Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

KEPERAWATAN KRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GAGAL NAFAS

Dosen Pengampu : Ns.Hansen M Su, S.Kep Ma M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok V

1. ANDRA E. RUMLAUNA (201702005A)


2. FLARENSIA LATUSIA (201702034A)
3. GLISKA A. TUASUN (201702035A)
4. LUSIA TOATUBUN (201702048A)
5. EVI MARIA SOLOSSA (201702095A)
6. RIYONA SITANIAPESSY (201702074A)
7. NOVINCE SUMBIAGANAN (201702065A)
8. YULIANA P K OROPKA (201702091A)
9. YULITA OKROFA (201702093A)
10. EFON J B ULIMPA (201602022A)

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA SORONG
PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Hidayahnya  sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
 Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan Kritis
Dimana dalam makalah ini membahas mengenai ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GAGAL NAPAS. Kami menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki, materi ulasan yang kami sajikan masih jauh dari kesempuranaan
sehingga tentunya tak akan luput dari kesalahan dan kehilafan.

Oleh karena itu, kami menghargai dan bahkan mengharapkan segala bentuk masukan dan
kritik dari rekan-rekan ataupun pihak lain untuk lebih membangun dan menyegarkan wawasan
yang lebih bijaksana sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang kompetitif,  karena
dengan adanya kritik dan saran yang membangun tersebut dapat memberikan wawasan kepada
kami untuk kesempurnaan makalah-makalah berikutnya.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………………………I

KATA PENGANTAR ……………………………………………….………………….........II

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………III


BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..........1

A. Latar belakang……………………………………….…………………….................1
B. Rumusan masalah …………………………………………………………………….2
C. TUJUAN…………………………………………………………………………….…
2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….........3

A. Definisi Gagal Napas ………………………………………………………………..3


B. Etiologi ……………………………………………………………………………............3
C. Tanda dan gejala………………………………………………………………………….4
D. Patofisiologi …………………………………………………….
………………………...5
E. Pemeriksaan Penunjang……………………………………………………………..6
F. Penatalaksanaan………….……………………………………………………………....6
G. Pengkajian……………..
…………………………………………………………………....7
H. Diagnosa …………………………………………………………………………….........
….12
I. Intervensi ……………………………………………………………………………….12

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ………………………………………………….........16

A. Pengkajian……………………………………………………………………………….16
B. Diagnosa keperawatan ………………………………………………………………….18
C. Intervensi keperawatan …………………………………………………………….….. 19

BAB IV

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………20
B. SARAN ………………………………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksia,
hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses
ventilasi untuk mempetahankan oksigenasi.

        Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru
tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel
tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan
peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner
&Sudarth,2001)

Rumusan Masalah
A. Apa Yang Dimaksud Dengan Definisi gagal napas?
B. Apa yang dimaksud dengan etiologi?
C. Bagaimana Manifestasi klinis ?
D. Bagiaman patofisiologi gagal napas?
E. Bagaimana pemeriksaan penunjang gagal napas?
F. Bagaimana penatalaksanaa gagal napas?
G. Bagaimana pengkajian?
H. Apa Diagnosa yang muncul?
I. Intervensi keperawatan?
J. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan gagal napas?

Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang penerapan asuhan keperawatan Kritis Pada Gagal
Nafas
2.      Tujuan Khusus
A.    Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian Keperawatan Pada kasus Gagal Nafas
B. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan untuk memenuhi kebutuhan  terhadap
klien Gagal Nafas
C.     Mampu menerapkan rencana tindakan keperawatan sesuai masalah yang telah
diprioritaskan
D.    Mahasiswa mampu menilai hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap
klien Gagal Nafas

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan


oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang
adekuat disebabkanoleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997

Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran


oksigen dankarbondioksida dalam jumlah yangdapat mengakibatkan gangguan pada
kehidupan (RS Jantung “Harapan Kita”, 2001)

Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-
paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida
dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg
(Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg
(hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)

B. ETIOLOGI GAGAL NAPAS

1. Depresi Sistem saraf pusat


Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang
menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla)
sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
2. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan
menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke
reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla
spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular yang terjadi pada
pernapasan akan sangatmempengaruhiventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi
paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura
atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari
hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi
pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan
mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada
gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia
diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang bersifat
asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa
kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.

C. TANDA DAN GEJALA

TANDA

Gagal Napas Total

1. Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.

2. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada
pengembangan dada pada inspirasi

3. Adanya kesulitasn inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi buatan

Gagal nafas parsial

1. Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.

2. Ada retraksi dada


GEJALA
* Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
* Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

D. PATOFISIOLO

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. BGA
Hipopksemia
-  Ringan : PaO2
- Sedang : PaO2
-  Berat : paO2
b. Pemeriksaan rontgen dada
Untuk melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak
diketahui
c. Hemodinamik: tipe I terjadi peningkatan PCWP
d. EKG
  Memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan
  Disritmia
e. Pemeriksaan Diagnostik

- Hb   : dibawah 12 gr %
-  Analisa gas darah :
       pH dibawah 7,35 atau di atas  7,45
       paO2 di bawah 80 atau di atas  100 mmHg
       pCO2 di bawah 35 atau di atas  45 mmHg
       BE di bawah -2 atau di atas  +2
- Saturasi O2 kurang dari 90 %
- Ro” : terdapat gambaran akumulasi udara/cairan , dapat terlihat perpindahan letak
mediastinum

F. PENATALAKSAAN
 Penatalksaan medis dan keperawatan
- Observasi tanda-tanda
- Terapi oksigen: pemberian oksigen rendah nasal atau masker
- Ventilator mekanik dengan memberikan tekanan positif kontinu
- Inhalasi nebulizer
- Fisioterapi dada
- Pemantauan hemodinamik / jantung
- Pengobatan: bronkodilator, steroid
- Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan.

G. PENGKAJIAN
a) PENGKAJIAN PRIMER DAN SEKUNDER Berupa:

1. Identitas
 Identitas pasien, nama, umur  , suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan.
2. Riwayat kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Dahulu


Apakah klien dulu pernah mengalami penyakit yang menyangkut tentang system
pernafasan misalnya asma. Infeksi pada paru dll.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Yaitu meliputi alasan klien masuk kerumah sakit dan yang dialami klien saat ini
misalnya aliran udara dimulut klien tidak terdengar/diraakan, terdengar suara
tambahan, adanta retraksi dada, penurunan kesadaran,sianosis, takikardia, geliah
dll.
C.   Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita penyakit yang sama
dengan klien atau penyakitb yang menyangkut dengan system pernafasan.

D. PENGKAJIAN A, B,C
A. Airway
 Terdapat secret di jalan nafas (sumbatan jalan nafas)
  Bunyi nafas krekels, ronchi, dan wheezing
B. Breathing
  Distress pernafasan: pernafasan cuping hidung, takhipnea / bradipnea
  Menggunakan otot asesoris pernafasan
   Kesulitan bernafas: lapar udara, diaforesis, dan sianoasiS
   Pernafasan memakai alat Bantu nafas
C. Circulation
 Penurunan curah jantung, gelisah, letargi, takikardi
  Sakit kepala
  Gangguan tingkat kesadaran: gelisah, mengantuk, gangguan mental
(ansietas, cemas)

E. Pemeriksaan Fisik
 Tanda-TandaVital
    Tekanandarah: Normal/turun ( kurang dari 90-100 mmHg)
    Nadi : Normal/meningkat ( 100-120x/menit)
    RR: Normal/ meningkat ( 28-34x/menit )
    Suhu : Normal/ meningkat
 Kesadaran : composmentis / kesadaran menurun
  Keadaan umum : lemah, pucat, bedrest
a. Mata : konjungtiva pucat, pandangan berkunang-kunang
b. Mulut : mukosa anemis
c. Leher : normal
d. Thorak dan paru-paru : sesak nafas, nafas pendek, ada suara tambahan,
ada retraksi dada
e. Kardiovaskular: TD turun, nadi cepat dan kecil, akral dingin dan pucat.
f. Abdomen : kandung kemih, konstipasi.
g. Genitalia : sedikit miksi
h. Muskuloskeletal dan integument :Kelemahan tubuh, kulit pucat, dingin,
berkeringat, kering

 Pemeriksaan Khusus
1. Sirkulasi
Tanda : Takikardia, irama ireguler
S3S4/Irama gallop
Daerah PMI bergeser ke daerah mediastinal
Hamman’s sign (bunyi udara beriringan dengan denyut jantung menandakan
udara di mediastinum)
TD : hipertensi/hipotensi
2. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas dalam, dapat menjalar ke
leher, bahu dan abdomen, serangan tiba-tiba saat batuk
Tanda : Melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi, ekspresi meringis
3. Pernapasan
Gejala : riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru ,
keganasan, “lapar udara”, batuk
Tanda : takipnea, peningkatan kerja pernapasan, penggunaan otot asesori,
penurunan bunyi napas, penurunan fremitus vokal, perkusi : hiperesonan di
atas area berisi udara (pneumotorak), dullnes di area berisi cairan (hemotorak)
- perkusi : pergerakan dada tidak seimbang, reduksi ekskursi thorak.
- Kulit : cyanosis, pucat, krepitasi sub kutan
-  mental: cemas, gelisah, bingung, stupor
4. Keamanan
Gejala : riwayat terjadi fraktur, keganasan paru, riwayat radiasi/kemoterapi

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

1. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru


2.  Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi
3.  Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan curah jantung
4.  Kelebihan volume cairan b.d. edema pulmo

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan pola
pernapasan yang efektif
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan
• Frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan normal
• Adanya penurunan dispneu
• Gas-gas darah dalam batas normal
Intervensi :
• Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan serta pola pernapasan.
• Kaji tanda vital dan tingkat kesasdaran setaiap jam dan prn
• Monitor pemberian trakeostomi bila PaCo2 50 mmHg atau PaO2< 60 mmHg
• Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan humidifier sesuai dengan pesanan
• Pantau dan catat gas-gas darah sesuai indikasi : kaji kecenderungan kenaikan
PaCO2 atau kecendurungan penurunan PaO2
• Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1 jam
• Pertahankan tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30 sampai 45
derajat untuk mengoptimalkan pernapasan
• Berikan dorongan utnuk batuk dan napas dalam, bantu pasien untuk mebebat dada
selama batuk
• Instruksikan pasien untuk melakukan pernapasan diagpragma atau bibir
• Berikan bantuan ventilasi mekanik bila PaCO > 60 mmHg. PaO2 dan PCO2
meningkat dengan frekuensi 5 mmHg/jam. PaO2 tidak dapat dipertahankan pada 60
mmHg atau lebih, atau pasien memperlihatkan keletihan atau depresi mental atau
sekresi menjadi sulit untuk diatasi.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan pertukaran gas
yang adekuat
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan :
• Bunyi paru bersih
• Warna kulit normal
• Gas-gas darah dalam batas normal untuk usia yang diperkirakan

Intervensi :
• Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
• Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran setiap[ jam dan prn, laporkan perubahan
tinmgkat kesadaran pada dokter.
• Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji adanya kecenderungan kenaikan dalam
PaCO2 atau penurunan dalam PaO2
• Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai indikasi, kaji perlunya CPAP atau
PEEP.
• Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap jam
• Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian, perhatikan peningkatan atau
penyimpangan
• Pantau irama jantung
• Berikan cairan parenteral sesuai pesanan
• Berikan obat-obatan sesuai pesanan : bronkodilator, antibiotik, steroid.
• Evaluasi AKS dalam hubungannya dengan penurunan kebutuhan oksigen

3. Kelebihan volume cairan b.d. edema pulmo


Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan pasien tidak terjadi kelebihan volume cairan
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan:
• TTV normal
• Balance cairan dalam batas normal
• Tidak terjadi edema
Intervensi :
• Timbang BB tiap hari
• Monitor input dan output pasien tiap 1 jam
• Kaji tanda dan gejala penurunan curah jantung
• Kaji tanda-tanda kelebihan volume : edema, BB , CVP
• Monitor parameter hemodinamik
• Kolaburasi untuk pemberian cairandan elektrolit
4. Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan curah jantung
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mampu mempertahankan perfusi
jaringan.
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan
• Status hemodinamik dalam bata normal
• TTV normal
Intervensi :
• Kaji tingkat kesadaran
• Kaji penurunan perfusi jaringan
• Kaji status hemodinamik
• Kaji irama EKG
• Kaji sistem gastrointestinal

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Identitas Klien

Nama : Tn. S

Umur : 77 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiunan PNS

Alamat : jln. Menoreh Utara II/3 Sampangan Semarang

Tanggal Masuk: 14 Juni 2020 jam 14.45 WIB

DX Medis : Gagal Nafas, PSA/SH, Sepsis, MRSA

No Register : 5103659

Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama: klien tidak sadar

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah
beberapa jam klien mengalami demam, nafas sesak kemudian dibawa ke RSDK lewat
IGD. Di IGD diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse,
kemudian dirawat di ICU sampai pengkajian dilakukan

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit jantung sudah 5 tahun

Riwayat Parkinson sudah 2 tahun

Riwayat Hemiparese sudah 2 tahun

Pengkajian Primer

1. Airways
Jalan nafas secret kental produktif, ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir

2. Breathing

Memakai ET no 7,5 dengan ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin:10, nafas
klien: 28 x/mnt, SaO2: 96, bunyi ronchi kasar seluruh area paru.

3. Circulation

TD: 147/86 mmHg, HR: 100 x/mnt, MAP: 94, suhu: 36,5 oC, edema ekstremitas atas dan
bawah, capillary refill < 3 detik

Pengkajian sekunder

1. Kepala : Mesosefal, tidak ada hematom/luka pada kepala

2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, pupil isokor 2 mm, tidak ada
hematom kelopak mata

3. Hidung : Terpasang NGT, ada lendir kental saat dilakukan isap lendir

4. Telinga : Tampak bersih, tidak ada discharge

5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, JVP meningkat

6. Thorak :

Paru

Inspeksi : Pengembangan paru simetris kanan dan kiri

Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor seluruh lapang pandang paru

Auskultasi : Ronchi terdengar seluruh lapang paru

Jantung

Inspeksi : iktus cordis tak tampak


Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC 5, 2 cm LMCS

Perkusi : Suara pekak, konfigurasi dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, gallops (-), murmur (-)

7. Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising usus normal, 15 x/menit

Perkusi : Timpani

Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien

8. Ekstremitas : Edema ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan

B. DIANGNOSA KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan
kurangnya ventilasi sekunder terhadap retensi lender
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam
interstitial / area alveolar
3) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan
kondisi lemah

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan
kurangnya ventilasi sekunder terhadap retensi lender
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X 24 JAM jalan nafas efektif.

Kriteria hasil:

- Bunyi nafas bersih


- Secret berkurang atau hilang

INTERVENSI :

- Catat karakteristik bunyi nafas


- Catat refleks batuk dan lendir yang keluar\
- Monitor status hidrasi untuk mencegah sekresi kental
- Berikan humidifikasi pada jalan nafas
- Pertahankan posisi tubuh / kepala dan gunakan ventilator sesuai kebutuhan
- Observasi perubahan pola nafas dan upaya bernafas
- Berikan cairan garam faaal sesuai indiaksi untuk membuang skresi yang lengket
- Berikan O2 sesuai kebutuhan tubuh
- Berikan fisioterapi dada

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam
interstitial / area alveolar
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pertukaran gas adekuat
Criteria hasil:
Ø Perbaikan oksigenasi adekuat: akral hangat, peningkatan kesadaran
Ø BGA dalam batas normal
Ø Bebas distres pernafasan

INTERVENSI:

- Kaji status pernafasan


- Kaji penyebab adanya penurunan PaO2 atau yang menimbulkan ketidaknyaman
dalam pernafasan
- Catat adanya sianosis
Observasi kecenderungan hipoksia dan hiperkapnia
Berikan bantuan nafas dengan ventilator mekanik
Kaji seri foto dada
Awasi BGA / saturasi oksigen (SaO2

3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan


kondisi lemah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi nosokomial dapat
terkendali
Criteria hasil:
Ø Tidak ada tanda-tanda infeksi
Ø Leukosit dalam batas normal

INTERVENSI:
- Evaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum tiap penghisapan
- Tampung specimen untuk kultur dan sensitivitas sesuai indikasi
- Pertahankan teknik steril bila melakukan penghisapan (pakai sarung tangan
steril)
- Ganti sirkuit ventilator tiap 72 jam
- Lakukan pembersihan oral tiap shift
- Monitor tanda vital terhadap infeksi
- Pantau keadaan umum
- Pantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan sensitivitas
- Berikan antibiotic amikin 1 gram/ 24 jam

BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
      Jadi   Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon
dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50
mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg
(hiperkapnia).

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning
and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,I.M, Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli
diterbitkan tahun 1993.
Suprihatin, Titin (2000), Bahan Kuliah Keperawatan Gawat Darurat PSIK Angkatan
I,   Universitas Airlangga, Surabaya.
Corwin, Elizabeth J, (2001), Buku saku Patofisiologi, Edisi bahasa Indonesia, EGC, Jakarta.
        Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan,  Edisi 8, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai