Efek Fotolistrik I
Tiga (3)
( h /e )
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Pada tahun 1901 Planck telah mempublikasikan hasil penemuannya tentang hukum
radiasi cahaya (elektromagnetik). Dia menyatakan bahwa sebuah osilator, atau setiap sistem,
akan mempunyai energi yang bersifat diskrit atau bertingkat. Disamping itu, sifat emisi dan
absorpsi sebuah radiasi elektromagnetik selalu berkaitan dengan adanya peristiwa transisi
antara dua tingkat energi. Energi yang hilang atau didapatkan oleh sebuah osilator akan
dipancarkan atau diabsorpsi dalam bentuk energi kuantum. Besar energi kuantum dapat
dinyatakan dengan persamaan :
E f =hv
Teori kuantisasi energi yang dikemukakan oleh Planck, kemudian diartikan lebih fisis
oleh Einstein dan digunakan untuk menjelaskan hasil eksperimen dari gejala fotolistrik. Pada
tahun 1905 Einstein mulai memperkenalkan teori kuantum cahaya. Menurut Einstein,
pancaran cahaya berfrekuensi v berisi paket-paket gelombang atau paket-paket energi. Energi
yang dibawa setiap paket gelombang adalah sebesar hv. Cahaya terdiri atas paket-paket energi
yang disebut foton. Jumlah foton per satuan luas waktu sebanding dengan intensitas cahaya,
tetapi energi foton tidak bergantung pada intensitas cahaya. Energi foton hanya bergantung
pada frekuensi gelombang cahaya.
(Beiser, 1999)
Sebelum penjelasan Einstein dibuat pada tahun 1902 Philip Lenard, mempelajari efek
fotolistrik dengan sumber cahaya busur karbon yang intens. Dia menemukan bahwa elektron
dipancarkan dari logam dengan kisaran kecepatan, dan bahwa energi kinetik maksimum
fotoelektron K max tidak bergantung pada intensitas cahaya yang menariknya. Meski ia tidak
mampu menjalin hubungan yang tepat, Lenard juga mengindikasikan bahwa K max meningkat
dengan frekuensi ringan. K max diukur dengan menerapkan tegangan retarding dan secara
bertahap meningkatkannya sampai elektron yang paling rendah dan arus fotoelektron menjadi
nol. Dengan :
1
K max = me v 2max=eV s
2
dimana me adalah massa dari elektron, v max adalah kecepatan maksimum elektron, e adalah
muatan elektron, dan V s adalah stopping potensial.
(Serway, 2005)
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa elektronvolt sampai
lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan
langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya elektron, dan mempengaruhi
pembentukan konsep Dualitas gelombang partikel. Fenomena dimana cahaya mempengaruhi
gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif, efek fotovoltaik, dan efek foto.
(Giancoli, 2001)
1. Seperangkat lampu Hg
2. Rel 60 cm
3. Photodioda
4. Power supply lampu dioda
5. Arus DC current amplifier
6. Tunable DC power supply
D. Cara Kerja
h−h0
nilainya adalah | |
h0
x 100 %.
E. Tabel Pengamatan
F. Perhitungan
Energi Kinetik :
Data 1
Ek = eV s
Data 3
Ek = eV s
Data 4
Ek = eV s
Fungsi kerja :
Data 1
Wo = hfo
Data 2
Wo = hfo
Data 3
Wo = hfo
Data 4
Wo = hfo
Data 1
λo W o
ho =
c
( 4,05 x 10−7 m) x ( 4,899 x 10−19 J )
=
( 3 x 108 m/s )
19,84 x 10−26 Jm
=
3 x 108 m/ s
= 6,613 x 10−34 Js
Data 2
λo W o
ho =
c
( 4 ,36 x 10−7 m ) x ( 4 ,555 x 10−19 J )
=
( 3 x 108 m/s )
19,86 x 10−26 Jm
=
3 x 10 8 m/ s
= 6,62 x 10−34 Js
Data 3
λo W o
ho =
c
( 5,46 x 10−7 m ) x ( 3,634 x 10−19 J )
=
( 3 x 108 m/s )
19,84 x 10−26 Jm
=
3 x 108 m/ s
= 6,613 x 10−34 Js
Data 4
λo W o
ho =
c
( 5,77 x 10−7 m ) x ( 3,442 x 10−19 J )
=
( 3 x 108 m/ s )
19,86 x 10−26 Jm
=
3 x 10 8 m/ s
= 6,62 x 10−34 Js
Persentase perbedaan nilai tetapan planck :
Data 1
h−ho 6,62 x 10−34 −6,613 x 10−34
| |
ho
x 100 % = | 6,13 x 10
−34 |
x 100 %
= 0,1 %
Data 2
h−ho 6,62 x 10−34−6,62 x 10−34
| |
ho
x 100 % = | 6,2 x 10−34 | x 100 %
= 0,0 %
Data 3
h−ho 6,62 x 10−34 −6,613 x 10−34
| |
ho
x 100 % = | 6,13 x 10
−34 |
x 100 %
= 0,1 %
Data 4
h−ho 6,62 x 10−34−6,62 x 10−34
| |
ho
x 100 % = | 6,2 x 10−34 | x 100 %
= 0,0 %
I. Referensi
Serway, R. A. dan Jewwet, J. W. (2005). Modern Physics Third Edition. USA : Thompson
Learning, Inc.
Tim Dosen Pendidikan Fisika. (2020). Modul Pengantar Praktikum Fisika Modern. Pontianak
: IKIP-PGRI Pontianak.
Percobaan Judul Nilai TTD
Efek Fotolistrik II
Empat (4)
( h /e )
A. Tujuan
Menentukan karakteristik arus dengan panjang gelombang dan tegangan yang berbeda
B. Dasar Teori
Pada tahun 1901 Planck telah mempublikasikan hasil penemuannya tentang hukum
radiasi cahaya (elektromagnetik). Dia menyatakan bahwa sebuah osilator, atau setiap sistem,
akan mempunyai energi yang bersifat diskrit atau bertingkat. Disamping itu, sifat emisi dan
absorpsi sebuah radiasi elektromagnetik selalu berkaitan dengan adanya peristiwa transisi
antara dua tingkat energi. Energi yang hilang atau didapatkan oleh sebuah osilator akan
dipancarkan atau diabsorpsi dalam bentuk energi kuantum. Besar energi kuantum dapat
dinyatakan dengan persamaan :
E f =hv
Teori kuantisasi energi yang dikemukakan oleh Planck, kemudian diartikan lebih fisis
oleh Einstein dan digunakan untuk menjelaskan hasil eksperimen dari gejala fotolistrik. Pada
tahun 1905 Einstein mulai memperkenalkan teori kuantum cahaya. Menurut Einstein,
pancaran cahaya berfrekuensi v berisi paket-paket gelombang atau paket-paket energi. Energi
yang dibawa setiap paket gelombang adalah sebesar hv. Cahaya terdiri atas paket-paket energi
yang disebut foton. Jumlah foton per satuan luas waktu sebanding dengan intensitas cahaya,
tetapi energi foton tidak bergantung pada intensitas cahaya. Energi foton hanya bergantung
pada frekuensi gelombang cahaya.
(Beiser, 1999)
Sebelum penjelasan Einstein dibuat pada tahun 1902 Philip Lenard, mempelajari efek
fotolistrik dengan sumber cahaya busur karbon yang intens. Dia menemukan bahwa elektron
dipancarkan dari logam dengan kisaran kecepatan, dan bahwa energi kinetik maksimum
fotoelektron K max tidak bergantung pada intensitas cahaya yang menariknya. Meski ia tidak
mampu menjalin hubungan yang tepat, Lenard juga mengindikasikan bahwa K max meningkat
dengan frekuensi ringan. K max diukur dengan menerapkan tegangan retarding dan secara
bertahap meningkatkannya sampai elektron yang paling rendah dan arus fotoelektron menjadi
nol. Dengan :
1
K max = me v 2max=eV s
2
dimana me adalah massa dari elektron, v max adalah kecepatan maksimum elektron, e adalah
muatan elektron, dan V s adalah stopping potensial.
(Serway, 2005)
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa elektronvolt sampai
lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan
langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya elektron, dan mempengaruhi
pembentukan konsep Dualitas gelombang partikel. Fenomena dimana cahaya mempengaruhi
gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif, efek fotovoltaik, dan efek foto.
(Giancoli, 2001)
1. Seperangkat lampu Hg
2. Rel 60 cm
3. Photodioda
4. Power supply lampu dioda
5. Arus DC current amplifier
6. Tunable DC power supply
D. Cara Kerja
E. Tabel Pengamatan
Serway, R. A. dan Jewwet, J. W. (2005). Modern Physics Third Edition. USA : Thompson
Learning, Inc.
Tim Dosen Pendidikan Fisika. (2020). Modul Pengantar Praktikum Fisika Modern. Pontianak
: IKIP-PGRI Pontianak.
Percobaan Judul Nilai TTD
Penentuan
Delapan (8) Konstanta Planck
Dengan Dioda
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Hukum radiasi planck merupakan rumusan planck terhadap radiasi benda hitam. Benda
hitam sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang menyerap semua radiasi electromagnet yang
mengenainya atau mengemisikan semua radiasi electromagnet yang dimilikinya. Banyak teori
yang mengemukakan berkenaan dengan radiasi benda hitam, antara lain Raylegh Jeans dan
Planck. Postulat planck yang berkenaan dengan radiasi yang pada akhirnya menjadi dasar dari
teori radiasi kuantum antara lain :
2. Osilator tidak memiliki energi sesaat, namun harus tersusun atas satu paket energi dikrit.
Apabila dituliskan bentuk matematisnya menjadi :
∆ E=nhv
dimana hadalah konstanta planck yang besarnya 6,62 x 10−34 joule sekon, v adalah frekuensi
dan n adalah jumlah paket energi diskrit.
(Beiser, 1999)
Dioda adalah komponen elektronik yang dibuat dari bahan semikonduktor (silikon atau
germanium) tipe p dan tipe n yang disatukan. Dioda memiliki dua kaki yaitu anoda yang
dihubungkan pada sumber tegangan positif dan katoda yang dihubungkan pada sumber
negatif. Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Jika kaki anoda dihubungkan ke sumber
negatif dan kaki katoda dihubungkan ke sumber positif, maka akan terjadi bias mundur
(reverse bias) sehingga dioda akan memiliki hambatan yang sangat besar sehingga arus tidak
bisa lewat. Dioda memiliki fungsi unik yaitu selain hanya dapat mangalirkan arus ke satu arah
saja, tetapi disisi lain juga dapat menahan arus yang berlawanan arah.
(Tipler, 1998)
Alat ini dirancang untuk penentuan konstanta Planck menggunakan tegangan lutut dalam
kurva karakteristik dari cahaya yang dipancarkan dioda (LED). Eksperimen ini didasarkan
pada grafik batas tegangan LED sebagai fungsi dari frekuensi dari cahaya yang dipancarkan.
LED digunakan untuk memancarkan cahaya UV (ultraviolet), NIR (near infrared) dan tiga
gelombang- panjang di wilayah terlihat. Lampu LED dipilih untuk memancarkan cahaya
dalam cahaya tampak. Alat ini menggunakan sumber tegangan 9V DC.
Salah satu tipe semikonduktor adalah memiliki energi band gap EG . Pada saat elektron
berada di sambungan pn, beberapa elektron akan mengisi hole dan sebuah photon memiliki
energi sebesar hf =EG. Dimana f adalah frekuensi cahaya dan h merupakan konstanta planck.
Sehingga bila dihubungkan dengan panjang gelombang ( λ ) menjadi :
h .c
EG =
λ
Energi band gap sebanding dengan potensial U 0 sehingga dapat dinyatakan e .U 0 =EG.
Dimana e adalah muatan dasar. Aliran arus pada sambungan pn akan menambah tegangan
pada U 0. Sehingga dapat dinyatakan bahwa e .U 0 =hf .
(Tim Dosen Pendidikan Fisika, 2020)
1. Baterai 9 volt
2. Ampermeter
3. Voltmeter
4. Kabel penghubung
D. Cara Kerja
E. Tabel Pengamatan
F. Perhitungan
Dioda 1
EG = e .U 1
Dioda 2
EG = e .U 2
Dioda 3
EG = e .U 3
Dioda 4
EG = e .U 4
Frekuensi :
Dioda 1
EG
f =
h
0,032 x 10−19 Joule
=
6,62 x 10−34 Js
= 4 , 83 x 1012 Hz
Dioda 2
EG
f =
h
2,352 x 10−19 Joule
=
6,62 x 10−34 Js
= 3 , 55 x 1014 Hz
Dioda 3
EG
f =
h
2,176 x 10−19 Joule
=
6,62 x 10−34 Js
= 3 , 29 x 1014 Hz
Dioda 4
EG
f =
h
4,416 x 10−19 Joule
=
6,62 x 10−34 Js
= 6 , 67 x 1014 Hz
Dioda 5
EG
f =
h
4,560 x 10−19 Joule
=
6,62 x 10−34 Js
= 6 , 89 x 1014 Hz
G. Referensi
Tim Dosen Pendidikan Fisika. (2020). Modul Pengantar Praktikum Fisika Modern. Pontianak
: IKIP-PGRI Pontianak.