Anda di halaman 1dari 4

1.

Halaman 136, yang termasuk dalam kegagalan bisnis


Terjadi apabila bisnis tersebut tidak mampu mengembalikan pinjamanya atau memenuhi
harapan para investor karena keadaan ekonomi atau bisnis,seperti resesi, keputusan
manajemen yang buruk, atau persaingan yang tak terduga dalam industri itu.
2. Halaman 140, gambar 5-1, sumber kewajiban hukum auditor
Kewajiban kepada klien, Kewajiban kepada pihak ketiga menurut common law, Kewajiban
sipil menurut UU sekuritas federal, Kewajiban kriminal.
3. Halaman 142, pembelaan auditor terhadap tuntutan klien
Tidak ada tugas yang harus dilaksanakan, Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, Kelalaian
kontribusi, Ketiadaan hubungan sebab akibat.
4. Halaman 143, kewajiban akuntan publik kepada pihak ketiga menurut Common Law
mempunyai kewajiban terhadap pihak ketiga jika pihak yang mengeklaim menderita
kerugian akibat mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkan
5. Halaman 154, mengurangi risiko praktisi terkena tuntutan hukum
a. Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau litigasi yang tidak terpuji
b. Meningkatkan kinerja auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dengan
lebih baik
c. Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing
6. Halaman 155, tindakan akuntan publik untuk meminimalkan kewajiban hukum
a. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas
b. Mempertahankan independensi
c. Memahami bisnis klien
d. Melaksanakan audit yang bermutu
e. Mendokumentasikan pekerjaan secara layak
f. Mengungkapkan skeptisme profesional
7. Halaman 169, tanggung jawab manajemen terkait dengan laporan keuangan
Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntasi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai, menyajikan laporan keuangan yang wajar berada
dipundak manajemen bukan auditor.
8. Halaman 170, salah saji dikatakan material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan
yang belum dikoreksi dalam laporan keuangan kemungkinan akan mengubah atau
mempengaruhi keputusan orang yang menggunakan laporan keuangan tsb.
9. Halaman 171, auditor memberikan keyakinan memadai (reasonable assurance) dalam
opininya dan bukan keyakinan mutlak karena
Auditor bukanlah pemberi garansi atau penjamin atas kebenaran laporan keuangan.
Alasannya:
 Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi seperti piutang usaha
dan persediaan.
 Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang melibatkan sejumlah
ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh peristiwa di masa depan.
 Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan sering kali sangat sulit bahkan
tidak mungkin untuk dideteksi oleh auditor, terutama jika ada kolusi dikalangan
manajemen perusahaan.
10. Halaman 171, error (kekeliruan) dalam laporan keuangan
Salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja. Contoh: kesalahan perhitungan
harga dikalikan dengan kuantitas pada faktur penjualan dan salah melihat bahan baku
yang lama dalam menentukan nilai nilai persediaan dengan metode terendah antara harga
perolehan atau harga pasar
11. Halaman 171, jenis dari Fraud (kecurangan)
 Misapropriasi aset: penyalahgunaan atau kecurangan karyawan
Contoh: pengambilan kas tetapi tidak dimasukkan dalam register kas.
 Pelaporan keuangan yang curang: kecurangan manajemen
Contoh: sengaja melebihsajikan penjualan menjelang tanggal neraca untuk
meningkatkan laba yang dilaporkan.
12. Halaman 171, sikap skeptisme profesional auditor
Sikap yang memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi baik kekeliruan
maupunkecurangan yang materian dalam laporan keuangan
13. Halaman 173, kecurangan dalam laporan keuangan biasanya lebih banyak dilakukan oleh
Pihak Manajemen
14. Halaman 173, tanggung jawab auditor dalam menemukan fraud dibandingkan
menemukan error
fraud atau kecurangan lebih sulit dideteksi karena manajemen atau karyawan berusaha
menyembunyikan kecurangan itu. Akan tetapi hal itu tidak mengubah tanggung jawab
auditor untuk merencanakan dan melaksanakan audit secara layak guna mendeteksi salah
saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.
15. Halaman 174, Pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah
Tanggung jawab auditor mengenai ketidakpatuhan terhadap UU dan regulasi yang sering
disebut sebagai tindakan ilegal-ilegal act
16. Halaman 175, contoh tindakan ilegal dari klien yang berdampak langsung terhadap
laporan keuangan
Pelanggaran atas undang-undang pajak federal akan mempengaruhi secara langsung beban
pajak penghasilan dan utang pajak penghasilan.
17. Halaman 175, Tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung
Tidak mematuhi ketentuan lisensi operasi, persyaratan keselamatan kerja dan regulasi
tentang lingkungan
18. Halaman 177,auditor membagi transaksi perusahaan menjadi beberapa siklus
5 siklus: siklus penjualan dan penagihan, siklus akuisisi dn pembayaran, siklus penggajian
dan personalia, siklus persediaan dan pergudangan, siklus akuisisi modal dan pembayaran
kembali
19. Halaman 181, 182, tiga kategori tujuan audit
a. Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
b. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
c. Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan
20. Halaman 182, tiga kategori dari asersi manajemen mengenai laporan keuangan
a. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
b. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
c. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
21. Halaman 183, asersi completeness (kelengkapan) terkait dengan kemungkinan
penghilangan transaksi yang harus dicatat.
22. Halaman 184, contoh pelanggaran asersi klasifikasi
Pencatatan gaji bagian administrasi pada harga pokok penjualan
23. Halaman 186, tujuan audit terkait transaksi

Tujuan audit umum Tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi:
yang berkaitan dengan diterapkan di setiap kelas transaksi, dinyatakan dalam istilah
transaksi: diterapkan yang disesuaikan untuk kelas transaksi khusus
pada setiap kelas transaksi
dan dinyatakan dalam
istilah yang luas
Keterjadian Transaksi yang dicatat memang ada
Kelengkapan Transaksi yang terjadi telah dicatat
Keakuratan Transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar
Posting dan Transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan
pengikhtisaran diikhtisarkan dengan benar
Klasifikasi Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah
diklasifikasikan secara tepat
Penetapan waktu Transaksi dicatat pada tanggal yang benar

24. Halaman 192, gambar 6-7, fase dalam proses audit

Fase I Merencanakan dan merancang pendekatan audit berdasarkan prosedur


penilaian risiko
Fase II Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas
transaksi
Fase III Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
Fase IV Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

25. Halaman 192, gambar 6-7, pengujian substantif dilaksanakan pada proses audit fase II
26. Halaman 192, pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan audit
1. Bukti audit yang mencukupi dan tepat harus dikumpulkan agar dapat memenuhi
tanggung jawab profesional auditor.
2. Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin.
27. Halaman 193, keuntungan dari perencanaan audit
1. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya
2. Memahami pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian
3. Menilai resiko salah saji yang material
28. Halaman 206, Instruksi rinci untuk mengumpulkan jenis bukti audit untuk mencapai
tujuan audit Prosedur Audit
29. Halaman 206, keputusan yang harus dibuat oleh auditor terkait bukti audit
Keputusan Bukti Audit. 4 keputusan mengenai bukti audit:
1. Prosedur audit yang akan digunakan
2. Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut
3. Item-item mana yang akan dipilih dari populasi
4. Kapan melaksanakan prosedur tersebut
30. Halaman 208, penentu dari bukti audit yang persuasive yang harus dikumpulkan oleh
auditor ketepatan dan mencukupi
31. Halaman 208, program audit
Daftar prosedur audit untuk bidang audit tertentu atau untuk keseluruhan audit
32. Halaman 209, Bukti audit dikatakan tidak reliabel jika bukti tersebut dianggap tidak dapat
dipercaya
33. Halaman 209, karakteristik dari bukti audit yang reliabel
1. Independensi penyedia bukti
2. Efektifitas pengendalian internal klien
3. Pengetahuan langsung auditor
4. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi
5. Tingkat objektivitas
6. Ketepatan bukti
34. Halaman 209, Relevansi bukti audit terkait dengan tujuan audit yang akan diuji oleh
auditor sebelum bukti tersebut dianggap tepat.
35. Halaman 209, semakin independen pihak yang memberikan informasi sebagai bukti audit
maka bukti tersebut semakin dipercaya dan dapat diandalkan
36. Halaman 210, kecukupan bukti audit kuantitas bukti yang diperoleh akan menentukan
kecukupannya dan diukur terutama oleh ukuran sampel yang dipilih auditor. Contoh:
sampel 100 lebih mencukupi daripada sampel sebanyak 50
37. Halaman 211, jika auditor suatu tindakan ilegal, maka tindakan yang dilakukan menuntut
partner kantor akuntan itu atas tindakannya
38. Halaman 212, membandingkan laporan keuangan termasuk jenis bukti audit inspeksi
39. Halaman 213 , pemeriksaan fisik adalah perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva
atau aset berwujud
40. Halaman 214, bukti audit konfirmasi menggambarkan penerimaan respons tertulis
langsung dari pihak ketiga yang independen yang memverifikasi keakuratan informasi
yang diminta oleh auditor
41. Halaman 216, tracing dilakukan oleh auditor untuk menelusuri dari laporan penerimaan
ke jurnal akuisisi untuk memenuhi tujuan kelengkapan
42. Halaman 216, Tujuan dari prosedur analitik
1. Memahami industri dan bisnis klien
2. Menilai kemampuan entitas untuk terus going concern
3. Menunjukkan adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
4. Mengurangi pengujian audit yang terinci
43. Halaman 216, vouching adalah penggunaan dokumentasi untuk mendukung pencatatan
transaksi atau jumlah dan menjamin pencatatan transaksi akuisisi
44. Halaman 218, contoh jenis bukti audit observation auditor dapat mengunjungi lokasi
pabrik untuk memperoleh kesan umum atas fasilitas klien atau mengamati individu yang
melaksanakan tugas-tugas akuntansi apakah sudah sesuai atau belum.
45. Halaman 221, tujuan dari dokumentasi audit untuk membantu auditor dalam memberikan
kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar
audit.
46. Halaman 224, jangka waktu auditor menjaga file audit menurut Sarbanes Oxley 7 tahun
47. Halaman 226 , penyimpanan dokumen audit yang berisi data historis dan dapat digunakan
untuk jangka panjang File permanen
48. Halaman 226, dokumentasi yang tergolong current file
1. Program audit
2. Informasi umum
3. Neraca saldo berjalan
4. Ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi
5. Skedul pendukung
49. Halaman 228, Supporting schedule disiapkan oleh klien atau auditor
50. Halaman 231, tick marks adalah simbol yang berdekatan dengan rincian skedul

Anda mungkin juga menyukai