Anda di halaman 1dari 5

Langkah-langkah Diagnosis

I.Anamnesis

a. Identitas pasien
- Meliputi nama, umur (penyakit BSK paling sering didapatkan pada
usia 30 sampai 50 tahun)
- Jenis kelamin (BSK banyak ditemukan pada pria dengan perbandingan
3 kali lebih banyak daripada wanita)
- Alamat, suku/bangsa (beberapa daerah menunjukkan angka kejadian
BSK yang lebih tinggi dari daerah lain)
- Pekerjaan (BSK sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktifitas)
b. Keluhan utama pasien
- Gejala storage(iritasi)
Frekuensi/poliuria, nokturia, disuria
- Gejala voiding (obstruksi)
Hesitansi, kencing mengedan, pancaran lemah, pancaran kencing
bercabang, waktu kencing preputium melembung, pancarang kencing
terputus
- Gejala pasca miksi
Akhir kencing menetes, kencing tidak puas, terasa ada sisa kencing
Residu urin setelah berkemih normalnya kurang atau sama dengan 50
ml
c. Riwayat penyakit terdahulu dan keluarga pasien
Keadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang
mungkin berhubungan dengan BSK, antara lain infeksi saluran kemih,
hiperparatiroidisme, gout, dll.)
d. Riwayat penyakit yang diderita saat ini
Keluhan utama yang sering terjadi pada klien batu ginjal adalah nyeri
pinggang akibat adanya batu pada ginjal, berat ringannya nyeri tergantung
lokasi dan besarnya batu.
II.Pemeriksaan Fisis

a. Pemeriksaan Ginjal
 Inspeksi : Perhatikan adanya pembesaran asimetri pada
daerah pinggang atau abdomen sebelah atas.
 Auskultasi : Suara bruit yang terengar pada saat melakukan
auskultasi didaerah epigastrium atau abdomen sebelah atas
patut dicurigai ada stenosis arteri renalis.
 Perkusi : ketuk ginjal dilakukan dengan ketukan pada sudut
kostovertebra. Pembesaran ginjal karena hidronefrosis atau
tumor ginjal,mungkin teraba pada palpasi dan terasa nyeri
pada perkusi.
 Palpasi : Dilakukan secara bimanual dengan memakai dua
tangan,ginjal kanan yang normal pada anak atau dewasa
yang bertubuh kurus seringkali masih dapat diraba.Ginjal
kiri sulit diraba,karena terletak lebih tinggi daripada sisi
kanan. Ureter tidak dapat dipalpasi, tetapi bila terjadi
spasme pada otot-ototnya akan menghasilkan nyeri pada
pinggang atau perut bagian bawah, menjalar ke scrotum
atau labia. Adanya distensi buli-buli akan teraba pada area
di atas simphisis atau setinggi umbilicus, yang disebabkan
adanya obstruksi pada leher buli-buli.
b. Pemeriksaan Buli-buli
Pada buli-buli normal sulit untuk diraba, kecuali jika sudah
terisi urine paling sedikit 150 mL.Perhatikan adanya benjolan atau
jaringan parut bekas irisan/operasi di suprasimfisis.Pemeriksaan
bimanual pada buli-buli dibawah pembiusan dilakukan untuk
menentukan ekstensi dan mobilitas tumor buli-buli setelah reseksi.
c. Pemeriksaan genitalia eksterna

Inspeksi penis perhatikan meatus dan glans, terutama


sulkus koronarius.Kemungkinan adanya kelainan pada
penis/uretra,antara lain : mikropenis,makropenis,hipospadias,
koodae,epispadia,tumor dan lain-lain.

d. Pemeriksaan skrotum dan isinya

Perhatikan apakah ada pembesaran pada skrotum,perasaan


nyeri pada saat diraba,atau ada hipoplasi skrotum yang sering
dijumpai pada kriptorkimus.

e. Colok Dubur
Pada pemeriksaan colok dubur,yang dinilai adalah (1) tonus
sfingter ani dan reflex bulbokavernosus (BCR),(2) mencari
kemungkinan adanya massa di dalam lumen rectum,(3) menilai
keadaan prostat.
f. Pemeriksaan neurologi
Menilai ada tidaknya lesi neuron atau lesi saraf perifer yang
merupakan penyebab dari buli-buli neurogen.

III.Pemeriksaan Laboratorium

a) Urinalisis

Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang paling sering


dikerjakan pada praktek dokter sehari-hari , apalagi kasus urologi.Pemeriksaan ini
meliputi uji :

1. Makroskopik dengan menilai warna,bau, dan berat jenis urine


2. Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasamaan/pH,protein, dan
gula dalam urine. Jika didapatkan pH yang relative basa
kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri pemecah urea,
sedangkan jika pH yang terlalu asam kemungkinan terdapat
asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu asam urat.
3. Mikroskopik mencari sel-sel,cast atau bentukan lain di dalam urine

b) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah rutin terdiri atas pemeriksaan kadar
hemoglobin,leukosit ,laju endap darah,hitung jenis leukosit, dan
hitung trombosit.

IV.Pemeriksaan Radiologi

1. Foto polos abdomen


Foto polos ini untuk pemeriksaan kelainan urologi.
Untuk melihat kemungkinan adanya batu radioopak di
saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium
fosfat bersifat radio-opak
2. Intravenous Urografi(IVU)
Pemeriksaan ini untuk melihat gambaran keadaan
sistem urinaria melalui bahan kontras radio-opak.
Memberikan konfirmasi cepat pada penyakit urolithiasis.
3. Sistrografi
Pemeriksaan ini memakai kontras,dapat dikenali
adanya tumor atau bekuan darah didalam buli-buli yang
ditunjukan oleh adanya filling defect,robekan buli-buli,buli-
buli neurogenik dan kelainan buli-buli yang lain.
4. Uretrografi
Untuk menilai adanya penyempitan atau hambatan
kontras pada uretra,trauma uretra tampak sebagai
ekstravasasi kontras ke luar dinding uretra atau tumor
uretra.
5. Pielografi Retrograd(RPG)
Pemeriksaan untuk urinaria bagian atas dengan cara
memasukkan bahan kontras radio-opak langsung melalui
kateter.
6. Pielografi antegrad
Pemeriksaan untuk urinaria bagian atas dengan cara
memasukkan kontras melalui sistem saluran ginjal.
7. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini mempunyai prinsip menangkap gelombang
bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ.USG dapat
membedakan antara massa padat dengan massa
kistus,sedangkan batu non opak yang tidak dapat dideteksi
dengan foto ronsen terdeteksi oleh USG sebagai echoic
shadow.

(REFERENSI : DASAR-DASAR UROLOGI.edisi


III.hal : 21-46)

Anda mungkin juga menyukai