Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

LANSIA DENGAN KEKURANGAN STATUS NUTRISI


DOSEN PENGAMPU : NS. NOVITA MANSOBEN , S.KEP.,M.KEP

Kelompok V
1. BEATRIX
2. FEBRY F. LEUWOL
3. MARLIN M. KONDORORIK
4. REZA A. HI TAHA
5. SAMUEL E. TIJOW
6. JOPY R. SOSELISA
7. YULIANA P.K. OROPKA
DEFINISI
Malnutrisi adalah Suatu keadaan gizi yang buruk yang terjadi karena tidak cukupnya
asupan satu atau lebih nutrisi yang membahayakan status kesehatan

Gangguan gizi yang dapat terjadi karena tidak cukupnya asupan nutrient esensial atau
karena mal asimilasi.
KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA

1. Kalori
2. Protein
3. Lemak
4. Karbohidrat dan serat makanan
5. Vitamin dan mineral
6. Air
PENYEBAB FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MALNUTRISI PADA LANSIA
PENYEBAB FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MALNUTRISI PADA LANSIA

Adanya perubahan – perubahan fisik,psikologik dan social akan berakibat pada


pemenuhan nutrisi lansia. Oleh karena lansia sebagian besar mempunyai resiko terjadinya
gangguan pemenuhan nutrisi dibandingkan dengan kelompok usia yang lain, yang
disebabkan oleh beberapa factor resiko antara lain :
1. Tinggal sendiri:
2. 2. Kelemahan fisik:
3. 3. Kehilangan:
Lanjutan..
4. Depresi:.
5. Pendapatan yang rendah
6. Penyakit saluran cerna:
7. Penyalahgunaan alkohol:
8. Obat-obatan :
TANDA DAN GEJALANYA

 Penurunan berat badan


 Kosentrasi menurun

 Gusi dan mulut sering luka

 Kulit dan rambut kering

 Pipi dan mata cekung.

 Keterlambatan dalam beraktivitas


DAMPAK MALNUTRISI

Malnutrisi yang lama pada lansia akan berdampak pada kelemahan otot dan kelelahan karena energi yang
menurun. Lansia dengan mal nutrisi beresiko tinggi terhadap terjatuh/mengalami ketidakmampuan dalam
mobilisasi yang menyebabkan cedera.
Kaum manula yang mendorong kesalahan gizi dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Malnutrisi umum
Diet tidak mengandung beberapa nutrient dalam jumlah yang memadai.
2. Defisiensi nutrient tertentu
Terjadi bila suatu makanan atau kelompok makanan tertentu tidak ada dalam diet. Contoh : defisiensi zat
besi pada manula yang keadaan gigi geliginya jelek sehingga tidak makan daging karena kesulitan
mengunyah dan konsumsi vit. C yang rendah pada manula yang terus menerus dalam jangka waktu yang
lama mengalami diet lambung.
3. Obesitas
Disebabkan oleh kebiasaan makan yang jelek sejak usia muda. Gerakan manula yang gemuk akan
menjadi lebih sulit.
GANGGUAN NUTRISI PADA LANSIA

1. Osteoporosis
2. Anemia
3. Kekurangan vitamin
4. Kekurangan anti oksidan
5. Sulit buang air besar karena pergerakan usus besar semakin lambat, makanan lambat diolah
dalam tubuh. Akibatnya, buang air besar jadi jarang.
6. Kelebihan gula dan garam
Status Gizi Pada Usia Lanjut
1. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan
menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis
2. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging)
dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia
cenderung kegemukan/obesitas
3. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
4. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita
wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
5. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol,
6. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan
makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
7. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan
menurun dan menjadi kurang gizi
8. Pendapatan menurun (pensiun
9. Demensia (pikun),
Pengukuran status gizi Lansia
Pengukuran status gizi digunakan untuk menentukan status gizi,
mengidentifikasi kekurangan nutrisi dan menentukan jenis diet atau menu
makanan yang harus diberikan pada seseorang. Untuk mengukur status lansia
sebaiknya menggunakan lebih dari satu parameter sehinggga hasil kajian lebih
akurat (depkes 2003)pengukuran status gizi dapat melalui penilaian antara lain:
1. Dietik
2. pemeriksaan fisik
3. pengukuran antropometri dan
4. pemeriksaan biokima, dan alat pengukuran lain yang dapat digunakan untuk
menentukan status gizi adalah MNA( the mini nutritional assessment)
PENATALAKSANAAN

1. Memperhatikan kebutuhan gizi pada lansia. Kecukupan energy sehari yan


dianjurkan untuk pria berusia lebih tua atau sama dengan 60 tahun dengan berat
badan sekitar 62 kg adalah 2200 kkal sedangkan untuk perempuan adalah 1850
kkal
2. Memperhatikan bentuk dan variasi makanan yang menarik agar tidak
membosankan (bentuk cair, bubur saring, bubur, nasi tim, nasi biasa)
3. Menambah makanan cair lain / susu bila lansia tidak bias menghabiskan
makanannya
4. Bila terdapat penyakit metabolic seperti DM, gula sederhana dihindari, bila
terdapat penyakit gagal ginjal sebaliknya dipilih asam amino yang esensial.
5. Perubahan sederhana untuk memperbaiki diet bagi manula yaitu :
Minum satu gelas sari buah yang murni (jangan dicampuri air ataupun
gula)
Sarapan dengan biji-bijian utuh (misalnya havermout, beras merah) dan
telur setiap pagi
Mengusahakan makan daging atau ikan paling tidak sekali dalam
sehari
Minum segelas susu pada waktu akan tidur
Paling sedikit makan satu porsi sayuran setiap hari.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus
Ny. P berusia 60 th (janda), datang ke Rumah Sakit Diantar oleh
anaknya dengan keluhan klien mengalami masalah pada pola makan,
anaknya mengatakan nafsu makan Ny. P berkurang, hanya mampu
menghabiskan seperempat porsi makanan dari biasanya. Anaknya
mengatakan Ny. P kurang makan sayur dan buah-buahan,
BBsebelumnya 48kg, BB saat ini 45kg.Selain itu klien juga sering
mengeluh rasa nyeri di kepala, kunang-kunang, pusing ketika ia terlalu
banyak melakukan aktifitas.
Lanjutan kasus..
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, didapat data :
1. Gigi tidak tidak lengkap
2. Nadi :: 80x/menit
3. Lidah ada sariawan
4. RR 16x/menit
5. Makan Makan :2x/hr,
6. Konjugtiva anemis
7. BB sebelumnya= 48 BB saat ini 45 kg
8. TD : 100/70 mmHg
9. 37 c
10. Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas
PENGKAJIAN

Pengumpulan data
Identitas
Nama : Ny.P
Umur : 60 thn
Jenis kelamin:Perempuan
Agama :islam
Pendidikan :Smp
Keluhan utama: napsu makan menurun dan merasa nyeri kepala, pusing ketika beraktivitas
Riwayat penyakit sekarang : NY. P diantar oleh anaknya ke Rumah Sakit dengan keluhan napsu
makan menurun nyeri kepala pusing ketik beraktivitas
Hasil pemeriksaan Tanda-tanda vital TD:100/70mmhg N:80x/menit RR:16x/menit S: 37x/menit
Lanjutan pengkajian..
Riwayat penyakit yang lalu
Klien tidak pernah menaglami penyakit yang sama, tidak ada riwayat penyakit hepatitis,
atau penyakit lainnya
Riwayat penyakit keluarga yang lalu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
Pemeriksaan fisik
- keadaan umum :lemah
- kesadaran komposmenti
- tanda-tanda vital :TD 100/70 mmhg, N:80x/menit RR:16x/menit S: 37x/menit
Pemeriksaan fisik/sekunder (Head To Too)
1. Kepala
 Inspeksi : Simetris, distribusi rambut merata

 Palapasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

2. Mata
 Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan penglihatan konjungtiva anemnis

 Palapasi : Tidak ada nyeri tekan

3. Hidung
 Inspeksi : Simetris tidak ada epistaksis, tidak ada pernapasan cuping hidung

 Palapasi : Tidak ada nyeri tekan ata benjolan

4. Telinga
 Inspeksi : Simetris tidak ada pengeluaran serumen atau darah

 Palapasi : Tidak ada nyeri tekan


 Mulut
 Inspeksi : Simetris kiri dan kanan mukosa bibir kering terdapat sariawan
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

 Leher

Inspeksi : Simetris tidak ada pembesaran Vena jugularis dan kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada Vena jugularis maupun kelenjar tiroid
 Dada

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, ekspansi dada normal


Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Abdomen

Inspeksi : Simetris,
  

 Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen

 Ekstremitas

Atas
 Inspeksi : tidak ada kelainan
 
 Bawah

 Inspeksi : tidak ada kelainan


 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

 Genetalia

Infeksi : Tidak ada kelainan


Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
  
 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketida seimbangan nutris kurarang


dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Intake yang tidak  adekuat
2. Intoleransi social berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan dan KH INTERVENSI
NOC: NIC:

 Nutritional status: 1. Kaji adanya alergi makanan.

Setelah dilakukan tindakan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan kalori dan nutrisi yang
keperawatan, nutrisi kurang teratasi
dibutuhkan pasien.
dengan indikator:
3. Yakinkan diit yang digunakan
a. Nafsu makan meningkat mengandung tinggi serat untuk mencegah
b. Berat badan meningkat konstipasi
c. Adanya perubahan pola makan 4. Ajarkan pasien bagaimana membuat
d. Konjungtifa normal catatan makanan harian
5. Monitor adanya penurunan BB dan gula
e. Klien tampak tidak lemah
darah
6. Monitor ligkungan selama makan
7. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
keperawatan tidak ada pada jam makan.
 
Tujuan dan KH INTERVENSI
NOC: NIC:
: 1. Observasi adanya pembatasan klien
Toleransi aktivitas Konservasi eneergi dalam pembatasan klien dalam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan melakukan aktivitas.
Pasien dapat bertoleransi terhadap 2. Kaji adanya factor yang menyebabkan
aktivitas. dengan dengan Kriteria Hasil : kelelahan
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisk 3. Monitor sumber nutrisi dan energi yang
tampa disertai dengan pengingkatan adekuat.
TD, RR, dan nadi 4. Monitor pasien akan adanya kelelahan
b. Mampu melakukan akivitas sehari- fisik dan emosi secara berlebihan
hari dengan mandiri 5. Monitor respo kardivaskuler terhadap
c. Keseimbangan aktivitas dan istirahat aktivitas (takikardi, disritmia, sesak
nafas, diaphoresis, pucat, perubahan
hemodinamik)
6. Monitor pola tidur dan lamanya
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai