Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHLUAN

SINDROM KORONER AKUT

A. LANDASAN TEORITIS PENNYAKIT

1. Defenisi

Sindroma koroner akut merupakan salah satu penyakit dengan angka

hospitality dan mortality tertinggi (Irmalita, 2015). Sindrom koroner akut

adalah suatu kondisi dimana terjadinya penyempitan pada pembuluh darah

jantung. Sindrom koroner akut juga dapat diartikan sebagai sekumpulan

gejala yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pembuluh

darah koroner jantung secara akut yang ditandai dengan nyeri dada

(Nurulita et. al., 2011). Kondisi ini terjadi karena berkurangnya pasokan

oksigen yang dipicu oleh adanya robekan plak-plak aterosklerosis dan

adanya inflamasi, vasokontriksi, mikroembolisasi, dan thrombosis

(Pusmariani et. al., 2015).

Sindrom koroner akut adalah suatu kondisi dimana terjadi

ketidakseimbangan antara supply dan kebutuhan oksigen otot jantung,

kondisi ini biasanya terjadi karena penyempitan arteri-arteri oleh plak

aerosklerosis. Kondisi ini ditandai dengan nyeri dada, perubahan segmn

ST saat EKG, serta peruubahan biomarker jantung. Selain itu, sindrom ini

juga dapat terjadi akibat spasme arteri yang disebut angina varian (Young

& Libby, 2007).

2. Etiologi
Salah satu sumber masalah dari sindrom kardiovaskuler akut adalah

vasokontradiksi atau penyempitan pembuluh darah jatung. Akibatnya,

aliran darah ke otot jantung terhenti sehingga kemampuan jantung untuk

memompa darah akan berkurang (Hermawatirisa, 2014). Hal ini dapat

disebabkan karena beberapa hal, diantaranya:

a. Adanya timbunan lemak (aterosklerosis dalam pembuluh darah

karena konsumsi kolestrol yang tinggi)

b. Sumbatan (thrombosis) oleh thrombus (sel beku darah)

c. Vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang

yang terus menerus

d. Kelainan pembuluh arteri

e. Infeksi pada pembuluh darah

f. Hipertensi

g. Hiperlipidema

h. obesitas

i. Merokok

j. Aktivitas dan latihan fisik yang berlebihan

k. Stress, emosi, terkejut

l. Udara dingin, (peningkatan aktivitas simpatis sehingga tekanan

darah meningkat, frekuensi nadi meningkat dan kontraktilitas

jantung meningkat.

3. Manifestasi Klinis
1) Nyeri dada dan rasa tidak nyaman yang tidak hilang walaupun

sudah beristirahat

2) Nyeri dan rasa tidak nyaman seperti rasa terbakar, diremas,

tertekan, bahkan nyeri dirasakan menyebar hingga leher, tangan,

bahu dan punggung.

3) Ketidaknyamanan pada daerah substernal

4) Sesak nafas

5) Keringat dingin

6) Mual dan muntah

7) Pusing

8) Takikardi, muncul sebagai akibat dari stimulasi simpatis.

Bradikardi atau berbagai derajat AV blok sering terjadi paa infark

mikard inferior

4. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang

1) Elektrokardiogram (EKG)

2) Ekokardiogram

3) CT-Scan Jantung

4) Rongent Dada dilakukan untuk mendeteksi kongesti pulmonal atau

perbesaran jantung

5) Pemeriksaan darah lengkap, kimia darah dan koagulasi darah, status

elektrolit dan lipid

5. Pentalaksanaan Medis dan Keperawatan


1) Oksigenasi

Merupakan langkah paling pertama dilakukan karena pada miokard

atau ST-elevasi akan menyebbkan kurangnya pasokan Oksigen.

Tindakan oksigenasi dilakukan hingga pasien stabil dengan level

oksigen 2-3 liter/menit melalui kanul hidung.

2) Tirah baring

Istirahat yang cukup dan teratur akan mengurangi beban kerja jantung.

3) Nitroglisrin (NTG)

NTG digunakan pada pasien yang tidak hipotensi. Manfaatnya adalah

untuk memperbaiki pengiriman oksigen ke miokard, menurunkan

kebutuhan oksigen di miokard, menurunkan beban awal (preload)

sehingga mengubah tegangan dinding ventrikel, dilatasi arteri koroner

besar dan memperbaiki aliran kolateral.

4) Morphine

Obat jenis ini digunakan untuk mengurangi kecemasan, kegelisahan,

rasa sakit iskemia, meningkatkan kapasitas vena, menurunkan tahanan

pembuluh sistemik, menurunkan nadi dan tekanan darah sehingga

preload dan afterload menurun,, sehingga beban miokard berkurang.

5) Antitrombolitik

Berfungsi untuk menghambat agregasi platelet, memerpanjang waktu

pendarahan, dem menurunkan viskositas darah dengan cara


menghetikan kerja adenosine diphospate pada reseptor platelet

sehingga menurunkan kejadian iskemi.

6) Kateterisasi jantung

6. Komplikasi

1) Gangguan irama dan konduksi, sinus takikardi, bradikardi, atrial,

fibrilasi, AV block

2) Gagal jantung

3) Emboli paru dan Infark Paru

4) Penyumbatan pembuluh darah otak

7. WOC

B. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengkajian primer dan sekunder

1) Identitas Pasien

Umumnya jenis kelamin laki-laki dan usia kurang dari 50 tahun

2) Keluhan utama

Dada terasa nyeri dan panas, terasa menjalar hingga punggung dan

lengan kiri, nyeri tetap dirasakan ketika istirahat.

3) Riwayat Penyakit Sebelumnya

Hipertensi, DM, kebiasaan merokok, pekerjaan, stress, serta riwyat

penyakit keluarga.

4) Aktivitas/Istirahat
Keletihan, insomnia, dan olah raga tidak teratur, ditandai dengan

dyspnea saat aktivitas dan istirahat, takikardi, serta perubahan tanda

vital.

5) Sirkulasi

Gejala berupa memiliki riwayat infark miokrdia akut, penyakit arteri

koroner, dan DM.

Tanda yang dapat dijumpai pada pasien:

o Pengisian kapiler lambat, tidak teratur, disritmia

o Bunyi jantung tambahan

o Edema : distensi vena jugularis, edema dependen, perifer,

edema umum,

o Pucat atau sianosis pada membrane mukosa

6) Integritas ego

Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung, penyangkalan.

7) Eliminasi

Gejala berupa penurunan berkemih, urin pekat, dan nokturia. Bising

usus hipoaktif.

8) Makanan/cairan

Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penurunan berat badan

signifikan, dan penurunan turgor kulit.

9) Hygine
Penampilan kurang rapi dan bersih karena keletihan menghambat

aktivitas perawatan diri.

10) Neurosensory

Kelemahan, pusing, letargi, perubahan perilaku.

11) Nyeri/keyamanan

Nyeri akut/ kronis pada dada anterior, substernal, precordial, menyebar

hingga lengan, leher, rahang, epigasrtrium dan abdomen. Kualitas

nyeri berupa sesak, tertekan, dan berat.

12) Pernafasan

Dyspnea, batuk, riwayat merokok dan penyakit pernafasan. Ditandai

dengan frekuesi pernafasan meningkat, nafas kuat dan sesak, pucat,

sianosis serta ditemukannya sputum dan bunyi suara tambahan.

13) Interaksi Sosial

Penurunan aktivitas dari yang biasa dilakukan saat sehat serta

kesulitan koping.

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu:

 Nyeri akut berhubungan dengan iskemi jaringan miokard

 Penurun curah jantung berhubungan dengan peningkatan beban

kerja ventricular
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan supply

darah paru-paru

 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi urin

 Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dada

 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

suplai dan kebutuhan oksigen miokard

 Perubahan perfusi perifer berhubungan dengan penurunan aliran

darah ke jaringan

 Deficit perawatan diriberhubungan dengan kelemahan sekunder

akibat iskemia miokard

 Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit dan status

kesehatan

 Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran

3. Penentuan Kriteria Hasil dan Perumusan Intervensi keperawatan

Nanda NOC NIC


Nyeri berhubungan  Pain Level  Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan:  Pain control komprehensif termasuk lokasi,
 Agen injuri (biologi,  Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
kimia, fisik, Kriteria hasil: kualitas dan faktor presipitasi
psikologis)  Mampu mengontrol nyeri  Observasi reaksi nonverbal dari
 kerusakan jaringan  Mampu menggunakan tehnik ketidaknyamanan
DS: nonfarmakologi untuk  Kontrol lingkungan yang dapat
Laporan secara verbal mengurangi nyeri mempengaruhi nyeri seperti
DO:  Melaporkan bahwa nyeri kebisingan
 Posisi untuk menahan berkurang dengan menggunakan  Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri manajemen nyeri
 Tingkah laku berhati-  Mampu mengenali nyeri (skala,  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
hati intensitas, frekuensi) menentukan intervensi
 Gangguan tidur (mata  Menyatakan rasa  Ajarkan tentang teknik non
sayu, tampak capek, sulit  nyaman setelah nyeri berkurang farmakologi:napas dalam, relaksasi,
atau gerakan kacau  Tanda vital dalam rentang normal distraksi, kompres hangat/dingin
 Terfokus pada diri  Tidak mengalami gangguan tidur  Berikan analgetik untuk mengurangi
sendiri nyeri
 Tingkah laku distraksi  Tingkatkan istirahat
 Perubahan tekanan  Berikan informasi tentang nyeri
darah, perubahan nafas, seperti penyebab nyeri, berapa lama
nadi dan dilatasi pupil nyeri akan berkurang dan antisipasi
 Perubahan autonomic ketidaknyamanan dari prosedur
dalam tonus otot  Monitor vital sign sebelum dan
(rentang dari lemah ke sesudah Intervensi
kaku)
 Tingkah laku ekspresif
(gelisah, merintih,
menangis)
 Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Penurunan curah  Cardiac Pump effectiveness  Evaluasi adanya nyeri dada
jantung b/d: Gangguan  Circulation Status  Catat adanya disritmia jantung
irama jantung, stroke  Vital Sign Status  Catat adanya tanda dan gejala
volume, pre load dan  Tissue perfusion: perifer penurunan cardiac output
afterload, kontraktilitas Kriteria hasil:  Monitor status pernafasan yang
jantung.  Tanda Vital dalam rentang normal menandakan gagal jantung
DO/DS:  Toleransi aktivitas, tidak ada  Monitor balance cairan
 Aritmia, takikardia, kelelahan  Monitor respon pasien terhadap efek
bradikardia  Tidak ada edema paru, perifer, pengobatan anti-aritmia
 Palpitasi; oedem dan tidak ada asites  Atur periode latihan dan istirahat
 Kelelahan  Tidak ada penurunan kesadaran untuk menghindari kelelahan
 Peningkatan/penuruna  AGD dalam batas normal  Monitor toleransi aktivitas pasien
n JVP  Tidak ada distensi vena leher
 Distensi vena jugularis  Monitor adanya dyspneu, fatigue,
 Warna kulit normal tekipneu dan ortopneu
 Kulit dingin dan
lembab  Anjurkan untuk menurunkan stress
 Penurunan denyut nadi  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR saat
perifer pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Oliguria  Auskultasi TD pada kedua lengan dan
 kaplari refill lambat bandingkan
 Nafas pendek/sesak  Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
nafas selama, dan setelah aktivitas
 Perubahan warna kulit  Monitor jumlah, bunyi dan irama
 Batuk jantung
 bunyi jantung S3/S4  Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
 Jelaskan pada pasien tujuan dari
pemberian oksigen
 Sediakan informasi untuk mengurangi
stress
 Kelola pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator untuk mempertahankan
kontraktilitas jantung
 Kelola pemberian antikoagulan untuk
mencegah trombus perifer
 Minimalkan stress lingkungan
Gangguan Pertukaran  Respiratory Status :Gas exchange  Posisikan pasien untuk
gas Berhubungan dengan :  Keseimbangan asam Basa, memaksimalkan ventilasi
 ketidakseimbangan Elektrolit  Pasang mayo bila perlu
perfusi ventilasi  Respiratory Status : ventilation  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 perubahan membran  Vital Sign Status  Keluarkan sekret dengan batuk atau
kapiler-alveolar kriteria hasi: suction
DS: ∙ Mendemonstrasikan peningkatan  Auskultasi suara nafas, catat
 sakit kepala ketika ventilasi dan oksigenasi yang adanyasuara tambahan
bangun adekuat  Berikan bronkodilator
 Dyspnoe ∙ Memelihara kebersihan paru paru  Berikan pelembab udara
 Gangguan penglihatan dan bebas dari tanda-tanda  Atur intake cairan untuk
DO: distress pernafasan mengoptimalkan keseimbangan
 Penurunan CO2 ∙ Mendemonstrasikan batuk efektif
 Takikardi  Monitor respirasi dan status O2
dan suara nafas yang bersih, tidak  Catat pergerakan dada, amati
 Hiperkapnia ada sianosis dan dyspneu (mampu
 Keletihan kesimetrisan, penggunaan otot bantu,
mengeluarkan sputum, mampu retraksi otot supra clavicular dan
 Iritabilitas bernafas dengan mudah, tidak ada
 Hypoxia intercostal
 Kebingungan pursed lips)  Monitor suara nafas tambahan
 Sianosis ∙ Tanda tanda vita ldalam rentang  Monitor pola nafas :
 warna kulit abnormal normal bradipena,takipenia, kussmaul,
(pucat, kehitaman) ∙ AGD dalam batas normal hiperventilasi, cheyne stokes
 Hipoksemia ∙ Status neurologis dalam batas  Monitor TTV, AGD, elektrolit dan
 AGD abnormal normal stastus mental
 pH arteri abnormal  Observasi sianosis khususnya
 frekuensi dan membran mukosa
kedalaman nafas  Jelaskan pada pasien dan keluarga
abnormal tentang persiapan tindakan dan tujuan
penggunaan alat tambahan
(O2,Suction, Inhalasi)
 Auskultasi bunyi jantung, jumlah,
irama dan denyut jantung
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reni Yuli.(2014). Buku Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Kardiovaskuler, Aplikasi NIC dan NOC. Jakarta: ECG

Irmalita, D.(2015). Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Jakarta: Centra


Communication

Nurulita, et.al. (2011). Perbandingan kadar Apolipoprotein B dan Fraksi Lipid


sebagai Faktor Resiko Sindrom Koroner Akut. JST Kesehatan Vol.1 No.1

Pusmariani, et.al. (2015). Pengaruh Pemberian Edukasi Obat Terhadap Kepatuhan


Minum Obat Warfarin Pada Pasien Sindrom Koroner Akut dan Fibrilasi
Atrium di Rumh Sakit Muhamadiyah Yogyakarta. Vol.4 No.2

Anda mungkin juga menyukai