DIAJUKAN OLEH
NUR AINI FIRDAUS
NIM: 041013123
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
Keadilan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (studi pada KPP
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan yang telah diberikan oleh
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Prof. Dr. Muslich Anshori, SE., M.Sc., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Drs. Agus Widodo Mardijuwono, M., M.Si., Ak., CMA selaku ketua
3. Alfa Rahmiati, SE., MM., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah
4. Wiwik Supratiwi, Dra., MBA, Ak. selaku dosen wali yang telah memberikan
5. Kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis
iv
6. Pegawai Direktorat Jenderal Pajak di KPP Pratama Surabaya Karangpilang,
Pak Zauki, Pak Janti, Pak Agus, Pak Hendri, dan Pak Edy, yang telah
7. Keluarga penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan doa. Ayah, Ibu,
Kakak, dan Adik tercinta yang telah memberikan perhatian, kasih sayang,
8. Teman dekat penghuni kos, khususnya Cyntia, Ayun, Ayuk, Fenny, dan
Ula. Terimakasih telah berbagi ilmu dan informasi. Dan juga untuk teman-
11. Terimakasih kepada Mbak Weni dan Mas Cahyo yang telah membantu
kelancaran skripsi.
12. Seluruh staf dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga yang telah membantu kelancaran selama masa kuliah dan dalam
13. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu,
v
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala apa yang telah
diberikan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
Surabaya,
Penulis,
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
This study aimed to examine the impact of tax knowledge, tax simplicity,
and tax fairness for compliance Mikro-Small-Medium Enterprise taxpayer based
on Goverment Regulation No. 46 of 2013 about income tax on business income
that received or provided of taxpayers who have specific gross distribution that
turnover is not more than 4,8 billon rupiah. This study use quantitative approach.
The independent variables used are tax knowledge, tax simplicity, and tax
fairness. While the dependent variable in this research was the compliance Mikro-
Small-Medium Enterprise taxpayer. This research used questionnaires survey
method in 100 effective respondent of Mikro-Small-Medium Enterprise taxpayer
that were listed in KPP Pratama Surabaya Karangpilang. Questionnaires were
collected and analyzed using PASW Statistic 18. This research used multiple
linier regression analysis. Result of this research showed that tax knowledge and
tax simplicity have positif effect on compliance Mikro-Small-Medium Enterprise
taxpayer. While the tax fairness has negatif effect on compliance Mikro-Small-
Medium Enterprise taxpayer.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRACT..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
ix
2.1.4 Pengetahuan Pajak.................................................................. 21
x
3.6 Populasi dan Sampel......................................................................... 51
UMKM .................................................................................. 71
xi
4.3 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis................................ 72
Pajak UMKM......................................................................... 84
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 : Kuisioner
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
daerah. Pajak mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi budgeter dan fungsi
tujuan tertentu (Suandy, 2011) . Oleh karena itu, dalam pemungutan pajak bukan
rencana tahunan keuangan negara yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan
dari sektor pajak ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Seperti pada
tahun 2011 penerimaan negara yang berasal dari pajak mencapai 72,2 persen, dari
penerimaan bukan pajak 27,4 persen, dan sisanya sebesar 0,4 persen berasal dari
hibah. Pada tahun 2012 penerimaan negara dari sektor pajak meningkat menjadi
1
2
74,8 persen dan pada 2013 penerimaan APBN dari sektor pajak ditargetkan
APBN, 2012).
Tabel 1.1
Penerimaan Negara
27,4% 25,1% 21,7%
Bukan Pajak
Target penerimaan negara dari sektor pajak yang semakin besar tiap
penerimaan pajaknya. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki tax ratio yang
pada tahun 2012 hanya sekitar 12,3 persen dan dalam lima tahun terakhir tidak
international yang telah mencapai 20 persen bahkan tax ratio Indonesia juga
2009).
mempunyai dua implikasi utama berkenaan dengan rendahnya tax ratio. Pada satu
3
pajak yang dikumpulkan masih relatif kecil dibandingkan dengan basis pajak.
Pada sisi lainnya, relatif rendahnya jumlah pajak yang dikumpulkan terhadap
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam
penerimaan pajak yang berasal dari sektor informal, yaitu Usaha Mikro Kecil dan
potensi pajak yang besar karena menurut Ditjen Pajak Fuad Rahmani menyatakan
terhadap total penerimaan pajak. Kecilnya kontribusi pajak dari sektor UMKM ini
dikarenakan wajib pajak masih banyak yang belum menyetorkan pajak mereka.
Kontribusi terhadap PDB yang cukup besar tersebut menunjukkan bahwa UMKM
Kecil Menengah per Juni 2013, saat ini terdapat 55,2 juta UMKM atau 99,98
persen dari total usaha di Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang diserap UMKM ini
sekitar 101,72 juta atau 97,3 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Dari jumlah
kontribusi UMKM yang sangat besar itulah maka pemerintah dan Direktorat
4
Jenderal Pajak berupaya untuk menggenjot penerimaan pajak dari sektor UMKM
atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
Memiliki Peredaram Bruto Tertentu yang mulai berlaku efektif mulai tanggal 1
Juli 2013.
dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi wajib pajak orang pribadi dan
yang terutang. Batasan peredaran usaha wajib pajak orang pribadi dan badan
dalam PP Nomor 46 tahun 2013 sebesar Rp 4,8 Milyar, besaran omzet ini masih
Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Tarif dari PP Nomor 46 tahun 2013 dikenakan
pajak final sebesar 1 persen dari jumlah omzet per bulan dan berlaku juga bagi
wajib pajak UMKM yang omzetnya masih dalam lingkup peraturan pemerintah
tersebut.
Tahun 2008 tentang UU PPh, pada pasal 31 huruf E disebutkan bahwa wajib
fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50 persen dari tarif umum sebagaimana
5
diatur dalam pasal 17 ayat 2 UU PPh yang dikenakan atas penghasilan kena pajak
dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4,8 Milyar. Dengan tarif PPh
badan yang berjumlah 25 persen, maka bagi wajib pajak yang memenuhi
harus memerlukan kerjasama yang baik antara Wajib Pajak dan fiskus yang
dengan tepat dan lancar. Wajib pajak harus memiliki pemahaman dan
pengetahuan yang baik tentang perpajakan dan tata cara pelaksanaan peraturan
perpajakan yang berlaku. Selain itu fiskus sebagai aparat pajak harus membantu
Nomor 46 Tahun 2013 dan pelayanan tanya jawab baik melalui kring pajak atau
yang paling mendasar yang harus dimiliki oleh wajib pajak, karena tanpa adanya
pengetahuan tentang pajak, maka sulit bagi wajib pajak dalam menjalankan
pengetahuan pajak merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia
mengenai petugas pajak dan persepsi kriteria wajib pajak patuh tidak memiliki
moneter. Dengan lebih sederhananya pemungutan pajak untuk sektor UMKM ini
sederhana, sehingga wajib pajak dapat memahami dan mematuhi aturan dengan
dari tarif yang ditetapkan yaitu satu persen dari peredaran bruto. Sehingga
pemerintah bermaksud agar wajib pajak akan lebih mudah menghitung besar
pajak terhutang hanya dengan tarif tunggal satu persen. Beberapa kemudahan
lainnya dapat dilihat dari cara pembayaran yang dapat dilakukan melalui ATM,
dapat dicapai melalui kemudahan dalam sistem pajak, undang-undang pajak, dan
menyebutkan bahwa sistem pajak yang mudah akan mengurangi beban kepatuhan
pajak dibandingkan dengan sistem pajak yang kompleks. Dan diperkuat oleh
Penetapan tarif baru dalam PP Nomor 46 Tahun 2013 sebesar satu persen
dari peredaran bruto ini masih menimbulkan pro dan kontra baik dikalangan wajib
pajak maupun para ahli di bidang perpajakan. Dari segi keadilan pajak yang
menurut para praktisi dan ekonom berpendapat bahwa PP Nomor 46 tahun 2013
adalah adil karena mereka menganggap memang sudah diperlukan penetapan tarif
khusus untuk UMKM yakni satu persen dari peredaran bruto yang tadinya
mempunyai tarif sebesar 12,5 persen dengan norma perhitungan khusus. Namun
sebagian besar wajib pajak menilai penetapan tarif tersebut memberatkan mereka.
Hal ini dikarenakan wajib pajak harus tetap membayar pajak dengan tarif satu
persen dari peredaran bruto tidak peduli apakah wajib pajak memperoleh laba
ataupun tidak.
besar pula pajak yang harus dibayar. Hal ini disebut juga dengan keadilan vertikal
(Mansury R, 1996). Perhitungan PPh final yang langsung dari peredaran brutonya
menurut pajak. Hal ini dikarenakan peredaran bruto seorang wajib pajak belum
itu adil bagi semua orang akan sangat membantu menyadarkan wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban dalam membayar pajak (Mc Mahon, 2001). Menurut Vogel,
Spicer, dan Becker (dalam Richardson, 2006) pembayar pajak cenderung untuk
menghindari membayar pajak jika mereka menganggap sistem pajak tidak adil.
atau tidak berat sebelah atas sistem perpajakan yang berlaku. Menurut Gerbing
(1988), dalam Richardson (2006) terdapat lima dimensi keadilan pajak, yakni:
diberlakukan secara khusus ( special provisions), dan struktur tarif pajak (tax rate
structures).
Pris (2010) menyimpulkan bahwa tidak ada satupun dari dimensi kedilan
hubungan positif yang signifikan dengan kepatuhan pajak di Hong Kong. Namun,
dan Attittude Towards Taxation of the Wealthy tidak memiliki hubungan yang
signifikan.
dan keadilan pajak Wajib Pajak bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib
Pajak. Kepatuhan adalah sebuah sikap yang rela untuk melakukan segala sesuatu,
yang didalamnya didasari oleh kesadaran maupun adanya paksaan, yang membuat
perilaku seseorang dapat sesuai dengan yang diharapkan (Mc Mahon 2001). Mc
sering dalam bidang perpajakan. Penelitian di bidang ini pun sering dilakukan.
Rata-rata fokus penelitain adalah perilaku pembayar pajak dan pengaruh variabel-
variabel yang terkait. Adapun variabel yang pernah diteliti adalah tarif pajak
(Mason dan Calvin, 1984; Keller, 1998 dalam Mustikasari, 2007), faktor-faktor
ekonomi (Duncan et al., 1989 dalam Mustikasari, 2007), dan perilaku wajib pajak
pengaruh signifikan antara pengetahuan pajak dan keadilan pajak terhadap tingkat
dan langsung maupun tidak langsung dari keadilan pajak terhadap kepatuhan
sebelumnya yang telah dipaparkan di atas, maka akan dilakukan penelitian dan
sektor UMKM. Studi dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya
tahun 2012 sebesar 101,21% yang berarti kepatuhan waib pajak pada KPP
sangat baik. Penelitian dan analisa ini dikembangkan dalam bentuk skripsi yang
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (studi pada KPP Pratama
Surabaya Karangpilang)”
diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
pajak, kemudahan pajak, dan keadilan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak
UMKM yang dikaitkan dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 (studi pada KPP
1. Bagi Penulis
atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
2. Bagi Instansi/Perusahaan
kebijakan tarif pajak terbaru yaitu PP Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib
3. Bagi Pembaca
12
Surabaya).
berikut:
BAB 1 : Pendahuluan
Secara garis besar dalam bab ini berisi latar belakang yang
penelitian.
meliputi uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik yang terdiri
Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi yang berisi simpulan
TINJAUAN PUSTAKA
adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
internal adalah suatu perilaku yang diyakini timbul atau dilakukan karena berada
dibawah kendali pribadi individu itu sendiri, misal: kemampuan, sikap sukarela,
eksternal adalah suatu perilaku yang diyakini timbul atau dilakukan karena adanya
15
16
pengaruh eksternal atau dari luar individu tersebut, artinya individu tersebut
berbeda dalam situasi yang berlainan. Jika perilaku seseorang dianggap suatu hal
yang luar biasa, maka individu pengamat memberikan atribusi eksternal pada
dilakukan karena adanya faktor eksternal yang membuat seseorang melakukan hal
pandangan dalam merespon perilaku seseorang dalam situasi yang sama. Apabila
konsensusnya tinggi, maka hal itu termasuk atribusi internal, sedangkan jika
konsensusnya rendah, maka hal tersebut termasuk atribusi eksternal. Faktor yang
terakhir adalah konsistensi, yaitu jika seseorang menilai perilaku orang lain
dengan respon sama dari waktu ke waktu. Semakin konsisten perilaku yang
Wajib Pajak dalam menilai pengetahuan pajak, kemudahan pajak, dan keadilan
pajak. Persepsi dalam menilai suatu perilaku berasal dari faktor internal dan
eksternal. Oleh karena itu, teori atribusi relevan untuk menjelaskan hal tersebut.
17
Fairness berasal dari bahasa inggris yang mempunyai arti adil, wajar,
dan jujur. Dalam penelitian ini, kata fairness lebih ditujukan pada definisi adil.
Pengertian adil menunjukkan bahwa sistem pajak yang ada pada suatu negara
Teori keadilan dalam penelitian ini berperan sebagai teori yang melihat
apakah peraturan perpajakan yang diterapkan sudah berjalan sesuai dengan hukum
dan standar dalam memenuhi kriteria adil atau belum. Dalam perpajakan, keadilan
mengacu pada pertukaran antara pembayar pajak dengan pemerintah, yaitu apa
yang wajib pajak terima dari pemerintah atas sejumlah pajak yang telah dibayar
(Spicer & Lundstedt, 1976). Jika wajib pajak merasa tidak mendapatkan
pertukaran yang adil dari pemerintah atas pajak yang telah dibayarkannya, maka
mereka akan mengubah pandangan mereka atas keadilan pajak sehingga berakibat
pendapatan mereka kurang dari apa yang seharusnya agar beban pajak yang
proksi atas kepercayaan antar pribadi untuk berperilaku dengan cara yang
mereka memiliki penilaian mengenai keadilan yang tersedia ketika mereka perlu
18
Hal ini berarti bahwa adil bagi seseorang akan mempengaruhi perilaku mereka
secara tidak langsung juga mempengaruhi perilaku dari setiap orang yang terlibat
justice theory) menyatakan bahwa untuk menjadi adil, sebuah sistem tidak hanya
Hal ini berarti keadilan dalam pajak tidak seharusnya memperlakukan seseorang
dengan kondisi yang sama, namun juga ditentukan dari kebutuhan mereka, baik
2.1.3 Pajak
perpajakan yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan imbalan jasa timbal
pajak berfungsi untuk mengisi kas negara atau anggaran pendapatan negara yang
sebagai alat untuk mengatur atau alat untuk melaksanakan kebijakan yang
ditetapkan negara dalam bidang ekonomi sosial untuk mencapai tujuan tertentu.
kepada Wajib Pajak yang telah memenuhi subjek dan objek pajaknya. Untuk itu
ada tiga sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia (Suandy, 2011),
yaitu:
yang harus dilunasi atau terutang oleh Wajib Pajak dihitung dan ditetapkan oleh
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak dimana Wajib Pajak
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak
sendiri.
2) Wajib pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan
c. Withholding System
terhutang dihitung dan dipotong oleh pihak ketiga, yakni antara lain pemberi kerja
dan bendaharawan negara. Ciri dari sistem pajak ini adalah wewenang
menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, yaitu pihak
kewabijan dan hak-hak yang diatur dalam ketentuan umum perpajakan. Beberapa
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh wajib pajak menurut Mardiasmo (2009)
adalah:
d. Mengisi dengan benar, jelas, dan lengkap SPT dan memasukkan ke Kantor
yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas, atau objek yang terutang
pajak.
serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk
Sedangkan hak Wajib Pajak menurut Mardiasmo (2009) adalah sebagai berikut:
dari tidak tahu menjadi tahu dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara
mengubah sikap dan tata laku seorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak
(Hardiningsih, 2011).
22
antara lain pendidikan formal dan non formal yang mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan perilaku seseorang,
semakin banyak aspek positif maka akan berdampak pada kepatuhan wajib pajak
pajak tentang pajak yang baik akan memperkecil tax evasion. Begitupun
pajak merupakan hal yang sangat penting bagi berjalannya sistem self assessment .
Hal tersebut sesuai juga dengan penelitian terbaru Palil pada 2010 tentang
adalah penting dalam penilaian diri dan dapat mempengaruhi kepatuhan wajib
pajak.
mengenai hak dan kewajiban, (3) pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi
perpajakan, (4) pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP, dan tarif
pajak, (5) wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui
sosialisasi, dan (6) wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan
mengenai training yang mereka ikuti. Penelitian ini memberikan hasil bahwa
pengaruh yang signifikan terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak.
23
wajib pajak, maka wajib pajak dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik
dan sesuai dengan ketentuan perpajakan. Tetapi jika wajib pajak tidak memiliki
membantu wajib pajak untuk patuh dalam membayar pajak dan akan
(dan untuk membayar) pajak mereka, dan akan mempermudah bagi administrator
pajak untuk mengumpulkan pajak secara adil. Kemudahan dalam pajak ini yang
Untuk sektor swasta baik badan maupun UMKM, biaya pajak tidak
hanya mencakup jumlah pajak itu sendiri, namun juga biaya-biaya kepatuhan
pajak yang muncul secara berkala dalam operasional perusahaan. Biaya tersebut
diantaranya adalah (1) gaji staf untuk menghitung pajak dan memelihara
informasi pajak, (2) biaya pelatihan bagi staf secara khusus, (3) biaya yang
diberikan kepada ahli seperti konsultan pajak, akuntan, dan pengacara untuk
beberapa hal khusus. Sedangkan bagi pemerintah biaya administrasi untuk pajak
24
mencakup biaya untuk sumber daya staf pajak, infrastruktur, dan pelatihan yang
Asas certainty merupakan kepastian baik bagi petugas pajak maupun semua
wajib pajak terkait dengan subjek pajak, objek pajak, besarnya jumlah pajak
dan pelaporannya.
prosedur perpajakannya.
c. Asas Efficiency
d. Asas Neutrality
Pajak yang dikeluarkan menurut asas neutrality harus bebas dari distorsi
dapat dicapai melalui penyederhanaan dalam (1) sistem pajak, yang berarti
hukum yang terkait agar mudah dimengerti dan mengurangi distorsi, dan (3)
secara langsung dan efektif kepada sektor yang tepat. Penerapan peraturan pajak
tersebut juga dapat dicapai melalui (1) pembuatan undang-undang yang lebih
singkat dan mudah dimengerti, (2) memperluas basis pajak, yang juga berarti
undang pajak adalah kunci dari kesederhanaan pajak. Elemen distorsi biasanya
upaya pemerintah dalam menarik pajak. Selain itu peraturan pajak yang kompleks
juga dapat menimbulkan penghindaran dan penggelapan pajak oleh Wajib Pajak.
Umumnya, untuk administrasi pajak akan lebih masuk akal jika pemerintah
memberikan insentif kepada beberapa Wajib Pajak melalui pembebasan pajak dan
manfaat lainnya.
Organisasi dan Sistem Informasi dan modernisasi Kualitas Sumber Daya Manusia
badan. Hal tersebut terjadi karena wajib pajak badan merasakan banyak manfaat
Adil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (a) sama berat, tidak
berat sebelah, tidak memihak; (b) berpihak pada yang benar, berpegang pada
sifat atau perbuatan yang tidak sewenang-wenang atas sistem perpajakan yang
untuk membayar pajak maka harus semakin besar tarif pajak yang dikenakan.
atas keadilan masyarakat tinggi, maka mereka akan memiliki kesadaran untuk
berperilaku patuh terhadap peraturan pajak yang berlaku. Tetapi jika sebaliknya,
27
mereka
mereka melakuk
melakukan
an penghin
penghindara
daran
n pajak
pajak dan pengura
penguranga
ngan
n pajak
pajak (tax evasion).
evasion).
Seperti dikemukakan Misu (2011) keadilan dalam sistem pajak merupakan salah
Chisten
Chistensen
sen (1994)
(1994) dalam
dalam Azmi dan Peruma
Perumall (2008)
(2008) mengu
mengungk
ngkapk
apkan
an
bahwa konsep keadilan pajak sulit ditetapkan karena (1) keadilan pajak
merupakan
merupakan masalah multidimensional
multidimensional,, (2) dapat diidentifikasikan
diidentifikasikan pada tingkat
tingkat
individu maupun masyarakat luas, (3) keadilan terkait dengan kompleksitas, (4)
kura
kurang
ngny
nyaa kead
keadil
ilan
an dapa
dapatt menj
menjad
adii pert
pertim
imba
bang
ngan
an untu
untuk
k meny
menyeb
ebab
abka
kan
n
bahwa ada hubungan positif antara persepsi keadilan pajak terhadap tingkatan
kepatuhan.
kepatuhan. Pembayar pajak cenderung
cenderung akan menghindar
menghindarii membayar
membayar pajak jika
mereka menganggap bahwa sistem pajak tidak adil. Namun penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Saad (2010) yang menemukan bahwa
Gerb
Gerbing
ing mewak
mewakili
ili pene
penelit
litia
ian
n yang
yang perta
pertama
ma meng
mengem
emba
bang
ngka
kan
n mode
modell
multid
multidimen
imension
sional
al yang
yang mengh
menghubu
ubungk
ngkan
an keadila
keadilan
n pajak
pajak dan kepatu
kepatuhan
han wajib
wajib
pajak. Dalam Azmi dan Perumal (2008), penelitian Gerbing menemukan lima
a. Keadilan
Keadilan umum
umum (General
(General Fairness).
c. Timbal balik
balik dengan
dengan pemerintah
pemerintah (Exchange
(Exchange with the Goverment)
d. Kepentingan
Kepentingan pribadi
pribadi (Self-Interest)
(Self-Interest)
28
e. Ketentuan-ke
Ketentuan-ketentua
tentuan
n khusus (Special
khusus (Special Provision)
Dalam penelitian ini hanya tiga variabel dari keadilan pajak Gerbing (1988) yang
struktur pajak
pajak (tax structure),
structure), dan kepentingan pribadi (self-interest).
(self-interest). Penelitian
Hong
Hongko
kong
ng deng
dengan
an dasar
dasar pene
penelit
litia
ian
n Gerb
Gerbing
ing (198
(1988)
8).. Dala
Dalam
m pene
penelit
litian
ian ini
ini
Rich
Richar
ards
dson
on mena
menamb
mbah
ahka
kan
n varia
variabe
bell baru
baru yaitu
aitu middl
middlee inco
income
me earn
earner
erss tax
tax
share/burden.
share/burden. Hal ini disesuaikan dengan kondisi yang berlaku di Hong Kong
2.1.
2.1.7
7 Kepa
Kepatu
tuha
han
n Paja
Pajak
k
patuh pada ajaran atau aturan. Dalam perpajakan kepatuhan dapat diartikan
ketaatan, tunduk, dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Jadi wajib
pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan
kewajiban
kewajiban perpajakan
perpajakan sesuai dengan
dengan ketentuan
ketentuan peraturan
peraturan perundang-un
perundang-undanga
dangan
n
Pengertian
Pengertian kepatuhan
kepatuhan pajak
pajak (tax compliance)
compliance) menurut
menurut Simon
Simon (2003)
(2003)
yang dikutip oleh Gunadi (2005) adalah wajib pajak mempunyai kesediaan untuk
memenu
memenuhi
hi kewajib
kewajiban
an pajakny
pajaknya.
a. Kepatu
Kepatuhan
han wajib
wajib pajak
pajak memenu
memenuhi
hi kewajib
kewajiban
an
29
Keuangan
Keuangan Nomor 74/PMK.03/2
74/PMK.03/2012
012 menjelaskan
menjelaskan kepatuhan
kepatuhan perpajakan
perpajakan adalah
ketent
ketentuan
uan perund
perundang
ang-un
-undan
dangan
gan dan peratur
peraturan
an pelaks
pelaksana
anaan
an perpaj
perpajakan
akan yang
yang
1. Kepa
Kepatu
tuha
han
n form
formal
al adal
adalah
ah suat
suatu
u kead
keadaa
aan
n dima
dimana
na waji
wajib
b paja
pajak
k meme
memenh
nhii
kewajib
kewajiban
an secara
secara formal
formal sesuai
sesuai dengan
dengan ketentu
ketentuan
an dalam
dalam Undang
Undang-un
-undan
dang
g
perpajakan.
2. Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif
Fakt
Faktor
or-f
-fak
akto
torr yang
ang memp
mempen
enga
garu
ruhi
hi kepa
kepatu
tuha
han
n waji
wajib
b paja
pajak
k dala
dalam
m
1. Fakto
Faktorr pendid
pendidika
ikan
n wajib
wajib pajak,
pajak, yang
yang melipu
meliputi
ti pendid
pendidika
ikan
n formal
formal dan non
non
2. Faktor
Faktor pendap
pendapata
atan
n wajib
wajib pajak,
pajak, yang
yang meliput
meliputii besarny
besarnyaa pendap
pendapatan
atan bersih
bersih
wajib
wajib pajak
pajak dari pekerja
pekerjaan
an pokok
pokok dan sampinga
sampinganny
nnya,
a, serta
serta jumlah
jumlah anggo
anggota
ta
3. Fakt
Faktor
or pela
pelay
yanan
anan apar
aparat
atur
ur paja
pajak,
k, yaitu
aitu disa
disaat
at pela
pelay
yanan
anan peny
penyam
ampa
paia
ian
n
4. Faktor penegak hukum pajak, yang terdiri dari sanksi-sanksi, keadilan dalam
1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua
tahun terakhir.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
28 Undang-undang KUP.
b. Dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi
5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir diaudit oleh
Mikro Kecil dan Menengah. Pengertian UMKM menurut UU No. 20 Tahun 2008
adalah:
31
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
industri usaha kecil dan menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar, dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal.
sifat kewirausahaan.
Industri usaha mikro kecil dan menengah terbagi menjadi tiga golongan
usaha, yaitu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Ketiga usaha tersebut
Tabel 2.1
Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha
Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto
penyelenggaraan negara.
Dan tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah dari penetapan PP Nomor 46
ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah wajib pajak orang pribadi dan badan,
tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menerima penghasilan dari usaha
dengan peredaran bruto atau omzet yang tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (4,8
Wajib pajak yang tidak dikenai atau dikecualikan dari pajak penghasilan
2. Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka
rupiah).
Wajib pajak orang pribadi dan badan yang dikecualikan dari subjek pajak
PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah penghasilan dari usaha yang diterima atau
diperoleh wajib pajak dengan peredaran bruto atau omzet yang tidak melebihi Rp
sejenisnya baik pusat maupun cabangnya. Dan tarif pajak yang harus dibayar oleh
wajib pajak menurut ketentuan ini adalah sebesar 1% (satu persen) dari jumlah
2. Penghasilan dari usaha yang dikenai PPh Final (Pasal 4 ayat (2)), seperti
pelaksanaan dan pengawasan), PPh usaha migas, dan lain sebagainya yang
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian
mengenai pengetahuan pajak dan kepatuhan wajib pajak dilakukan oleh Rizal
Palil pada tahun 2010 di Malaysia dengan judul “Tax Knowledge and Tax
tujuh variabel, yaitu pengetahuan mengenai hak dan kewajiban wajib pajak,
pelanggaran. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Widayati dan Nurlis
(2010) dengan menggunakan enam variabel hampir sama dengan penelitian Palil
(2010).
36
pajak, yang juga berarti menghilangkan distorsi, dan mengurangi pemotongan dan
tarif pajak. Pada tahun 2007, Hotlzman dalam penelitiannya yang berjudul
States Tax Code” menyebutkan bahwa sistem pajak yang mudah akan mengurangi
beban kepatuhan pajak dibandingkan dengan sistem pajak yang kompleks. Hasil
yang sama pun diungkapkan oleh Mustikasari (2007) yang melakukan penelitian
mengenai kepatuhan wajib pajak badan dan dari penelitian tersebut menunjukan
oleh Azmi dan Perumal (2008) di Malaysia dengan judul “The Fairness
pribadi, dan ketentuan khusus. Pada tahun 2005, Giligan dan Richardson
di Australia dan Hongkong. Dan pada tahun 2010, Natrah Saad juga melakukan
di Indonesia mengenai keadilan pajak dan kepatuhan wajib pajak juga dilakukan
oleh Andarini Pris pada tahun 2010 dan Heniar pada tahun 2012.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
dan keadilan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM pada Gambar 2.2
Pengetahuan Pajak
5 Indikator
Palil (2010), Widiyati dan
Nurlis (2010)
(X1)
Kemudahan Pajak
3 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
Holtzman (2007), BG UMKM
Consulting (2003) (Y)
(X2)
Keadilan Pajak
5 Indikator
Giligan dan Richardson
(2005) Azmi dan Perumal
(2008), Pris (2010), Saad
(2010)
(X3)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk
Hal ini dikarenakan pengetahuan pajak timbul karena berada dibawah kendali
pribadi individu itu sendiri. Wajib pajak memiliki pengetahuan pajak tidak karena
paksaan dari pihak lain, melainkan timbul karena hasil kerja fikir (penalaran) dari
ini mengukur pengetahuan pajak dari penelitian Widayati dan Nurlis (2010), yaitu
(1) kepemilikan NPWP, (2) pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan
pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP, dan tarif pajak, (5) wajib
pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi, dan (6)
wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan dari training yang
mereka ikuti. Jika pemahaman dan pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan
perpajakan dalam hal ini PP Nomor 46 Tahun 2013 menunjukkan hasil positif
maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat, sebaliknya jika wajib pajak
yang baik akan memperkecil tax evasion. Hal tersebut sesuai juga dengan
penelitian terbaru Palil pada 2010 tentang pengetahuan pajak di Malaysia yang
mengungkapkan bahwa pengetahuan pajak adalah penting dalam penilaian ini dan
41
UMKM.
Hal ini dikarenakan kemudahan pajak timbul atau dilakukan karena adanya
pengaruh eksternal atau dari luar individu tersebut. Kemudahan pajak timbul
2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima
Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu dibuat oleh
peraturan perpajakan merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan karena
pajak yang kompleks. Hasil yang sama pun diungkapkan oleh Mustikasari (2007)
yang melakukan penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak badan dan dari
UMKM
ini dikarenakan keadilan pajak timbul atau dilakukan karena adanya pengaruh
eksternal atau dari luar individu tersebut. Keadilan pajak timbul karena wajib
pajak merasa peraturan perpajakan dan sistem perpajakan yang dibuat oleh
Dan menurut teori fairness, dalam perpajakan keadilan mengacu pada pertukaran
antara pembayar pajak dengan pemerintah, yaitu apa yang wajib pajak terima dari
pemerintah atas sejumlah pajak yang telah dibayar. Jika wajib pajak merasa tidak
mendapatkan pertukaran yang adil dari pemerintah atas pajak yang telah
pajak sehingga berakibat pada perilaku mereka dalam membayar pajak dengan
mengurangi beban pajak yang akan mereka bayarkan. Hal ini berarti bahwa
semakin wajib pajak merasa tidak adil, maka mereka akan semakin tidak patuh.
43
keadilan sistem perpajakan secara keseluruhan. Keadilan pajak ini sesuai dalam
penelitian Azmi dan Perumal (2008) mencakup keadilan umum, struktur tarif
menunjukkan hasil yang positif atau mendapatkan respon yang positif dari wajib
pajak, maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat. Namun jika keadilan pajak
menurut persepsi wajib pajak tidak menunjukkan respon yang positif maka
Dalam penelitian ini hanya tiga variabel dari keadilan pajak Gerbing (1988) yang
penelitian yang dilakukan oleh Pris (2010) membuktikan tidak adanya pengaruh
apakah terdapat pengaruh keeadilan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan
terkait PP Nomor 46 Tahun 2013, maka hipotesis yang akan diajukan adalah
sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
pengaruh variabel bebas yang diambil dari data primer berupa jawaban responden
dalam kuisioner dan diukur menggunakan alat bantu statistik untuk kemudian
nilai (Anshori dan Iswati, 2006). Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian
ini adalah:
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan pajak
44
45
atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
1. Pengetahuan Pajak (X 1)
Pengetahuan pajak adalah apa yang diketahui Wajib Pajak UMKM tentang
penghasilan.
pengusaha.
mereka terima dan kewajiban yang harus mereka penuhi terkait PP Nomor
46 Tahun 2013.
pelanggaran.
Nomor 46 Tahun 2013 yang akan wajib pajak peroleh jika mereka
yang berlaku untuk Wajib Pajak UMKM terkait PP Nomor 46 Tahun 2013.
2. Kemudahan Pajak (X 2)
dimodifikasi, yaitu:
manfaat lainnya.
Selain itu peraturan pajak yang kompleks juga dapat menimbulkan distorsi
3. Keadilan Pajak (X 3)
Keadilan pajak adalah sistem perpajakan yang adil menurut persepsi wajib
lima indikator keadilan pajak yang digunakan dalam penelitian Azmi dan
Keadilan umum ini berhubungan dengan keadilan dari sistem pajak dan
Struktur tarif pajak berhubungan dengan struktur tarif yang lebih dianggap
adil oleh Wajib Pajak, misalnya seperti struktur tarif pajak tunggal (flat),
d. Kepentingan pribadi (Self-Interest).
oleh wajib pajak UMKM jika dibandingan dengan wajib pajak UMKM
lain.
diukur menggunakan skala likert yang telah dimodifikasi (skala modified likert )
49
skala interval.
a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua
tahun terakhir.
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
28 Undang-undang KUP.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
1. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner yang diisi
oleh sampel yang dipilih secara acak. Pengisian kuisioner dilakukan oleh
Wajib Pajak UMKM yang terdaftar pada KPP Pratama Surabaya Karangpilang
yang memperoleh penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib
2. Data Sekunder
informasi, dan data-data dari KPP Pratama Surabaya Karangpilang, serta teori
Pajak UMKM yang memperoleh penghasilan dari usaha yang diterima atau
diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. Survei kuisioner
yang diberikan untuk variabel keadilan pajak merupakan modifikasi dari kuisioner
yang digunakan dari penelitian Azmi dan Perumal (2008). Kuisioner yang
tiga indikator kemudahan pajak, lima indikator keadilan pajak, dan empat
indikator kepatuhan wajib pajak UMKM. Skala yang digunakan untuk mengukur
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Populasi dari penelitian ini adalah semua Wajib Pajak UMKM yang memperoleh
penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki
peredaran bruto tertentu yaitu tidak lebih dari Rp 4,8 Milyar yang terdaftar di KPP
Tabel 3.1:
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Pada Tabel 3.1 dapat dijelaskan bahwa wajib pajak terdaftar yang berarti
wajib pajak yang masih terdaftar pada administrasi KPP Pratama Surabaya
Pajak. Dan wajib pajak efektif berarti Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban
ini adalah Wajib pajak yang memiliki omzet tidak melebihi Rp 4,8 Milyar sebesar
3.594.
52
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar mewakili populasi
sampel dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael, dalam Zaenudin (2000)
karena dapat menggambarkan proporsi wajib pajak yang patuh dengan lebih baik,
×( ½ )²×୮×୯
= (ିଵ )×(ୢమ )ା( ½ )²×୮×୯
dimana:
n = ukuran sampel
N = jumlah populasi
q = 1-q
sehingga
ଷହଽସ×(ଵ,ଽ)²×,ହ×,ହ
= (ଷହଽସିଵ)×(,ଵమ)ା(ଵ,ଽ)²×,ହ×,ହ ˭˭ 93,57
syarat penting yang berlaku pada sebuah angket yaitu valid dan reliable. Suatu
1. Uji validitas data bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kuisioner mampu
bersifat abstrak. Semakin tinggi suatu validitas variabel maka tes tersebut akan
dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas
dilakukan lebih dari dua kali pengukuran terhadap objek dan alat ukur yang
sama (Nasir, 2003: 134). Uji reliabilitas yang dilakukan adalah dengan
Regresi Linier Berganda yang dianalisis telah memenuhi asumsi klasik. Model ini
1. Uji Normalitas
18. Apabila nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 (α) maka distribusi
2. Multikolinieritas
independen satu dengan yang lainnya atau dengan kata lain di antara variabel-
variabel bebas yang diteliti. untuk mengetahui ada tidaknya gejala ini
ini antara 1 – 5.
3. Heteroskedastisitas
pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik yaitu apabila
Apabila terdapat seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur
jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah
heteroskedastisitas.
kepatuhan wajib pajak UMKM yang ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
α = Konstanta
X1 = Pengetahuan Pajak
X2 = Kemudahan Pajak
X3 = Keadilan Pajak
e = Tingkat Kesalahan/Error
56
untuk menguji pengaruh variabel secara parsial terhadap variabel terikat. Dalam
mengenai profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang, visi dan
dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak UMKM baik Orang Pribadi maupun Badan
yang memiliki usaha dengan peredaran bruto tertentu tidak melebihi Rp 4,8 Milyar
sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 yang terdaftar pada Kantor Pelayanan
57
58
manusia.
KPP Pratama Surabaya Karangpilang merupakan salah satu unit lini depan
( front line unit ) dari Direktorat Jenderal Pajak yang sarat dengan tugas, amanah,
informasi yang optimal, dan pengelolaan serta peningkatan kapasitas sumber daya
tinggi.”
Karangpilang terdiri dari kepala kantor, kelompok fungsional, sub bagian umum,
59
seksi pengolahan data dan informasi, seksi pelayanan, seksi penagihan, seksi
Kepala
Kantor
Gambar 4.1
Keterangan:
berlaku.
60
kerjasama perpajakan.
5. Seksi Penagihan mempunyai dua tugas pokok, yaitu melakukan pemetaan dan
analisis atas jumlah tunggakan pajak (selain PBB dan BPHTB) di wilayah KPP
serangkaian tindakan penagihan baik aktif maupun pasif agar penanggung pajak
(NIR), penentuan NJOP tahun berikutnya, dan persiapan cetak massal SPPT
PBB.
pembuatan profil Wajib Pajak, analisa kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data
Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak UMKM baik Orang
Pribadi dan Badan yang memiliki usaha dengan peredaran bruto tertentu sesuai
dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 yaitu tidak melebihi Rp 4,8 Milyar. Subjek pajak
yang dipilih adalah subjek pajak yang masih efektif sampai dengan Desember 2013.
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang masih efektif sampai dengan
Desember 2013 yang memiliki usaha dengan peredaran bruto tertentu sesuai
dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 sejumlah 3594 Wajib Pajak. Perhitungan dengan
menggunakan rumus Isaac dan Michael dengan nilai kritis diperoleh sebanyak 94
62
Wajib Pajak yang dijadikan sampel. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak
tersebut. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 Wajib Pajak yang
Tabel 4.1
Distribusi Kuisioner
dengan tanggal 20 Desember 2013 secara langsung kepada Wajib Pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 yang
terdaftar di KPP Pratama Surabaya Karangpilang sebanyak 120 kuisioner dan yang
kembali sebanyak 111 kuisioner. Kuisioner yang dapat diolah dalam penelitian ini
hanya sebesar 100 kuisioner dikarenakan terdapat 11 kuisioner yang diisi tidak
Berdasarkan rumus diatas, interval kelas dengan skor tertinggi dalam kuisioner ini
perhitungannya adalah:
(4 − 1)
= = 0,75
4
Tabel 4.2
Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak UMKM yang terdaftar
Wajib
Wajib Pajak
Pajak.. Kara
Karakt
kter
erist
istik
ik resp
respon
onde
den
n melip
meliput
utii usia,
usia, jenis
jenis kela
kelamin
min,, tingk
tingkat
at
Karakt
Karakteris
eristik
tik respond
responden
en berdas
berdasark
arkan
an usia
usia dapat
dapat dilihat
dilihat pada
pada Tabel
Tabel 4.3
4.3
dibawah ini:
Tabel 4.3
Berdasa
Berdasarkan
rkan Tabel 4.3 dapat
dapat diketah
diketahui
ui bahwa
bahwa dari
dari 100 respond
responden
en yang
yang
memiliki usia dibawah 26 tahun sebanyak 16% (16 responden). Responden yang
berusia antara 26 – 40 tahun sebanyak 54% (54 responden), dan sisanya sebesar
Karakt
Karakteris
eristik
tik respon
responden
den berdas
berdasarka
arkan
n jenis
jenis kelamin
kelamin dapat
dapat diliha
dilihatt pada
pada
Tabel 4.4
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh gambaran bahwa terdapat 60% (60
resp
respon
onde
den)
n) yang
yang berje
berjenis
nis kela
kelamin
min laki-l
laki-lak
aki.
i. Dan
Dan sisan
sisanya
ya sebany
sebanyak
ak 40%
40% (40
(40
Tabel 4.5
Berdasarkan
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukka
menunjukkan
n bahwa tingkat pendidikan
pendidikan terakhir
mayori
mayoritas
tas respond
responden
en adalah
adalah Sarjan
Sarjanaa (S1),
(S1), yaitu
yaitu sebany
sebanyak
ak 53% (53 respond
responden)
en)..
Sisany
Sisanyaa tingkat
tingkat pendid
pendidika
ikan
n terakhi
terakhirr respond
responden
en seting
setingkat
kat SMP sebany
sebanyak
ak 1% (1
resp
respon
onde
den)
n),, pend
pendid
idik
ikan
an terak
terakhi
hirr resp
respon
onden
den tingk
tingkat
at SMA
SMA seba
sebany
nyak
ak 30%
30% (30
(30
respond
responden)
en),, pendid
pendidika
ikan
n terakh
terakhir
ir respon
responden
den tingka
tingkatt diplom
diplomaa sebany
sebanyak
ak 14%
14% (14
Tabel 4.6
Berdasa
Berdasarkan
rkan Tabel
Tabel 4.6 menunj
menunjukk
ukkan
an bahwa
bahwa terdapa
terdapatt 5% (5 respond
responden)
en)
yang
yang memilik
memilik jenis
jenis usaha
usaha indust
industri.
ri. Selebih
Selebihny
nyaa sebany
sebanyak
ak 38% (38 respond
responden)
en)
memiliki jenis usaha dagang, sebanyak 49% (49 responden) memiliki jenis usaha
Tabel 4.7
yang memiliki bentuk usaha Usaha Dagang (UD). Selebihnya sebanyak 50% (50
responden) memiliki bentuk usaha Perusahaan Comanditer (CV) dan sebanyak 36%
Tabel 4.8
yang
ang lama
lama usah
usahan
any
ya 2 – 4 tahu
tahun,
n, seba
sebany
nyak
ak 25%
25% (25
(25 resp
respon
onde
den)
n) yang
yang lama
lama
usahanya > 4 – 8 tahun, dan sebanyak 36% (36 responden) yang memiliki lama
4.2.3 Tanggapan
Tanggapan Responde
Responden
n tent
tentang
ang Pengeta
Pengetahuan
huan Pajak
Pajak
berikut:
Tabel 4.9
Tanggapan Responden tentang Pengetahuan Pajak
(X1)
No.
No. Indi
Indika
kato
torr Pres
Presen
enta
tase
se Sk
Skor
or Jawa
Jawaba
ban
n Tota
Totall N Mean Kategori
1 2 3 4 (%)
1. X1.1 2 11 60 27 100 100 3,12 Tinggi
2. X1.2 5 15 67 13 100 100 2,88 Tinggu
3. X1.3 2 20 67 11 100 100 2,87 Tinggi
4. X1.4 2 21 59 18 100 100 2,93 Tinggi
Variabel Pengetahuan Pajak 2,95 Tinggi
Sumber: Lampiran 5
Tabe
Tabell 4.9
4.9 menu
menunj
njuk
ukkan
kan bahw
bahwaa varia
variabe
bell peng
pengeta
etahu
huan
an paja
pajak
k terma
termasu
suk
k
dalam
dalam katego
kategori
ri tinggi
tinggi dengan
dengan rata-rat
rata-rataa sebesar
sebesar 2,95.
2,95. Rata-rat
Rata-rataa terting
tertinggi
gi terdapat
terdapat
pada indikator X1.1 dan rata-rata terendah terdapat pada indikator X1.3. Penjelasan
1. Indikator X 1.1 rata-rata jawaban responden adalah 3,12 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM memiliki NPWP dan NPPKP saat
2. Indikator X 1.2 rata-rata jawaban responden adalah 2,88 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM mengerti tata cara perhitungan pajak
3. Indikator X 1.3 rata-rata jawaban responden adalah 2,87 termasuk dalam kategori
tingg
tinggi.
i. Hal
Hal ini
ini berar
berarti
ti Wa
Wajib
jib Pajak
Pajak UMKM
UMKM meng
mengeta
etahu
huii sanks
sanksii yang
yang akan
akan
dite
diterim
rimaa jika
jika melak
melakuk
ukan
an pela
pelang
ngga
garan
ran atau
atau terla
terlamb
mbat
at meny
menyeto
etorr dan/
dan/ata
atau
u
4. Indikator X 1.4 rata-rata jawaban responden adalah 2,93 termasuk dalam kategori
tingg
tinggi.
i. Hal
Hal ini
ini bera
berart
rtii Wa
Wajib
jib Pajak
Pajak UMKM
UMKM dapa
dapatt mema
memaha
hami
mi deng
dengan
an baik
baik
4.2.4 Tanggapan
Tanggapan Responde
Responden
n tent
tentang
ang Kemudahan
Kemudahan Pajak
Pajak
Deskri
Deskripsi
psi jawaban
jawaban respond
responden
en tentang
tentang kemuda
kemudahan
han pajak
pajak adalah
adalah sebagai
sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Tanggapan Responden tentang Kemudahan Pajak
(X2)
No.
No. Indi
Indika
kato
torr
Prese
resent
ntas
asee Sk
Skor
or Jawa
Jawaba
bann Tota
Totall N Mean Kategori
1 2 3 4 (%)
1. X2.1 4 26 64 6 100 100 2,
2 ,72 Tinggi
2. X2.2 3 16 68 13 100 100 2,91 Tinggi
3. X2.3 10 43 38 9 100 100 2,46 Rendah
Variabel Kemudahan Pajak 2,69 Tinggi
Sumber: Lampiran 5
Tabe
Tabell 4.10
4.10 menu
menunj
njuk
ukkan
kan bahw
bahwaa vari
variab
abel
el kemud
kemudah
ahan
an pajak
pajak terma
termasu
suk
k
dalam
dalam katego
kategori
ri tinggi
tinggi dengan
dengan rata-rat
rata-rataa sebesar
sebesar 2,69.
2,69. Rata-rat
Rata-rataa terting
tertinggi
gi terdapat
terdapat
pada indikator X2.2 dan rata-rata terendah terdapat pada indikator X2.3. Penjelasan
1. Indikator X 2.1 rata-rata jawaban responden adalah 2,72 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM menganggap PP Nomor 46 Tahun
2013 merupakan peraturan yang lebih mudah dimengerti dari peraturan yang
sebelumnya.
2. Indikator X 2.2 rata-rata jawaban responden adalah 2,91 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM menganggap penetapan tarif tunggal
3. Indikator X 2.3 rata-rata jawaban responden adalah 2,46 termasuk dalam kategori
rendah. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM tidak menganggap bahwa tarif 1%
adalah ringan karena pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak bertambah.
berikut:
Tabel 4.11
Tanggapan Responden tentang Keadilan Pajak
(X3)
kategori tinggi dengan rata-rata sebesar 2,65. Rata-rata tertinggi terdapat pada
70
indikator X3.5 dan rata-rata terendah terdapat pada indikator X3.1. Penjelasan
1. Indikator X 3.1 rata-rata jawaban responden adalah 2,54 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM menganggap secara keseluruhan
pajak penghasilan terkait PP Nomor 46 Tahun 2013 telah dikenakan secara adil
2. Indikator X 3.2 rata-rata jawaban responden adalah 2,60 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM menganggap bahwa keadilan PP
Nomor 46 Tahun 2013 tercermin dari penentuan tarif tunggal 1% dari omzet.
3. Indikator X 3.3 rata-rata jawaban responden adalah 2,58 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM menerima manfaat yang sesuai dan
4. Indikator X 3.4 rata-rata jawaban responden adalah 2,77 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM menganggap bahwa ketentuan
bebas (SKB) yang hanya diberikan kepada Wajib Pajak patuh sudah adil.
5. Indikator X 3.5 rata-rata jawaban responden adalah 2,78 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM menganggap apabila dibandingkan
dengan Wajib Pajak yang berpenghasilan rendah maka Wajib Pajak membayar
Tabel 4.12
Tanggapan Responden tentang Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
(Y)
termasuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata sebesar 3,27. Rata-rata tertinggi
terdapat pada indikator Y.1 dan rata-rata terendah terdapat pada indikator Y.3.
1. Indikator Y.1 rata-rata jawaban responden adalah 3,27 termasuk dalam kategori
sangat tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM Orang Pribadi menyampaikan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan 2012 sebelum tanggal atau paling lambat
tanggal 31 Maret 2013 dan Wajib Pajak UMKM Badan menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan 2012 sebelum tanggal atau paling lambat tanggal
30 April 2013.
2. Indikator Y.2 rata-rata jawaban responden adalah 3,23 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM menyampaikan SPT Masa untuk
72
setiap jenis pajak bulan Oktober 2013 pada tanggal atau paling lambat tanggal
20 November 2013.
3. Indikator Y.3 rata-rata jawaban responden adalah 3,08 termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti Wajib Pajak UMKM membayar pajak penghasilan PP
Nomor 46 Tahun 2013 untuk bulan Oktober paling lambat tanggal 15 bulan
4. Indikator Y.2 rata-rata jawaban responden adalah 3,23 termasuk dalam kategori
dalam penelitian ini. Variabel bebas yang digunakan yaitu pengetahuan pajak,
kemudahan pajak, dan keadilan pajak. Sedangkan variabel terikat yang digunakan
adalah kepatuhan wajib pajak UMKM. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam
1. Uji Validitas
Menurut Santoso (2000) suatu kuisioner dikatakan valid (sah) jika pertanyaan
suatu validitas variabel maka tes tersebut akan semakin valid. Uji validitas
18. Apabila koefisien korelasi yang dinyatakan dengan Corrected Item Total
Correlation bernilai positif dan lebih besar dari r standar 0,3 , maka indikator
yang bersangkutan dianggap valid. Hasil uji validitas untuk variabel bebas
Tabel 4.13
pajak pada indikator X 3.5 adalah tidak valid dan indikator X 3.5 tidak diikut sertakan
pada perhitungan regresi selanjutnya. Selebihnya indikator yang lain pada variabel
bebas pengetahuan pajak, kemudahan pajak, dan keadilan pajak adalah valid. Hal
ini dapat diketahui dari angka koefisien korelasi antara skor variabel yang
menunjukkan nilai lebih dari 0,3. Sedangkan hasil uji validitas untuk variabel
Tabel 4.14
kepatuhan wajib pajak UMKM lebih besar dari r standar yaitu 0,3. Sehingga dapat
dinyatakan seluruh indikator valid atau dapat mengukur variabel kepatuhan wajib
pajak UMKM.
2. Uji Reliabilitas
besar dari 0,60 maka dapat dikatakan bahwa variabel yang diukur reliabel atau
Tabel 4.15
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa besarnya nilai Crobanch Alpha baik pada
variabel bebas dan variabel terikat lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu, item-item
1. Uji Normalitas
sebagai berikut:
Tabel 4.16
Test Statistics
Unstandardized
Residual
a
Chi-square 32,840
Df 81
nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (α) maka distribusi data dinyatakan normal. Pada
tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai signifikan sebesar 1,000 yang lebih besar dari
2. Uji Multikolinieritas
hubungan yang signifikan antar masing-masing variabel bebas yang diteliti. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala ini digunakan indikasi nilai VIF (Varian Inflation
Tabel 4.17
mempunyai nilai VIF < 10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi
3. Uji Heteroskedastisitas
yang terjadi dalam model regresi varians dari residual satu pengamatan ke
77
Sumber: Lampiran 7
Gambar 4.2
menyebar di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y. Dari pengujian ini dapat
diambil kesimpulan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hal ini menunjukkan bahwa variasi data bersifat homogen, sehingga variabel
mengetahui pengaruh variabel bebas yang berjumlah lebih dari satu terhadap
variabel terikat dengan data yang berskala interval. Pengujian data dalam penelitian
ini menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi 18
Tabel 4.18
Sumber: Lampiran 7
perubahan variabel terikat dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi berganda
(R²). Semakin tinggi nilai R² maka semakin baik model tersebut. Nilai dari R²
variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat pada model. Pada Tabel 4.18
dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi dari hasil perhitungan adalah
79
sebesar 0,142. Hal ini berarti sebesar 14,2% kepatuhan wajib pajak UMKM dapat
pajak. Sedangkan 85,8% dari kepatuhan wajib pajak dijelaskan oleh variabel lain
korelasi variabel terikat (Y) kepatuhan wajib pajak UMKM, terhadap variabel
bebas pengetahuan pajak, kemudahan pajak, dan keadilan pajak. Berdasarkan hasil
analisis regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien korelasi berganda (R)
sebesar 0,377. Nilai ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara
variabel bebas pengetahuan pajak, kemudahan pajak, dan keadilan pajak dengan
Berdasarkan tabel 4.18 diatas, maka persamaan regresi yang dapat dibuat
Keterangan:
X1 = Pengetahuan Pajak
X2 = Kemudahan Pajak
X3 = Keadilan Pajak
e = Error
80
searah antara variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan koefisien yang
bertanda negatif menunjukkan perubahan yang tidak searah antara variabel bebas
2,178 yang artinya apabila variabel pengetahuan pajak, kemudahan pajak, dan
keadilan pajak bernilai 0 (nol) atau konstan, maka kepatuhan wajib pajak
2. Nilai β1 sebesar 0,179 tersebut mempunyai arti jika nilai variabel pengetahuan
pajak (X1) ditingkatkan satu, sedangkan variabel kemudahan pajak dan keadilan
pajak nilainya tetap, maka kepatuhan wajib pajak UMKM akan meningkat
sebesar 0,179.
3. Nilai β2 sebesar 0,195 tersebut mempunyai arti jika nilai variabel kemudahan
keadilan pajak nilainya tetap, maka kepatuhan wajib pajak UMKM akan
4. Nilai β3 sebesar -0,217 tersebut mempunyai arti jika nilai variabel keadilan pajak
pajak nilainya tetap, maka kepatuhan wajib pajak UMKM akan menurun sebesar
0,217.
pajak, kemudahan pajak, dan keadilan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak
81
H0 : β i = 0, berarti bahwa tidak ada pengaruh pengetahuan pajak, kemudahan pajak,
dan keadilan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM sesuai dengan PP
dan keadilan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM sesuai dengan PP
1. Jika signifikansi uji t < 0,05 maka H0 ditolak, berarti pengetahuan pajak,
2. Jika signifikansi uji t > 0,05 maka H 0 diterima, berarti pengetahuan pajak,
kemudahan pajak, dan keadilan pajak tidak berpengaruh secara parsial terhadap
terhadap variabel terikat dalam satu model. Berikut hasil uji parsial selengkapnya:
Tabel 4.19
Nilai koefisien regresi untuk variabel pengetahuan pajak (X1) adalah sebesar
0,179 dengan tingkat signifikansi 0,031. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
Nilai koefisien regresi untuk variabel kemudahan pajak (X2) adalah sebesar
0,195 dengan tingkat signifikansi 0,041. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
Nilai koefisien regresi untuk variabel keadilan pajak (X3) adalah sebesar -0,217
dengan tingkat signifikansi 0,043. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
4.4 Pembahasan
positif pada variabel pengetahuan pajak terbukti dengan nilai signifikansi sebesar
0,031 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian menolak
pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM dalam hal ini
yang sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2013. Wajib Pajak UMKM yang
memenuhi kriteria pada PP Nomor 46 Tahun 2013 yaitu wajib pajak yang memiliki
peredaran bruto tertentu yang omzetnya tidak melebihi Rp 4,8 Milyar akan
internal. Hal ini dikarenakan pengetahuan pajak timbul karena berada dibawah
kendali pribadi individu itu sendiri. Wajib pajak memiliki pengetahuan pajak tidak
karena paksaan dari pihak lain, melainkan pengetahuan pajak timbul karena hasil
kerja fikir (penalaran) yang timbul dari dalam diri mereka sendiri.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Palil (2010) yang menyatakan
bahwa pengetahuan pajak adalah penting dan dapat mempengaruhi kepatuhan wajib
pajak. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan pajak mempunyai pengaruh cukup
tinggi dalam perpajakan. Artinya wajib pajak UMKM perlu untuk mengetahui
seluruh hal terkait PP Nomor 46 Tahun 2013 seperti tata cara pembayaran,
pelaporan, penyampaian SPT, serta sanksi yang akan dikenakan jika melanggar
84
peraturan tersebut agar wajib pajak UMKM mengerti pentingnya membayar pajak
(2012) semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, maka wajib pajak
dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik dan sesuai dengan ketentuan
antara lain pendidikan formal dan non formal yang mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan perilaku seseorang,
semakin banyak aspek positif maka akan berdampak pada meningkatnya kepatuhan
positif pada variabel kemudahan pajak terbukti dengan nilai signifikansi sebesar
0,041 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian menolak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM dalam hal ini yang sesuai
dengan PP Nomor 46 Tahun 2013. Wajib pajak UMKM yang memenuhi kriteria
pada PP Nomor 46 Tahun 2013 yaitu wajib pajak yang memiliki peredaran bruto
tertentu yang omzetnya tidak melebihi Rp 4,8 Milyar akan mematuhi peraturan
pemerintah tersebut jika wajib pajak menganggap bahwa peraturan pajak tersebut
mudah untuk diterapkan. Dalam penerapan PP Nomor 46 Tahun 2013, wajib pajak
UMKM menilai peraturan pajak tersebut cukup mudah untuk diterapkan. Mudah
dalam hal ini dapat dilihat dari segi mudah untuk menghitung jumlah pajak yang
85
terhutang, mudah untuk mengerti peraturan pajak yang dibuat, dan mudah karena
eksternal. Hal ini dikarenakan kemudahan pajak timbul atau dilakukan karena
adanya pengaruh eksternal atau dari luar individu tersebut. Kemudahan pajak
timbul karena wajib pajak merasa peraturan pemerintah yang dibuat memudahkan
Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitan yang dilakukan oleh Hotlzman
(2007) yang menyebutkan bahwa sistem pajak yang mudah akan mengurangi beban
kepatuhan pajak tersebut tidak hanya mencakup jumlah pajak itu sendiri, namun
juga termasuk biaya-biaya kepatuhan pajak yang muncul secara berkala dalam
operasional perusahaan, diantaranya termasuk (1) gaji staf untuk menghitung pajak
dan memelihara informasi pajak, (2) biaya pelatihan bagi staf secara khusus, (3)
biaya yang diberikan kepada ahli seperti konsultan pajak, akuntan, dan pengacara
untuk beberapa hal khusus. Semakin mudah sistem pajak yang berlaku maka beban
kepatuhan pajak akan berkurang dan kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
Hasil penelitian ini pun sesuai dengan hasil yang diungkapkan dalam
wajib pajak badan dan dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kemudahan
wajib pajak badan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan.
Oleh karena itu pemerintah dan Ditjen Pajak harus secara bersama-sama
peraturan pajak yang dibuat agar masyarakat dalam hal ini Wajib Pajak lebih patuh
signifikan negatif pada variabel keadilan pajak terbukti dengan nilai signifikansi
sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian
pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM sesuai dengan
menganggap suatu peraturan itu adil, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin
2013 adalah tidak adil, namun wajib pajak tetap patuh dalam melaksanakan
yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak UMKM yang merasa
tidak adil namun patuh bisa disebabkan karena mereka takut terhadap sanksi yang
mereka dapatkan ketika mereka tidak patuh dalam membayar pajak. Sedangkan
wajib pajak UMKM yang merasa adil namun mereka tidak patuh, kondisi ini dapat
disebabkan karena beban pajak yang harus dibayarkan sangat besar sehingga
seharusnya dibayarkan.
Hal ini dikarenakan keadilan pajak timbul atau dilakukan karena adanya pengaruh
87
eksternal atau dari luar individu tersebut. Keadilan pajak timbul karena wajib pajak
merasa peraturan perpajakan dan sistem perpajakan yang dibuat oleh pemerintah
menyatakan jika wajib pajak merasa tidak mendapatkan pertukaran yang adil dari
pemerintah atas pajak yang telah dibayarkannya, maka mereka akan mengubah
pandangan mereka atas keadilan pajak sehingga berakibat pada perilaku mereka
dalam membayar pajak dengan mengurangi beban pajak yang akan mereka
bayarkan. Namun hasil penelitian ini tidak bertentangan dengan teori keadilan
distributif yang menyatakan bahwa untuk menjadi adil, sebuah sistem tidak hanya
membutuhkan untuk memperlakukan seseorang dalam kondisi yang sama dan cara
yang sama, melainkan tergantung pada kebutuhan individu. Hal ini berarti keadilan
pajak yang berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh
kebutuhan masing-masing wajib pajak yang berbeda satu sama lain. Wajib pajak
yang merasa sistem pajak adil, namun memiliki kebutuhan yang besar akan
cenderung tidak mematuhi peraturan pajak yang berlaku dengan cara mengurangi
beban pajak atau melakukan penghindaran pajak. Hasil penelitian ini didukung pula
dengan teori atribusi, sehingga keadilan pajak dapat dipengaruhi secara internal
maupun eksternal terhadap perilaku kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu hasil
penelitian ini tidak seluruhnya bertentangan dengan teori keadilan dalam pajak.
dilakukan oleh Saad (2010) yang menyatakan keadilan pajak horisontal memiliki
pengaruh negatif terhadap perilaku kepatuhan yang mana pembayar pajak yang
88
membayar pajak. Hal ini dikarenakan pembayar pajak yang sama (memiliki
pendapatan yang sama) tidak harus dikenakan pajak yang sama pula tanpa
yang dilakukan oleh Azmi dan Perumal (2008) yang membuktikan adanya
pengaruh antara keadilan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak yang ditunjukkan
dengan hasil nilai signifikansi kurang dari 0,05. Namun terdapat perbedaan juga
dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Azmi dan Perumal
kepatuhan wajib pajak, sedangkan dalam penelitian ini memberikan hasil bahwa
keadilan pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai negatif yaitu -0,217.
penelitian Azmi dan Perumal (2008) lebih banyak yang berumur 40-59 tahun,
sedangkan dalam penelitian ini paling banyak berumur 26-40 yang masih berusia
produktif. Adanya perbedaan umur memungkinkan adanya pola pikir yang juga
berbeda.
Selain itu terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pris (2010). Persamaan hasil penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pris (2010) adalah hasil uji t yang menunjukkan
negatif terhadap kepatuhan pajak. Dan perbedaan dalam penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pris (2010) adalah penelitian Pris (2010)
89
pengaruh yang negatif antara keadilan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
dikarenakan demografi penelitian yang hampir sama yaitu lebih banyak yang
berumur antara 31-40 yang merupakan usia kerja dan lebih dari 50% responden
dengan serius atau menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
perilaku wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu sesuai dengan PP Nomor
90
46 Tahun 2013 yaitu tidak melebihi Rp 4,8 Milyar di KPP Pratama Surabaya
penelitian ini kepada responden yang berada di daerah lainnya yang memiliki
4. Terdapat ukuran keadilan pajak yang tidak valid yaitu pada indikator X 3.5
bernilai sebesar -0,10. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya untuk
dilakukan.
BAB 5
5.1 Simpulan
variabel bebas dan kepatuhan wajib pajak UMKM sebagai variabel terikat,
wajib pajak UMKM sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 yaitu yang
wajib pajak UMKM sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 yang bertempat
4,1%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
91
92
5.2 Saran
sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
dan sistem perpajakan yang berlaku saat ini agar masyarakat tidak merasa
meningkat.
Albari. 2008. Pengaruh Keadilan terhadap Kepuasan dan Kepatuhan Wajib Pajak.
UNISIA, XXXI No. 69 (9)
Azmi, Anna A. Che & Kamala A. Perumal. 2008. Tax Fairness Dimensions in an
Asian Context: The Malaysian Perspective. International Review of
Business Research Papers, IV No. 5 (10-11): 11-19
93
94
Harinurdin, Erwin. 2009. Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan . Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi. XVI No. 2 (5-8): 96-104
Imaniyah, Nur & Bestari Dwi Handayani. 2008. Pengaruh Penghasilan dan
Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Membayar PBB di Kelurahan Tegalrejo Kota Pekalongan. Simposium
Nasional Perpajakan II
Misu, Nicoleta Barbuta. 2011. A Review of Factors for Tax Compliance. Annals
of Dunarea de Jos University of Gelati Fascicle I. Economics and Applied
Informatics Years, XVII No. 1
Mustikasari, Elia. 2007. Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di
Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional
Akuntansi X , Universitas Hasanudin Makassar
Palil, M. Rizal. 2005. Does Tax Knowledge Matters in Self Assessment Systems?
Evidence from Malaysian Tax Administrative. The Journal of American
Academy of Business, VI No. 2 (3): 80-84
Rawls, John. 1971. A Theory of Justice, dalam Chapter II The Principle of
Justice. Publisher: The Belknap Press of Harvard University Press
Cambrigne, Massachusetts
Saad, Natrah. 2010. Fairness Perceptions and Compliance Behaviour: The Case of
Salaried Taxpayers in Malaysia after Implementation of the Self-
Assessment System. Journal of Tax Research, VIII No. 1 (6): 32-63
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elek
Media Komputindo
Supriyati & Nur hidayati. 2008. Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi dan Teknologi
Informasi, VII No. 1: 41-50
Witono, Banu. 2008. Peranan Pengetahuan Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak.
Jurnal Akuntansi dan keuangan, VII No. 2 (9): 196-208
KUISIONER
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Wajib Pajak di KPP Karangpilang Surabaya
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penulisan skripsi S1 Akuntansi Universitas Airlangga, dengan ini
saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan untuk mengisi daftar pertanyaan
yang ada dalam kuisioner ini. Penelitian ini mengangkat topik mengenai pengetahuan pajak,
kemudahan pajak, dan keadilan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM terkait
penetapan PP 46 Tahun 2013.
Kuisioner ini hanya digunakan untuk keperluan akademis serta bersifat RAHASIA
dan tidak akan diungkapkan kepada pihak lain. Kuisioner ini tidak terkait dengan Ditjen
Pajak sehingga tidak akan mempengaruhi jumlah/keringanan/sanksi pajak yang dibayar. Oleh
karena itu KEJUJURAN dalam pengisian kuisioner ini sangat saya harapkan.
Petunjuk Pengisisan
Jawaban bisa dituliskan di tempat yang disediakan atau memilih jawaban dengan
memberikan tanda silang (X) pada skala 1-4 terhadap kotak yang disediakan. Setiap
pertanyaan hanya boleh diisi dengan satu jawaban.
Hormat Saya,
Umur:
Jenis Kelamin:
Laki-laki / Perempuan
Pendidikan terakhir:
Jenis Usaha :
Bentuk Usaha:
UD / CV / Lainnya ...............................
Omzet Usaha:
Lama Usaha:
DAFTAR PERTANYAAN
KEADILAN PAJAK (X 3)
Respndn Umur JK Pendidikan Jenis Usaha Bentuk Usaha Omzet Lama Usaha
1 42 L S1 Jasa PT ≤ Rp 4,8 M > 8 th
2 40 L SMA Dagang CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
3 31 P S1 Jasa PT ≤ Rp 4,8 M > 4-8 th
4 23 P D3 Jasa CV ≤ Rp 4,8 M > 4-8 th
5 35 L S1 Dagang CV ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
6 26 P S1 Dagang CV ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
7 38 L S1 Jasa CV ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
8 29 L S1 Jasa CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
9 34 L S1 Dagang PT ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
10 46 P SMA Dagang CV ≤ Rp 4,8 M < 2 th
11 40 L S1 Dagang CV ≤ Rp 4,8 M > 4-8 th
12 60 L S1 Dagang CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
13 25 L S1 Manufaktur CV ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
14 42 P SMA Jasa Firma ≤ Rp 4,8 M > 8 th
15 22 P SMA Jasa CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
16 24 L D3 Jasa CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
17 45 P S1 Jasa Firma ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
18 31 L S1 Jasa PT ≤ Rp 4,8 M < 2 th
19 36 P D3 Jasa CV ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
20 40 L SMA Jasa CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
21 51 L S1 Jasa UD ≤ Rp 4,8 M > 8 th
22 50 P S1 Dagang CV ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
23 31 P S1 Jasa PT ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
24 43 L S1 Dagang Firma ≤ Rp 4,8 M > 4-8 th
25 33 P S1 Industri CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
26 26 P SMA Dagang PT ≤ Rp 4,8 M > 4-8 th
27 33 P S1 Industri PT ≤ Rp 4,8 M > 8 th
28 45 L S1 Jasa CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
29 63 L S1 Jasa PT ≤ Rp 4,8 M > 8 th
30 32 P SMA Jasa Firma ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
31 32 L S1 Dagang CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
32 22 L S1 Dagang PT ≤ Rp 4,8 M > 8 th
33 52 L D3 Dagang PT ≤ Rp 4,8 M > 8 th
34 28 P D3 Manufaktur CV ≤ Rp 4,8 M 2-4 th
35 42 L S1 Dagang PT ≤ Rp 4,8 M > 4-8 th
36 40 L D3 Jasa CV ≤ Rp 4,8 M < 2 th
37 27 P SMA Dagang CV ≤ Rp 4,8 M < 2 th
38 41 L S1 Dagang CV ≤ Rp 4,8 M > 4-8 th
39 36 L SMA Jasa PT ≤ Rp 4,8 M < 2 th
40 27 P SMA Jasa CV ≤ Rp 4,8 M > 8 th
41 45 L S1 Dagang UD ≤ Rp 4,8 M > 4-8 th
42 27 L D3 Jasa CV ≤ Rp 4,8 M > 4-8 th
29 63 1 5 3 3 1 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
30 32 2 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3
31 32 1 5 2 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 2 4 2 2 3
32 22 1 5 2 3 1 4 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4
33 52 1 4 2 3 1 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2
34 28 2 4 4 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
35 42 1 5 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2
36 40 1 4 3 2 1 1 1 2 2 2 1 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3
37 27 2 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
38 41 1 5 2 2 1 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 4 3 4
39 36 1 3 3 3 1 1 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
40 27 2 3 3 2 1 4 3 3 3 3 2 3 2 1 2 4 3 4 3 3 3 3
41 45 1 5 2 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3
42 27 1 4 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
43 30 2 3 1 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
44 34 2 4 2 2 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
45 28 2 5 2 2 1 2 3 1 2 2 3 1 1 1 1 2 2 4 3 3 2 3
46 37 1 5 2 1 1 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4
47 62 2 3 2 1 1 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4
48 22 2 5 3 3 1 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
49 19 2 3 3 2 1 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4
50 31 2 3 4 3 1 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
51 33 1 5 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3
52 44 1 3 3 2 1 3 4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4
53 35 2 6 2 2 1 2 2 4 3 3 3 3 1 1 1 3 3 4 4 4 4 4
54 42 1 5 3 3 1 4 4 2 4 4 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 3 4
55 25 2 5 4 3 1 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
56 32 1 5 3 2 1 3 4 4 4 4 2 2 1 2 2 3 2 1 3 3 1 2
57 34 1 5 2 2 1 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3
58 29 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3
59 28 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
60 24 1 3 4 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
29 63 1 5 3 3 1 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
30 32 2 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3
31 32 1 5 2 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 2 4 2 2 3
32 22 1 5 2 3 1 4 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4
33 52 1 4 2 3 1 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2
34 28 2 4 4 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
35 42 1 5 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2
36 40 1 4 3 2 1 1 1 2 2 2 1 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3
37 27 2 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
38 41 1 5 2 2 1 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 4 3 4
39 36 1 3 3 3 1 1 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
40 27 2 3 3 2 1 4 3 3 3 3 2 3 2 1 2 4 3 4 3 3 3 3
41 45 1 5 2 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3
42 27 1 4 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
43 30 2 3 1 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
44 34 2 4 2 2 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
45 28 2 5 2 2 1 2 3 1 2 2 3 1 1 1 1 2 2 4 3 3 2 3
46 37 1 5 2 1 1 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4
47 62 2 3 2 1 1 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4
48 22 2 5 3 3 1 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
49 19 2 3 3 2 1 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4
50 31 2 3 4 3 1 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
51 33 1 5 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3
52 44 1 3 3 2 1 3 4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4
53 35 2 6 2 2 1 2 2 4 3 3 3 3 1 1 1 3 3 4 4 4 4 4
54 42 1 5 3 3 1 4 4 2 4 4 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 3 4
55 25 2 5 4 3 1 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
56 32 1 5 3 2 1 3 4 4 4 4 2 2 1 2 2 3 2 1 3 3 1 2
57 34 1 5 2 2 1 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3
58 29 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3
59 28 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
60 24 1 3 4 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
61 41 1 3 2 2 1 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
62 46 2 5 3 2 1 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 3 4
63 38 1 5 1 3 1 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 2 2 4 4 4 2 4
64 24 2 3 3 2 1 4 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
65 31 2 5 3 1 1 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3
66 30 1 5 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3
67 33 2 5 2 2 1 4 4 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3
68 40 1 3 1 3 1 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
69 36 2 5 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
70 42 1 5 3 2 1 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
71 28 1 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3
72 43 1 4 3 1 1 4 2 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3
73 22 1 5 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3
74 44 1 5 2 3 1 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4
75 23 1 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
76 29 2 5 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
77 37 5 4 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 2
78 43 1 5 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 3 3
79 23 1 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
80 27 2 3 3 2 1 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4
81 30 2 5 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
82 27 1 5 3 3 1 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4
83 29 1 3 3 2 1 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
84 22 2 4 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
85 25 1 4 3 3 1 1 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3
86 44 1 3 4 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
87 38 2 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
88 53 2 3 3 1 1 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
89 34 1 5 3 3 1 4 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 28 1 3 2 3 1 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
91 44 1 5 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3
92 45 1 5 3 3 1 4 4 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 4 4 4 4
93 49 1 5 2 1 1 4 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 4 4 4 3
62 46 2 5 3 2 1 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 3 4
63 38 1 5 1 3 1 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 2 2 4 4 4 2 4
64 24 2 3 3 2 1 4 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
65 31 2 5 3 1 1 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3
66 30 1 5 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3
67 33 2 5 2 2 1 4 4 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3
68 40 1 3 1 3 1 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
69 36 2 5 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
70 42 1 5 3 2 1 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
71 28 1 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3
72 43 1 4 3 1 1 4 2 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3
73 22 1 5 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3
74 44 1 5 2 3 1 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4
75 23 1 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
76 29 2 5 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
77 37 5 4 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 2
78 43 1 5 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 3 3
79 23 1 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
80 27 2 3 3 2 1 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4
81 30 2 5 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
82 27 1 5 3 3 1 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4
83 29 1 3 3 2 1 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
84 22 2 4 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
85 25 1 4 3 3 1 1 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3
86 44 1 3 4 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
87 38 2 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
88 53 2 3 3 1 1 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
89 34 1 5 3 3 1 4 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 28 1 3 2 3 1 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
91 44 1 5 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3
92 45 1 5 3 3 1 4 4 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 4 4 4 4
93 49 1 5 2 1 1 4 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 4 4 4 3
94 34 1 5 3 2 1 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4
95 38 2 3 4 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3
96 33 2 5 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
97 41 1 5 2 2 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 2 1 2 3 3 3 3 2
98 47 1 3 2 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
99 25 2 6 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3
100 28 1 4 2 1 1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3
95 38 2 3 4 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3
96 33 2 5 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
97 41 1 5 2 2 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 2 1 2 3 3 3 3 2
98 47 1 3 2 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
99 25 2 6 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3
100 28 1 4 2 1 1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3
19
22
22
22
22
22
23
23
23
24
24
24
25
25
25
25
26
26
27
27
27
27
27
28
28
28
28
28
28
19
22
22
22
22
22
23
23
23
24
24
24
25
25
25
25
26
26
27
27
27
27
27
28
28
28
28
28
28
29
29
29
29
30
30
30
31
31
31
31
31
32
32
32
33
33
33
33
33
34
34
34
34
34
35
35
36
36
36
36
37
37
38
38
38
38
40
40
40
40
40
41
41
41
42
42
42
42
42
43
43
43
44
44
44
44
45
45
45
45
46
46
47
49
50
51
52
53
60
62
63
LAMPIRAN 5
FREKUENSI DATA
Jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 60 60.0 60.0 60.0
Perempuan 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.0 1.0 1.0
3 30 30.0 30.0 31.0
4 14 14.0 14.0 45.0
5 53 53.0 53.0 98.0
6 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Jenis usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 5 5.0 5.0 5.0
2 38 38.0 38.0 43.0
3 49 49.0 49.0 92.0
4 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
BU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 14 14.0 14.0 14.0
2 50 50.0 50.0 64.0
3 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
LU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 15 15.0 15.0 15.0
2 24 24.0 24.0 39.0
3 25 25.0 25.0 64.0
4 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Frequency Table
P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 11 11.0 11.0 13.0
3 60 60.0 60.0 73.0
4 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 5 5.0 5.0 5.0
2 15 15.0 15.0 20.0
3 67 67.0 67.0 87.0
4 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 20 20.0 20.0 22.0
3 67 67.0 67.0 89.0
4 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 21 21.0 21.0 23.0
3 59 59.0 59.0 82.0
4 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 4 4.0 4.0 4.0
2 26 26.0 26.0 30.0
3 64 64.0 64.0 94.0
4 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 3 3.0 3.0 3.0
2 16 16.0 16.0 19.0
3 68 68.0 68.0 87.0
4 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 10 10.0 10.0 10.0
2 43 43.0 43.0 53.0
3 38 38.0 38.0 91.0
4 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 8 8.0 8.0 8.0
2 33 33.0 33.0 41.0
3 56 56.0 56.0 97.0
4 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 4 4.0 4.0 4.0
2 40 40.0 40.0 44.0
3 48 48.0 48.0 92.0
4 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 7 7.0 7.0 7.0
2 38 38.0 38.0 45.0
3 45 45.0 45.0 90.0
4 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 3 3.0 3.0 3.0
2 29 29.0 29.0 32.0
3 56 56.0 56.0 88.0
4 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 27 27.0 27.0 28.0
3 65 65.0 65.0 93.0
4 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
P13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Reliability
N %
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.798 4
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
RELIABILITY
/VARIABLES=P5 P6 P7
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
N %
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.668 3
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
RELIABILITY
/VARIABLES=P8 P9 P10 P11 P12
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
N %
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.614 5
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
RELIABILITY
/VARIABLES=P13 P14 P15 P16
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
N %
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.777 4
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Regression
[DataSet1]
Variables Entered/Removed
Model Variables Variables
Entered Removed Method
1 Keadilan pajak, . Enter
Pengetahuan
pajak,
Kemudahan
a
pajak
Model Summary
a
1 .377 .142 .115 .37454
Kemudahan pajak
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 2.231 3 .744 5.301 .002
Residual 13.467 96 .140
Total 15.697 99
a
Coefficients
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
a
Residuals Statistics
Nonparametric Correlations
[DataSet1] E:\Project\Akuntansi\Nur Aini.sav
Correlations
Unstandardized Pengetahuan
Residual pajak
Spearman's rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1.000 .037
Sig. (2-tailed) . .713
N 100 100
Pengetahuan pajak Correlation Coefficient .037 1.000
Sig. (2-tailed) .713 .
N 100 100
Kemudahan pajak Correlation Coefficient -.101 .394
Sig. (2-tailed) .319 .000
N 100 100
Keadilan pajak Correlation Coefficient .044 .269
Sig. (2-tailed) .667 .007
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).