Anda di halaman 1dari 4

Tarwoto, dkk. 2012. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Kewperawatan. Jakarta: TIM.

Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid terletak didepan trakea, dibawah kartilago krikoid dan berbentuk
seperti kupu-kupu dengan berat sekitar 20 gram. Kelenjar tiroid diperdarahi oleh arteri tiroid
superior yang merupakan cabang dari arteri karotid eksterna dan arteri tiroid inferior. Kelenjar
ini memiliki 2 lobus yang dihubungkan oleh massa jaringan yang disebut istmus (Tarwoto,
2012).
Secara mikroskopis, lobus tiroid mempunyai 3 jenis sel folikel, sel folikular dan sel
parafolikuler. Sel-sel folikel merupakan tempat untuk menyimpan dan menyediakan bahan-
bahan untuk produksi hormon tiroid seperti yodium, protein yang disebut tiroglobulin. Sel
Folikular menghasilkan hormon Tiroksin (T4), dan Triodotiroinin (T3), sedangkan sel
parafolikuler mensekresi kalsitonin atau Tirokalsitonin. Hormon-hormon ini tersusun atas unsur
yodium dan tyrosin. Normalnya kelenjar tiroid mensekresi 90 % T4 dan 10 % T3. Pada jaringan
tubuh seperti ginjal, hati dan limpa 80 % T4 akan diubah menjadi T3 untuk dipergunakan dalam
proses metabolisme yaitu
1. Thyroxine-Binding Globulin yang secara selektif mengikat 55% T4 dan 65% T3 yang
ada di dalam darah.
2. Albumin yang secara nonselektif mengikat banyak hormon lipofilik, termasuk 10% dari
T4 dan 35% dari T3.
3. Thyroxine-Binding Prealbumin yang mengikat sisa 35% T4.

Tiroksin disimpan dalam bentuk molekul tiroglobulin di folikel tiroid yang jika terjadi
penurunan kadar tiroksin akan dilepaskan ke peredaran darah.

Hormon Tiroksin (T4) secara khusus berperan dalam:


• Pengaturan metabolisme tubuh
• Regulasi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental
• Perkembangan organ reproduksi dan pertahanan terhadap infeksi
Pengaturan produksi tiroksin dipengaruhi oleh pelepasan TSH, pemasukan protein dan
iodium serta faktor lingkungan seperti keadaan stres dan terpapar suhu dingin yang lama.
Triodotironin (T3), tersusun atas satu atom yodium dan tiroksin, berfungsi untuk dan
pertumbuhan jaringan dengan cara meningkatkan metabolisme protein, lemak dan
glukosa.

Disamping itu T3 juga berperan dalam sintesis protein kontrak- til seperti miosin dan
membran reseptor seperti beta adrenal. Selain T3 dan T4 pada sel parafolikuler kelenjar
tiroid dihasil- kan hormon Tirokalsitonin atau kalsitonin yang berperan dalam
keseimbangan kalsium. Kalsitonin menstimulasi pergerakan kalsium dalam tulang,
berbeda dengan parathormon yang mempunyai efek berlawanan.
Perry, Potter. Buku ajar: Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Peran dan Fungsi Keperawatan
Perawat kontemporer menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berha gai peran pemberi
perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer ka-
sus, rehabilitator, pembuat kenyamanan, komunikator dan pendidik.
Pemberi Perawatan Sebagai pemberi asuhan keperawatan
perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan.
Proses penyembuhan lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu, sekali pun keterampilan
tindakan yang meningkatkan kesehatan fisik merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan.
Perawat mem- fokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan bagi
klien dan keluarga dalam menetapkan tujuan dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan
energi dan waktu yang minimal.
Pembuat Keputusan Klinis
Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berpikir kritis
melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindak- an keperawatan, baik dalam pengkajian
kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana
tindakan dengan menetapkan pende- katan terbaik bagi tiap klien. Perawat membuat keputusan
ini sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat
bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan pro- fesional lainnya
(Keeling dan Ramos, 1995).
Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari
kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan.
Memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan mem- berikan imunisasi
melawan penyakit di komunitas meru- pakan contoh dari peran perawat sebagai pelindung.
Dalam menjalankan perannya sebagai advokat, pera- wat melindungi hak klien sebagai manusia
dan secara hu- kum, serta membantu klien dalam menyatakan hak- haknya bila dibutuhkan.
Sebagai contoh perawat mem- berikan informasi tambahan bagi klien yang sedang beru- saha
untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Perawat juga melindungi hak-hak klien
melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin
membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien.
Manajer Kasus
Sebagai manajer kasus, perawat mengoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lain, misalnya
ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien.
Selain itu perawat juga mengatur waktu kerja dan sumber yang tersedia di tempat kerjanya.
Berkembangnya model praktik memberikan perawat ke- sempatan untuk membuat pilihan jalur
karier yang ingin ditempuhnya. Adanya berbagai tempat kerja, perawat da- pat memilih antara
peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan
keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengoordinasikan dan
mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya. Rehabilitator
Rehabilitasi merupakan proses di mana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah
sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien
mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka dan perawat membantu
klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut. Rentang aktivitas rehabilitatif
dan restoratif mulai dari mengajar klien berjalan dengan menggunakan kruk sampai membantu
klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis.
Pemberi Kenyamanan
Peran sebagai pemberi kenyamanan, merawat klien seba- gai seorang manusia, merupakan peran
tradisional dan his- toris dalam keperawatan dan telah berkembang sebagai sesuatu peran yang
penting dimana perawat melakukan peran baru. Karena asuhan keperawatan harus ditujukan
pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan
dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien untuk menca- pai kesembuhannya.
Selama melakukan tindakan kepera- watan, perawat dapat memberikan kenyamanan dengan
mendemonstrasikan perawatan kepada klien sebagai indi- vidu yang memiliki perasaan dan
kebutuhan yang unik. Sebagai pemberi kenyamanan, perawat sebaiknya mem- bantu klien untuk
mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.
Komunikator
Peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat yang lain. Keperawatan
mencakup komu- nikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya, sumber informasi dan ko- munitas. Memberikan perawatan yang efektif, pembuatan
keputusan dengan klien dan keluarga, memberikan per- lindungan bagi klien dari ancaman
terhadap kesehatannya, mengoordinasi dan mengatur asuhan keperawatan, mem- bantu klien
dalam rehabilitasi, memberikan kenyamanan atau mengajarkan sesuatu pada klien tidak mungkin
dila- kukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan faktor yang
menentukan dalam memenuhi ke- butuhan individu, keluarga dan komunitas (lihat Bab 14).
Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien kon- sep dan data-data tentang kesehatan,
mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami
hal-hal yang dijelaskan dan mengeva- luasi kemajuan dalam pembelajaran. Beberapa topik
mungkin dapat diajarkan tanpa direncanakan terlebih da- hulu dan dilakukan secara informal,
misalnya pada saat perawat berespons terhadap pertanyaan yang mengacu pada isu-isu kesehatan
dalam pembicaraan sehari-hari. Aktivitas pendidikan yang lain mungkin perlu direncana- kan
dan disusun secara formal, misalnya ketika perawat mengajarkan cara menyuntikkan insulin
secara mandiri pada klien dengan diabetes. Perawat menggunakan me- tode pengajaran yang
sesuai dengan kemampuan dan ke- butuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain
misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakan- nya (lihat Bab 15).
Peran Karier
Sejumlah peran dan fungsi dibebankan pada perawat di berbagai lingkungan kerja. Berkarier,
merupakan keba- likan dari semuanya, di mana perawat ditempatkan di po- sisi jabatan tertentu.
Karena kesempatan berkerja bagi perawat meningkat, perkembangan perawat sebagai pro- fesi
dan meningkatnya perhatian pada keahlian dalam pekerjaan, maka profesi perawat menawarkan
peran tam- bahan dan kesempatan berkarier yang lebih luas. Contoh dari peran berkarier meliputi
peran mendidik dan perawat ahli, seperti perawat spesialis klinis, perawat pelaksana, perawat
maternitas, anestesi, pengelola dan peneliti. Peran tambahan non-klinik meliputi manajer,
perawat penang- gungjawab pengembangan kualitas dan konsultan produksi.

Anda mungkin juga menyukai