Petugas 1. DokterSpesialisAnak
2. DokterUmumBagianAnak
3. TenagaKeperawatandanpenunjang
PROSEDUR
FaktorResiko/faktorpredisp 1. Ibumenderita DM sebelumdanselamakehamilanterutama DM yang
osisi tidakterkontrol
2. Riwayatbayiberatlahirrendah (prematuritas,
keciluntukmasakehamilan)
3. RiwayatbayiBesaruntukMasaKehamilan (BMK), makrosomi
4. RiwayatbayidenganPenyakitJantungBawaan
5. Riwayatbayimenderitaasfiksia, hipotermi, hipertermi,
gangguanpernapasan
Pemantauan I. Terapi
Setelahterapidankadarglukosadarah normal,
dilakukanpemantauanterapidanulanganpemeriksaankdarglukosadarahsebagaiberiku
t:
- Jikabayimendapatkancairan IV, untukalasanapapun,
lanjutkanpemeriksaankadarglukosadarahsetiap 12 jam
selamabayimasihmemerlukaninfus. Jikakapansajakadarglukosadarahturun,
tanganisepertitersebut di atas.
- Jikabayisudahtidaklagimendapatinfuscairan IV,
periksakadarglukosadarahsetiap 12 jam sebanyakdua kali pemeriksaan:
o Jikakapansajakadarglukosadarahturun, tanganisepertitersebut di
atas;
o Jikakadarglukosadarahtetap normal selamawaktutersebut,
makapengukurandihentikan
PenatalaksanaanHipoglikemi
Prognosis Baikjikatanpakomplikasi
Hipoglikemia Ringan-Sedang
Pemberian karbohidrat sebanyak 15 gram dalam bentuk tablet atau larutan glukosa maupun sukrosa diperlukan
sebagai pertolongan pertama hipoglikemia ringan hingga sedang pada orang dewasa. Terapi awal ini cukup untuk memicu
kenaikan glukosa darah hingga 38 mg/dL dalam 20 menit dan perbaikan gejala pada sebagian besar individu dengan
hipoglikemia ringan-sedang. Pilihan rejimen terapi awal lainnya seperti susu dan jus jeruk kurang cepat dalam menaikkan
kadar glukosa darah dan memperbaiki gejala.
Apabila pasien memiliki riwayat DM, pengukuran kadar glukosa dilakukan dalam 15 menit sejak pemberian terapi glukosa
awal. Jika kadar glukosa darah masih di bawah 70 mg/dL, pemberian 15 gram glukosa atau sukrosa dapat diulang. Apabila
tablet glukosa tidak tersedia, sediaan karbohidrat 15 gram oral lainnya yang ekivalen adalah 15 mL gula pasir yang dilarutkan
dalam air, 5 kubus kecil gula, dan 15 mL madu. [1,35]
Hipoglikemia Berat
Apabila pasien mengalami hipoglikemia berat namun masih sadar penuh dan memiliki riwayat diabetes, pemberian
karbohidrat oral 20 gram dilakukan dalam bentuk glukosa tablet dan sediaan lain yang ekivalen. kadar glukosa darah
kemudian diperiksa dalam kurun waktu 15 menit setelah pemberian terapi glukosa awal. Pemberian glukosa 15 gram dapat
diulang apabila kadar glukosa darah masih < 70 md/dL.
Jika pasien mengalami hipoglikemia berat dan tidak sadarkan diri, pemberian 10-25 gram glukosa atau 20-50 mL dekstrosa
50% dalam air (D50W) dapat diberikan secara intravena selama 1-3 menit apabila pasien memiliki akses intravena. Jika
pasien tidak memiliki akses intravena, 1 mg glukagon dapat diberikan secara subkutan atau intramuskular. Pedoman klinis di
Amerika Serikat dan Kanada menyarankan agar pasien dengan DM dan keluarga yang merawat memiliki sediaan glukagon
serta mampu memberikan obat tersebut sesuai indikasi. Namun, sediaan glukagon saat ini belum tersedia di Indonesia dan
bahkan di negara maju harganya masih sangat mahal. [1,35]
Jika Hipoglikemia telah Teratasi
Apabila hipoglikemia telah teratasi, pasien harus mendapatkan makanan atau kudapan yang semestinya dia dapatkan sesuai
jadwal makan harian guna mencegah hipoglikemia berulang. Apabila jadwal makan lebih dari 1 jam sejak kejadian
hipoglikemia, kudapan (termasuk karbohidrat 15 gram dan protein) perlu diberikan bagi pasien. [1]
Apabila sampel untuk pemeriksaan laboratorium kritis guna melacak penyebab dasar hipoglikemia telah diambil,
pemberian bolus kecil dekstrosa 0,2 gram/kgBB dapat diberikan melalui infus intravena selama 1 menit (dekstrosa 10% 2
mL/kgBB). Kemudian, infus intravena kontinu dekstrosa 10% dengan dosis 8 mg/kg/menit dapat dimulai. Kadar glukosa
darah perlu diperiksa 15 menit setelah dilakukan bolus kecil di awal dan selama pemberian infus dekstrosa rumatan masih
berlangsung.
Apabila hipoglikemia berulang, pemberian bolus intravena dekstrosa dapat diberikan pada dosis 0,5 gram/kgBB atau
sebanyak 5 mL/kgBB dekstrosa 10% yang dilanjutkan dengan peningkatan jumlah glukosa melalui infus rumatan hingga
25%-50%. [5]
Sebagai alternatif terhadap glukosa intravena, pemberian berulang gula sublingual 0,2 gram/kg merupakan pilihan yang cukup
efektif bagi anak-anak dengan hipoglikemia yang berusia 6 bulan hingga 15 tahun[4].