Anda di halaman 1dari 2

KASUS II (SC-PEB-GEMELI)

IDENTITAS :
Pasien : Ny. S usia 42 tahun ibu rumah tangga, Pendidikan terakhir SMP, agama islam, suku sunda,
golongan darah O, status marital menikah, alamat Kota Bandung.
Penanggung jawab: Tn. J usia 45 tahun, status suami pasien, Pendidikan terakhir SMP, pekerjaan
wiraswasta, alamat sama dengan pasien.

PENGKAJIAN :
Pasien masuk ke IGD RSHS pada tanggal 08 Maret 2020 pukul 02.00 WIB dengan keluhan pandangan
kabur dan tekanan darah tinggi. Di IGD tekanan darah pasien 180/110 mmHg. Pasien dipasang infus
RL 500 cc. Pasien juga mendapatkan terapi nifedipine 1 tablet oral dan terapi MgSo4 40%, 4 gr dalam
NaCl 0,9% 100 cc habis 30 menit dilanjutkan dengan 6 gram dlm RL 500 cc habis 6 jam. Dipasang DC
(urin keluar 200 cc). Pasien juga dilakukan pengambilan darah dengan hasil (Hb 11,4 g/dl, Ht 34,1%,
leukosit 18.340 sel/UL, trombosit 289.000 sel/UL). Pasien dibawa ke ruang OK pada pukul 11.00 WIB
untuk dilakukan tindakan SC. Bayi lahir pertama lahir pada pukul 11.40 WIB jenis kelamin laki-laki, BB
2450 gr, PB 46 cm, APGAR score 7/8 bayi kedua lahir pad apukul 11.43 WIb dengan jenis kelamin laki-
laki, BB 2230 gr, PB 44 cm, APGAR Score 7/8 kedua bayi dirawat diruang perinatology. Jumlah
perdarahan ± 400 cc, pasien langsung dilakukan tubektomi karena tidak ingin memiliki anak lagi.
Selama ini pasien menggunakan KB suntuk 3 bulan setelah kelahiran anak ketiga.
Pasien melakukan ANC rutin ke bidan dekat rumah, tidak mendapatkan imunisasi TT, Kenaikan BB 12
kg, dan rutin mengkonsumsi tablet Fe. Dilakukan USG pertama kali pada usia kehamilan 6 bulan dan
dinyatakan bayi kembar. Gerakan janin dirasakan pada usia kehamilan 19 minggu. Pada usia
kehamilan 8 bulan pasien mengalami tekana darah tinggi dengan protein urin +2. Sehingga pasien
mengkonsumsi metildopa 2x200 mg oral. Pasien mengatakan jika setiap hamil selalu mengalami
tekanan darah tinggi dan turun lagi setelah melahirkan bayi. Di keluarga ibu dan adik pasien menderita
hipertensi.
Riwayat persalinan pasien pada tahun 2001 melahirkan bayi laki-laki aterm dengan BB 3300 gr secara
spontan di bidan. Tahun 2006 mengalami keguguran dengan usia kehamilan 8 minggu. Tahun 2007
mengalami keguguran dengan usia kehamilan 12 minggu. Tahun 2009 pasien melahirkan bayi
perempuan aterm dengan BB 3100 gr spontan di klinik.
Ibu mengatakan menstruasi terakhir 16 juni 2019. Menarche usia 13 tahun. Tidak ada keluhan selama
menstruasi. Siklus menstruasi 28 hari lama menstruasi 5-6 hari.
Ibu mengatakan belum ketemu dengan bayinya semenjak melahirkan karena bayi dirawat di ruang
perinatology, berharap bayinya baik-baik saja dan bisa secepatnya bertemu. Ibu mengatakan bayinya
akan diberikan ASI dan susu formula karena takut ASinya kurang. Ibu merasa senang dengan
kelahiran bayinya saat ini.
Pada saat pengkajian tanggal 9 Maret 2020 pukul 15.00 WIB pasien mengatakan nyeri luka operasi
(tanggal operasi 08 maret 2020 jam 11.00 WIB). Nyeri dirasakan didaerah perut bagian bawah seperti
disayat-sayat pisau, nyeri paling dirasakan setiap saat terutama pada saat merubah posisi, wajah
pasien terlihat meringis kesakitan saat miring, pasien terlihat belum melakukan mobilisasi, pasien
hanya terlentang, skala nyeri 5 (1-10). Kesadaran compos mentis, TD 150/100 mmHg, N 80 x/menit, R
21x/menit dan Suhu 36,3 ºC.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan rambut lengket dan lepek, konjungtiva anemis, wajah pucat, bibir
kering, terdapat bau mulut, gigi tampak kotor, terdapat cloasma gravidarum. Tidak terdapat
hiperpigmentasi pada daerah leher, tidak ada pembesaran KGB dan kelenjar tiroid, tidak terdapat
peningkatan JPV. Tidak terdapat hiperpigmentasi di dada, pengembangan paru simetris, suara nafas
vesikuler, payudara simentris, tidak ada pembengkakan, payudara teraba hangat, tidak ada nyeri
tekan, putting menonjol dan kotor, areola tampak hitam, sudah terdapat pengeluaran colostrum
berwarna bening. Dibagian perut terdapat linea nigra, striae gravidarum dan terdapat luka operasi
sepanjang 10 cm ditutup dengan kassa, tidak terdapat pengeluaran cairan dari luka, kassa bersih,
bising usus 8x/menit, kembung, hipertimpani, kontraksi uterus keras, involusio uterus 1 jari dibawah
pusat, kandung kemih kosong. Kulit pasien lengket, berkeringat, pasien mengatakan belum mandi.
Vulva terlihat kotor, terdapat pengeluaran darah berwarna merah, diapers penuh 3/4 (±250 cc) dari
sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Pasien terpasang DC, urin 200 cc/4 jam. Terpasang infus treeway
RL drip MgSo4 40% 6 gr 30gtt/menit dan RL drip oksitosin 10 iu 20 gtt/menit di tangan kanan, tetesan
lancar, area penusukan tidak terdapat tanda-tand flebitis, kekuatan otot 5 untuk ektremitas atas dan
bawah, reflek patella positif. Terdapat edema pada ektremitas bawah, pitting edema +2.
Pasien sudah makan nasi + lauk pauk dari RS 3 kali sehari dengan dua kali snack.

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium tanggal 9 Maret 2020 jam 09.00 WIB (Hb 10,9 g/dl, Ht 34,1%, leukosit 21,33 rb sel/UL,
trombosit 297.000 sel/UL)

TERAPI :
Saat ini pasien mendapatkan terapi Ceftriaxone 2 gr gr IV diberikan pada pukul 08.00 WIB, 20.00 WIB.
Kaltropen supp waktu pemberian 08.00 WIB dan 20.00 WIB. Metildopa 2x200 mg oral.

Anda mungkin juga menyukai