Rangkuman Skenario D
Rangkuman Skenario D
Nim:
Skenario..
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Tn. Simon, umur 22 tahun, datang ke dokter dengan keluhan utama bersin-bersin,
hidung tersumbat dan keluar ingus encer sejak 4 hari yang lalu.
2. Keluhan ini tidak disertai dengan sesak nafas yang disertai mengi. Tn. Simon juga
mengeluh matanya gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata
keluar.
3. Pasien juga mengeluhkan susah tidur dan terganggunya aktivitas pekerjaan, yaitu
kurang konsentrasi.
4. Ibu Tn. Simon juga memiliki keluhan yang sama.
5. Tn. Simon juga mengatakan setiap kali mengkonsumsi udang dan terkena debu
langsung mengeluh bersin-bersin dan keluar ingus encer. Keluhan ini dirasakan
Tn. Simon sejak berusia 10 tahun.
6. Pemeriksaan fisik
Kesadaran umum : Tampak sakit sedang, compos mentis.
Vital Sign: TD : 120/80 mmHg, N : 110 x/menit regular, isi dan tegangan cukup,
RR: 28 x/menit, T : 37,0o C.
Wajah : terdapat bayangan gelap bawah mata.
7. Status THT
Telinga : Membrana timpani utuh, refleks cahaya +/+.
Hidung : Cavum nasi sempit, sekret (+/+) berwarna putih, konka hipertrofi
berwarna livid (pucat), massa ( - ), garis melintang pada dorsum nasi 1/3 bawah.
Tenggorokan : Arcus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang,
dinding faring posterior tampak granul dan edema, lidah tampak peta.
PRIORITAS MASALAH:
Identifikasi masalah yang pertama, karena pada identifikasi masalah
pertama merukan keluhan yang mengganggu aktivitas pasien dan
merupakan keluhan yang membawa pasien datang ke dokter.
Bersin-bersin:
Allergen di ingesti oleh makrofag, sel dendrite dan limfosit B => alergen
dibawa ke permukaan sel berinteraksi dengan limfosit T (CD4) sel
dendrite dan limfosit b meningkat stimulasi imunitas humoral CD4
melepaskan IL4 proliferasi limfosit B limfosit B mengalami perubahan
isotipe memproduksi igE IgE berikatan dengan sel mast melepaskan
mediator vasoaktif (histamine), kemotaktik, inflamasi (leukotrien)
merangsang reseptor pada ujung saraf vidianus (stimulasi serabut saraf C)
bersin-bersin.
Hidung tersumbat :
Allergen di ingesti oleh makrofag, sel dendrite dan limfosit B alergen
dibawa ke permukaan sel berinteraksi dengan limfosit T (CD4) sel
dendrite dan limfosit b meningkat stimulasi imunitas humoral CD4
melepaskan IL4 proliferasi limfosit B limfosit B mengalami perubahan
isotipe memproduksi igE IgE berikatan dengan sel mast melepaskan
mediator vasoaktif (histamine), kemotaktik, inflamasi (leukotrien) IL-8,
IL-5 mendorong ekspresi molekul pada sel endotel dan epitel mengaktivasi
1. Intermiten : bila gejala lebih dari 4 hari perminggu atau kurang dari 4
minggu.
2. Persisten : bila gejala lebih dari 4 hari perminggu dan lebih dari 4
minggu.
Pada kasus ini keluhan yang dialami Tn. Simon bermakna bahwa Tn.
Simon mengalami rinitis alergi bersifat persisten yaitu bila gejala lebih dari 4
hari perminggu dan atau lebih dari 4 minggu. (Antonicelli, 2001)
2. Keluhan ini tidak disertai dengan sesak nafas yang disertai mengi. Tn. Simon juga
mengeluh matanya gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata
keluar.
a. Apa makna keluhan ini tidak disertai dengan sesak nafas yang disertai mengi?
Jawab.
d. Apa hubungan mata gatal disertai dengan banyak air mata keluar dengan
keluhan?
Jawab.
3. Pasien juga mengeluhkan susah tidur dan terganggunya aktivitas pekerjaan, yaitu
kurang konsentrasi.
a. Apa makna mengeluh susah tidur dan terganggunya aktivitas pekerjaan yaitu
kurang konsentrasi?
Jawab.
Pada kasus ini keluhan yang dialami Tn. Simon bermakna bahwa Tn.
Simon mengalami rinitis alergi tingkat sedang-berat, yaitu adanya gangguan
tidur, gangguan aktivitas dan kurangnya konsentrasi. (Antonicelli, 2007)
b. Apa penyebab Tn. Simon mengeluh susah tidur dan kurang konsentrasi?
Jawab.
Tn. Simon mengeluh susah tidur dan kurang konsentrasi yaitu akibat dari
gejala klinis yang dialami berupa bersin-bersin, hidung tersumbat dan rinorrhe
yang diperantarai oleh pelepasan histamin.
Rinore hidung tersumbat lendir jatuh ke tenggorokan (post nasal drip)
mengorok/ kesulitan bernapas saat tidur susah tidur
5. Tn. Simon juga mengatakan setiap kali mengkonsumsi udang dan terkena debu
langsung mengeluh bersin-bersin dan keluar ingus encer. Keluhan ini dirasakan
Tn. Simon sejak berusia 10 tahun.
- Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan
mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan (Kaplan, 2003).
6. Pemeriksaan fisik
Kesadaran umum : Tampak sakit sedang, compos mentis
Vital Sign: TD : 120/80 mmHg, N : 110 x/menit regular, isi dan tegangan cukup,
RR: 28 x/menit, T : 37,0o C
Wajah : terdapat bayangan gelap bawah mata
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
Jawab.
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Fisik
Hasil Pemeriksaan Fisik Interpretasi
Kesadaran umum : Tampak
sakit sedang, compos mentis
TD : 120/80 mmHg Normal
Nilai normal:
RR 28x/menit (Takipnea) :
Mukosa tersensitisasi terpapar alergen → Ig E mengikat allergen dan terjadi
granulasi sel mast dan basofil → terlepas mediator kimia terutama histamine
dan mediator lain seperti prostaglandin, leukotrien, bradikinin PAF dan
sitokin → hidung tersumbat dan ingus keluar menerus → difusi O 2 terganggu
kompensasi tubuh untuk bernafas lebih cepat (Takipnea).
7. Status THT
Telinga : Membrana timpani utuh, refleks cahaya +/+
(Kaplan, 2003)
Presentasi ke T helper
Sel B aktif
Produksi IGE
Keluar
2.3.4. Kesimpulan
Tn. Simon, umur 22 tahun, mengalami bersin-bersin, hidung tersumbat, keluar ingus
encer, mata gatal, banyak keluar air mata, diakibatkan rhinitis alergi (Hipersensitivitas
tipe I)
Allergen Atopi
(Debu dan Udang) (Keluarga)
Sensitisasi
Reaksi Inflamasi
Hipersensitivitas
SKENARIO D | FK UMP 2012 tipe I 21
Mata gatal Hidung Bersin- Ingus
disertai tersumbat bersin encer
banyak keluar
air mata
Rhinitis Allergy