Hukum Ohm berbunyi, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melalui resistor tersebut sebagaimana dijelaskan pada diagram di bawah ini.
Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff pada rangkaian seri: selisih tegangan sumber dengan jumlah tegangan
jatuh pada masing-masing beban adalah 0.
U1 U2 U3
Us R1 R2 R3
I = VSumber /RTotal
VR1 = IT . R1
VR2 = IT . R2
VR3 = IT . R3
Hukum Kirchhoff pada rangkaian paralel: arus yang mengalir menuju suatu titik berbanding
lurus dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
AT
A1 A2 A3
Us
R1 R2 R3
IR1 = VS / R1
IR2 = VS / R2
IR1 = VS / R3
AT
R1
A2 A3
Us
R2 R3
U2
Langkah 1
Hitung R2 // R3
Rp = R2 // R3
Langkah 2
Rs = R1 + Rp
IT = Vs / Rs
VR1 = IT . R1
IR2 = VR2 / R2
IR3 = VR3 / R 3
Contoh :
25 V 10 Ω 40 Ω
Bila kita cermati gambar rangkaian di atas sebagai rangkaian percobaaan terlihat
informasinya belum lengkap maka timbul pertanyaan hal-hal sebagai berikut:
1. Apakah tersedia catu daya 25 V dan berapa arus catu daya yang diperlukan,
maksudnya 25 V/....A atau 25 V/.... mA
2. Apakah tersedia komponen yang digunakan dan berapa daya resistor
yangharusdigunakan.
3. Apakah alat ukur yang tersedia mampu mengukur besar tegangan dan arus pada
rangkaian.
Rtotal = 10 Ω + 40 Ω
= 50 Ω
ITotal = V/R
= 25 V/50 Ω
= 0, 5 A = 500 mA
- Arus yang mengalir pada rangkaian 500 mA maka arus catu daya yang digunakan harus
diatas 500 mA bila tidak catu daya akan panas dan rusak.
- Alat ukur arus listrik DC yang digunakan minimum batas ukurnya 500 mA.
PR1 = I2..R1
= 0.25A . 10 Ω
= 2,5 Watt
PR2 = I2 . R2
= 0,25 A . 40 Ω
= 10 Watt
Bila rangkaian di atas dirubah menjadi rangkaian paralel, coba dianalisa rangkaian secara
paralel