KEPERAWATAN KRITIS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan Kritis
Dimana dalam makalah ini membahas mengenai ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GAGAL NAPAS. Kami menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki, materi ulasan yang kami sajikan masih jauh dari kesempuranaan
sehingga tentunya tak akan luput dari kesalahan dan kehilafan.
Oleh karena itu, kami menghargai dan bahkan mengharapkan segala bentuk masukan dan
kritik dari rekan-rekan ataupun pihak lain untuk lebih membangun dan menyegarkan wawasan
yang lebih bijaksana sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang kompetitif, karena
dengan adanya kritik dan saran yang membangun tersebut dapat memberikan wawasan kepada
kami untuk kesempurnaan makalah-makalah berikutnya.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………………………I
A. Latar belakang……………………………………….…………………….................1
B. Rumusan masalah …………………………………………………………………….2
C. TUJUAN…………………………………………………………………………….…
2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….........3
A. Pengkajian……………………………………………………………………………….16
B. Diagnosa keperawatan ………………………………………………………………….18
C. Intervensi keperawatan …………………………………………………………….….. 19
BAB IV
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………20
B. SARAN ………………………………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksia,
hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses
ventilasi untuk mempetahankan oksigenasi.
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru
tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel
tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan
peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner
&Sudarth,2001)
Rumusan Masalah
A. Apa Yang Dimaksud Dengan Definisi gagal napas?
B. Apa yang dimaksud dengan etiologi?
C. Bagaimana Manifestasi klinis ?
D. Bagiaman patofisiologi gagal napas?
E. Bagaimana pemeriksaan penunjang gagal napas?
F. Bagaimana penatalaksanaa gagal napas?
G. Bagaimana pengkajian?
H. Apa Diagnosa yang muncul?
I. Intervensi keperawatan?
J. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan gagal napas?
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang penerapan asuhan keperawatan Kritis Pada Gagal
Nafas
2. Tujuan Khusus
A. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian Keperawatan Pada kasus Gagal Nafas
B. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan untuk memenuhi kebutuhan terhadap
klien Gagal Nafas
C. Mampu menerapkan rencana tindakan keperawatan sesuai masalah yang telah
diprioritaskan
D. Mahasiswa mampu menilai hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap
klien Gagal Nafas
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-
paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida
dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg
(Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg
(hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)
TANDA
2. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada
pengembangan dada pada inspirasi
D. PATOFISIOLO
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. BGA
Hipopksemia
- Ringan : PaO2
- Sedang : PaO2
- Berat : paO2
b. Pemeriksaan rontgen dada
Untuk melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak
diketahui
c. Hemodinamik: tipe I terjadi peningkatan PCWP
d. EKG
Memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan
Disritmia
e. Pemeriksaan Diagnostik
- Hb : dibawah 12 gr %
- Analisa gas darah :
pH dibawah 7,35 atau di atas 7,45
paO2 di bawah 80 atau di atas 100 mmHg
pCO2 di bawah 35 atau di atas 45 mmHg
BE di bawah -2 atau di atas +2
- Saturasi O2 kurang dari 90 %
- Ro” : terdapat gambaran akumulasi udara/cairan , dapat terlihat perpindahan letak
mediastinum
F. PENATALAKSAAN
Penatalksaan medis dan keperawatan
- Observasi tanda-tanda
- Terapi oksigen: pemberian oksigen rendah nasal atau masker
- Ventilator mekanik dengan memberikan tekanan positif kontinu
- Inhalasi nebulizer
- Fisioterapi dada
- Pemantauan hemodinamik / jantung
- Pengobatan: bronkodilator, steroid
- Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan.
G. PENGKAJIAN
a) PENGKAJIAN PRIMER DAN SEKUNDER Berupa:
1. Identitas
Identitas pasien, nama, umur , suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan.
2. Riwayat kesehatan
D. PENGKAJIAN A, B,C
A. Airway
Terdapat secret di jalan nafas (sumbatan jalan nafas)
Bunyi nafas krekels, ronchi, dan wheezing
B. Breathing
Distress pernafasan: pernafasan cuping hidung, takhipnea / bradipnea
Menggunakan otot asesoris pernafasan
Kesulitan bernafas: lapar udara, diaforesis, dan sianoasiS
Pernafasan memakai alat Bantu nafas
C. Circulation
Penurunan curah jantung, gelisah, letargi, takikardi
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran: gelisah, mengantuk, gangguan mental
(ansietas, cemas)
E. Pemeriksaan Fisik
Tanda-TandaVital
Tekanandarah: Normal/turun ( kurang dari 90-100 mmHg)
Nadi : Normal/meningkat ( 100-120x/menit)
RR: Normal/ meningkat ( 28-34x/menit )
Suhu : Normal/ meningkat
Kesadaran : composmentis / kesadaran menurun
Keadaan umum : lemah, pucat, bedrest
a. Mata : konjungtiva pucat, pandangan berkunang-kunang
b. Mulut : mukosa anemis
c. Leher : normal
d. Thorak dan paru-paru : sesak nafas, nafas pendek, ada suara tambahan,
ada retraksi dada
e. Kardiovaskular: TD turun, nadi cepat dan kecil, akral dingin dan pucat.
f. Abdomen : kandung kemih, konstipasi.
g. Genitalia : sedikit miksi
h. Muskuloskeletal dan integument :Kelemahan tubuh, kulit pucat, dingin,
berkeringat, kering
Pemeriksaan Khusus
1. Sirkulasi
Tanda : Takikardia, irama ireguler
S3S4/Irama gallop
Daerah PMI bergeser ke daerah mediastinal
Hamman’s sign (bunyi udara beriringan dengan denyut jantung menandakan
udara di mediastinum)
TD : hipertensi/hipotensi
2. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas dalam, dapat menjalar ke
leher, bahu dan abdomen, serangan tiba-tiba saat batuk
Tanda : Melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi, ekspresi meringis
3. Pernapasan
Gejala : riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru ,
keganasan, “lapar udara”, batuk
Tanda : takipnea, peningkatan kerja pernapasan, penggunaan otot asesori,
penurunan bunyi napas, penurunan fremitus vokal, perkusi : hiperesonan di
atas area berisi udara (pneumotorak), dullnes di area berisi cairan (hemotorak)
- perkusi : pergerakan dada tidak seimbang, reduksi ekskursi thorak.
- Kulit : cyanosis, pucat, krepitasi sub kutan
- mental: cemas, gelisah, bingung, stupor
4. Keamanan
Gejala : riwayat terjadi fraktur, keganasan paru, riwayat radiasi/kemoterapi
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan pola
pernapasan yang efektif
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan
• Frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan normal
• Adanya penurunan dispneu
• Gas-gas darah dalam batas normal
Intervensi :
• Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan serta pola pernapasan.
• Kaji tanda vital dan tingkat kesasdaran setaiap jam dan prn
• Monitor pemberian trakeostomi bila PaCo2 50 mmHg atau PaO2< 60 mmHg
• Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan humidifier sesuai dengan pesanan
• Pantau dan catat gas-gas darah sesuai indikasi : kaji kecenderungan kenaikan
PaCO2 atau kecendurungan penurunan PaO2
• Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1 jam
• Pertahankan tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30 sampai 45
derajat untuk mengoptimalkan pernapasan
• Berikan dorongan utnuk batuk dan napas dalam, bantu pasien untuk mebebat dada
selama batuk
• Instruksikan pasien untuk melakukan pernapasan diagpragma atau bibir
• Berikan bantuan ventilasi mekanik bila PaCO > 60 mmHg. PaO2 dan PCO2
meningkat dengan frekuensi 5 mmHg/jam. PaO2 tidak dapat dipertahankan pada 60
mmHg atau lebih, atau pasien memperlihatkan keletihan atau depresi mental atau
sekresi menjadi sulit untuk diatasi.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan pertukaran gas
yang adekuat
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan :
• Bunyi paru bersih
• Warna kulit normal
• Gas-gas darah dalam batas normal untuk usia yang diperkirakan
Intervensi :
• Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
• Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran setiap[ jam dan prn, laporkan perubahan
tinmgkat kesadaran pada dokter.
• Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji adanya kecenderungan kenaikan dalam
PaCO2 atau penurunan dalam PaO2
• Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai indikasi, kaji perlunya CPAP atau
PEEP.
• Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap jam
• Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian, perhatikan peningkatan atau
penyimpangan
• Pantau irama jantung
• Berikan cairan parenteral sesuai pesanan
• Berikan obat-obatan sesuai pesanan : bronkodilator, antibiotik, steroid.
• Evaluasi AKS dalam hubungannya dengan penurunan kebutuhan oksigen
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 77 tahun
Agama : Islam
No Register : 5103659
Riwayat Keperawatan
Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah
beberapa jam klien mengalami demam, nafas sesak kemudian dibawa ke RSDK lewat
IGD. Di IGD diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse,
kemudian dirawat di ICU sampai pengkajian dilakukan
Pengkajian Primer
1. Airways
Jalan nafas secret kental produktif, ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir
2. Breathing
Memakai ET no 7,5 dengan ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin:10, nafas
klien: 28 x/mnt, SaO2: 96, bunyi ronchi kasar seluruh area paru.
3. Circulation
TD: 147/86 mmHg, HR: 100 x/mnt, MAP: 94, suhu: 36,5 oC, edema ekstremitas atas dan
bawah, capillary refill < 3 detik
Pengkajian sekunder
2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, pupil isokor 2 mm, tidak ada
hematom kelopak mata
3. Hidung : Terpasang NGT, ada lendir kental saat dilakukan isap lendir
6. Thorak :
Paru
Jantung
7. Abdomen
Inspeksi : Datar
Perkusi : Timpani
B. DIANGNOSA KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan
kurangnya ventilasi sekunder terhadap retensi lender
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam
interstitial / area alveolar
3) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan
kondisi lemah
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan
kurangnya ventilasi sekunder terhadap retensi lender
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X 24 JAM jalan nafas efektif.
Kriteria hasil:
INTERVENSI :
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam
interstitial / area alveolar
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pertukaran gas adekuat
Criteria hasil:
Ø Perbaikan oksigenasi adekuat: akral hangat, peningkatan kesadaran
Ø BGA dalam batas normal
Ø Bebas distres pernafasan
INTERVENSI:
INTERVENSI:
- Evaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum tiap penghisapan
- Tampung specimen untuk kultur dan sensitivitas sesuai indikasi
- Pertahankan teknik steril bila melakukan penghisapan (pakai sarung tangan
steril)
- Ganti sirkuit ventilator tiap 72 jam
- Lakukan pembersihan oral tiap shift
- Monitor tanda vital terhadap infeksi
- Pantau keadaan umum
- Pantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan sensitivitas
- Berikan antibiotic amikin 1 gram/ 24 jam
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon
dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50
mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg
(hiperkapnia).
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning
and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,I.M, Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli
diterbitkan tahun 1993.
Suprihatin, Titin (2000), Bahan Kuliah Keperawatan Gawat Darurat PSIK Angkatan
I, Universitas Airlangga, Surabaya.
Corwin, Elizabeth J, (2001), Buku saku Patofisiologi, Edisi bahasa Indonesia, EGC, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.