KELOMPOK 3
FADLURROHMAN ( 1904015100 )
DJUWITA SEPTIANI ( 1904015020 )
ADE RAHMANIA TEREZZA ( 1904015018 )
NUR ALIFA AZYYATI ( 1904015266 )
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian patogen, contoh dari bakteri patogen asli dan
tidak asli, jenis-jenis patogen dan cara mencegah patogen masuk ke tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Patogen
Mikroba patogen yang berasal dari pangan akan bekerja dalam tiga
mekanisme, yaitu secara infeksi, intoksikasi, dan toksikoinfeksi. Pertama infeksi
terjadi bila mikroba patogen masuk ke dalam tubuh akan membentuk koloni dengan
menggunakan fimbri atau faktor adheren lainnya dan dapat menembus (invasi) bagian
organ dalam atau jaringan tubuh menggunakan toksin atau enzim yang dihasilkan dan
dampaknya bersifat lambat. Contoh mikroba yang mengakibatkan infeksi adalah
Salmonella penyebab peyakit salmonellosis. Kedua, intoksikasi disebabkan oleh
terkonsumsinya toksin ekstraseluler yang dihasilkan oleh mikroba yang mencemari
pangan. Intoksikasi tidak memerlukan adanya mikroba hidup pada pangan yang
dikonsumsi karena umumnya toksin mikroba telah dieksresikan ke medium di
sekitarnya (ke dalam pangan) pada saat mikroba tumbuh dan mencemari pangan.
Dampak yang ditimbulkan relatif cepat karena toksin telah tersedia. Contoh mikroba
yang dapat menyebabkan intoksikasi adalah S. aureus karena pengahasil toksin.
Ketiga, toksikoinfeksi adalah terjadinya sekresi racun bila sel mikroba telah berada
dalam tubuh. Contoh mikroba yang mengakibatkan toksikoinfeksi adalah Bacillus
cereus dan Clostridium perfringers.
1. Saluran pernapasan
Saluran pernapasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme
infeksius. Mikroorganismeterhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk
partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak,
tuberculosis, dan cacar air
2. Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan
makanan atau minuman dan melalui jari-jari tangan yang terkontaminasi
mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorgansme tersebut akan
dihancurkan oleh asam klorida ( HCl ) dan enzim-enzim dilambung, atau oleh
empedudan enzim di usus halus. Mikroorganisme yang bertahan dapat
menimbulkan penyakit. Misalnya, demam tifoid, disentri amoeba, hapatitis A,
dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat
ditransmisikan ke inang lainyya melalui air, makanan, atau jari-jari tangan
yang terkontaminasi.
3. Kulit dan selaput lendir.
Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak
mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme.
Beberapa mikroorganisme memasukitubuh melalui daerah terbuka pada kulit,
folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat.Mikroorganisme lain
memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan bawah kulit atau
melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini disebut rute pare
nteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan dapat membuka
rute infeksi parenteral.
4. Rongga Mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni
mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat
kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat
pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada
permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolisme, menghidrolisis sukrosa
menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim
glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu
fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat.
Akumulasi bakteri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dan
membentuk plak gigi. Populasi bakteri plak didominasi
oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak sangat tidak
permeable terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh bakteri
tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akan melunakkan
enamel gigi tepat plak tersebut melekat.
maupun toksin (botulin) pada makanan kaleng antara lain adanya cairan jernih
agak keputihan, kemasan yang retak, tutup dan sambungan kaleng yang kendor,
atau timbulnya bau menyimpang. Botulinin merupakan sebuah molekul protein
dengan daya keracunan yang sangat kuat. Satu mikrogram botulinin sudah cukup
menit. Garam dengan konsentrasi 8% atau lebih serta pH 4,5 atau kurang dapat
dicegah.
bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna
mengamati secara cermat produk pangan yang di proses dalam kemasan kaleng
atau kemasan vakum dan tidak mengkonsumsi produk dengan kemasan yang
rusak.
2. Vibrio
Vibrio sp. mempunyai sifat-sifat umum yaitu berbentuk batang yang bengkok,
mempunyai satu batang cambuk yang yang terletak pada salah satu ujung
batangnya. Kontaminasi bakteri ini pada manusia dapat terjadi bila
mengkontaminasi makanan dan hasil-hasil laut, akibat penanganan dan perlakuan
yang keliru. Vibrio sp. tersebar di laut dan membutuhkan Na+ untuk
pertumbuhannya. Terdiri dari sejumlah spesies yang patogen bagi manusia.
Penyakit yang ditimbulkan gastro-enteritik yang bervariasi, dari diare ringan
sampai diare berair yang berlebihan (parah). Kebanyakan vibrio menghasilkan
enterotoksin yang kuat. Selain racun kolera, racun lainnya yang diproduksi oleh
V. cholera adalah hemolisin yang mirip dengan tetrodotoxin dan satunya lagi
mirip shiga-toksin. V. cholera yang berasal dari darat atau air tawar, sudah
dikenal sebagai penyebab penyakit muntah berak di Indonesia. Bahan mentah
(sebelum atau yang tidak dimasak), atau kerang yang telah dimasak tetapi
terkontaminasi silang, merupakan pembawa utama V. cholerae. Untuk V.
parahaemolyticus paling sering dikaitkan dengan kontaminasi silang atau
kesalahan waktu/suhu dalam mengolah seafood. Untuk vibrio yang lain,
konsumsi kerang mentah, terutama tiram, adalah penyebab utama infeksi. Vibrio
mudah dihancurkan oleh panas. Jadi dengan cara memasak yang tepat dapat
menghilangkan sebagian besar vibrio. Jenis vibrio yang bersifat pada ikan dan
invertebrata laut adalah Vibrio alginolyticus, V. damsela, V. charchariae,
V.anguilarum, V. ordalli, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus, V.
parahaemolyticus, V. pelagia, V. splendida, V. fischeri dan V. harveyii.
3. Aeromonas hydrophila
4. Listeria
1. Escherichia coli
coli merupakan mikroflora alami aerobik dan hewan berdarah panas yang
terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur E. coli
yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik,
enterohaemorrhagik, enteropatogenik, enteroinvasive, dan enteroagregatif.
Enterotoksigenik E. coli merupakan penyebab diare pada wisatawan yang
mengunjungi negara yang standar higienitas makanan dan air minum berbeda dari
negara asalnya. Enterohaemorrhagic E. coli 0157:H7 banyak menyebar melalui
konsumsi air yang telah tercemar limbah pembuangan, dan dijumpai pada daging
mentah atau susu nonpasteurisasi. Kontaminasi enterohaemorrhagic E. coli
0157:H7 yang banyak ditemukan pada sayuran dapat terjadi akibat penggunaan
kotoran sapi sebagai pupuk. Masa inkubasinya selama 3-4 hari dan gejala yang
ditimbulkan antara lain kram perut yang akut disertai diare (terkadang terjadi
pendarahan), mual, muntah, dan demam selama 10 hari. Pada kasus yang berat,
dapat timbul komplikasi Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) atau infeksi pada
saluran urin yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak dan orang tua.
Langkah pencegahannya antara lain dengan tidak mengonsumsi air yang belum di
proses atau susu nonpasteurisasi, memasak makanan dengan benar dan jika
dipanaskan ulang setidaknya hingga suhu internal mencapai 74 oC. Selain itu,
juga tidak menyimpan makanan yang mudah rusak lebih dari 2 jam pada suhu
ruang (28-30 oC).
2. Staphylococcus aureus
Salmonella bersifat patogen pada manusia dan hewan lainnya, dan dapat
menyebabkan demam enterik dan gastroentritis. Diketahui terdapat 200 jenis dari
2.300 serotip Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Salmonella sp. distribusinya di seluruh dunia, terutama dalam usus manusia dan
hewan serta lingkungan yang tercemar kotoran manusia atau hewan. Gejala
utama salmonellosis adalah diare tidak berdarah, sakit perut, demam, mual,
muntah yang umumnya muncul 12-36 jam setelah konsumsi. Namun, gejala dapat
bervariasi dari tanpa gejala sampai seperti tifus parah. Penyakit ini juga dapat
berlanjut menjadi komplikasi yang lebih serius.
4. Shigella (Shigellosis)
Shigella sp. adalah host khusus yang beradaptasi pada manusia dan primata
tingkat tinggi, dan kehadirannya di lingkungan dikaitkan dengan kontaminasi
tinja. Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab
shigellosis (disentri basiler) yang merupaka infeksi usus. Makanan yang sering
terkontaminasi Shigella adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk
susu, serta air yang terkontaminasi. Sayuran segar yang tumbuh pada tanah
terpolusi dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basiler atau
shigellosis yang disebabkan oleh Shigella. Menurut USFDA (1999), diperkirakan
300.000 kasus shigellosis terjadi di Amerika Serikat setiap tahun. Penyebaran
Shigella dapat melalui orang yang memiliki kebiasaan kebersihan yang buruk,
misalnya orang tersebut menangani pangan cair atau pangan basah yang tidak
dimasak dengan benar. Gejalanya bervariasi dari tanpa gejala atau diare ringan
untuk disentri, ditandai dengan tinja berdarah, sekresi lendir, dehidrasi, demam
tinggi, dan kram perut yang parah. Masa inkubasi 1-7 hari dan gejala dapat
bertahan selama 10-14 hari atau lebih. Kematian pada orang dewasa jarang
terjadi, tetapi pada anak-anak dapat menjadi fatal. Sebagian besar kasus
shigellosis disebabkan penularan langsung dari orang ke orang melalui rute oral-
faecal dan air, terutama di lingkungan dengan standar kebersihan rendah. Namun
makanan, termasuk seafood (cocktail udang, salad tuna), juga dapat menjadi
penyebab shigellosis karena kontaminasi pada bahan mentah, atau pada olahan
yang terinfeksi dan tidak disadari akibat kebersihan pribadi yang buruk.
D. Jenis-jenis Patogen
1. Virus
Virus terdiri dari beberapa kode genetik seperti, DNA atau RNA, yang
dilindungi oleh lapisan protein. Ketika Anda terinfeksi, virus dapat menyerang
sel inang di dalam tubuh Anda, kemudian menggunakan komponen sel inang
untuk bereplikasi dan menghasilkan banyak virus.
Setelah virus menggandakan diri, virus-virus baru ini akan dilepaskan dan
menginfeksi tubuh ke area yang sudah terinfeksi. Beberapa jenis virus yang
masuk ke dalam tubuh adalah dorman dan hanya bisa menyerang jika daya tahan
tubuh seseorang sedang rendah. Namun, sebaliknya banyak juga virus yang dapat
langsung menyerang dan menyebabkan infeksi di mana-mana.
Dokter akan berusaha untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan sehingga daya
tubuh akan meningkat dan virus tidak menyebar. Contoh penyakit yang
disebabkan oleh virus adalah flu, meningitis, cacar air, hepatitis hingga HIV
AIDS.
2. Bakteri
Tubuh Anda bisa lebih rentan terhadap infeksi bakteri ketika sistem kekebalan
tubuh Anda terganggu oleh virus. Infeksi terhadap bakteri dapat diobati dengan
antibiotik. Namun menurut WHO, antibiotic digunakan secara sembarangan, bisa
menyebabkan bakteri menjadi kebal. Contoh penyakit yang disebabkan oleh
bakteri yaitu, radang tenggorokan, radang saluran kantung kemih dan TBC.
3. Jamur
Jamur yang sudah masuk dan melakukan infeksi akan cenderung sulit diatasi.
Hal ini dikarenakan ada banyak membran tebal yang melindungi inti jamur. Salah
satu cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan mengamati sebelum jamur
tersebar ke mana-mana. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah
infeksi vagina, sariawan dan kurap
4. Parasit
Parasit bisa diibaratkan seperti hewan kecil yang masuk dan bisa hidup di
tubuh inangnya. Tiga jenis utama parasit dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, seperti:
Protozoa: organisme sel tunggal yang dapat hidup dan berkembang biak di
tubuh Anda.
Helminths: organisme bersel banyak yang dapat hidup di dalam atau luar
tubuh dan umumnya dikenal sebagai cacing.
Ektoparasit: organisme bersel banyak, contohnya seperti nyamuk dan kutu.
Parasit bisa menyebabkan gangguan pencernaan, penyakit menular seksual,
malaria dan cacing usus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Patogenesis adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan
penyakit. Infeksimerupakan invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan
berasosiasi dengan jaringan inang.
Bakteri dapat merusak sistem pertahanan inang dimulai dari permukaan kulit,
saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran urogenitalia. Mikroorganisme patogen
dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui
membran mukosa, kulit ataupun
rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui
membran mukosa saluran pernapasan, gastrointestinal, saluran genitourinari,
konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
B. Saran
Bakteri makhluk kecil yang jarang kita sadari keberadaanya. Maka jika
terjangkit salah satu penyakit dari bakteri kita jangan meremehkan gejala awal yang
dialami karena umumnya gejalaawalnya sangat biasa. Karena jika diremehkan bisa
saja menjadi akut. Harus mengikuti tahap-tahap pencegahan yaitu dengan menjaga
kebersihan diri .
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto MAK, 2001. Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita. Malang :
Universitas Muhammadiyah Malang.
Budiyanto MAK, 2010. Hand out – 10 Mikrobiologi Lingkungan, Pertanian, dan Peternakan.
Malang : UMM Press.
Dwijoseputro, 1990. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.