Anda di halaman 1dari 10

5.

Manifestasi Klinis
a. Osteomielitis Akut
1) Infeksi dibawa oleh darah
a) Biasanya awitannya mendadak
b) Sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (mis. menggigil,
demam >37°c, denyut nadi cepat >100 x/menit dan malaise,
pembesaran kelenjar limfe regional)
2) Infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang
a) Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan
3) Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau
kontaminasi langsung
a) Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan
b) Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka
c) Lab = anemia, leukositosis
b. Osteomielitis Kronik
Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami
periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus, lab
= LED meningkat. Smeltzer (2002)

6. Pemeriksaan diagnostik
a. Osteomielitis Akut
1) Pemeriksaan sinar-x awalnya menunjukkan pembengkakan jaringan
lunak dan setelah dua minggu terdapat daerah dekalsifikasi ireguler,
nekrosis tulang, pengangkatan periosteum, dan pembentukan tulang baru
2) Pemeriksaan MRI
3) Pemeriksaan darah : leukosit meningkat dan peningkatan laju endap
darah
4) Kultur darah dan kultur abses untuk menentukan jenis antibiotika yang
sesuai
b. Osteomielitis Kronik
1) Pemeriksaan sinar-x, besar, kavitas ireguler, peningkatan periosteum,
sequestra atau pembentukan tulang padat
2) Anemia biasanya dikaitkan dengan infeksi kronik
kekuatan personal perawatan, kemajuan dan
 Mendiskripsikan secara7 factual prognosis penyakit
perubahan fungsi tubuh  Dorong klien mengungkapkan
 Mempertahankan interaksi perasaanya
sosial  Identifikasi arti pengurangan
melalui pemakaian alat bantu
 Fasilitasi kontak dengan individu
lain dalam kelompok kecil

7 Resiko infeksi  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)


b.d port de entery  Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah
kuman  Risk control dipakai pasien lain
 Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil:
 Batasi pengunjung bila perlu
 Klien bebas dari tanda dan  Instruksikan pada pengunjung
gejala infeksi untuk mencuci tangan saat
 Mendeskripsikan proses berkunjung dan setelah berkunjung
penularan penyakit, faktor meninggalkan pasien
yang mempengaruhi penularan  Gunakan sabun antimikrobia untuk
serta penatalaksanaannya cuci tangan
 Menunjukkan kemampuan  Cuci tangan setiap sebelum dan
untuk mencegah timbulnya sesudah tindakan keperawatan
infeksi  Gunakan baju, sarung tangan
 Jumlah leukosit dalam batas sebagai alat pelindung
normal  Pertahankan lingkungan aseptik
 Menunjukkan perilaku hidup selama pemasangan alat
sehat  Tingktkan intake nutrisi
 Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap

18
infeksi)

 Monitor tanda dan gejala infeksi


sistemik dan lokal
 Monitor kerentangan terhadap
infeksi (meningkatnya leukosit)
 Batasi pengunjung
 Pertahankan teknik aspesis pada
pasien yang beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kulit pada area
epidema
 Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
 Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Kasus
Tn.D berumur 50 masuk RS Harapan Bunda melalui UGD pada tanggal 02
September 2018 jam 09.00 WIB. Klien mengeluh nyeri pada tungkai bawah
sebelah kiri yang mengalami fraktur, skala nyeri 5, nyeri seperti ditusuk-tusuk,
nyeri terasa terus menerus, terdapat pembengkakan jaringan lunak diatas tulang,
pasien mengeluh badan terasa panas, pasien mengatakan badan berkeringat saat
badan terasa panas, pasien mengatakan saat beraktivitas dibantu keluarga. Pasien
tampak meringis menahan nyeri, pasien tampak lemas karena menahan nyeri,
Pasien tampak berbaring ditempat tidur, mukosa bibir tampak kering, konjungtiva
anemis, wajah pasien tampak menahan sakit, akral hangat.
8 bulan yang lalu, ada riwayat kecelakaan dengan fraktur terbuka pada
tungkai bawah lalu dibawa ke dukun tulang. Pada plain foto didapatkan penebalan
periosteum. Pasien menderita infeksi bakteri patogenik pada fraktur terbuka yang
dialami sehingga pasien didiagnosa osteomyelitis.

B. Pengkajian
1. Biodata pasien Penanggung jawab
Nama : Tn. D Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki- Laki Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Tiban Indah Alamat : Tiban Indah
Pendidikan : lulus SD Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Buruh Hub dgn klien : Istri klien
Status perkawinan : Menikah
Diagnosa medis : Osteomielitis
Tgl pengkajian : 02 September 2018

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Riwayat Masuk Rumah Sakit

20
Klien mengeluh nyeri pada tungkai bawah yang mengalami
fraktur, terdapat pembengkakan jaringan lunak diatas tulang, pasien
mengeluh badan terasa panas, pasien mengatakan badan berkeringat saat
badan terasa panas, pasien mengatakan saat beraktivitas dibantu
keluarga. Pasien tampak meringis menahan nyeri, pasien tampak lemas
karena menahan nyeri, mukosa bibir tampak kering, konjungtiva anemis,
wajah pasien tampak menahan sakit, akral hangat. Pasien masuk RS
Harapan Bunda melalui UGD pada tanggal 02 September 2018 jam 09.00
WIB.
2) Keadaan Pasien Saat Pengkajian
Klien mengeluh nyeri pada tungkai bawah sebelah kiri yang
mengalami fraktur, skala nyeri 5, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri terasa
terus menerus, pasien mengeluh badan terasa panas, pasien mengatakan
badan berkeringat saat badan terasa panas, terdapat pembengkakan
jaringan lunak diatas tulang, pasien mengatakan saat beraktivitas dibantu
keluarga. Pasien tampak meringis menahan nyeri, pasien tampak lemas
karena menahan nyeri, Pasien tampak berbaring ditempat tidur, mukosa
bibir tampak kering, konjungtiva anemis, wajah pasien tampak menahan
sakit, akral hangat.
Obs : TD : 130/90 mmHg
N : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt
S : 39,0° C
Pengkajian Skala nyeri :
P : Infeksi bakteri patogenik pada fraktur terbuka
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Pada tungkai bawah sebelah kiri yang mengalami fraktur
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri terasa terus menerus
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat penyakit yang sama
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang sama
2) Riwayat alergi

Perkusi : sonor
21
Auskaltasi : terdengar bunyi vasikuler
9) Jantung
Inspeksi : tidak terlihat ictus cardis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi peka
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1-2
10) Sistem Pencernaan
Mual : Tidak
Muntah : Tidak
- Isi : Tidak ada
- Warna : Tidak ada
Nyeri daerah perut : Tidak ada
Karakter nyeri : Tidak ada
Perut
Inspeksi : simetris
auskultasi : terdengar bunyi bising usus 17x/menit
11) Sistem Muskuloskletal
Ekstremitas bagian atas : tidak terdapat kelainan
Ekstremitas bagian bawah : Klien mengeluh nyeri pada tungkai bawah
sebelah kiri yang mengalami fraktur, skala nyeri 5, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, terdapat pembengkakan jaringan lunak diatas tulang
Skala tonus otot : 3 (terdapat penurunan tonus otot pada tungkai bawah
sebelah kiri)
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (02/09/18)
25
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
WBC 13.3 10^3/uL 4.0 - 12.0
Lymph# 0.9 10^3/uL 0.8 - 7.0
Mid# 0.7 10^3/uL 0.1 – 1.5
Gran# 2.8 10^3/uL 2.0 – 8.0
Lymph% 50.7 % 20.0 – 60.0
Mid% 5.1 % 3.0 – 15.0
Gran% 70.0 % 50.0 – 70.0
HGB 15.7 g/dl 12.0 – 16.0
RBC 5.10 10^6/uL 3.50 – 5.20
HCT 48.3 % 37.0 – 49.0
MCV 81.0 FL 80.0 – 100.0
MCH 27.1 Pg 27.0 – 34.0
MCHC 32.5 g/dl 32.0 – 37.0
RDW-CV 13.7 % 11.0 -16.0
RDW-SD 38.5 FL 35.0 – 56.0
PLT 199 10^3/uL 150 - 400
MPV 8.1 FL 6.5 – 12.0
PDW 15.5 9.0 – 17.0
PCT 0.161 % 0.108 – 0.282

Nb: Hasil pemeriksaan LED meningkat 20mm/jam


Range normal LED : Laki-laki : 0-15 mm/jam
Perempuan : 0-20 mm/jam
7. Terapi
Terapi infus :
Asering 20 tpm
Paracetamol 250 mg
Terapi injeksi :
Keterolac 2x1 amp
Ceftriaxone 2x1 gr
Cefotaxime 1x1 gr
C. Analisa data
26
No Data Fokus Etiologi Masalah

1. DS : Faktor predisposisi : Nyeri akut


- Virulensi kuman
Klien mengeluh nyeri
- Riwayat trauma
pada tungkai bawah yang - Luka infeksi
mengalami fraktur
DO : Invasi mikroorganisme
 Pasien tampak lemas dari tempat lain yang
beredar melalui sirkulasi
karena menahan nyeri darah
 Pasien tampak menahan
Masuk ke juksta epifisis
sakit tulang panjang
 Konjungtiva anemis
 Pasien terpasang infus Osteomyelitis
Asering 20 Tpm

Obs : TD : 130/90 mmHg Fagositosis

N : 100X/menit
RR : 24X/menit Proses inflamasi
hyperemia,
S : 39,0° C pembengkakan, gangguan
P : Infeksi bakteri patogenik fungsi, pembentukan pus,
dan kerusakan integritas
pada fraktur terbuka jaringan
Q : Nyeri seperti ditusuk-
tusuk
Peningkatan tekanan
R : Pada tungkai bawah yang jaringan tulang dan
mengalami fraktur mendulla

S : Skala nyeri 5 Iskemia dan nekrosis


T : Nyeri terasa terus tulang

menerus
Pembentukan abses tulang

Nyeri akut
2. DS : Faktor predisposisi : Hipertermi
- Virulensi kuman
 Pasien mengeluh badan
- Riwayat trauma
terasa panas - Luka infeksi
 Pasien mengatakan badan
sering berkeringat saat Invasi mikroorganisme
badan terasa panas dari tempat lain yang
beredar melalui sirkulasi
DO : darah
 pasien tampak lemas 28
Masuk ke juksta epifisis
karena menahan nyeri tulang panjang
 mukosa bibir tampak
kering Osteomyelitis
 Terdapat pembengkakan
jaringan lunak diatas Fagositosis
tulang
 konjungtiva anemis
Proses inflamasi
 akral hangat hyperemia,
pembengkakan, gangguan
Obs : TD : 130/90 mmHg fungsi, pembentukan pus,
dan kerusakan integritas
N : 100X/menit jaringan
RR : 24X/menit
Demam
S : 39,0° C
Hipertermi

3. DS : Faktor predisposisi : Hambatan


- Virulensi kuman
mobilitas fisik
pasien mengatakan saat - Riwayat trauma
- Luka infeksi
beraktivitas dibantu keluarga
DO :
Invasi mikroorganisme
 Pasien tampak lemas
dari tempat lain yang
karena menahan nyeri beredar melalui sirkulasi
darah
 Pasien tampak berbaring
ditempat tidur Masuk ke juksta epifisis
tulang panjang
 Konjungtiva anemis
 Skala tonus otot : 3 Osteomyelitis
(terjadi penurunan tonus
otot pada tungkai bawah Fagositosis
sebelah kiri)

Obs : TD : 130/90 mmHg Proses inflamasi


hyperemia,
N : 100X/menit pembengkakan, gangguan
RR : 24X/menit fungsi, pembentukan pus,
dan kerusakan integritas
S : 39,0° C

29

Anda mungkin juga menyukai