Anda di halaman 1dari 20

KESEHATAN DAN KEBUGARAN WANITA DI TEMPAT KERJA

(MAKALAH)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK

SELVI ANDRIANI 1814401060

MUHAMMAD FAISYAL 1814401069

RISQI ALFIANA 1814401074

DEWI NURAINI 1814401083

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang diberikan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas imakalah dengan judul “KESEHATAN DAN KEBUGARAN WANITA DI
TEMPAT KERJA” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah Kebijakan Kesehatan Kerja.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya
dan dapat membantu kita dalam memahami pembelajaran mengenai mata kuliah Kebijakan Kesehatan
Kerja. Kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan agar dalam pembuatan makalah
berikutnya lebih baik.

Penulis

Kelompok 4

ii
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2   Rumusan Masalah............................................................................................................................4
1.3   Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1  Definisi kesehatan reproduksi pada wanita ditempat kerja...............................................................5
2.2 Patofisiologi atau gangguan kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja................................7
2.3 Etiologi kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja.............................................................10
2.4 Dampak negatif  Kesahatan pada wanita bekerja.............................................................................11
2.5 Upaya Mengurangi Pengaruh Wanita Bekerja Malam terhadap Kesehatan  Reproduksi dan Dampak
Kesehatan Lainnya................................................................................................................................15
BAB III......................................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................................18
3.2 Saran................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika wanita masuk ke dunia kerja, sering mendapat pekerjaan yang paling susah di kantor
atau pabrik, dengan upah yang paling rendah, sekaligus dibebani dengan kebanyakan tugas rumah
tangga, seperti memasak, mencuci, dan mengasuh anak-anak.

Kebijakan yang memihak pada kepentingan wanita belum secara otomatis memberdayakan
wanita sehingga mempunyai posisi tawar yang sejahtera dan adil dengan laki-laki di bidang pekerjaan
(sektor publik). Kaum wanita masih terperangkap ke dalam jenis pekerjaan yang berketrampilan dan
berupah rendah. Pembagian kerja dan streotipe di dalm keluarga telah menyebabkan tidak saja
beban berlebihan dan jam kerja panjang bagi wanita, tapi juga ketergantungan wanita secara
ekonomi.

Berbagai masalah banyak terjadi pada wanita di tempat kerja antara lain adalah kekerasan.
Kekerasan yang dilakukan diperoleh dari atasan, atau satu rekan.

Kekerasan pada wanita di tempat kerja menimbulkan dampak negatif bagi wanita. Namun, kasus
kekerasan yang terjadi belum semua dapat diatasi. Berbagai layanan untuk mengatasi kekerasan
telah dibuat agar tindak kekerasan bisa diminimkan atau dihapuskan.

1.2   Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:

1)      Apa definisi kesehatan reproduksi pada wanita ditempat kerja?

2)      Apa patofisiologi atau gangguan kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja?

3)      Bagaimana etiologi kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja?

4)      Bagaimana dampak kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja?

1.3   Tujuan

Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1)      Untuk mengetahui tentang definisi kesehatan reproduksi pada wanita ditempat kerja

4
2)      Untuk mengetahui patofisiologi atau gangguan kesehatan reproduksi wanita di tempat kerja

3)      Untuk mengetahui etiologi kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja

4)      Untuk mengetahui dampak kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Definisi kesehatan reproduksi pada wanita ditempat kerja

            Defenisi kesehatan reproduksi menurut WHO yaitu suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.

Dalam pengertian kesehatan reproduksi secara lebih mendalam, bukan semata-mata sebagai
pengertian klinis (kedokteran) saja tetapi juga mencakup pengertian sosial (masyarakat). Intinya goal
kesehatan secara menyeluruh bahwa kualitas hidupnya sangat baik.

            Berdasarkan Konferensi Wanita sedunia ke IV di Beijing pada tahun 1995 dan Koperensi
Kependudukan dan Pembangunan di Cairo tahun 1994 sudah disepakati perihal hak-hak reproduksi
tersebut. Dalam hal ini (Cholil,1996) menyimpulkan bahwa terkandung empat hal pokok dalam
reproduksi wanita yaitu :

 Kesehatan reproduksi dan seksual (reproductive and sexual health)

 Penentuan dalam keputusan reproduksi (reproductive decision making)

 Kesetaraan pria dan wanita (equality and equity for men and women)

 Keamanan reproduksi dan seksual (sexual and reproductive security)

 Adapun definisi tentang arti kesehatan reproduksi yang telah diterima secara internasional yaitu :
sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan
sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi. Selain itu juga disinggung hak produksi yang didasarkan
pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap pasangan atau individu untuk menentukan secara
bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak, penjarakan anak, dan menentukan kelahiran
anak mereka.

Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting disebabkan
pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi kebebasan dalam
menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya di mana ia sendiri
yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.

5
     Definisi wanita ditempat kerja adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan
perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk
perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan
anak gadis.

Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung,
melahirkan dan menyusui. Kesehatan reproduksi menjadi cukup serius sepanjang hidup, terutama
bagi perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan
sosialnya, misalnya kurangnya pendldikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan
reproduksi perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause, dan masalah gizi (Baso dan Raharjo,
1999).

            Tujuan dari kesehatan reproduksi dimensi wanita ini adalah


1. Mengkaji karakteristik wanita
2. Mengkaji aktivitas kerja yang dilakukan oleh wanita yang bekerja di sektor informal
3. Mengkaji kondisi kesehatan reproduksi
4. Mengkaji aktivitas kerja dan kondisi kesehatan reproduksi wanita. yang bekerja di sektor informal.
Diharapkan ini dapat

Wanita perlu tahu hak-hak yang harus didapat di tempat kerja:

1. Perlindungan pada masa haid


Dalam masa ini wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid
dengan ketentuan merasa sakit, dan dengan izin perusahaan.

2. Perlindungan sebelum dan sesudah melahirkan


Pekerja wanita berhak istirahat 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan dan 1,5 bulan sesudah
melahirkan (berdasarkan perkiraan dokter/bidan)

3. Perlindungan sesudah gugur kandungan


Pekerja wanita diberi waktu istirahat 1,5 bulan sesudah gugur kandung (berdasarkan surat
keterangan dokter kandungan atau bidan)

4. Kesempatan untuk menyusui bayi


Pekerja wanita diberikan kesempatan yang patut untuk menyusui anaknya jika harus dilakukan
selama waktu kerja. Namun, lamanya waktu yang diberikan dengan memperhatikan
tersedianya tempat yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan.

6
5. Larangan kerja malam bagi wanita hamil
Pekerja wanita yang sedang mengandung dilarang bekerja antara pukul 23.00-07.00, jika
menurut keterangan dokter hal itu berbahaya bagi dirinya dan kandungannya

6. Larangan mempekerjakan wanita usia di bawah 18 tahun pada malam hari

7. Larangan PHK bagi pekerja wanita karena hamil, melahirkan, dan menyusui

8. Pengusaha wajib memberikan perlindungan wanita usia di atas 18 tahun saat bekerja di
malam hari. Perusahaan yang mempekerjakan wanita di malam hari berkewajiban memberi
makan dan minum yang bergizi (1400 kalori), menjaga kesusilaan dan keamanan,
menyediakan angkutan antar jemput.

9. Wanita memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penempatan

10. Adanya pengupahan yang sama bagi pekerja pria dan wanita untuk pekerjaan yang sama
nilainya termasuk tunnjangan keluarga

11. Adanya kesempatan yang sama untuk memperoleh pelatihan dan promosi jabatan

12. Adanya hak yang sama untuk memperoleh jaminan sosial, seperti pensiun, dan sakit.

2.2 Patofisiologi atau gangguan kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja

            Menurut ILO gangguan kesehatan wanita di tempat kerja disebabkan oleh kanker 34%,
kecelakaan 25%, penyakit saluran pernapasan 21%, penyakit kardiovasculer 15%, dan lain-lain 5%.
Beberapa gangguan reproduksi yang berhubungan dengan pekerjaan wanita :

 Abortus
Penyebab : kerja berat, cytotoxic drug 

 Premature
Penyebab: ionizing radiation 

 Lahir cacat.

 Penyebab : menthyl mercuri, ionizing radiasi 

 Mandul

 Penyebab:faktor yang dapat menyebabkan infertilitas adalah bahan kimia yang


menyebabkan  kerusakan testis. Beberapa bahan kimia seperti dibromochloropropane
(DBCP), timbal, karbon disulfida, carbaryl, kadmium, chlordecone, panas, dan etilena dapat
menyebabkan infertilitass. Sebagian besar bahan kimia yang digunakan dalam industri, belum

7
diuji apakah bahan tersebut dapat berpengaruh terhadap fungsi reproduksi (Batstone, 2001).
Cara paling pasti untuk mengurangi risiko pekerja atau janin dalam rahim dari paparan bahan
berbahaya adalah dengan meminimalkan atau mencegah paparan bahan kimia yang dicurigai
berbahaya (Mendiola, 2008)

Adapun gangguan pada fisiknya  yang ditimbulkan seperti:

1. Kepala pusing

Nyeri dan berkunang-kunang sering dihubungkan dengan gangguan kesehatan akibat bahan
pembasmi serangga, keracunan timah hitam, ataupun bahan perawatan rambut. Kepala
pusing juga merupakan gejala kurang darah yang diakibatkan keracunan timah hitam.

2. Iritasi mata
Ini ditandai dengan mata merah, berair, dan perih. Keadaan ini disebabkan bahan pengiritasi
selaput lendir mata seperti bahan pelarut.

3. Gangguan saluran napas


Gangguan saluran napas, paru, sesak napas, asma, batuk kering, dan sering cepat lelah
Gangguan ini banyak dialami akibat debu atau bahan kimia yang terhisap melalui saluran
napas seperti pembuat keramik dan pengolah kapas.

4. Selain kurang darah


Keracunan timah hitam juga bisa berupa perubahan pada gigi seperti menghitam atau
keropos, gusi membiru.

5. Iritasi kulit dan kulit terbakar


Penyakit ini banyak dialami pada pekerja yang sering bersentuhan dengan sabun dan bahan
pembersih lainnya.

6. Gangguan hati
Ini ditandai dengan kulit dan mata yang menguning, air seni seperti air teh pekat, tinja
berwarna lempung atau tanah liat, bagian perut sebelah kanan terasa nyeri. Jika gejalanya
sudah seperti ini maka gangguan hati sudah cukup parah.

7. Gangguan ginjal atau saluran kemih


Ini ditandai dengan air seni hanya sedikit-sedikit keluarnya atau tidak keluar sama sekali,
warna air seni berubah, atau muncul darah dalam air seni. Bahan kimia terutama timah hitam
dan logam berat yang paling sering menyebabkan kerusakan ginjal dan kandung kemih.

8
8. Gangguan pada syaraf
Ini akibat bahan pelarut, logam berat termasuk timah hitam dan juga bahan pembasmi hama.
Tanda-tanda gangguan syaraf beruba mudah gugup, mudah marah, tubuh gemetaran, atau
jantung berdebar-debar tanpa alasan, dan selalu merasa kehabisan tenaga, seolah-olah
mabuk atau sulit berpikir jernih.

9. Gangguan menstruasi
Ini gangguan reproduksi yang paling sering dialami perempuan. Gangguan ini berupa
menstruasi yang tak teratur, berhenti menstruasi lebih awal.
Beberapa jenis bahan kimia yang bisa mengganggu menstruasi seperti pelarut benzen, karbon
disulfid, formalin, air raksa atau merkuri, dan juga trikloretilen. Pengaruh bahan kimia juga
bisa berupa ketidakseimbangan hormon, keguguran, kesulitan persalinan, dan kematian bayi
dalam kandungan.

a. Kelelahan kerja

                 Terlalu berat melakukan pekerjaan, seperti panas yang berlebih, kebisingan,   mengangkat
barang-barang berat, dan berdiri sepanjang hari.

b. Keracunan

Pekerja agar mengetahui nama dan bahaya-bahaya bahan kimia yang ada dan dipakai
di tempat kerja. Jika anda hamil, Pikirkan tugas-tugas yang anda lakukan yang mungkin
beresiko, khususnya pada tiga bulan terakhir dari kehamilan anda. Cari jalan untuk
menghindari :

1. Kerja fisik yang menegangkan.

2. Pekerjaan yang beresiko jatuh.

3. Mengangkat barang berat.

4. Kebisingan yang tinggi.

5. Kerja shift.

6. Waktu kerja yang panjang.

7. Berdiri atau duduk terlalu lama.

c. Gangguan pernafasaan, pendengaran, dan penglihatan

d. Kesehatan reproduksi

9
  Bahaya bagi sistem reproduksi adalah bahaya yang dapat mempengaruhi kemampuan
untuk mendapatkan keturunan yang sehat. Efeknya dapat terjadi pada :

1. Potensi dan minat seksual.

2. Kemampuan untuk mengandung dan melahirkan.

3. Kesehatan bagi calon anak.

4. Kesehatan psikis, Stress

2.3 Etiologi kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja

            Penyebab terjadinya permasalah reproduksi wanita dalam kerja :

 Jarang ganti celana dalam karena sibuk dalam pekerjaannya 

 Seringnya menghirup unsur polutan udara (terutama timbale yang dapat menurunkan
fertilitas) 

Akibat yang ditimbulkan wanita dalam kerja menurut laporan bank dunia 1992:

 Pencemaran udara yang berakibat oleh timbale 

 Mengakibatkan penyakit jantung koroner 

 Hipertensi

Bahaya-bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi pada wanita di tempat kerja :

 Bahaya radiasi 

 Berbagai bahan kimia 

 Obat-obatan 

 Bahaya terhadap panas 

Bermacan cara zat-zat berbahaya itu dapat memasuki tubuh kita :

 Melalui hirupan nafas (inhalation)

 Kontak dengan kulit (absorbsion) atau

 Tertelan sehingga zat-zat tersebut masuk dengan mudah di tubuh kita terutama pada orang
merokok 

10
Tiga langkah mudah untuk mengatasi permasalahan yang ada pada wanita karier dan sebagai ibu
rumah tangga :

 Menjaga kebersihan badan (personal hygine) 

 Menghindari pakaian yang ketat (supaya tidak menimbulkan kelembaban pada daerah
vagina)

 Selalu berhati-hati dalam menjaga keselamatan diri (di kendaraan, di tempat kerja, dan di
lingkungan sekitar) 

Upaya Mengatasi Masalah Wanita Di Tempat Kerja

1. Layanan Yang Disediakan Oleh Masyarakat

·          Organisasi pengada layanan crisis center sebagai tempat yang dapat menerima pengaduan
dan melayani kebutuhankorban untuk mendapatkan dampingan psikologik atau jasa mendampingi
atau menemani manakala para korban perlu ke rumah sakir untuk mendapatkan perawatan medik
atau ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian yang dialaminya.

         Layanan shelter atau rumah aman yaitu suatu tempat yang dirahasiakan untuk menampung
sementara waktu para korban dan anak-anaknya selama kasusnya ditangani.

         Layanan botlines adalah menyediakan kemudahan bagi korban yang meski sudah ingin
memaparkan persoalan kekerasan yang dihadapi, tetapi belum mampu untuk bertatap muka untuk
membicarakan persoalannya dengan orang lain.

2. Layanan Bebasis Komunitas

         Adalah layanan yang dilakukan oleh individu atau organisasi secara langsung di dalam
komunitas. Kekuatan dari layanan berbasis komunitas ini berupaya untuk memperkuat posisi
korbanjuga untuk mencoba membangun kekuatan komunitas untuk dapat menangani perkara
kekerasan terhadap wanita karena layanan bersifat proaktif sehingga lebih fleksibel.

11
3. Layanan Berbasis Rumah Sakit

         Ruang pelayanan khusus merupakan suatu tempat pelayanan bagi wanita korban kekerasan
yang berada dalam organisasi kepolisian berupa ruangan tetutup dan nyaman di kesatuan polri
diaman wanita dan anak korban kekerasan dapat melaporkan kasusnya dengan aman kepada polisi

2.4 Dampak negatif  Kesahatan pada wanita bekerja

1. Gangguan Kesehatan secara Umum

1. Wanita yang bekerja pada waktu malam (shift malam)

` Para pekerja malam juga sangat rentan terkena penyakit lever alias hepatitis A. Sebab, orang
yang aktif di di malam hari, fungsi hatinya dipicu untuk bekerja lebih cepat sehingga detoksifikasi
tubuh lebih tinggi. Akibatnya, kondisi tubuh mudah merosot. Angin malam, juga kerap mengancam
kesehatan paru-paru, Mulai dari infeksi gangguan sistem pernapasan, alergi udara dingin, hingga
bronkitis dan pneumonia. Obesitas dan serangan jantung dapat muncul labih sering pada pekerja
malam dibandingkan pekerja waktu normal.

Selain itu pengaruh dari lingkungan kerja dan pergaulan para pekerja malam, dapat
mempengaruhi status  kesehatan yang mungkin disadari atau tidak disadari memberi dampak yang
cukup serius. Ditambah lagi jika pengetahuan tentang kesehatan sangat minim. Gangguan pola hidup
pekerja malam merupakan dampak dari kegiatan yang dilakukan pada malam hari dengan aktifitas
dari yang ringan seperti menemani tamu sampai aktifitas yang berat dimana timbul kelelahan yang
amat sangat pada keesokan harinya.

Mereka yang bekerja berjam-jam lamanya juga cenderung memiliki tingkat stress tinggi,
gangguan tidur, dan minum  alkohol lebih banyak ketimbang rekan mereka yang bekerja dalam waktu
standar. 

Gangguan kesehatan yang terjadi dipengaruhi oleh:

1.      Pola Makan

Pola makan pada pekerja malam  sering menimbulkan masalah kesehatan serius.hal
ini timbul karena selama menjalani aktifitas pada malam hari pekerja malam sering
mengabaikan kebutuhan nutrisi. Perlu diketahui, jam kerja pekerja malam yang dimulai pukul
08.00 sampai pukul 07.00 malam sering mendapat gangguan pada peningkatan asam
lambung yang disebut gastritits, dimana jika diabaikan akan menjadi suatu gangguan gastritis
akut. Kemudian pekerja malam sering mengkonsumsi kopi untukmencegah rasa kantuk.
Kafein dalam kopi dapat lebih memperburuk kesehatan khususnya pencernaan dan

12
meningkatkan ritme sirkadian pada jantung, terlebih jika ritme sirkadian pekerja malam
didapati tidak normal.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pekerja shift akan mempunyai masalah


pencernaan seperti gangguan lambung dan konstipasi (sembelit) dan juga masalah penyakit
jantung. Dengan adanya shift malam, para pekerja sering kali merasa lapar dan pergi ke toilet
di saat yang ”tidak tepat” yang menyebabkan timbulnya gangguan pencernaan.

2.      Pola Tidur

Pola tidur pekerja malam dilakukan pada pagi hari setelah kembali kerumah. Bagi
pekerja malam yang sudah terbiasa dan mudah tertidur, tentu tidak masalah. Tapi banyak
gangguan insomnia yang dialami pekerja malam yang harus tidur atau beristirahat secara
maksimal disiang hari. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan fungsi tubuh dan hormone yang
secara biologis dan disadari dipaksakan berubah fungsi kebutuhan tidur dan waktu untuk
tidur. Sementara bagi para pekerja giliran malam, masalah timbul pada kebiasaan tubuh.
Memang, pekerja malam mengakali dengan tidur di pagi hingga siang hari untuk mengganti
kebutuhan tidur 8 jam perhari. Masalahnya, tubuh harus dibuat melawan siklus alami yakni
bekerja berdasar cahaya terang dan beristirahat saat gelap malam. Gangguan pola tidur dapat
menyebabkan menurunnya tekanan darah (hipotensi) yang ditandai gejala-gejala seperti 
lemah,tidak bersemangat, lekas lelah, kurang berkonsentrasi,dll.

3.            Pola berhubungan

Biasanya karena pekerja malam beraktifitas hanya pada malam hari, bagi pekerja
malam  yang sudah berkeluarga menghadapi masalah pada aktifitas seksual yang dilakukan
setelah selesai bekerja. Aktifitas seksual menjadi terganggu karena kondisi fisik sudah
menurun karena kelelahan.

Selain itu, masalah gangguan seksual (sexual harressment) seringkali dialami, bisa
berbentuk komentar-komentar atau ucapan-ucapan verbal, tindakan atau kontak fisik yang
mempunyai konotasi seksual. Bentuk yang paling ekstrem dari gangguan seksual itu adalah
perkosaan.

4.  Pola konsumsi “drugs” dan Minuman Keras

Pekerja malam yang bekerja pada lingkungan rawan dengan obat-obatan terlarang
dan minuman keras biasanya pekerja yang bekerja di bar, café atau tempat hiburan sejenis.
Walaupun mereka memiliki prinsip profesionalisme yang baik dalam pekerjaan, tapi
adakalanya beberapa pekerja malam tersebut juga  mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan
minuman keras. Jika sudah pernah mencoba, ada yang dapat berhenti saat itu juga karena

13
sekedar ingin tahu, tapi sebagian besar menjadi pecandu.Secara umum, dampak kecanduan
narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

2. Risiko Kanker

Risiko dan kesempatan mengidap kanker bagi para pekerja malam wanita tentusangat besar,
dari beberapa penelitian berhasil mengungkap kemungkinan-kemungkinan yang membuat kanker
mudah menjangkiti pekerja shift malam / pekerja malam. Beberapa di antaranya adalah sebagai
berikut:

1.      Adanya cahaya terang di malam hari akan menekan produksi melatonin, senyawa yang
secara langsung dan tidak langsung mencegah pertumbuhan kanker.

2.      Perubahan pola tidur akan mempengaruhi otak untuk melepaskan glucocorticoid, senyawa
yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

3.      Perubahan pola tidur secara tidak langsung membuat pertumbuhan sel dan jaringan lebih
sulit dikendalikan.

4.      Perubahan pola tidur membuat tubuh kurang optimal dalam memproduksi vitaminD.

5.      Kemungkinan lain yang juga meningkatkan risiko kanker pada pekerja shift malam adalah
perubahan gaya hidup. Saat dituntut untuk sering bergadang, para pekerja cenderung kurang
berolahraga serta lebih banyak merokok dan minum alkohol.

6.      Peredaran darah yang tidak lazim akan menurunkan daya tahan tubuh hingga gampang
sakit. Ketentuan medis menyebutkan malam hari adalah saat terjadi detoksifikasi (pembuangan
racun dalam tubuh). Detoksifikasi sebaiknya berlangsung saat tidur pulas.

Kanker yang beRisiko muncul pada pekerja malam wanita:

1.            Kanker Payudara

Hasil penelitian Fred Hutchison Cancer menyebutkan, 60% Wanita bekerja malam
mengalami risiko kanker payudara lebih besar dibanding wanita bukan pekerja malam.
Kebiasaan bekerja malam hari juga mengacaukan sistem respons tubuh terhadap rangsang
cahaya. Itu baru dampak medis, belum dampak sosial, dan psikologisnya, dll.

2.            Kanker Rahim

14
Perempuan yang bekerja malam hari akan meningkatkan risiko terkena kanker rahim,
demikian satu penelitian yang dirilis 13 Maret lalu di jurnal Occupational and Environmental
Medicine seperti dikutip Health.com.

Penelitian menyasar lebih dari 1.100 perempuan yang umumnya menderita jenis
kanker rahim yang sama dan terhadap 1.800 perempuan tanpa kanker rahim. Perempuan-
perempuan ini berusia 35 sampai 74 tahun dan bekerja di bidang kesehatan, rumah makan,
dan pegawai administrasi. Hampir 27 persen perempuan penderita kanker invasif ternyata
bekerja malam,32 persen dalam batas terkena kanker, dan sekitar 22 persen tanpa kanker.

Menurut penelitian ini, bekerja malam bertalian dengan meningkatnya risiko kanker
akut sampai 24 persen dan meningkatnya risiko kanker tingkat dini sampai 49 persen.
Perempuan berusia 50 tahun adalah yang paling rentan terkena kanker rahim ketika mereka
bekerja malam, kata Parveen Bhatti, kepala penelitian ini yang juga dari Pusat Riset Kanker
Fred Hutchinson di Seattle. Para peneliti menyimpulkan bahwa meningkatnya risiko kanker
pada perempuan yang bekerja malam hari bisa berkaitan dengan hormon melatonin yang
mengatur hormon reproduksi, terutama estrogen. Melatonin normalnya diproduksi malam
hari.

3. Dampak Kesehatan Reproduksi

Pekerja malam Wanita tentu terganggu pola kesehatan dan siklus reproduksinya, dan
yang paling sering dialami oleh pekerja malam wanita adalah:

1.      Gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi


(estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual. Hormon progesteron
akan meningkat pada masa ovulasi, yaitu kurang lebih pada hari 12-14 dari siklus haid.
Beberapa wanita akan mengalami rasa lemas dan rasa kantuk yang berlebihan. Gangguan
tidur mulai terjadi ketika hormon progesteron ini mulai menurun, yaitu beberapa hari
menjelang datangnya haid (Hari 22-28 dari siklus haid). Wanita akan lebih sering terbangun,
tidur kurang nyenyak, atau terbangun dengan perasaan yang tidak segar.

2.      Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid)Seperti diketahui,  hormon progesteron bersifat menimbulkan rasa tenang dan rasa
kantuk.

3.      Aktifitas seksual menjadi terganggu karena kondisi fisik sudah menurun karena
kelelahan, sehingga jika tidak berpendirian untuk hidup sehat, guna melampiaskan hasrat
seksual beberapa pekerja malam yang terpengaruh pada lingkungan yang kurang baik

15
biasanya melakukan perilaku seks bebas atau melakukan profesi ganda dengan menjual diri.
Melalui tindakan tersebut, Seks bebas tentu akan meningkatkan kasus penyakit menular
seksual, seperti sipilis, GO (ghonorhoe), hingga HIV/AIDS yang menggaggu kesehatan
reproduksi.

4.      Risiko penyakit Kanker Rahim.

2.5 Upaya Mengurangi Pengaruh Wanita Bekerja Malam terhadap Kesehatan  Reproduksi dan
Dampak Kesehatan Lainnya

1. Pemerintah

Mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkn akibat bekerja malam,


khususnya bagi wanita, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan tertulis demi
mengurangi  dampak tersebut, yakni dalam Ps 76 ay 1 UU No 13/2003 menyebut
”Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang
dipekerjakan pukul 23.00-07.00”. Bukankah bunyi pasal itu kembar dengan kalimat
”Pekerja/buruh perempuan yang berumur lebih dari 18 (delapan belas) tahun boleh
dipekerjakan antara pukul 23.00-07.00”.

Tetapi dalam hal ini ada pengecualiannya yaitu pengusaha yang mempekerjakan wanita pada
jam tersebut wajib:

 Memberikan makanan dan minuman bergizi

 Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja

 Menyediakan antar jemput bagi pekerja perempuan yang berangkat dan pulang
bekerja antara pukul 23.00 – 05.00.

Tetapi pengecualian ini tidak berlaku bagi pekerja perempuan yang berumur di
bawah 18 (delapan belas) tahun ataupun perempuan hamil yang berdasarkan keterangan
dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya apabila bekerja antara
pukul 23.00 – 07.00. Dalam pelaksanaannya masih ada perusahaan yang tidak memberikan
makanan dan minuman bergizi tetapi diganti dengan uang padahal ketentuannya tidak boleh
diganti dengan uang.

2.  Wanita bekerja malam

16
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh bekerja malam secara umum,
adalah:

 Memperkuat komitment untuk hidup sehat

 Focus pada pekerjaan

 Menjaga pergaulan

Terlebih dampak tidak sederhana yang ditimbulkan seperti kanker dan gangguan-
gangguan lain tentu harus memperoleh perhatian ekstra. Sebisa mungkin bekerja malam tidak
dilakukan oleh wanita maupun pekerja pada umumnya, mengingat dampak-dampak secara
neagtif yang ditimbulkan, namun jika tidak dapat dihindari untuk bekerja malam, ada beberapa
upaya yang dapat dipraktikan guna mengurangi beberapa gangguan kesehatan, yakni:

Gangguan pola tidur :

 Hindari makanan berkadar gula tinggi (madu, sirop), mengandung kafein (kopi, cokelat, teh),
rokok, atau alkohol, menjelang waktu tidur.

 Tidur dan bangun pada waktu yang teratur setiap hari.

 Gunakan tempat tidur hanya untuk hubungan intim dan tidur. Tidak untuk kegiatan lain
seperti belajar, bekerja, membaca, senam, dan sebagainya.

 Olahraga yang teratur akan membuat tidur menjadi lebih nyenyak dan nyaman. Demikian
pula bagi perempuan hamil, olahraga dapat mengurangi kejadian kram di tungkai bawah.

 Biasakan tidur dalam suasana gelap tanpa lampu menyala.

Gangguan Pola Makan:

Untuk menghindari gangguan pencernaan dan konstipasi (sembelit) maka diperlukan


pola makan yang baik yaitu cukup karbohidrat, protein serta serat dan yang terpenting adalah
vitamin. Komposisi yang cukup memadai dari diet seimbang bagi pekerja dianjurkan terdiri
dari 50 -55% karbohidrat, 25 -35 % lemak, 10 -15 % protein dan secukupnya air, vitamin
Nutrisi yang tepat berarti mengkonsumsi makanan dan cairan yang memadai yang dapat
memberikan :

 Bahan bakar (karbohidrat dan lemak) untuk energi.

 Bahan-bahan (protein) untuk membangun, memelihara, dan memperbaiki semua jaringan


tubuh.

17
 Bahan-bahan (vitamin dan mineral) untuk membantu proses-proses metabolisme.

 Air, suatu medium cairan untuk membantu proses-proses metabolisme. Mineral.

3. Factor-faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi :

 Factor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang


rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, dan
lokasi tempat tinggal yang terpencil) 

 Factor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada
kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki) 

 Factor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena
ketidakseimbangan hormonal) 

 Factor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kekerasan merupakan salah satu masalah yang terjadi pada wanita di tempat kerja,
kekerasan seksual, kekerasan psikologi, dan kekerasan ekonomi. Wanita di tempat kerja mempunyai
peran ganda yaitu : sebagai pembina rumah tangga dan pencari nafkah. Keterlibatan wanita di bidang
pekerjaan sering tidak diperhitungkan. Besar upah wanita telah rendah dari laki-laki meskipun tingkat
pendidikannya sama.

18
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah wanita di tempat kerja adalah berupa
layanan yang disediakan oleh masyarakat, layanan berbasis komunitas, layanan berbasis rumah sakit.
Dengan adanya lembaga ini diharapkan kekerasan wanita di tempat kerja dapat dikurangi atau
dihindarkan.

3.2 Saran

Kesehatan wanita sangat penting, dan berpengaruh pada kesehatan anak-anaknya. Wanita
juga harus bisa menjaga kesehatannya baik itu mencakup kesehatan reproduksi ataupun kesehatan
yang menyeluruh. Maka dari itu dalam usaha untuk mengatasinya wanita harus bisa mengatur
waktunya dengan baik. Dan tidak di wajibkan untuk bekerja dan mencari nafkah, guna menciptakan
kesehatan yamg sejahtera.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://kiem-4u.blogspot.co.id/2011/04/permasalahan-kesehatan-reproduksi.html

http://princeskalem.blogspot.co.id/2012/02/permasalahan-kesehatan-wanita-dalam.html

http://health.liputan6.com/read/2058507/9-risiko-gangguan-kesehatan-perempuan-di-tempat-kerja

http://anisahblogger.blogspot.com/2016/10/makalah-masalahkesehatan-reproduksi.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai