laboratorium :
Hemoglobin menurun yaitu 10,6 mg/dL nilai normalnya 12.0 – 16.0 g/dL jumlah
pada konsentrasi kreatinin serum dapat meningkat pada pasien menunjukkan bahwa
pasien mengalami gangguan fungsi ginjal baik karena gangguan fungsi ginjal
disebabkan oleh nefritis, penyumbatan saluran urin, penyakit otot atau dehidrasi
akut.
Urea meningkat 82,3 mg/dL nilai normalnya 19,3-49,2 mg/dL kadar ureum
darah terbaca lebih tinggi dari normal, maka menunjukkan bahwa pasien
Seharusnya pada kasus Tn. X melampirkan hasil pemeriksaan laboratorium secara lengkap
seperti pemeriksaan elektrolit, faal ginjal, darah lengkap untuk memudahkan tenaga medis
mendeteksi penyakit gagal ginjal kronik karna data yang didapatkan dari pasien
kemungkinan ada gangguan pada ginjal pasien.
memproduksi
memfagosit organisme a atau
mengangkut/ mendistribusikan
antibodi.
Nilai krisis leukositosis:
30.000/mm3. Lekositosis
hingga 50.000/mm3
mengindikasikan gangguan di
luar sumsum tulang (bone
marrow).
Nilai leukosit yang sangat
menjalani operasi)
menunjukkan pula
peningkatan leukosit
walaupun tidak dapat
dikatakan infeksi.
Waspada terhadap
kemungkinan leukositosis
akibat pemberian obat.
kortikosteroid), nekrosis,
toksin, leukemia dan
<4000/mm3. Penyebab
leukopenia antara lain:
2. obat (antimetabolit,
antibiotik, antikonvulsan,
kemoterapi)
3. Anemia
aplastik/pernisiosa
4. Multipel mieloma
Eritrosit Tidak 4.20 – 5.40 Fungsi utama eritrosit adalah
terlampir 10^6/µL untuk mengangkut oksigen dari
polisitemia sekunder,
diare/dehidrasi, olahraga
transportasi oksigen
(O2) dan karbon dioksida (CO2).
gm/dL
menunjukkan anemia Nilai Hb
akibat
hemokonsenstras.
MCV Tidak 37.0 – 54.0 % MCV adalah indeks untuk
terlampir menentukan ukuran sel darah
mikrositik.
Peningkatan nilai MCV terlihat
antimetabolik, kekurangan
folat/vitamin B12, dan terapi
anemia.
Peningkatan MCH
mengindikasikan anemia
makrositik
Penurunan MCH
mengindikasikan anemia
mikrositik.
MCHC Tidak 27.0 – 31.0 pg/sel Indeks MCHC mengukur
anemia hipokromik.
MCHC meningkat pada
(disseminated intravascular
coagulation), hemorrhragia
heparin)
Nilai menurun apabila
konsumsi vit.K meningkat.
APPT Tidak 21-45 detik Pemeriksaan untuk mendeteksi
penurunan produksi
neutrofil, peningkatan
kerusakan sel, infeksi bakteri,
yang berat.
Pada kasus kerusakan
bakar, operasi).
Limfosit Tidak 15 - 45% Merupakan sel darah putih yang
hematologi.Monositopenia
biasanya tidak mengindikasikan
kompleks antigen-antibodi.
Eosinofil juga aktif pada reaksi
penyakit.
Eosinofilia adalah
parasit.
Eosipenia adalah penurunan
produksi glukokortikosteroid).
Eosinofil cepat hilang pada
infeksi pirogenik
Basofil Tidak 0 - 2% Fungsi basofil masih belum
terlampir diketahui. Sel basofil mensekresi
pada kasus heparin dan histamin. Jika
petekia/ekimosis.
KIMIA KLINK
Gula darah sewaktu Tidak 70-140 mg/dL Pemeriksaan glukosa darah
terlampir adalah prosedur skrining yang
ketidakmampuan sel
mempergunakan glukosa secara
memecahkan glikogen.
Peningkatan gula darah
(hiperglikemia) atau
intoleransi glukosa (nilai
hidrokarbon. Peningkatan
kadar HDL juga dapat terjadi
alkoholisme, anoreksia
nervosa, sirosis bilier,
idiopatik,
hiperlipoproteinemia (tipe I,
malnutrisi.
Albumin Tidak 3,5-5,5 mg/dL Albumin di sintesa oleh hati dan
enzim, obat.
Nilai albumin meningkat dari
dehidrasi.
Nilai albumin menurun dari
dan perdarahan.
Ureum 82.3 mg/dl 19,3-49,2 mg/dL Ureum yaitu tes untuk
ginjal.
kadar ureum darah Anda
terbaca lebih tinggi dari
normal, maka bisa jadi Anda
dan overhidrasi
Creatinin 2,23 mg/dl 0,5-1,1 mg/dL Kreatinin adalah produk antara
kreatinin.
Pada konsentrasi kreatinin
menyebabkan perubahan,
kerusakan atau kematian sel
pada jaringan tersebut akan
mengakibatkan terlepasnya
isoniazid, eritromisin,
kontrasepsi oral
kehamilan, sedangkan
peningkatan kadar BUN dapat
dan sepsis.
ELECTROLYTE
Natrium Tidak 135-155 mmo/L Natrium merupakan kation yang
terlampir banyak terdapat di dalam cairan
pada kasus ekstraseluler. Berperan dalam
memelihara tekanan osmotik,
impuls saraf.
jumlah natrium kurang dari
mineralokortikoid,
hipoaldosteronism, luka
ginjal.
Pada kondisi hyperkalemia
(yang menunjukkan
kelebihan kalium dari jumlah
darah merah
Pada kondisi hipokalimea
(yang menunjukkan
kekuarangn kalium dari
Penurunan konsentrasi
klorida dalam serum dapat
Peningkatan konsentrasi
klorida dalam serum dapat
jaringan
Tekanan parsial oksigen yang
terlarut di plasma
menggambarkan jumlah
Implikasi Klinik:
Penurunan nilai PaO2 dapat
terjadi pada penyakit paru
obstruksi kronik (PPOK),
angkut oksigen).
PaCO₂ Tidak 35-45 mmHg PaCO2 menggambarkan tekanan
anxiety/nervousness dan
emboli paru. Nilai kurang
Umumnya, peningkatan
PaCO2 dapat terjadi pada
hipoventilasi sedangkan
penurunan nilai
menunjukkan hiperventilasi.
pH Tidak 7,35-7,45 mmHg serum pH menggambarkan
Implikasi Klinik:
Umumnya nilai pH akan
pembentukan asam)
Umumnya nilai pH
bikarbonat.
Implikasi klinik:
asam organik.
Implikasi Klinik:
menunjukkan penciutan
volume ekstraseluler atau
hipoalbuminemia, dilution,
hipernatremia, hiperkalsemia
hiperkalsemia.
Sistem Buffer Tidak 21-28 mEq/L Sistem buffer bikarbonat terdiri
Bikarbonat terlampir atas asam karbonat (H2CO3) dan
pada kasus bikarbonat (HCO3). Secara
bikarbonat
Implikasi Klinik:
Peningkatan bikarbonat
menunjukan asidosis
Penurunan bikarbonat
menunjukan adanya alkalosis
respiratori (akibat
peningkatan ventilasi
Toponin dapat dideteksi di dalam darah dalam waktu 2 jam, dan menghilang dalam waktu
kurang dari 24 jam setelah infark.
No Pemeriksaan Penjelasan
.
1. CKP (creatine Tes kreatin fosfokinase adalah pemeriksaan yang
yaitu :
Wanita : 40–150 U/L Pria : 38–174 U/L
2. CK-MB Pemeriksaan penanda biokimia jantung, yaitu enzim
(creatinine kinase
MB merupakan suatu cara untuk mendeteksi infark
Myocardial Band)
miokard akut (IMA). CK-MB biasanya mulai meningkat
3-12 jam setelah kerusakan sel miokardium. Puncaknya
CPK
3. Troponin Troponin merupakan biomarker yang sangat sensitive
troponin I (hs-TnI)
memungkinkan untuk
Pemeriksaan penunjang
1. Proyeksi PA (posteroanterior)
2. Insiprasi cukup, ditandai dengan diafragma kanan
Kesalahan radiografi
System radiografi digital sudah banyak dipakai untuk
teknik CR/ posisi image pada kaset/ luas lapangan yang yang
terlalu kecil, kode organ yang tidak tepat, kesalahan-kesalahan
rontgen adalah posisi yang tidak tepat sehingga hasil foto yang
didapatkan menjadi kurang berkualitas dan gambaran yang
POSISI PEMERIKSAAN
pada foto PA atau lateral. Penderita berbaring pada satu sisi (kiri
atau kanan). Film diletakkan di muka dada penderita dan
.
Pada saat di IGD pasien di beri terapi :
1. IVFD (Intravenous Fluid Drops) RL Pemberian cairan pada pasien harus sesuai dengan
500cc/24 jam kebutuhannya karena penggunaan cairan RL
2. Inj. Furosemid 40 mg 2x1 ampl Pasien diberi terapi furosemid karna pasien
mengalami kardiomegali (pembengkakan jantung)
digunakan :
Alat yang
O2 (liter/menit) FiO2
digunakan
2 0,21-0,24
2 0,23 – 0,28
Kanula hidung 3 0,27-0,34
4 0,31-0,38
5-6 0,32-0,44
4-6 0,24-0,28
Venturi 8-10 0,35-0,40
8-12 0,50
5-6 0,30-0,45
Simple mask
7-8 0,40-0,60
7 0,35-0,75
Rebreathing mask
10 0.65-1,00
Non rebreathing
4-10 0.40-1,00
mask
Penyebab hipoksemia :
1. Oksigen inspirasi berkurang
2. Alveolar hipoventilasi
3. Kemampuan hb berkurang
4. Gangguan ventilasi perfusi
5. Abnormal difusi
apnea’
- terapi O2 mengatasi hipoksemia, tetapi tidak
memperbaiki ventilasi
b. V/Q mismatch (gangguan ventilasi-perfusi)
c. Shunt
- kapiler paru melewati alveoli yang tidak
d. Gangguan difusi
- Penebalan daerah antara alveoli dan kapiler
a. Gejala klinik
- Sianosis
c. Pulse oxymetry
Tujuan terapi oksigen :
2.Mencegah hipoksemia
3.Mencegah hipoksia sel dan jaringan
= 149,73 – 48 x 1,25
= 149, 73 – 60
= 89,73
Contoh : FiO2 awal = udara bebas (21%)
= 29,73
150+29,73
FiO2 = x 100 %
760
179 ,93
= x 100%
760
= 23, 64 % (Nasal kanul 2 lpm)
jantung.
6. Paracetamol 3x500 gram Seharusnya didalam kasus dilampirkan untuk data