Anda di halaman 1dari 15

1 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan

Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

ABSTRAK
Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak
Dengan Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan
Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda
Sri Wulandari1, Linda Dwi Novial Fitri2, Rusdi3
Latar Belakang : Skizofrenia merupakan penyakit gangguan mental yang paling sering
ditemui. Anak yang terkena skizofrenia akan sangat mudah mengalami kekambuhan jika
ibu tidak dapat memahami anak skizofrenia tersebut. Tujuan : Untuk mengeksplorasi
tentang pengalaman ibu dalam menangani anak dengan skizofrenia pada saat
mengalami kekambuhan dan juga mengeksplorasi tentang apa yang dilakukan ibu pada
saat anak skizofrenia mengalami kekambuhan. Metode : Sebuah penelitian metode
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, jumlah partisipan sebanyak 7 yaitu ibu yang
memiliki anak dengan skizofrenia. Pengambilan partisipan menggunakan tehnik
purposive sampling, pengambilan data dengan melakukan wawancara mendalam semi
berstruktur dengan mengunakan pedoman wawancara. Analisa data menggunakan
tahapan analisa menurut Colaizzi. Hasil : Didapatkan hasil penelitian ini menghasilkan 6
tema utama yaitu, respon ibu pertama kali mengetahui anak terdiagnosa skizofrenia,
perubahan pertama kali yang terlihat pada anak skizofrenia, penyebab terjadinya
kekambuhan pada anak skizofrenia, cara menangani anak skizofrenia pada saat kambuh,
perubahan perilaku yang sering muncul pada saat anak skizofrenia kambuh, dan beban
yang dirasakan selama mengasuh anak skizofrenia. Kesimpulan : Pada umumnya ibu
tidak mudah menerima kenyataan bahwa anaknya terdiagnosa skizofrenia, beberapa ibu
membutuhkan waktu yang lama agar dapat beradaptasi dan memahami perubahan
perilaku anak skizofrenia pada saat mengalami kekambuhan.
Kata Kunci : Pengalaman, Anak Skizofrenia, Kekambuhan.

ABSTRAK
Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak
Dengan Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan
Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda
Sri Wulandari1, Linda Dwi Novial Fitri2, Rusdi3
Latar Belakang : Skizofrenia merupakan penyakit gangguan mental yang paling sering
ditemui. Anak yang terkena skizofrenia akan sangat mudah mengalami kekambuhan jika
ibu tidak dapat memahami anak skizofrenia tersebut. Tujuan : Untuk mengeksplorasi
tentang pengalaman ibu dalam menangani anak dengan skizofrenia pada saat
mengalami kekambuhan dan juga mengeksplorasi tentang apa yang dilakukan ibu pada
saat anak skizofrenia mengalami kekambuhan. Metode : Sebuah penelitian metode
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, jumlah partisipan sebanyak 7 yaitu ibu yang
memiliki anak dengan skizofrenia. Pengambilan partisipan menggunakan tehnik
purposive sampling, pengambilan data dengan melakukan wawancara mendalam semi
berstruktur dengan mengunakan pedoman wawancara. Analisa data menggunakan
tahapan analisa menurut Colaizzi. Hasil : Didapatkan hasil penelitian ini menghasilkan 6
tema utama yaitu, respon ibu pertama kali mengetahui anak terdiagnosa skizofrenia,
perubahan pertama kali yang terlihat pada anak skizofrenia, penyebab terjadinya
kekambuhan pada anak skizofrenia, cara menangani anak skizofrenia pada saat kambuh,
perubahan perilaku yang sering muncul pada saat anak skizofrenia kambuh, dan beban
yang dirasakan selama mengasuh anak skizofrenia. Kesimpulan : Pada umumnya ibu
tidak mudah menerima kenyataan bahwa anaknya terdiagnosa skizofrenia, beberapa ibu
membutuhkan waktu yang lama agar dapat beradaptasi dan memahami perubahan
perilaku anak skizofrenia pada saat mengalami kekambuhan.
Kata Kunci : Pengalaman, Anak Skizofrenia, Kekambuhan.
2 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan
3 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

PENDAHULUAN kekambuhan pada tahun 2017


Latar Belakang sebanyak 644 pasien, pada tahun
Kesehatan jiwa sebagai 2018 sebanyak 714 pasien, kemudian
keadaan sehat fisik secara emosional, di dapatkan data pasien skizofrenia
psikologi, dan sosial. Kesehatan jiwa yang melakukan rawat jalan di RSJD
seseorang dikatakan sakit apabila Atma Husada Mahakam Samarinda
tidak lagi mampu berfungsi secara pada tahun 2017 sebanyak 483
optimal dalam kehidupannya sehari- pasien, dan pada tahun 2018
hari. Salah satu penyebab seseorang sebanyak 302 pasien.
mengalami gangguan jiwa adalah Pengalaman adalah suatu
adanya stress atau depresi yang kejadian yang pernah dialami,
berlebihan akibat tekanan hidup yang dirasakan , dan dijalani oleh
semakin berat, sehingga dapat seseorang, baik yang sudah terjadi
mengakibatkan seseorang mengalami pada masalalu maupun yang baru
perubahan emosi, perubahan fungsi saja terjadi. Setiap orangtua ataupun
kognitif, perubahan perilaku anggota keluarga pasti mempunyai
(Videbeck, 2016). Salah satu bentuk cara dan pengalaman seperti
gangguan jiwa yang paling sering memberikan perhatian khusus,
terjadi yaitu gangguan jiwa membawa anak tersebut kembali ke
Skizofrenia. Skizofrenia berasal dari rumah sakit, ataupun memperlakukan
dua kata “Skizo” yang artinya retak anak dengan restrain extremitas
atau pecah (split), dan “frenia” yang (memasung atau mengikat) dalam
artinya jiwa. Dengan demikian menangani anak dengan skizofrenia
seseorang yang menderita gangguan pada saat mengalami kekambuhan
jiwa Skizofrenia adalah yang dan pada saat anak tersebut
mengalami keretakan jiwa dan mengamuk. Kekambuhan adalah
keretakan kepribadian (Splitting of istilah medis yang mendiskripsikan
personality), mereka akan terlihat tanda-tanda dan gejala kembalinya
apatis dan datar secara emosi, serta suatu penyakit setelah pasien tersebut
menjaukan diri dari pergaulan mengalami pemulihan (Yakita, 2003)
(Hawari, 2014). dalam jurnal (Wulansih & Widodo,
Menurut data WHO (2016) 2008).
Terdapat sekitar 35 juta orang Penyebab kekambuhan pasien
terkena depresi, 60 juta orang terkena skizofrenia adalah faktor psikososial
bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, yaitu pengaruh lingkungan keluarga
serta 47,5 juta terkena dimensia. maupun sosial (Agus, 2001) dalam
Jumlah pasien skizofrenia di jurnal (Wulansih & Widodo, 2008).
Kalimantan Timur yang melakukan Konflik dari keluarga bisa menjadi
rawat inap dan rawat jalan di RSJD pemicu stres seorang anak,
Atma Husada Mahakam Samarinda Kemudian keadaan itu semakin parah
pada tahun 2017 berjumlah 1.764 jika lingkungan sosialnya tidak
pasien dan pada tahun 2018 mendukung (Riyanto, 2007) dalam
berjumlah 1.566 pasien. Data jurnal (Wulansih & Widodo, 2008).
skizofrenia di Kota Samarinda yang Ada beberapa hal yang bisa memicu
pernah melakukan rawat inap di kekambuhan skizofrenia, antara lain
RSJD Atma Husada Mahakam penderita tidak minum obat dan tidak
Samarinda dan mengalami kontrol ke dokter secara teratur,
4 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

menghentikan sendiri obat tanpa proses biologis saat melahirkan anak,


persetujuan dari dokter, kurangnya namun ia juga mengalami suatu
dukungan dari keluarga dan proses psikologis yang individual
masyarakat, serta adanya masalah sehingga ibu memiliki peran yang
kehidupan yang berat yang membuat penting pada tumbuh kembang dari
stress. sehingga penderita kambuh anaknya. Berdasarkan penelitian
dan perlu dirawat di rumah sakit Chan (2011) dalam jurnal (Yunita,
(Buckley, 2006) dalam jurnal 2013) mengemukakan bahwa risiko
(Farkhah, dkk 2017). dari keluarga, khususnya ibu yang
Orang tua maupun keluarga memiliki anak dengan skizofrenia
merupakan orang-orang yang diantaranya adalah munculnya
terdekat dengan penderita dan distres dan depresi, berkurangnya
merupakan perawat utama bagi klien kontak sosial dengan lingkungan, dan
skizofrenia terutama ibu. (Kartono, kesulitan dalam hal finansial.
2007) dalam jurnal (Yunita, 2013) Skizofrenia memiliki dampak
mengemukakan bahwa dalam yang sangat besar jika tidak
keluarga, ibu mengambil peran yang ditangani dengan benar salah satu
sangat besar dalam mengasuh anak, dampak dari skizofrenia adalah
walaupun ayah juga berperan dalam penurunan fungsi kognitif.
pengasuhan sejak anak lahir namun Penurunan fungsi kognitif seperti
ibu adalah orang yang mengasuh, gangguan fungsional, ingatan, bahasa
membesarkan dan merawatnya hingga proses berpikir yang lamban,
sehingga ibu menjadi orang yang pasien skizofrenia juga dapat
paling mengerti mengenai keadaan menimbulkan depresi yang berat
anaknya. Ibu memiliki tanggung kemudian menyakiti diri sendiri
jawab dalam pengasuhan anak karena sehingga dapat menimbulkan upaya
seorang ibu memiliki lebih banyak bunuh diri (Oltmanss, 2013) dalam
waktu untuk mengajarkan dan jurnal (Sabrina, 2016).
mendidik anaknya daripada ayah Pengalaman ibu dalam
yang memiliki kecenderungan lebih menangani anak dengan skizofrenia
banyak untuk jarang ada di rumah pada saat mengalami kekambuhan
karena bekerja. Ketika anak sedang merupakan sasaran yang akan
sakit maupun terluka, ibu adalah diteliti. Pada fenomena di atas
orang yang sangat berperan dan peneliti tertarik untuk melakukan
bertanggung jawab dalam merawat penelitian secara kualitatif yaitu
anak tersebut. Ibu dalam sebuah menggunakan pendekatan
keluarga berperan sebagai sistem fenomenologi berupa menanyakan
pendukung yang utama dalam secara mendalam bagaimana
pemberian perawatan pertama dan pengalaman ibu dalam menangani
langsung, baik dalam kondisi sehat anak skizofrenia saat mengalami
maupun sakit bagi anggota kekambuhan dengan mengeksplorasi
keluarganya (Suliswati, Payapo, lebih mendalaman terkait
Maruhawa, Sianturi, & Sumijatun, pengalaman orangtua tersebut.
2004) dalam jurnal (Yunita, 2013).
(Kartono, 2013) dalam jurnal Tujuan Penelitian
(Yunita, 2013) menyebutkan bahwa 1. Tujuan Umum
seorang ibu tidak hanya menjalani
5 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

Untuk mengetahui pengalaman rawat inap di RSJD Atma Husada


ibu dalam menangani anak Mahakam Samarinda, (2) Ibu yang
dengan skizofrenia pada saat mempunyai pengalaman dalam
mengalami kekambuhan. mengatasi anak dengan skizofrenia
yang mengalami kekambuhan, (3)
Ibu yang bersedia menjadi informan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengeksplorasi tentang Tehnik Pengumpulan Data
pengalaman ibu dalam Peneliti melakukan penjelasan
menangani anak dengan penelitian sekaligus kontrak waktu
skizofrenia pada saat untuk melakukan wawancara,
mengalami kekambuhan. selanjutnya pengisian lembar
b. Untuk mengeksplorasi tentang informed consent persetujuan
apa yang dilakukan ibu pada menjadi partisipan, tahap selanjutnya
saat anak skizofrenia melakukan indepth interview atau
mengalami kekambuhan wawancara mendalam kemudian
direkam menggunakan tape
METODOLOGI PENELITIAN recorder, wawancara mendalam
Desain Penelitian dilakukan menggunakan pedoman
Penelitian ini menggunakan wawancara dengan empat pertanyaan
metode kualitatif, dan menggunakan pokok masing-masing memiliki
pendekatan fenomenologi. probing dengan sistem wawancara
Pendekatan fenomenologi terbuka semi berstruktur, agar
merupakan pendekatan yang partisipan dapat menceritakan
memberikan penjelasan secara terinci pengalaman yang dialaminya dengan
berupa deskripsi serta interpretasi tidak terpaku pada pedoman
dengan menyampaikan intisari yang wawancara.
berasal dari pengalaman individu
yang dialami sehari-hari terkait Teknik Analisis Data
pengalaman ibu yang mempunyai Data yang telah direkam pada
anak dengan skizofrenia pada saat saat wawancara mendalam dengan
mengalami keambuhan. partisipan dibuat dalam bentuk
transkip wawancara atau verbatim,
Populasi dan Sampel kemudin melakukan koding atau
Populasi penelitian ini menandai bagian penting pada
merupakan ibu yang mempunyai bagian verbatim, selanjutnya
anak dengan skizofrenia yang mengategorikan sesuai dengan
mengalami kekambuhan. Jumlah jawaban partisipan, sehingga dapat
sampel/partisipan yang digunakan terbentuk tema-tema yang
sebanyak 7 orang ibu yang menggambarkan jawaban partisipan
mempunyai anak dengan skizofrenia. dari pernyataan yang telah diberikan
Teknik pengambilan sampel pada sesuai dengan tujuan penelitian.
penelitian ini menggunakan
Purposive Sampling yaitu penentuan HASIL PENELITIAN
partisipan berdasarkan kriteria 1. Respon ibu pertama kali
tertentu, dengan kriteria inkluasi (1) mengetahui anak terdiagnosa
Ibu yang mempunyai anak skizofrenia
skizofrenia dan pernah melakukan
6 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

Tema pertama didapatkan Paling ndak ya


dari 1 kategori yaitu : perasaan kaget...bercampur-campur sedih
ibu pertama kali lah...(P7)
Hasil wawancara didapatkan hasil (Hasil observasi : wajah partisipan
perasaan ibu ketika pertama kali terlihat sedih dan berkaca-kaca,
pandangan melihat ke arah peneliti dan
mengetahui anak terkena sesekali menunduk).
skizofrenia. Berikut jawaban
partisipan: 2. Perubahan pertama kali yang
terlihat pada anak skizofrenia
Namanya orang tua kan Tema kedua didapatkan dari
sedihkan...liat anak... karna mana 2 kategori yaitu :
belum pernah mengalami sakitnya a. Kategori Pertama: hilangnya
itu...(P1) memori ingatan sementara
(Hasil obeservasi : wajah partisipan
terlihat sedih kedua tangan memeluk Hasil wawancara didapatkan
dirinya dan sesekali pandangan melihat hasil bahwa tiga partisipan
ke partisipan dan melihat ke luar pintu). melihat perubahan pertama kali
pada anak skizofrenia seperti
Saya merasa sedih...kok anak hilang ingatan. Berikut
saya bisa sakit kayak gitu... (P2) jawaban partisipan:
(Hasil observasi : wajah partisipan
terlihat sedih dan mata berkaca-kaca Bilang saya kamu mau makan
sesekali pandangan ibu melihat ke arah
partisipan dan ke arah lantai).
apa nak? Terus dia jawab “nasi
kuning” udah malam nak mana
yaitu sedih pang rasanya tu ada orang jual nasi kuning.
dibawa ha berobat terus... (P3) Nah terus dia bilang sembarang
(Hasil observasi : wajah partisipan mamak lah... nah langsung dia
terlihat sedih, partisipan menunduk). kelihatan matanya kosong..
(P1)
Sedih ay meliat kayak gitu kan... (Hasil observasi : wajah partisipan
kayak apa ngobati. Kayak apa terlihat sedih, pandangan melihat ke
arah luar pintu sesekali melihat ke
nyembuhkan... (P4) arah partisipan sambil
(Hasil observasi : wajah partisipan menggerakkan kedua tangannya saat
terlihat sedih pandangan melihat ke bercerita).
arah peneliti).
Nah terus dia bilang sembarang
Sedih... (P5) mamak lah... nah langsung dia
(Hasil observasi : wajah partisipan
terlihat sedih dan partisipan menunduk).
kelihatan matanya kosong..
Terus itu dia... lupa sama
Ya sedih...kata bapaknya yasudah kita... awalnya.. ini siapa ini
taroh sini aja (atma siapa.. dia ndak tau... (P1)
(Hasil observasi : wajah partisipan
husada)...kalau ibunya kan nda terlihat sedih, pandangan melihat ke
tega... sedih gitu nangis... (P6) arah luar pintu sesekali melihat ke
(Hasil Observasi : wajah partisipan arah partisipan sambil
terlihat sedih dan mata berkaca-kaca, menggerakkan kedua tangannya saat
pandangan sesekali melihat ke peneliti bercerita).
dan melihat ke arah luar pintu).
7 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

Begitu sampai disana...anakku stress...berobat kampung nda mau


itu liat aku itu ndak ada apa- sembuh...bawa lagi ke rumah
apanya sudah... nda ada ingat sakit...(P4)
sama sekali...(P7) (Hasil observasi : wajah partisipan
(Hasil observasi : wajah partisipan terlihat sedih dan pandangan melihat ke
terlihat sedih dan mata ibu berkaca- arah peneliti).
kaca, pandangan sesekali melihat ke
partisipan dan sesekali menunduk). 3. Penyebab terjadinya
kekambuhan pada anak
sizofrenia
Tema ketiga didapatkan dari
b. Kategori kedua: luapan perasaan
2 kategori yaitu:
Hasil wawancara didapatkan hasil
a. Kategori pertama:
bahwa 4 partisipan melihat
ketidakpatuhan dalam
perubahan pertama kali pada anak
mengkonsumsi obat
skizofrenia yaitu suasana hati
Hasil wawancara didapatkan
gampang berubah-ubah. Berikut
hasil bahwa 6 partisipan
jawaban partisipan:
mengalami kekambuhan akibat
Dia itu kadang gampang marah, ketidakpatuhan dalam
emosi, terus kadang nangis terus mengkonsumsi obat. Berikut
apa yang di mauinya harus....(P2) jawaban partisipan:
(Hasil obserbvasi : wajah partisipan
terlihat sedih dan partisipan melihat ke He’eh kalau telat sering
arah peneliti). kambuh... Nda ngerti juga
akutu ya... yang penting saya
Menangis... dia sering melempar
itu obatnya itu aja yang saya
barang...itu aja....(P5)
(Hasil observasi : wajah partisipan
perhatikan...kalo obatnya saya
terlihat sedih dan partisipan menunduk). perhatikan ndak dia. Baik-baik
aja... (P1)
Jadi saya peluk dia...saya bilangin (Hasil observasi : wajah terlihat
mas kok kayak gini ini ibu mas serius menceritakan dengan
menggerakkan jari-jari tangan,
ndak ingat kah....tetap keras pandangan sesekali melihat ke arah
badannya ku peluk kuat-kuat...ku peneliti).
dorong dia ke pinggir dia mau
mukul akukan.... ujung-ujungnya Iya kalau dia ndak minum
nangis aku ku peluk...terus dia obat...kalau dia minum obat ya
nangis juga...dia tetap ndak mau alhamdullilah ndak kambuh
cerita...terus ku diamkan aja dia... kalau dia minum obat... (P2)
(P7) (Hasil observasi : pandangan
(Hasil observasi : wajah partisipan partisipan melihat ke peneliti).
terlihat serius dan menceritakan dengan
kedua tangan partisipan dia nda mau makan
memeragakannya, sesekali pandangan obat...kadang kalau kita
melihat ke arah peneliti dan melihat ke ngasih obat diludahnya ke
luar rumah).
muka ku...bosan bilangnya
Ya itu...pertamakan dia ngamuk- minum obat... (P4)
(Hasil observasi : pandangan
ngamuk dirumah habis tu bawa partisipan melihat ke arah peneliti,
kerumah sakit baru tau kalau dia
8 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

dan sambil menggerakkan kedua Hasil wawancara didapatkan


tangannya). hasil bahwa 5 partisipan
memberikan pendekatan lebih
Kalau nda minum obat itu...
kepada anak skizofrenia pada
kalau nda mau minum obat
saat kambuh. Berikut jawaban
ndamau makan ndamau
partisipan:
tidur.... kalau dia mau minum
obat kan dia mau tidur mau
Ya itulah kalau kita anu tukan
makan... (P6)
(Hasil observasi : wajah partisipan
kita tutup pintu... kita
terlihat serius kemudian sesekali pujuki...tanyakan perasaan
menyatukan jari-jari kedua tiyar kayak apa... (P1)
tangannya). (Hasil observasi : wajah ibu terlihat
sedih dan melihat ke arah peneliti
Iya pernah dulu itu... berenti sesekali menunjuk ke arah luar
sebentar 2 hari.. kemudian pintu).
kambuh dia... (P5)
(Hasil observasi : wajah partisipan
Bisa di bujuki di sayangi kayak
terlihat sedih dan menceritakan gitu na.... (P4)
sambil menunduk). (Hasil observasi : wajah partisipan
terlihat serius melihat ke peneliti dan
Inya kambuh tu ada juga karna sesekali menggerakan tangannya).
obatnya kehabisan...jadi
Saya harus.. bersabar harus
kambuh...amun dia nda
menghadapi dia itu.. jangan
kehabisan mau dia tidur...(P3)
(Hasil observasi : wajah partisipan
sampai dia kambuh emosinya....
terlihat sedih, dan menunduk). (P2)
(Hasil observasi : wajah ibu terlihat
b. Kategori Kedua: terputusnya sedih dan partisipan menunduk sesekali
melihat ke arah peneliti).
pikiran dari lingkungan
Hasil wawancara didapatkan Langsung kupeluk...kukasih apa
hasil bahwa 1 partisipan namanya... dikasih
mengalami kekambuhan pada kesabaran...disuruh sabar... di
saat melamun. Berikut jawaban suruh istigfar... itu aja... (P5)
partisipan: (Hasil observasi : wajah ibu terlihat
sedih dan partisipan menunduk).
Ya sering... kalau dia Kalau sudah dia tenang tu ya di
ngelamun gitu dia kambuh... dekati di omongi...tapi pas dia
(P4) ngamuk itu ndak bisa...ku biarkan
(Hasil observasi :pandangan
partisipan melihat ke arah pebeliti
aja... Iya pasrah dan berdoa aja..
dan sesekali menggerakkan (P7)
tangannya). (Hasil observasi : wajah ibu terlihat
sedih dan melihat ke arah peneliti).
4. Cara menangani anak b. Kategori kedua: berserah diri
skizofrenia pada saat kambuh Hasil wawancara didapatkan hasil
Tema ke empat didapatkan bahwa 1 partisipan tidak dapat
dari 3 kategori yaitu: berbuat apa-apa ketika anak
a. Kategori pertama: memberi skizofrenia kambuh. Berikut
pendekatan kepada anak jawaban partisipan:
skizofrenia
9 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

keluar..mau lari gituna... He’eh


Pasrah aja gitu...di nasehati juga dia ngelamun... jadi kalau dia
ndak dengar...malah dia kadang ngelamun ajak ngomong.. jangan
kadang teriak-teriak dia.... sampai dia ngelamun... (P1)
(Hasil observasi : wajah ibu terlihat (Hasil observasi : wajah partisipan
sedih dan melihat ke arah peneliti). terlihat serius melihat ke peneliti
sesekali menggelengkan kepala dan
c. Kategori ketiga: rehabilitasi menganggukan kepala).
Hasil wawancara didapatkan hasil
bahwa 2 partisipan membawa Dia ngomong sendirian
anak skizofrenia ke rmbali tu...perasaannya orang tu na bisik-
dirawat ke rsjd. Berikut jawaban bisik di telinga...marah-marah
partisipan: sorang...seperti ada orang tu
Kasih tau keluarga..saudara... marah dia...(P3)
(Hasil observasi : wajah partisipan
kakak adek terlihat sedih dan partisipan menunduk).
kan...beriahu...berunding aja
bawa kerumah sakit... tangannya Dia emosi...marah.. kepalanya tu
di ikat....dia kalau dibawa nda sakit. Terus diatu sering nangis..
mau...(P4) bilangnya ada orang yang olok-
(Hasil observasi :wajah partisipan olok dia perasaannya tu.. ada
terlihat serius sesekali menggerakan
tangan dan menunjuk ke arah luar). orang yang marah-marahin dia
padahal nda ada orang yang
Kadang-kadang kalau sudah marah-marahi dia itu...cuma
marah betul di telpon kan perasaannya aja...(P2)
bapaknya atma disana...kalau (Hasil observasi : wajah partisipan
terlihat serius dan sesekali melihat ke
bapaknya sudah kualahan... (P6) luar pintu).
(Hasil observasi : wajah partisipan
terlihat serius melihat ke arah kiri
kemudian sesekali menunjuk ke arah Menangis... dia sering melempar
luar dan memeragakan kejadian). barang...itu aj... (P5)
(Hasil observasi : wajah partisipan
5. Perubahan perilaku yang sering terlihat sedih dan partisipan menunduk).
muncul pada saat anak
skizofrenia kambuh Ya melempar lampu... melempar
Tema ke lima didapatkan asbak... ini aja apa-apa dibuang
dari 1 kategori yaitu: melakukan dikolong.. (P6)
(Hasil observasi : wajah ibu terlihat
perilaku diluar kendali. Hasil seperti mengingat-ingat kejadian
wawancara didapatkan hasil sesekali melihat ke arah langit-langit
bahwa 7 partisipan mengatakan rumah dan sesekali menyatukan jari
anak skizofrenia secara tiba-tiba tangan).
dapat melakukan perilaku yang
tidak wajar. Berikut jawaban kalo dia ngamuk itu tu di dalam
partisipan: kamar tu jebol di tumbuknya
dengan tongkat pramuka... dia itu
Dia ngelamun...kalo kita ajak kalau halusinasi kayak disuruh
ngomong dia ndak mau perang gitu pas di tanyai dokter
ngomong.. nanti dia ke tetangga- sama orang balai... (P7)
tetangga dia buka celana... kayak
anak kecil tupang.... Dia...mau
10 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

(Hasil observasi : wajah partisipan Tu haje masakan... cucikan


terlihat sangat serius menceritakan dan pakaiannya..berat haje pang
memeragakan kejadian).
rasanya namanya kayak gitu...
dia..ngamuk-ngamuk dia... (P3)
(Hasil observasi : wajah partisipan
Barang di lempar... bisa juga terlihat sedih dan menunduk kan
ngambil pisau kalau pisau nda kepala).
simpan... Dia kalau nyakiti diri
sendiri nda... Cuma anaknya itu Beban terberat ya ndabisa
kalau di ayun kan bisa di lempar tidur...makan ndak karuan....
gitu ayunanya... tapi bilangnya (P4)
sayang.. pas kita mau ambil dia (Hasil observasi : wajah partisipan
marah...(P4) terlihat sedang mengingat kejadian)
(Hasil observasi : wajah partisipan
terlihat serius dan sesekali menggerakan Ya itu masalah... keuangan...
tangannya saat bercerita). kan anakku merokoknya
banyak... kadang kalau minta
6. Beban yang dirasakan selama apa-apa itu nda diturutin kan
mengasuh anak skizofrenia kadang marah... (P6)
Tema ke enam didapatkan (Hasil observasi : wajah partisipan
dari 2 kategori yaitu: terlihat sedih dan mata berkaca-
kaca)
a. Kategori Pertama: merasakan
beban Ya beban terberat ibu secara
Hasil wawancara didapatkan mental sih.. terus beban
hasil bahwa 6 partisipan terberat lagi terpuruk
mengatakan merasakan beban ekonomi....terpuruk keadaan...
pada selama mengasuh anak (Hasil observasi : wajah partisipan
skizofrenia. Berikut jawaban terlihat sedih dan berkaca-kaca
partisipan: sesekali menunjuk ke arah ruangan
dalam dan menggerakkan
tangannya).
Ya memang iya...karna mana
kita belum mengalami kan b. Kategori kedua: tidak merasakan
anak kayak gitu kan... 4 anak beban
saya cuma itu saja sakit yang Hasil wawancara didapatkan hasil
terkena..(P1) bahwa 1 partisipan mengatakan
(Hasil observasi : menceritakan
dengan menggelengkan kepala dan tidak pernag merasakan beban
melihat ke partisipan). pada selama mengasuh anak
skizofrenia. Berikut jawaban
Yang terberat saya tu..saya partisipan:
mikirkan masa depannya
kayak apa... terus saya Tidak sama sekali berat... kita
mikirkan anak-anaknya dua, tawaqal aja... (P5)
terus suaminya...dia ndak bisa (Hasil observasi : wajah ibu terlihat
ngurus anak dan suaminya.. sedih dan menggelengkan kepala
kemudian melihat ke arah lantai).
(P2)
(Hasil observasi : wajah partisipan
terlihat sedih dan melihat ke arah PEMBAHASAN
lantai). Hasil wawancara pada saat
dilakukannya penelitian partisipan
11 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

menyampaikan respon pertama kali Hasil wawancara pada saat


yang dirasakan pada saat mengetahui dilakukannya penelitian, dari tujuh
anak terkena skizofrenia dari lima partisipan yang diwawancarai
belas partisipan yang diwawancarai mengenai penyebab terjadinya
mengenai respon ibu pertama kali kekambuhan pada anak sizofrenia.
mengetahui anak terdiagnosa Pada hasil penelitian ini didapatkan
skizofrenia. Pada hasil penelitian partisipan mengatakan obat tidak
didapatkan partisipan mengatakan rutin diminum, tidak mau minum
sedih, dan kaget bercampur sedih. obat, berhenti minum obat, kehabisan
Berkaitan dengan adanya respon obat, dan mengatakan melamun.
yang berasal dari kata response yang Hasil penelitian menunjukkan
berarti tanggapan (reaction) atau adanya persamaan pernyataan yang
balasan. Respon merupakan istilah telah dipaparkan oleh (Kazadi, 2008
psikologi yang digunakan untuk dalam jurnal Mubin, 2008) yaitu
menyebutkan reaksi terhadap kekambuhan pada pasien skizofrenia
rangsang yang diterima oleh panca adalah timbulnya gejala-gejala yang
indera. Hal yang menunjang dan sebelumnya sudah memperolah
melatarbelakangi ukuran sebuah kemajuan. Tingginya angka
respon adalah sikap, persepsi, dan kekambuhan pada pasien skizofrenia
partisipasi (Sobur, 2003). akan berdampak pada penurun
Hasil wawancara pada saat kualitas hidup pasien sehingga
dilakukannya penelitian, partisipan menghambat pembentukan konsep
yang di wawancarai mengenai diri termasuk harga diri, rasa
penyebab terjadinya kekambuhan penguasaan, dan self efficacacy.
pada anak sizofrenia. Pada hasil Beberapa faktor penyebab terjadinya
penelitian ini didapatkan bahwa ada kekambuhan dapat digolongkan
partisipan yang mengatakan menjadi dua hal yaitu faktor pasien
pandangan kosong, lupa, marah, dan faktor lingkungan. Faktor yang
emosi, menangis, kemauan harus bersumber dari pasien adalah depresi
dituruti, ngomel-ngomel, ngamuk, mood, efek samping dari obat yang
melempar barang, dan mengatakan tidak dianjurkan untuk di konsumsi,
memecahkan kaca tetangga. serta minuman keras dan kepatuhan
Berkaitan dengan penelitian dalam pengobatan. Faktor yang
yang dilakukan oleh (Harahap, 2018) bersumber dari lingkungan adalah
yaitu skzofrenia merupakan dukungan keluarga, dan dukungan
gangguan kejiwaan dan kondisi masyarakat sekitar.
medis yang dapat mempengaruhi Salah satu faktor untuk
fungsi otak manusia, mempengaruhi mencegah terjadinya kekambuhan
emosional, dan tingkah laku serta pada pasien skizofrenia yaitu dengan
dapat mempengaruhi fungsi normal melaksanakan program pengobatan
kognitif (Depkes RI, 2015). Anak dengan rutin, pengobatan yang
yang mengalami gangguan dimaksud yaitu kepatuhan dalam
skizofrenia tidak dapat berfungsi mengkonsumsi obat walaupun
secara optimal dalam kehidupannya kepatuhan dalam mengkonsumsi
dan terganggu dalam menilai realitas obat tidak menyembuhkan dan tidak
hidupnya. mengurangi terjadinya kekambuhan
pasien 100% tetapi dengan patuh
12 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

mengkonsumsi obat maka gejala Skizofrenia adalah lingkungan yang


psikosis tidak akan terlalu parah berupa suasana rumah yang tidak
(Riyanto, 2013 dalam jurnal nyaman, kurangnya dukungan sosial
Sandriani, 2014). maupun dukungan keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian Sedangkan menurut Sulinger dalam
didapatkan cara menangani anak Keliat (1996) mengidentifikasi empat
skizofrenia pada saat kambuh yaitu faktor penyebab klien kambuh dan
ada mengatakan di rayu, bersabar, perlu dirawat di Rumah Sakit Jiwa,
istighfar, suruh istirahat, bawa yaitu klien yang minum obat tidak
kembali ke RSJD, kasih janji, pasrah, teratur, dokter (pemberi resep),
dan mengatakan didekatin. perawat yang bertanggung jawab
Hasil penelitian ini sejalan memantau klien setelah klien pulang,
dengan penelitian yang dilakukan serta tanggung jawab keluarga dalam
oleh (Aurora, 2015) Proses pemberian dan pemantauan minum
penyembuhan pada pasien gangguan obat dan ekspresi emosi keluarga.
jiwa harus dilakukan secara holistik Berdasarkan hasil penelitian
dan melibatkan anggota keluarga. didapatkan perubahan perilaku yang
Tanpa itu, sama halnya dengan sering muncul pada saat anak
penyakit umum, penyakit jiwa pun skizofrenia kambuh didapatkan
bisa kambuh (Wirawan, 2006 dalam partisipan mengatakan melamun,
Saputra, 2010) dalam jurnal (Aurora, emosi, melempar barang, menangis.
2018) karena keluarga yang penuh Hasil penelitian menunjukkan
konflik akan sangat mengganggu adanya persamaan pernyataan yang
ruang hidup yang ada pada keluarga telah dipaparkan oleh jurnal
dan akibatnya lebih beresiko pada (Suryani, 2005) yang berjudul
kekambuhan pasien skizofrenia, Persepsi keluarga tentang
seperti tindakan kasar, bentakan, atau skizofrenia. Skizofrenia adalah suatu
mengucilkan malah akan membuat gangguan psikosa, dengan gangguan
penderita semakin depresi bahkan utama pada proses berpikir, persepsi,
cenderung bersikap kasar, akan tetapi kognisi, dan fungsi sosial (Elder dkk,
terlalu memanjakan juga tidak baik 2005) dalam jurnal (Suryani, 2014) .
( Rubbyana, 2012 dalam Saputra, Halusinasi merupakan suatu gejala
2010 ) dalam jurnal (Aurora, 2018). yang khas pada skizofrenia (Uhlhass
Dukungan keluarga sangat penting dkk, 2006) dalam jurnal (Suryani,
untuk membantu pasien 2014), yang mana individu tidak
bersosialisasi kembali, menciptakan dapat membedakan antara stimulasi
kondisi lingkungan suportif, internal dan eksternal. Individu
menghargai pasien secara pribadi dan seolah-olah melihat atau mendengar
membantu pemecahan masalah sesuatu yang pada kenyataannya
pasien (Gilang, 2001 dalam Saputra, tidak ada. Menurut hasil penelitian
2010) dalam jurnal (Aurora, 2018). (Shawyer dkk, 2008) dalam jurnal
Berkaitan dengan jurnal (Suryani, 2014) individu yang
(Pardede, 2016) yang berjudul mengalami halusinasi dapat
Ekspresi Emosi Keluarga Dengan membahayakan bagi dirinya sendiri
Frekuensi Kekambuhan Pasien maupun orang lain, karena
Skizofrenia salah satu faktor halusinasinya terkadang
predisposisi kekambuhan penyakit menyuruhnya untuk melakukan
kekerasan. Banyak sekali diantara
13 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

penderita skizofrenia ini yang sudah yang negatif pada kualitas hidup ibu
mendapatkan pengobatan dan dan mempengaruhi cara ibu dalam
mencapai kondisi stabil, tetapi merawat atau mendampingi, seperti
mengalami kekambuhan yang perawatan atau pengasuhan yang
diakibatkan oleh beberapa faktor tidak maksimal, kesalahan dalam
(Carpenter, 2004) dalam jurnal merawat atau mendampingi, atau
(Suryani, 2014). kekerasan kepada pasien skizofrenia,
Pencegahan tersebut dapat dimana hal itu dapat menimbulkan
dilakukan dengan dukungan keluarga kekambuhan bagi orang dengan
sebagai upaya perawatan secara skizofrenia (Mizuno, Iwasaki, &
langsung sehingga keluarga lebih Sakai, 2011; Ambarsari, 2012 dalam
dapat memahami masalah yang jurnal Aruan, 2018)
dihadapi oleh pasien gangguan jiwa Situasi-situasi yang dialami
(Minas dkk, 2008) dalam jurnal oleh ibu pada saat merawat anaknya
(Suryani, 2014). Dalam hal ini sangat dengan skizofrenia menimbulkan
dibutuhkan pendekatan holistik, yaitu berbagai macam hambatan dan
manusia harus dipandang sebagai kesulitan. Beban dalam perawatan
suatu keseluruhan yang paripurna, dapat diartikan sebagai dampak atau
dan keluarga sebagai faktor efek yang dialami ibu dalam
lingkungan yang terdekat dengan merawat anggota keluarganya yang
penderita. Keluarga sangat berperan menderita gangguan jiwa.
dalam perawatan dan rehabilitasi Berdasarkan hasil analisis ditemukan
anggota keluarga yang menderita
bahwa orangtua memandang kondisi
skizofrenia (Durand dkk, 2007)
anaknya sebagai beban. Kondisi
dalam jurnal (Suryani, 2014).
yang membuat ibu merasa terbebani
Berdasarkan hasil penelitian
adalah ketika anaknya kambuh.
didapatkan beban yang dirasakan
Perilaku yang muncul ketika anak
selama mengasuh anak skizofrenia
kambuh (seperti mengamuk)
yaitu partisipan mengatakan beban
membuat orangtua merasa kesulitan
pikiran, melakukan pekerjaan rumah,
dalam menanganinya (Aruan, 2018).
beban, dan mengatakan beban
ekonomi.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini sejalan
Penelitian ini mendapatkan
dengan hasil penelitian oleh (Aruan,
enam tema yang menggambarkan
2018) yaitu Beban yang dialami ibu
makna hidup partisipan. Pada
sebagai caregiver dipengaruhi oleh
umumnya ibu tidak mudah menerima
tingkat keparahan orang dengan
kenyataan bahwa anaknya
skizofrenia (ODS), dimana semakin
terdiagnosa skizofrenia, beberapa ibu
parah tanda dan gejala maka akan
membutuhkan waktu yang lama agar
semakin meningkatkan beban
dapat beradaptasi dan memahami
pengasuhan. Beban yang dirasakan
perubahan perilaku anak skizofrenia
ibu selama merawat penderita
pada saat mengalami kekambuhan.
skizofrenia dapat berupa beban fisik,
Ibu yang memiliki anak dengan
psikologis, sosial dan ekonomi.
skizofrenia lebih berisiko mengalami
Beban ibu sebagai caregiver bila
sress dan tekanan psikologis saat
tidak diatasi dapat membawa dampak
mengasuh anak yang memiliki
bagi orang dengan skizofrenia
suasana hati seketika dapat berubah-
(ODS) ataupun bagi ibu seperti efek
14 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

ubah, ibu juga harus dapat


mengontrol emosi dan Mubin, M. F. (2008). Pengalaman
berkomunikasi dengan baik pada saat stigma pada keluarga dengan
merawat anak skizofrenia tersebut. gangguan jiwa. (Master Tesis),
Sehingga ibu yang mempunyai anak Universitas Indonesia, Jakarta.
dengan skizofrenia memiliki cara
masing-masing agar anak dengan Pardede, A. J., D. (2016). Ekspresi
skizofrenia tidak mengalami Emosi Keluarga Dengan
kekambuhan yang berulang. Frekuensi Kekambuhan Pasien
Skizofrenia. Idea Nursing
DAFTAR PUSTAKA Journal Program Ners.
Aruan, R. N .T., Sari, P.S. (2018) Universitas Sari Mutiara
Gambaran Beban Ibu Sebagai Indonesia., Vol. VII N(3), 53–
Caregiver Anak Dengan 61.
Skizofrenia Di Poliklinik
Rawat Jalan Rumah Sakit Sabrina, R. (2016). Konseling
Jiwa. Jurnal Keperawatan. Eksistensial untuk
Meningkatkan Kebermaknaan
Aurora, Y. A. K. (2015) Hidup pada Penderita
Pengalaman Keluarga Dalam Skizofrenia:StudiKasus.
Merawat Anggota Keluarga Universitas Muhammadiyah
Dengan Gangguan Jiwa Malang.
(Skizofrenia) Di Wilayah
Puskesmas Kedung Kandang Sandriani, S.B. (2014). Hubungan
Malang.Universitas Kepatuhan Minum Obat
Muhammadiyah Malang. Dengan Tingkat Kekambuhan
Farkhah, L., Hernawati, T., Pada Pasien Skizofrenia Di
Keperawatan, F., & Poliklinik Rumah Sakit Jiwa
Padjadjaran, U. (2017). Faktor Grhasia DIY. Jurnal
Caregiver dan Kekambuhan Keperawatan
Klien Skizofrenia Caregivers
Factors and Relaps in Suryani, K., & Karlin, W. (2014).
Schizophrenia Moment dengan Family’s perception about
nilai koefisien korelasi. schizophrenia. Jurnal Unpad,
2(2), 124–132.
Harahap, M, R. ( 2018). Faktor
Yang Berhubungan Dengan Sobur, A (2003). Psikologi Umum.
Kasus Skizofrenia Pada Pasien Pustaka Setia:Bandung,
Rawat Inap Rumah Sakit
Khusus Jiwa Soeprapto Wulansih, S., & Widodo, A. (2008).
Provinsi Bengkulu. Jurnal Hubungan Antara Tingkat
Keperawatan. Pengetahuan Dan Sikap
Keluarga Dengan Kekambuhan
Hawari, D. (2014). Skizofrenia Pada Pasien Skizofrenia Di
Pendekatan Holistik Bio- Rsjd Surakarta. Berita Ilmu
Psiko-Sosial-Spiritual, Edisi 3, Keperawatan, 1(4), 181–186.
FKUI:Jakarta.
15 Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Dengan
Skizofrenia Pada Saat Mengalami Kekambuhan

Yunita, A. (2013). Pengalaman Ibu


Dalam Mengasuh Anak Dengan
Skizofrenia: Interpretative
Phenomenological Analysis.
Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai