Anda di halaman 1dari 3

KEPERAWATAN HIV/AIDS

UJIAN HARIAN

Dosen Pengampu Dr. Sariana Pangaribuan, SKM., M.Kes

DIBUAT OLEH :

Nama : Via Retno Sari

NIM : 201702086A

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

SORONG

2020
Soal Kasus :

1. Seorang laki-laki datang ke klinik VCT di Puskesmas X. Pada saat melakukan konseling
pre test ditemukan bahwa terdapat perilaku berisiko penularan HIV dan AIDS yaitu
memiliki beberapa partner seks dan tidak menggunakan kondom, namun setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium ternyata menunjukka hasil negative. Berikan
analisis Anda dengan kasus di atas dan upaya pencegahan penularan apa yang harus
dianjurkan kepada klien tersebut?
2. Seorang penasun perempuan yang mengidap HIV dan pernah masuk penjara, tidak jadi
dipekerjakan disebuah perusahaan ketika mengetahui riwayat masa lalunya. Berikan
pendapat Anda terkait kasus di atas?

Jawaban :

1. Dari kasus diatas dapat di analisis bahwa HIV dan AIDS adalah penyakit menular seksual
yang di sebabkan oleh virus, dan virus HIV ini dapat di tularkan melalui hubungan
seksual (anal, genital, oral), kontak darah dari yang terinfeksi maupun dari kehamilan.
Factor berisiko terkait dengan penularan secara seksual juga jelas dapat terjadi pada ada
atau tidaknya infeksi pada alat kelamin, jenis aktivitas seks yang dapat memungkinkan
terjadinya perlukaan atau pendarahan. Dari kasus di atas bahwa seorang laki-laki ini
mempunyai beberapa partner, tidak hanya satu partner seks dan tidak menggunakan
kondom saat berhubungan. Walaupun hasil tes laboratoriumnya negative tetapi perilaku
yang dilakukan terkait berhubungan seksual dengan lawan jenis dapat berisiko akan
terkena HIV dan AIDS dikemudian hari. Dari tindakan yang sering berganti-ganti
pasangan saat berhubungan seksual itu salah satu resiko seseorang dapat tertular HIV
apalagi setiap melakukan hubungan seksual tidak menggunakan kondom, dari situ kita
tidak dapat mengetahui benar atau tidaknya pasangan seks ini sehat terhindar dari HIV
atau tidak. Alangkah lebih baiknya setia pada satu pasangan dan tetap memakai kondom.

Upaya pencegahan yang dapat dianjurkan pada klien tersebut yaitu kita dapat
memberikan konseling terhadap klien tentang HIV dan AIDS. Selain itu dapat
menganjurkan klien berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV
dan AIDS antara lain dapat menerapkan :
1) Menggunakan kondom, memastikan menggunakan kondom baru pada setiap
berhubungan seksual, baik hubungan anal maupun genital.
2) Menghindari berhubungan seksual lebih dari satu pasangan/partner karena dapat
beresiko tertular HIV dan AIDS dari pasangan
3) Menghindari obat-obatan terlarang seperti NAPZA dengan pemakaian jarum
suntik yang tidak steril
4) Setia pada satu pasangan dan selalu jujur
5) Bagi pria, disarankan untuk bersunat agar dapat mengurangi resiko terkena HIV
dan AIDS

2. Pendapat saya terkait kasus diatas seorang penasun yang mengidap HIV dan pernah
masuk penjara tidak jadi diperkerjakan karena masalalunya itu merupakan salah satu
tindakan diskriminasi dimana terdapat pembedaan perlakuan terhadap sesama
masyarakat. Seharusnya tindakan tersebut tidak baik di lakukan karena dapat melanggar
Hak Asasi Manusia khususnya Hak seorang ODHA. Karena ODHA mempunyai Hak
yang sama dengan Warga yang lain. Hak untuk hidup, hak untuk memperoleh pendidikan
maupun hak atas pekerjaan. Dari kasus tersebut seorang ODHA berhak untuk mendapat
pekerjaan bukan mendapat deskriminasi. Padahal sudah sangat jelas dicantumkan bahwa
landasan hukum pada pasal 5 UU nomor 39 tentang HAM, tidak terkecuali HAM pada
ODHA. Namun masih banyak sekali kalangan masyarakat awam yang selalu memandang
buruk seorang ODHA dengan memicu stigma dan diskriminasi pada ODHA karena
ketidaktahuanya pengetahuan tentang HIV dan ODHA, maupun mudah terpengaruh
dengan informasi yang salah.

Anda mungkin juga menyukai