rumah


penduduk di pedesaan Nias Selatan dengan konstruksi tahan gempa?”

Salah satu penyebab besarnya kerusakan gempa adalah karena kondisi struktur
bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa bumi. Untuk itu diperlukan
tindakan terkait langkah aman membangun bangunan tahan gempa. Kunci
bangunan tahan gempa ada pada konstruksi yang kokoh dan memakai bahan-
bahan ringan. Pondasi, kolom, dan kuda-kuda atap harus dibangun dengan
konstruksi yang kuat. Semua komponen rumah juga harus menyatu dengan
sempurna. Atap dan dinding sebaiknya memakai bahan-bahan yang ringan. Saat
diguncang gempa, momentum bahan-bahan yang ringan saat berayun tidak begitu
besar. Benda-benda berat berayun dengan kencang saat diguncang gempa,
berisiko tinggi untuk jatuh atau roboh.

Gempa bumi merupakan sumber potensial bencana alam terbesar yang


menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mambawa kerugian jiwa dan materi.
Sebagai calon insinyur sipil mahasiswa perlu membekali diri dengan prinsip-
prinsip fundamental bagaimana menangani resiko bencana ini.

Mungkin pernyataan yang lebih tepat bagi masalah ini adalah “Bagaimana kita
bisa menciptakan konstrusi bangunan tahan gempa untuk mengurangi kerusakan
perumahaan di pedesaan secara tepat dan efisien?”

Langkah 2 : Bentuk tim desain

Karena kompleksnya masalah teknik modern saat ini, sebuah masalah desain
jarang ditangani oleh hanya seseorang saja; sebaliknya desain ditangani oleh tim
yang terdiri dari beberapa orang dengan kemampuan yang saling melengkapi.

Spesialisasi utama untuk teknik ini sebagai berikut:


❖ Insinyur konstruksi, menggunakan keahlian teknik dan manajemen untuk
membangun proyek tepat waktu sesuai dengan dana yang ditentukan.
Kemampuan mereka meliputi metode konstruksi, peralatan, pembiayaan,
perencanaan, dan manajemen
❖ Insinyur geoteknik, adalah orang-orang yang ahli di bidang mekanika
tanah. Keahlian mereka sangat esensial saat membangun fondasi,alur pipa,
dam, tanggul.
❖ Insinyur struktur, bertugas untuk menganalisis dan merancang struktur
untuk memastikan bahwa struktur tersebut aman, tidak hanya terhadap
bebannya sendiri, namun juga terhadap beban dinamis, seperti angin
topan, gempa bumi, badai salju, dan banjir.
❖ Perencana tata kota, mengembangkan masyarakat melalui perencanaan
area rumah tinggal.

Langkah 3 : Identifikasi hambatan-hambatan dan kriteria kesuksesannya

Setiap proyek pasti memiliki hambatan dan keterbatasan, karena setiap sumber
daya selalu terbatas. Semua hambatan harus teridentifikasi sejak awal sehingga
akan mempengaruhi perencanaan. Dalam permasalahan konstruksi bangunan
tahan gempa ini, memiliki beberapa hambatan yang sering terjadi, antara lain :

❖ Biaya
Sebelum proyek dimulai, insinyur harus tahu berapa biaya yang
dianggarkan, karena hal ini akn berpengaruh pada sumber daya yang akan
digunakan.

❖ Waktu
Seorang insinyur harus tahu alokasi waktu yang diberikan pada suatu
proyek karena hal ini menentukan jumlah dan jenis pilihan yang akan
mereka gunakan.

❖ Tenaga Kerja
Ketika tim pekerja proyek sudah terbentuk, seorang insinyur harus tahu
jumlah dan keahlian orang-orang yang dipekerjakan pada proyek tersebut.
Jumlah dana yang besar dan waktu yang cukup tidak akan menjamin
kesuksesan suatu proyek bila tidak menggunakan tenaga kerja yang tepat
untuk proyek tersebut.

❖ Sifat-sifat dan ketersediaannya


Para insinyur selalu terhambat oleh sifat-sifat suatu bahan. Pada
pengembangan rumah penduduk di desa Nias Selatan, bahan kayu yang
tidak efisien penggunaannya di saat sekarang sehingga kurang
tersediaannya kayu di alam.

❖ Kualitas
Kualitas sebuah produk ditentukan oleh konsumen. Kualitas sering kali
didefinisikan sebagai “kesesuaian dengan kegunaannya. Material yang
digunakan dalam pembangunan rumah tahan gempa sebaiknya mengikuti
aturan SK-PUPR No:III/KPTS/CK/1993 tentang Pedoman Pembangunan
Bangunan Tahan Gempa.

❖ Logistik
Produk pembangunan rumah tahan gempa membutuhkan material yang
dapat ditemukan dari tumbuhan seperti kayu. Namun ketersediaan kayu
yang minim di Nias Selatan sehingga membutuhkan kayu dari luar daerah.
Yang membutuhkan waktu lama untuk mobilisasi bahan.
Langkah 4 : Cari macam-macam solusinya

Pencarian solusi memaksa insinyur mengembangkan banyak ide untuk


menyelesaikan masalah desain. Biasanya, pengembangan ide ini merupakan
proses kreatif yang tidak dapat disederhanakan hanya dengan menggunakan
sebuah rumus algoritme. Berikut ini adalah beberapa macam-macam solusi
perencanaan bangunan tahan gempa:

DASAR-DASAR PERENCANAAN

1. Bentuk denah bangunan sebaiknya sederhana dan simetris

Sederhana dan Simetris


2. Penempatan dinding-dinding penyekat dan lubang-lubang pintu/jendela
diusahakan sedapat mungkin simetris terhadap sumbu-sumbu denah
bangunan. Contoh:

3. Bidang-bidang dinding sebaiknya membentuk kotak-kotak tertutup

4. Atap sedapat mungkin dibuat yang ringan


PONDASI

1) Alangkah baiknya bila tanah dasar pondasi merupakan tanah yang kering,
padat dan merata kekerasannya. Dasar pondasi sebaiknya terletak lebih
dalam dari 45 cm dibawah permukaan tanah asli.

2) Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus.


Pondasi dinding-dinding penyekat juga dibuat menerus. Bila pondasi
terdiri dari batuan kali, maka perlu dipasang balok pengikat/sloof
sepanjang pondasi tersebut.
Langkah 5 : Analisis setiap solusi yang potensial

Ketika pertama kali menganalisis solusi yang potensial, seorang anggota tim dapat
menggunakan perhitungan sederhana untuk menjelaskan sifat-sifat setiap desain.
Alternatif lain, anggota tim daat memakai pola yang bisa diubah-ubah misalnya
kebutuhan pada material yang menarik untuk menganalisis pilihan-pilihan desain
yang berbeda.

➢ Bangunan Rangka Kayu dengan Pondasi Menerus

➢ Detail hubungan dinding anyaman bambu diplester dengan konstruksi


kayu
CATATAN:

a. Bambu yang akan digunakan sebaiknya diawetkan terlebih dahulu, untuk


menghindari kerusakan oleh rayap (anai-anai).
b. Semua bahan kayu yang akan dipergunakan untuk rangka, kusen-kusen
pintu/jendela, daun pintu/jendela dan kuda-kuda harus kering dan
diawetkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

➢ Bangunan rangka kayu dengan dinding papan kayu atau gedek


a. Rangka dinding harus dilengkapi dengan batang-batang diagonal
seperti pada gambar dibawah.
b. Balok sill (sloof pondasi) perlu diikat dengan baik kepada pondasi batu
kali yang menerus, baut jangkar dengan diameter 12 mm dipasang
pada setiap jarak kira-kira 1,50 m.

c. Dinding
1) Hubungan antara batang-batang rangka dinding perlu diikat kuat,
umpamanya seperti yang terlihat pada gambar-gambar berikut ini:
2) Papan penutup dinding dipasang dengan baik

d. Atap

1) Atap diusahakan seringan mungkin. Untuk konstruksi pemikul atap dapat


digunakan antara lain kuda-kuda papan kayu.
2) Kuda-kuda atap diikat kuat kepada dinding.
3) Diadakan ikatan memanjang vertikal antara kuda-kuda atap satu sama lain

Langkah 6 : Pilih solusi yang terbaik

❖ Rumah Kayu Dinding Papan dengan Pondasi Menerus


1. Bahan pondasi ini dibuat dari pasangan batu kali dengan adukan untuk
spesi 1PC: 4 Psr.
2. Struktur bangunan atas harus terikat pada pondasi dengan menggunakan
angkur besi berdiameter 12 mm dan jarak maksimum 1,5 m.
3. Apabila menggunakan papan sebagai dinding, maka jumlah paku yang
digunakan sekurang-kurangnya 2 buah, dan sambungan pada papan satu
dengan lainnya digunakan sambungan alur lidah.
4. Untuk mendapatkan bangunan yang kokoh, maka pada setiap detail
sambungan pada struktur rangkanya sebaiknya mengunakan sambungan
takik yang dikencangkan dengan paku.
5. Detail A merupakan detail sambungan pada sudut bangunan antara ring
balok kayu dengan kolom:
a. Sambungan ring balok kayu disudut digunakan sambungan takik.
b. Sambungan kolom dengan ring balok menggunakan sambungan pasak.
c. Untuk menambah kekakuan, maka antara ring balok dengan kolom
dipasang sekur-sekur dari papan 2/20 cm dan dipaku.
Langkah 7 : Dokumentasikan solusinya

Setelah para insinyur mencari solusi dan membuat beberapa pilihan, mereka
sebaiknya mendokumentasikan hasilnya dalam format tertulis. Laporan sebaiknya
berisi tentang definisi masalah, identifikasi kriteria-kriteria untuk sukses,
penjelasan dan analisis pilihan-pilihan yang bervariasi, penjelasan skema prioritas
yang digunakan untuk mengevaluasi pilihan-pilihan tersebut, dan rekomendasi
pada beberapa pilihan terbaik. Penulisan yang baik adalah hal penting dalam
sebuah laporan. Laporan ini disebarkan kepada semua anggota tim, sehingga
setiap orang bisa bekerja dengan pola yang sama, dan sebelum disebarkan, semua
anggota harus sudah menyetujuinya.
Langkah 8 : Komunikasikan Semua Solusi dengan Pihak Manajemen

Para insinyur harus mengomunikasikan hasil mereka ke pihak manajemen dengan


cara mengirimkan salinan laporan tertulis ang sudah dibuat pada Langkah 7.
Sebagai tambahan, mereka mungkin ingin mendiskusikan hasil tersebut secara
personal, melalui telepon, atau melalui presentasi lisan secara resmi.

Langkah 9 : Membangun Solusi

Biasanya, sebuah prototipe dibuat. Prototipe dibuat sesuai dengan desain detail
dan telah teruji dengan baik, pembangunan rumah tahan gempa di Nias Selatan
telah diidentifikasikan dan dikontrak secara tertulis. Proses-proses telah
dipersiapkan dengan baik, strategi pemasaran harus dibuat dan keuangan dikelola
dengan baik. Buku panduan pemilik telah ditulis untuk nantinya disertakan
dengan produknya. Material cadangan harus tersedia untuk mendukung perawatan
rumah tahan gempa.

Langkah 10 : Verifikasi dan evaluasi untuk kerja solusi tersebut

Saat produk pertama dibuat dalam produksi massal. Contoh-contoh produk


tersebut harus diambil dari fasilitas produksi untuk menentukan apakah produk itu
sudah selesai dengan spesifikasi desain, jika ada masalah dengan fasilitas
produksi, maka harus segera disempurnakan.

Mulai saat inilah insinyur harus mulai berpikir tentang pengembangan produk
selanjutnya. Karena teknologi berubah dengan cepat, maka insinyur harus berpikir
untuk pengembangan teknik produksinya mengganti dengan material baru yang
bersifat lebih baik atau meningkatkan desain produk yang sesuai dengan
kebutuhan mutakhir konsumen.

Jika hasil test menunjukkan adanya ketidaksesuaian maka tim harus


memodifikasikan desain dan para tukang harus membuat komponen
penggantinya, modifikasi pada tahap ini merupakan sesuatu yang sangat mahal
karena dapat menimbulkan penundaan sekalipun demikian, bila peraltan memang
menunjukkan adanya ketidakberesan, maka penundaan ini merupakan hal yang
tidak bisa dihindari.

Anda mungkin juga menyukai