Anda di halaman 1dari 12

Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.

27 April 2017

PROBLEMATIKA SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN


Oleh: Akhmad Riadi
Dosen Tetap Pada Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

Abstrak
Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk
memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses
transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa
dalam segala hal. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya yang bertujuan mengembangkan
seluruh potensi kemanusiaan pada anak didik dalam mempersiapkan anak didik untuk menghadapi
berbagai tantangan dalam kehidupan.
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan Lehmann yang
dikutip oleh Ngalim Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan,
memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatifalternatif
keputusan. Setiap guru dalam melaksanakan evaluasi harus paham dengan tujuan dan manfaat dari
evaluasi atau penilaian tersebut. Tetapi ada juga guru yang tidak menghiraukan tentang kegiatan ini

Kata Kunci: Problematika, Sistem, Evaluasi, Pembelajaran

I. Pendahuluan siswa. Kegiatan belajar siswa ditentukan oleh kegiatan guru dalam mengajar. Salah
satu
A. Latar Belakang Masalah usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran
adalah dengan cara memperbaiki pengajaran
Berdasarkan fungsi dan tujuan yang banyak dipengaruhi oleh guru, karena pendidikan
nasional yang telah tertuang dalam pengajaran adalah suatu sistem, maka
UU No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3), perbaikannya harus mencakup keseluruhan pendidikan
nasional berfungsi mengembangkomponen dalam sistem pengajaran tersebut. kan kemampuan watak
serta peradaban bangsa
Komponen-komponen yang penting
di yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan antaranya adalah tujuan, materi dan evaluasi.
kehidupan bangsa serta mengembangkan
Guru harus mampu mengukur
potensi peserta didik agar menjadi manusia kompetensi yang telah dicapai oleh siswa dari yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan setiap proses pembelajaran atau setelah
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beberapa unit pelajaran, sehingga guru dapat berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi menentukan keputusan terhadap siswa warga
negara yang demokratis serta tersebut, apakah perlu diadakan perbaikan bertanggung jawab
(Mulyasa, 2007; 4). Untuk serta menentukan rencana pembelajaran mencapai
tujuan tersebut, maka dalam berikutnya baik dari segi materi ataupun lembaga pendidikan
formal yaitu sekolah, rencana strateginya. Oleh karena itu, guru keberhasilan suatu pendidikan akan
ditentukan setidaknya mampu menyusun instrumen tes oleh pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
maupun non tes, mampu membuat keputusan yaitu keterkaitan antara kegiatan guru dengan
bagi posisi siswanya, apakah telah dicapai belum. Kemampuan yang harus dimiliki oleh
harapan penguasaannya secara optimal atau guru kemudian menjadi suatu kegiatan rutin

1
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, II. Pembahasan A. Pengertian Sistem


dan mengevaluasi dari kompetensi Evaluasi Pembelajaran
siswasiswanya sehingga mampu menetapkan
Evaluasi dalam pendidikan terjadi proses
kebijakan pembelajaran selanjutnya.
belajar mengajar yang sistematis, yang terdiri
Evaluasi merupakan proses yang harus
dari banyak komponen. Masing-masing
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat target
komponen pengajaran tidak bersifat terpisah
pencapaian kinerja maupun dalam upaya
atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus
peningkatan mutu suatu organisasi. Sekolah
berjalan secara teratur, saling bergantung dan
sebagai suatu organisasi juga perlu
berkesinambungan. Proses belajar mengajar
melaksanakan suatu sistem evaluasi. Dengan
pada dasarnya adalah interaksi yang terjadi
tujuan mengetahui tingkat pencapaian kinerja
antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
sekolah yang nantinya akan digunakan dalam
pendidikan.
proses perencanaan sekolah dan siklus
Guru sebagai pengarah dan pembimbing,
pengembangan mutu sekolah.
sedang siswa sebagai orang yang mengalami dan
Guru adalah sumber daya utama dari
terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang
organisasi sekolah. Sehingga evaluasi terhadap
terjadi pada diri siswa setelah mengikuti proses
guru merupakan bagian yang penting dari suatu
belajar mengajar, maka guru bertugas
sistem evaluasi dalam sekolah. Bahkan
melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau
terdapat anggapan penilaian guru adalah
evaluasi atas ketercapaian siswa dalam belajar.
bagian integral dari praktik mengevaluasi
Selain memiliki kemampuan untuk menyusun
sekolah (Stake, 1989). Sebab kualitas guru
bahan pelajaran dan keterampilan menyajikan
diyakini berperan penting dalam meningkatkan
bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar
keseluruhan kualitas pendidikan (Peterson,
siswa, guru diharuskan memiliki kemampuan
2000; 450). Evaluasi pembelajaran merupakan
mengevaluasi ketercapaian belajar siswa, karena
suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses
evaluasi merupakan salah satu komponen
belajar mengajar. Informasi-informasi
penting dari kegiatan belajar mengajar.
diperoleh dari pelaksanaan evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk
evaluation. Menurut Mehrens dan Lehmann
memperbaiki kualitas proses belajar mengajar.
yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, evaluasi
Setiap guru dalam melaksanakan
dalam arti luas adalah suatu proses
evaluasi harus paham dengan tujuan dan
merencanakan, memperoleh dan menyediakan
manfaat dari evaluasi atau penilaian tersebut.
informasi yang sangat diperlukan untuk
Tetapi ada juga guru yang tidak menghiraukan
membuat alternatif-alternatif keputusan
tentang kegiatan ini, yang penting ia masuk
(Ngalim Purwanto, 2004; 3).
kelas, mengajar, mau ia laksanakan evaluasi di
Hubungan dengan kegiatan pengajaran,
akhir pelajaran atau tidak itu urusannya. Yang
evaluasi mengandung beberapa pengertian, di
jelas pada akhir semester ia telah mencapai antaranya adalah: a) Menurut
target kurikulum. Ini yang menjadi Norman
permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini. Gronlund, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto
dalam buku Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan keputusan sampai

2
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

sejauh mana tujuan dicapai oleh siswa. B) perilaku awal (entry behavior) siswa,
Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi komponen input instrumental yakni
pendidikan adalah penaksiran terhadap kemampuan profesional guru atau tenaga
pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah kependidikan, komponen kurikulum (program
tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah studi, metode, media), komponen
ditetapkan di dalam kurikulum (Ngalim administrative (alat, waktu, dana), komponen
Purwanto, 2004; 3). proses ialah prosedur pelaksanaan
Roestiyah dalam bukunya pembelajaran, komponen output ialah hasil
MasalahMasalah Ilmu Keguruan yang pembelajaran yang menandai ketercapaian
kemudian dikutip oleh Slameto, tujuan pembelajaran (Oemar Hamaliki, 1995;
mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai 171).
berikut (Slameto, 2001; 6): a) Evaluasi adalah
proses memahami atau memberi arti, B.Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu
informasi bagi petunjuk pihak-pihak Dilihat dari fungsinya yaitu dapat
pengambil keputusan. b) Evaluasi ialah memperbaiki program pengajaran, maka
kegiatan mengumpulkan data seluasluasnya, evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam
sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan penilaian formatif atau evaluasi formatif, yaitu
kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab evaluasi yang dilaksanakan pada akhir program
akibat dan hasil belajar siswa yang dapat belajar mengajar untuk melihat tingkat
mendorong dan mengembangkan kemampuan keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri
belajar. c) Dalam rangka pengembangan sistem (Nana Sudjana, 1991; 5). Menurut Anas
instruksional, evaluasi merupakan suatu Sudijono, evaluasi formatif ialah evaluasi yang
kegiatan untuk menilai seberapa jauh program dilaksanakan di tengah-tengah atau pada saat
telah berjalan seperti yang telah direncanakan. berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu
d) Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan dilaksanakan pada setiap kali satuan program
apakah tujuan pendidikan dan apakah proses pelajaran atau sub pokok bahasan dapat
dalam pengembangan ilmu telah berada di diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui
jalan yang diharapkan. sejauh mana peserta didik .telah terbentuk.
Seorang pendidik harus mengetahui sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
sejauh mana keberhasilan pengajarannya ditentukan (Anas Sudijono, 2006; 23).
tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki Secara umum, dalam bidang pendidikan,
serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar evaluasi bertujuan untuk: a) Memperoleh data
mengajar, dan untuk memperoleh keputusan pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai
tersebut maka diperlukanlah sebuah proses di mana tingkat kemampuan dan tingkat
evaluasi dalam pembelajaran atau yang disebut keberhasilan peserta didik dalam pencapaian
juga dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh
pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses proses pembelajaran dalam jangka waktu yang
belajar mengajar. Secara sistemik, evaluasi telah ditentukan. b) Mengukur dan menilai
pembelajaran diarahkan pada sampai di manakah efektifitas mengajar dan
komponenkomponen sistem pembelajaran metode-metode mengajar yang telah diterapkan
yang mencakup komponen raw input, yakni

3
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan untuk keperluan perencanaan pendidikan, serta
belajar yang dilaksanakan oleh peserta. j) Memberi informasi kepada masyarakat yang
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari memerlukan, dan k) Merupakan feedback bagi
kegiatan evaluasi dalam bidang siswa, guru dan program pengajaran. l) Sebagai
pendidikan adalah: a) Untuk merangsang alat motivasi belajar mengajar m) Untuk
kegiatan peserta didik dalam menempuh keperluan pengembangan dan perbaikan
program Pendidikan. b) Untuk mencari dan kurikulum sekolah yang bersangkutan (Ngalim
menemukan faktor-faktor penyebab Purwanto, 1984; 7).
keberhasilan peserta didik dalam mengikuti Fungsi evaluasi bagi guru perlu
program pendidikan, sehingga dapat dicari dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar
ditemukan jalan keluar atau cara-cara evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai
perbaikannya (Anas Sudijono, 2006; 17). sasaran. Hal ini didasarkan karena hampir setiap
Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk
untuk kepentingan pengambilan keputusan, menilai keberhasilan belajar siswa serta program
misalnya tentang akan digunakan atau tidaknya pengajaran.
suatu pendekatan, metode, atau teknik. Dalam
keadaan pengambilan keputusan proses C. Prinsip dan Teknik Evaluasi
pembelajaran, evaluasi sangat penting karena Pembelajaran
telah memberikan informasi mengenai
keterlaksanaan proses belajar mengajar, Prinsip diperlukan sebagai pemandu
sehingga dapat berfungsi sebagai pembantu dalam kegiatan evaluasi. Di antara
dan pengontrol pelaksanaan proses belajar prinsipprinsip evaluasi adalah sebagai berikut: a)
mengajar. Dengan demikian, betapa penting Prinsip Objektif Evaluasi harus dilaksanakan
fungsi evaluasi itu dalam proses belajar secara objektif. Objektif artinya tanpa pengaruh,
mengajar. karena evaluasi harus berdasarkan data-data
Secara garis besar evaluasi berfungsi yang nyata dan harus berdasarkan testing yang
untuk (Slameto, 2001; 15-16): a) Mengetahui telah dilaksanakan. b) Prinsip Kontinu Evaluasi
kemajuan kemampuan belajar murid. Dalam harus dilaksanakan secara kontinu. Maksudnya
evaluasi formatif, hasil dari evaluasi evaluasi itu harus dilaksanakan terus menerus. c)
selanjutnya digunakan untuk memperbaiki cara Prinsip komprehensif Evaluasi hendaknya
belajar siswa. b) Mengetahui status akademis dilaksanakan secara komprehensif. Artinya
seseorang siswa dalam kelasnya. c) evaluasi itu hendaknya sejauh mungkin harus
Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam mengenai pada semua aspek kepribadian murid
kelemahan seseorang siswa atas suatu unit (Subari, 1994; 172).
pelajaran. d) Menegtahui efisiensi metode Prinsip evaluasi menurut
mengajar yang digunakan guru. e) Menunjang standar penilaian pendidikan jenjang
pelaksanaan BK di sekolah. f) Memberi pendidikan dasar dan menengah, prinsip
laporan kepada siswa dan orang tua g) Hasil tersebut mencakup (BSNP, 2007; 4-6):
evaluasi dapat digunakan untuk keperluan a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data
promosi siswa. h) Hasil evaluasi dapat yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
digunakan untuk keperluan pengurusan Oleh karena itu, instrumen yang digunakan
(streaming) i) Hasil evaluasi dapat digunakan perlu disusun melalui prosedur sebagaimana

4
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti f. Menyeluruh dan berkesinambungan Berarti
kesahihan dan keandalan. penilaian mencakup semua aspek kompetensi
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada dengan menggunakan berbagai teknik
prosedur dan kriteria yang jelas, tidak penilaian yang sesuai, untuk memantau
dipengaruhi subjektifitas penilai. Oleh karena perkembangan kemampuan peserta didik.
itu, pendidik perlu menggunakan rubrik atau Oleh karena itu, penilaian bukan semata-mata
pedoman dalam memberikan skor terhadap untuk menilai prestasi peserta didik melainkan
jawaban peserta didik atas butir soal uraian harus mencakup semua aspek hasil belajar
dan tes praktik atau kinerja sehingga dapat untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
meminimalkan subjektifitas pendidik. g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan berencana dan bertahap dengan mengikuti
dan tidak merugikan peserta didik karena langkah-langkah baku. Oleh karena itu,
berkebutuhan khusus, perbedaan latar penilaian dirancang dan dilakukan dengan
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang
status sosial ekonomi, atau gender. ditetapkan. Dalam penilaian kelas, misalnya,
Faktorfaktor tersebut tidak relevan di dalam guru mata pelajaran agama menyiapkan
penilaian, oleh karena itu perlu dihindari agar rencana penilaian bersamaan dengan
tidak berpengaruh terhadap hasil penilaian. menyusun silabus dan RPP.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik h. Beracuan Kriteria, berarti penilaian
merupakan salah satu komponen yang tidak didasarkan pada ukuran pencapaian
terpisahkan kegiatan pembelajaran. Hasil kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu,
penilaian dalam hal ini benar-benar dijadikan instrumen penilaian disusun dengan merujuk
dasar untuk memperbaiki proses pada kompetensi (SKL, SK, dan KD). Selain
pembelajaran yang diselenggarakan oleh itu, pengambilan keputusan didasarkan pada
peserta didik. Jika hasil penilaian kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
menunjukkan banyak peserta didik yang i. Akuntabel, berarti penilaian dapat
gagal, sementara instrumen yang digunakan dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu,
berarti proses pembelajaran kurang baik. penilaian dilakukan dengan mengikuti
Dalam hal demikian, pendidik harus prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan
memperbaiki rencana dan/atau pelaksanaan keputusan yang diambil memiliki dasar yang
pembelajarannya. objektif.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria Istilah teknik dapat diartikan sebagai
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat yang
dapat diketahui oleh pihak yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan
berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik evaluasi. Berbagai macam teknik penilaian
menginformasikan prosedur dan kriteria dapat dilakukan secara komplementer (saling
penilaian kepada peserta didik, dan pihak melengkapi sesuai dengan kompetensi yang
yang berkepentingan dapat mengakses dinilai. Dalam konteks evaluasi hasil proses
prosedur dan kriteria penilaian serta dasar pembelajaran di sekolah dikenal adanya 2
penilaian yang digunakan. macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi
dilakukan dengan jalan menguji peserta didik,

5
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

sedangkan teknik non test, maka evaluasi tertulis dan tes lisan (Anas Sudijono, 2006;
dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik. 75).

1. Teknik tes 2. Teknik non tes


Tes adalah alat atau prosedur yang Dengan teknik non tes (Suharsimi
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan Arikunto, 2002; 27-31), maka penilaian atau
penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan
pemberian tugas atau serangkaian tugas baik dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan
berupa pertanyaan-pertanyaan atau dilakukan dengan cara: 1) Skala bertingkat
perintahperintah oleh testee sehingga dapat (rating scale) skala menggambarkan suatu nilai
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee pertimbangan. 2) Questioner (Angket) yaitu
lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
tertentu (Anas Sudijono, 2006; 67). orang yang akan diukur (responden) 3) Daftar
Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki cocok (check list) yaitu deretan pernyataan di
oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan mana responden yang dievaluasi tinggal
belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang
tiga golongan: 1) Tes diagnostik adalah tes sudah disediakan. 4) Wawancara (Interview)
yang digunakan untuk mengetahui suatu metode atau cara yang digunakan untuk
kelemahankelemahan siswa sehingga mendapatkan jawaban dari responden dengan
berdasarkan kelemahan-kelemahan siswa jalan tanya jawab sepihak. 5) Pengamatan
tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan (observation) suatu teknik yang dilakukan
yang tepat (Suharsimi Arikunto, 2002; 63), 2) dengan cara mengadakan pengamatan secara
Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk teliti serta pencatatan secara sistematis. 6)
mengetahui sudah sejauhmanakah peserta Riwayat hidup, gambaran tentang keadaan
didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan seseorang selama dalam masa kehidupannya.
pengajaran yang telah ditentukan setelah Adapun langkah-langkah evaluasi
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam (penilaian) berdasarkan standar penilaian KTSP
jangka waktu tertentu. Di sekolah tes formatif pada mata pelajaran PAI adalah sebagai berikut
ini dikenal dengan istilah ulangan harian. 3) (BSNP, 2007; 6-8): 1) Tes tertulis adalah suatu
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang teknik penilaian yang menuntut jawaban secara
dilaksanakan setelah sekumpulan satuan tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang
program pengajaran selesai diberikan, di jawabannya berupa pilihan meliputi antara lain
sekolah tes ini dikenal dengan ulangan umum, pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan,
di mana hasilnya digunakan untuk mengisi sedangkan tes yang jawabannya berupa isian
nilai raport atau mengisi Surat Tanda Tamat berbentuk isian singkat atau uraian. 2) Observasi
Belajar (STTB) atau Ijazah (Anas Sudijono, atau pengamatan adalah teknik penilaian yang
2006; 71-73). dilakukan dengan menggunakan indera secara
Apabila ditinjau dari langsung. Observasi dilakukan dengan
segi cara mengajukan pertanyaan dan menggunakan pedoman observasi yang berisi
cara memberikan jawabannya, tes dapat sejumlah indikator perilaku yang diamati. 3) Tes
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu, tes praktik, juga biasa disebut tes kinerja, adalah

6
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

teknik penilaian yang menuntut peserta didik pendidik selama proses pembelajaran yang
mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik berisi informasi hasil pengamatan tentang
dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
kinerja. berkait dengan kinerja ataupun sikap dan
Tes identifikasi dilakukan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara
untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi deskriptif. 8) Penilaian diri merupakan teknik
sesuatu hal berdasarkan fenomena yang penilaian dengan cara meminta peserta didik
ditangkap melalui alat indera, misalnya untuk mengemukakan kelebihan dan
mengidentifikasi adanya kesalahan bacaan Al- kekurangan dirinya, penguasaan kompetensi
Quran (dalam Pendidikan Agama Islam) yang yang ditargetkan, dan pengamalan ajaran agama
diperdengarkan kepadanya. Tes simulasi yang dianutnya. 9) Penilaian antar teman
digunakan untuk mengukur kemahiran merupakan teknik penilaian dengan cara
bersimulasi memperagakan suatu tindakan, meminta peserta didik untuk mengemukakan
misalnya praktik simulasi memandikan mayat. kelebihan dan kekurangan, penguasaan
Tes kinerja dipakai untuk mengukur kemahiran kompetensi, dan pengamalan ajaran agama
mendemonstrasikan pekerjaan yang yang dianut temannya.
sesungguhnya, misalnya berupa kegiatan tes Langkah-langkah evaluasi merupakan
untuk mengukur kemahiran membaca alQur’an. bagian integral dari pendidikan atau pengajaran
4) Penugasan adalah suatu teknik penilaian sehingga perencanaan atau penyusunan,
yang menuntut peserta didik melakukan pelaksanaan dan pendayagunaannyapun tidak
kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran dapat dipisahkan dari keseluruhan program
di kelas. Penugasan dapat diberikan dalam pendidikan atau pengajaran (Slameto, 2001; 45).
bentuk individual atau kelompok. Penugasan Hasil dari evaluasi yang diperoleh selanjutnya
dapat berupa pekerjaan rumah atau proyek. dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar
Pekerjaan rumah adalah tugas menyelesaikan siswa (fungsi formatif). Agar evaluasi dapat
soal-soal dan latihan yang dilakukan peserta dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan
didik di luar kegiatan kelas. Proyek adalah dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu
suatu tugas yang melibatkan kegiatan mengikuti langkah-langkah berikut ini (Anas
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara Sudijono, 2006; 93-97);
tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu dan a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
umumnya menggunakan data lapangan. 5) Tes Perencanaan evaluasi hasil belajar itu
lisan dilaksanakan melalui komunikasi umumnya mencakup: 1) Merumuskan tujuan
langsung antara peserta didik dengan penguji dilaksanakannya evaluasi. Hal ini
dan jawaban diberikan secara lisan. Tes jenis ini
disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan
memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman
berjalan tanpa arah dan mengakibat-kan
penskoran. 6) Penilaian portofolio adalah
evaluasi menjadi kehilangan arti dan
penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
fungsinya. 2) Menetapkan aspek-aspek yang
portofolio peserta didik. Portofolio adalah
kumpulan karya-karya peserta didik dalam akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif,
bidang tertentu yang diorganisasikan untuk afektif atau psikomotorik. 3) Memilih dan
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, menentukan teknik yang akan dipergunakan
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun di dalam pelaksanaan evaluasi misalnya
waktu tertentu. 7) Jurnal merupakan catatan apakah menggunakan teknik tes atau non tes.

7
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

4) Menyusun alat-alat pengukur yang Sedangkan prosedur penilaian


dipergunakan dalam pengukuran dan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti mulia oleh pendidik menggunakan
butir-butir soal tes. 5) Menentukan tolok langkahlangkah sebagai berikut (BSNP, 2007;
ukur, norma atau kriteria yang akan 12-19):
dijadikan pegangan atau patokan dalam a. Penentuan tujuan penilaian merupakan
memberikan interpretasi terhadap data hasil langkah awal dalam rangkaian kegiatan
evaluasi. 6) Menentukan frekuensi dari penilaian secara keseluruhan, seperti untuk
kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri. penilaian harian, tengah semester, akhir
b. Menghimpun data dalam evaluasi semester, kenaikan kelas, atau penilaian akhir
pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan dari satuan pendidikan.
menghimpun data adalah melaksanakan b. Penyusunan kisi-kisi penilaian merupakan
pengukuran, misalnya dengan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
menyelenggarakan tes pembelajaran perencanaan pembelajaran dalam bentuk
c. Melakukan verifikasi data dimaksudkan silabus dan Rencana
untuk memisahkan data yang baik (yang Pelaksanaan
dapat memperjelas gambaran yang akan Pembelajaran (RPP).
diperoleh mengenai diri individu atau c. Perumusan indikator pencapaian
sekelompok individu yang sedang dievaluasi dikembangkan oleh pendidik berdasarkan KD
dari data yang kurang baik (yang akan mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal
mengaburkan gambaran yang akan diperoleh sebagai berikut: 1) Rumusan indikator
apabila data itu ikut serta diolah). menggunakan kata kerja operasional. 2) Tiap
d. Mengolah dan menganalisis data hasil KD dikembangkan dua atau lebih indikator 3)
evaluasi dilakukan dengan memberikan Tiap indikator dapat dibuat lebih dari satu
makna terhadap data yang telah berhasil butir instrumen. 4) Indikator memiliki aspek
dihimpun dalam kegiatan evaluasi. manfaat atau terkait dengan kehidupan sehari-
e. Memberikan interpretasi dan menarik hari.
kesimpulan, interpretasi terhadap data hasil d. Penyusunan Instrumen tes disesuaikan dengan
evaluasi belajar pada hakikatnya adalah karakteristik teknik dan bentuk butir
merupakan verbalisasi dari makna yang instrumennya.
terkandung dalam data yang telah e. Telaah Instrumen penilaian dalam bentuk
mengalami pengolahan dan penganalisisan. tertulis, lisan maupun kinerja harus melalui
f. Tindak lanjut hasil evaluasi Bertitik tolak analisis secara kualitatif yang dilakukan
dari data hasil evaluasi yang telah disusun, bersama dengan teman sejawat. Selain itu,
diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan pendidik dapat juga melakukan analisis secara
sehingga dapat diketahui apa makna yang kuantitatif.
terkandung di dalamnya, maka pada f. Pelaksanaan penilaian dilakukan dalam
akhirnya evaluasi akan dapat mengambil bentuk ulangan harian, ulangan tengah
keputusan atau merumuskan semester, ulangan akhir semester, penugasan,
kebijakankebijakan yang akan dipandang dan pengamatan dengan menggunakan
perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan instrumen yang sesuai dengan standar
evaluasi tersebut. kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian

8
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi Profesionalisme menjadi tuntutan guru dalam
yang memungkinkan peserta didik pekerjaannya. Apalagi profesi guru yang
menunjukkan kemampuan optimalnya yang sehari-hari menangani benda hidup yang
dilakukan sesuai dengan prinsipprinsip berupa anak-anak atau siswa dengan
penilaian. karakteristik yang masing-masing tidak sama.
Penilaian dan evaluasi pasti dilakukan Pekerjaan guru menjadi lebih berat tatkala
dalam proses pembelajaran. Penilaian dan menyangkut peningkatan kemampuan anak
evaluasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui didiknya, sedangkan kemampuan dirinya
kemampuan peserta didik apakah sudah mengalami stagnansi. Dan yang terlihat dalam
memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan saat ini adalah permasalahan guru
atau belum. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kegagalan guru dalam melakukan
merupakan klasifikasi kemampuan lulusan yang evaluasi.
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Guru dalam fungsinya sebagai penilai
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan hasil belajar siswa, guru hendaknya terus
sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan menerus mengikuti hasil belajar yang telah
peserta didik dari satuan pendidikan. Selain itu dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.
evaluasi bertujuan untuk mengetahui sampai Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini
sejauh mana daya serap peserta didik terhadap merupakan umpan balik (feed back) terhadap
produk bahasan yang pendidik terapkan. Ada proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan
beberapa jenis alat evaluasi, yaitu : bentuk tes dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan
tertulis dan tidak tertulis. Jika kita perhatikan meningkatkan proses belajar mengajar
dunia pendidikan, kita akan mengetahui bahwa selanjutnya. Dengan demikian proses belajar
setiap jenis atau bentuk pendidikan pada waktu- mengajar akan terus dapat ditingkatkan untuk
waktu tertentu selama satu periode pendidikan memperoleh hasil yang optimal.
selalu mengadakan evaluasi, yang artinya pada Khusus untuk mata pelajaran
waktu-waktu tertentu selama satu periode matematika hampir semua guru telah
pendidikan selalu mengadakan penilaian melaksanakan evaluasi di akhir proses belajar
terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh mengajar di dalam kelas. Namun hasil yang
pihak terdidik maupun oleh pendidik. diperoleh kadang-kadang kurang memuaskan.
Kadang-kadang hasil yang dicapai di bawah
D. Problematika dalam Evaluasi standar atau di bawah rata-rata.
Pembelajaran Mata pelajaran yang lainnya kadang
Melalui penelaahan pencapaian tujuan dilaksanakan pada akhir pelajaran, dan ada juga
pengajaran, guru dapat mengetahui apakah pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
proses belajar yang dilakukan cukup efektif Kapan waktu pelaksanaan evaluasi tersebut
memberikan hasil yang baik dan memuaskan tidak menjadi masalah bagi guru yang terpenting
atau sebaliknya. Jadi jelaslah bahwa guru dalam satu kali pertemuan ia telah melaksanakan
hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian terhadap siswa di kelas.
penilaian, karena dengan penilaian guru dapat Tetapi ada juga guru yang enggan
mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa melaksanakan evaluasi di akhir pelajaran,
setelah ia melaksanakan proses belajar. karena keterbatasan waktu, menurut mereka
lebih baik menjelaskan semua materi pelajaran

9
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

sampai tuntas untuk satu kali pertemuan, dan diberikan. Dan akhirnya nilai yang
pada pertemuan berikutnya di awal pelajaran diperoleh jauh dari apa yang diharapkan.
siswa diberi tugas atau soal-soal yang 2. Guru kurang menguasai kelas. Guru yang
berhubungan dengan materi tersebut. kurang mampu menguasai kelas mendapat
Ada juga guru yang berpendapat, bahwa hambatan dalam menyampaikan materi
penilaian di akhir pelajaran tidak mutlak dengan pelajaran, hal ini dikarenakan suasana kelas
tes tertulis. Bisa juga dengan tes lisan atau tanya yang tidak menunjang membuat anak yang
jawab. Kegiatan dirasakan lebih praktis bagi betul-betul ingin belajar menjadi
guru, karena guru tidak perlu bersusah payah terganggu.
mengoreksi hasil evaluasi anak. Tetapi kegiatan 3. Guru enggan mempergunakan alat peraga
ini mempunyai kelemahan yaitu anak yang suka dalam mengajar. Kebiasaan guru yang
gugup walaupun ia mengetahui jawaban dari tidak mempergunakan alat peraga
soal tersebut, ia tidak bisa menjawab dengan memaksa anak untuk berpikir verbal
tepat karena rasa gugupnya itu. Dan kelemahan sehingga membuat anak sulit dalam
lain tes lisan terlalu banyak memakan waktu dan memahami pelajaran dan otomatis dalam
guru harus punya banyak persediaan soal. Tetapi evaluasi di akhir pelajaran nilai anak
ada juga guru yang mewakilkan beberapa orang menjadi jatuh.
anak yang pandai, anak yang kurang dan 4. Guru kurang mampu memotivasi anak
beberapa orang anak yang sedang dalam belajar, sehingga dalam
kemampuannya utnuk menjawab beberapa menyampaikan materi pelajaran, anak
pertanyaan atau soal yang berhubungan dengan kurang menaruh perhatian terhadap materi
materi pelajaran itu. yang disampaikan oleh guru, sehingga ilmu
Setiap guru dalam melaksanakan yang terkandung di dalam materi yang
evaluasi harus paham dengan tujuan dan disampaikan itu berlalu begitu saja tanpa
manfaat dari evaluasi atau penilaian tersebut. ada perhatian khusus dari anak didik.
Tetapi ada juga guru yang tidak menghiraukan 5. Guru menyamaratakan kemampuan anak di
tentang kegiatan ini, yang penting ia masuk dalam menyerap pelajaran. Setiap anak
kelas, mengajar, mau ia laksanakan evaluasi di didik mempunyai kemampuan yang
akhir pelajaran atau tidak itu urusannya. Yang berbeda dalam menyerap materi pelajaran.
jelas pada akhir semester ia telah mencapai Guru yang kurang tanggap tidak
target kurikulum. Ini yang menjadi mengetahui bahwa ada anak didiknya yang
permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini. daya serapnya di bawah rata-rata
Hal ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu: mengalami kesulitan dalam belajar.
1. Guru kurang menguasai materi pelajaran, 6. Guru kurang disiplin dalam mengatur
sehingga dalam menyampaikan materi waktu. Waktu yang tertulis dalam jadwal
pelajaran kepada anak kalimatnya sering pelajaran, tidak sesuai dengan praktik
terputus-putus ataupun berbelit-belit yang pelaksanaannya. Waktu untuk memulai
menyebabkan anak menjadi bingung dan pelajaran selalu telat, tetapi waktu istirahat
sukar mencerna apa yang disampaikan oleh dan jam pulang selalu tepat atau tidak
guru tersebut. Tentu saja di akhir pelajaran pernah telat.
mereka kewalahan menjawab pertanyaan 7. Guru enggan membuat persiapan mengajar
atau tidak mampu mengerjakan tugas yang atau setidaknya menyusun langkah-

10
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

langkah dalam mengajar, yang disertai 6. Guru kurang disiplin dalam mengatur waktu.
dengan ketentuan-ketentuan waktu untuk 7. Guru enggan membuat persiapan mengajar.
mengawali pelajaran, waktu untuk kegiatan 8. Guru tidak mempunyai kemajuan untuk
proses dan ketentuan waktu untuk akhir menambah atau menimba ilmu.
pelajaran. 9. Guru dalam tes lisan di akhir pelajaran
8. Guru tidak mempunyai kemajuan untuk kurang terampil mengajukan pertanyaan
menambah atau menimba ilmu, misalnya kepada murid.
membaca buku atau bertukar pikiran 10.Guru selalu mengutamakan pencapaian target
dengan rekan guru yang lebih senior dan kurikulum.
profesional guna menambah wawasannya. DAFTAR PUSTAKA
9. Guru dalam tes lisan di akhir pelajaran
kurang terampil mengajukan pertanyaan
kepada murid, sehingga murid kurang Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian
memahami tentang apa yang dimaksud Suatu Pendekatan Praktek.
oleh guru. Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
10. Guru selalu mengutamakan pencapaian
--------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,
target kurikulum. Guru jarang
Jakarta : Bumi Aksara, 2002.
memperhatikan atau menganalisis berapa
persen daya serap anak terhadap materi BSNP, Panduan Penelitian Kelompok Mata
pelajaran tersebut Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia.
Jakarta: Depdiknas, 2007.
III. Simpulan
Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Islam Dalam
Setiap guru dalam melaksanakan Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Ruhama,
evaluasi harus paham dengan tujuan dan 1995.
manfaat dari evaluasi atau penilaian tersebut.
Tetapi ada juga guru yang tidak menghiraukan Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran,
tentang kegiatan ini, yang penting ia masuk Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
kelas, mengajar, mau ia laksanakan evaluasi di --------------, Pendidikan Guru Berdasarkan
akhir pelajaran atau tidak itu urusannya. Yang Pendekatan Kompetensi, Jakarta: Bumi
jelas pada akhir semester ia telah mencapai Aksara, 2006.
target kurikulum. Ini yang menjadi
permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini, Ismail Bukhori, Abi Abdilah, Hadits Bukhori,
yang disebabkan oleh: Jus I. Darul Kitab, 220 H.
1. Guru kurang menguasai materi pelajaran.
2. Guru kurang menguasai kelas. Kunandar, Guru Profesional: Implementasi
3. Guru enggan mempergunakan alat peraga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dalam mengajar. dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,
4. Guru kurang mampu memotivasi anak dalam Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
belajar. Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam
5. Guru menyamaratakan kemampuan anak di Berbasis Kompetensi Konsep dan
dalam menyerap pelajaran.

11
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017

Implementasi. Bandung: PT. Remaja --------------, Penilaian Hasil Proses Belajar


Rosda Karya. Medai, 2004. Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1991.
Team, Undang-undang Sisdiknas, Surabaya:
Media Center, 2005. Toha, Chabib, Metodologi Pengajaran Agama,
Semarang: Pustaka Pelajar, 1999.
Mulyasa, E, Standar Kompetensi Sertifikasi
Guru, Bandung: PT. Remaja Rosda Umbra, Citra, Undang-undang Guru
Karya, 2007. dan Dosen, Bandung: Citra Umbra,
2006.
N.K. Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu
Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1989. Usman, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial,
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Uzer Usman, Moch, Menjadi Guru
Remaja Rosda Karya, 2004. Profesional, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2005.
Penyusun, Team, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Ngadirejo:
Depdiknas, 2009.
Rosada, Dede, Paradigma
Pendidikan Demokratis: Sebuah Model
Masyarakat
Dalam Penyelenggaraan Pendidikan,
Jakarta: Perendra Media, 2004.
Samana, A, Profesionalisme Keguruan,
Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Sriyanti, Lilik, Penulisan Karya Ilmiah.
Yogyakarta, 2007.
Subari, Supervisi Pendidikan,
Yogyakarta: Bumi Aksara, 1994
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: PT. Raka Grafindo
Persada, 2006.
Sudjana, Nana, Penelitian dan Penilaian
Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989.

--------------, Dasar-dasar Proses Belajar


Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1989.

12

Anda mungkin juga menyukai