Anda di halaman 1dari 16

PENUGASAN MANDIRI

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Pembimbing:
dr. G A G AGUNG WIRADHARMA, M.Sc., Sp.A

Oleh:
I GDE ARIE WITHADHARMA
014.06.0042

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA SMF ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGLI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
AL-AZHAR MATARAM
2020
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

1. Persiapan Kelahiran
1.1 Ruangan yang optimal untuk bayi dilahirkan
a. AC jangan di atas tempat tidur bayi
b. Suhu jangan terlalu panas
c. Ruangan sejuk
d. Angin tidak kencang
e. Meja resusitasi + pemanas +handuk hangat
f. Alat-alat resusitasi yang memadai
g. Inkubator hangat

1.2 Persiapan Alat Resusitasi


a. Kain ke-1: untuk mengeringkan bayi
b. Kain ke-2: untuk menyelimuti bayi
c. Kain ke-3: untuk ganjal bahu bayi
d. Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet
2. Persiapan Resusitasi
a. Satu tenaga terampil terlatih untuk resusitasi, yang dapat melakukan resusitasi
lengkap
b. Tenaga tambahan
c. Peralatan resusitasi yang memadai
d. Tindakan pencegahan infeksi

3. Peralatan/Bahan yang disiapkan

3.1 Perlengkapan Pengisapan


a. Bulb Syringe/ penghisap balon
b. Kateter pengisap, ukuran 5 (atau 6), 8, 10 Fr
c. Aspirator mekonium
d. Pengisapan mekanik
e. Selang pemberian makan ukuran 8 Fr dan spuit 20 cc

3.2 Perlengkapan Balon dan Sungkup/Masker


a. Oral airway, neonatus cukup bulan dan prematur
b. Balon resusitasi neonatus dengan katup pelepas tekanan
c. Reservoar oksigen untuk memberikan O2 90-100%
d. Oksigen dengan pengukur aliran (flowmeter) dan pipa oksigen
e. Sungkup wajah dengan bantalan pinggir, ukuran untuk neonatus cukup bulan dan
prematur
f. Kanul hidung atau kateter hidung
3.3 Peralatan intubasi
a. Laringoskop dengan daun lurus, No. O (prematur) dan No. 1 (neonatus cukup bulan)
b. Lampu dan baterai cadangan untuk laringoskop
c. Pipa ET: 2, 2,5, 3, 3,5, 4,0 mm
d. Gunting
e. Sarung tangan

3.4 Obat-obatan
a. Epinefrin 1:10.000

b. Cairan pengganti volume/plasma expander, satu atau lebih dari bahan di bawah ini:

✓ Salin normal

✓ Larutan Ringer laktat

✓ Darah utuh (whole blood) golongan darah O positif

c. Natrium bikarbonat 4,2%

d. Dekstrosa 10%

e. Nalokson

f. Aqua steril
Algoritma Resusitasi Neonatus
Langkah Awal Resusitasi IDAI 2013

1. Menangis atau Bernapas? Ya : tidak perlu resusitasi

Tonus otot baik? Tidak : resusitasi

2. Kotak A (airway)
• Berikan kehangatan

• Posisikan, bersihkan jalan napas

• Berikan oksigen aliran bebas bila perlu


• Berat lahir < 1500 grà dibungkus plastik

3. Kotak B (breathing)

Cara meletakkan balon dan sungkup pada wajah

a. Bagaimana Cara Memberikan Ventilasi Tekanan Positif


b. Frekuensi meremas balon : 40 – 60 x/menit
• Pompa … Dua ... Tiga … Pompa … Dua … Tiga (remas) (lepas……..) (remas)
(lepas)

c. VTP dihentikan bila :


• Frekuensi jantung meningkat
• Perbaikan warna kulit
• Adanya napas spontan

d. Bila dada tidak mengembang saat ventilasi tekanan positif

• Perlekatan Sungkup Tidak TepatàBocor


• Sumbatan jalan nafas àlendir/Darah
• Posisi leher terlalu menunduk / menengadah
• Tekanan Kurang

e. Free Flow Oxygen


Bayi yang dapat bernapas tetapi mengalami sianosis sentral à free flow oxygen

Resusitasi mengunakan Neopuff (1 cm di atas wajah) ≥ 96% (termasuk PEEP) ≥ 93%


(tidak termasuk PEEP)

Selang oksigen di antara telapak tangan seperti bentuk sungkup (1 cm di atas wajah) ≥
90%

Balon Mengembang Sendiri Laerdal (dekat, tidak rapat). Tidak diremas dengan oksigen
100% dan kecepatan aliran 5 L/min (1 cm di atas wajah ) 39-56%
4. Kotak C (circulation)

a. Bantu sirkulasi dengan memulai kompresi dada sambil tetap melakukan ventilasi selama
30 detik.
b. Indikasi untuk memulai kompresi dada : bila frekuensi jantung < 60/menit setelah 30
detik dilakukan VTP yang efektif
c. Lebih baik dilakukan intubasi endotrakeal
d. Kompresi Dada
• Butuh 2 penolong :
a. Teknik ibu jari
b. Teknik dua jari

a.Teknik ibu jari b. Teknik dua jari

• Posisi jari : 1/3 bawah tulang dada/sternum


• Penekanan : ± 1/3 diameter anterior-posterior dada
• Kecepatan : satu siklus terdiri dari 3 kompresi + 1 ventilasi (waktu 2 detik) à 90
kompresi & 30 ventilasi per menit
• Satu - Dua - Tiga - Pompa - Satu - Dua -Tiga - Pompa
• Hentikan bila FJ > 60 /menit
e. LOKASI KOMPRESI DADA

f. INTUBASI ENDOTRAKEA
1. Kenali dan tentukan lokasi glotis, letak pipa endotrakea yang benar : antara pita
suara dan karina à masukkan pipa sampai garis pedoman pita suara berada
sebatas pita suara
2. Menekan krikoid ke bawah dengan jari kelingking, dapat membantu visualisasi
glotis
3. Setiap tindakan pemasangan ETT dibatasi hanya dalam 20 detik

g. UKURAN DAUN LARINGOSKOP

Keterangan :

1 = cukup bulan

0 = kurang bulan

00 = bayi berat lahir rendah


Posisi setengah tengadah

h. FIKSASI PIPA ENDOTRAKEA

Bila tidak kompeten intubasi à Pasang Laringeal Mask Airway


5. Kotak D (drug)
Berikan epineprin sambil terus melanjutkan kompresi dada dan ventilasi.
A. Epinefrin :
• meningkatkan kontraksi jantung
• Fase konstriksi perifer à aliran darah ke arteri koronaria dan ke otak.
• Jalur : melalui endotrakeal atau IV
• Dosis : 0,1 – 0,3 mL/kg larutan 1 : 10.000
(0,01 – 0,03 mg/kg)
Kecepatan : secepat – cepatnya

B. NaCl 0,9%
Solusio plasenta
Plasenta previa
Kehilangan darah tali pusat

Syok hipovolemik à pucat, nadi lemah à beri garam fisiologis 10 mL/kg IV selama 5 – 10 menit.

• Rekomendasi WHO

Ventilasi harus dimulai dengan udara dan O2 dipersiapkan untuk bayi dengan kondisi
tidak membaik

• Pedoman resusitasi
a. Mulai dengan udara (21%) dan berikan O2 sesuai kebutuhan

b. Berikan O2 100% jika :

1. SpO2 < 70% saat 5 menit atau < 90% saat 10 menit

2. Denyut jantung tidak meningkat > 100 x/menit setelah 60 detik dilakukan
ventilasi efektif

3. Denyut jantung setelah kompresi dada < 60 x/menit

c. FiO2 disesuaikan saat SpO2 > 90%

DAFTAR PUSTAKA
Buku Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XIII Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI
Jakarta, 2016.

Prambudi, R. 2013. Prosedur Tindakan Neonatusi. dalam. Neonatologi Praktis. Anugrah


Utama Raharja. Cetakan Pertama. Bandar Lampung, hal. 115 – 31.

Saifuddin, AB. 2009. Masalah Bayi Baru Lahir. dalam.Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Cetakan
Kelima. Jakarta, hal. 347 – 54.

Anda mungkin juga menyukai