Anda di halaman 1dari 54

Judul SOP copas dari Pengertian

Dinkes Kota Nomor :


Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 1 / 54
Puskesmas
Abcde
Ditetapkan Kepala
Puskesmas Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan rujukan pada
ABORTUS abortus imminent yaitu terjadinya perdarahan pada umur kehamilan <22
IMMINENT minggu, bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan abortus
imminent pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Tidak diperlukan tindakan medik yang khusus
2. Menganjurkan Pasien tirah baring total selama 24-48 jam.
3. Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau
melakukan hubungan seksual.
4. Bila perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal terjadwal dan periksa
ulang 1-2 minggu mendatang.
5. Bila perdarahan berlanjut dan jumlahnya semakin banyak, nilai kondisi
janin (rujuk ke RS untuk dilakukan pemeriksaan USG).
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 2 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian ABSES Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani ibu dengan abses
PAYUDARA payudara yaitu  terdapat massa padat dan mengeras di bawah kulit yang
kemerahan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu dengan
abses payudara.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Saifuddin, Abdul Bari. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL PELAYANAN
KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. JNPKKR – POGI : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) tentang tanda tidak
normal payudara.
3. Memberikan rujukan kepada ibu ke rumah sakit.
4. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 3 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus amenorea yaitu
AMENOREA suatu keadaan tidak datangnya menstruasi selama tiga bulan berturut-turut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
kasus amenorea.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 5. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
6. Memberikan KIE tentang penyebab amenorea meliputi :
- Keadaan fisiologis yaitu sebelum menarche, hamil, laktasi
amenorea, menopause.
- Gangguan pada ovarium, hipofisis, hipotalamus.
- Adanya kelainan konginetal
- Adanya gangguan sistem hormonal.
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter di Puskesmas
8. Apabila hasil menunjukkan amenorea fisiologis maka dilanjutkan dengan
tatalaksana sesuai hasil pemeriksaan.
9. Apabila hasil menunjukkan hasil patologis, maka dilakukan rujukan ke
dokter spesialis atau ke Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 4 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian ANC Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau
dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi
persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan ANC sesuai
standart.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan . Dalam keadaan
normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari
TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal
adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi
badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
ronggapanggul.
2. Ukur Tekanan Darah ( T2). Tekanan darah yang normal
110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu
diwaspadai adanya Preeklampsi
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 ) Tujuan pemeriksaan TFU
menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur
kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa
di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.TFU
yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan sesuai minggu Jarak dari simfisis
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28  Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

 4.Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan 


( T4 )
 5.Pemberian Imunisasi TT ( T5 ) Imunisasi Tetanus Toxoid harus
segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan
kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi TT Selang Waktu Lama
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 5 / 54
Puskesmas
Abcde

minimal pemberian Perlindungan


Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

6. Pemeriksaan Hb ( T6 ) Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada


kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil
dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg
As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 ) pemeriksaan
dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen darah
vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan
pengobatan dan rujukan..
8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 ) dilakukan untuk mengetahui apakah pada
urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala
Preeklampsi.
9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )  untuk Bumil dengan riwayat DM. bila
hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan
adanya DMG.
10. Perawatan Payudara ( T10 ) senam payudara atau perawatan payudara
untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia
kehamilan 6 Minggu.
11. Senam Hamil ( T11 )
12. Pemberian Obat Malaria ( T12 ) diberikan kepada Bumil pendatang dari
daerah malaria juga kepada bumil dengan gejala malaria yaitu panas
tinggi ,mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 ) diberikan pada kasus gangguan
akibat kekurangan Yodium di daerah endemis
14.  Temu wicara / Konseling ( T14 )
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 6 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya melakukan pencegahan, penemuan, penanganan, dan atau rujukan


ANEMIA PADA IBU semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
HAMIL
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan anemia
pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu dan atau keluarga tentang hasil pemeriksaan.
2. Memberikan KIE (Konseling, Informasi, Edukasi) kepada ibu dan atau
keluarga tentang fisiologis dan patologis kehamilan sehubungan dengan
kadar hemoglobin (Hb).
3. Membuat rujukan internal ke petugas gizi untuk konseling tentang gizi, diet
makanan kaya zat besi dan protein.
4. Sarankan ibu hamil aterm dengan anemia berat untuk merencanakan
persalinan di rumah sakit.
5. Jika ibu anemia berat, lakukan rujukan
6. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang kunjungan berikutnya.
7. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 7 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani ibu hamil dengan
BENDUNGAN bendungan payudara yaitu peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara
PAYUDARA dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan bendungan payudara.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Saifuddin, Abdul Bari. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL PELAYANAN
KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. JNPKKR – POGI : Jakarta
5. Prosedur Bila ibu menyusui bayinya :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
kepada pasien tentang fisiologis dan patologis ibu
menyusui.
3. Menganjurkan pasien untuk menyusukan kedua
payudaranya sesering mungkin.
4. Memberikan KIE kepada pasien supaya mengompres
hangat payudara sebelum disusukan.
5. Mengajari cara memijat payudara untuk permulaan
menyusui dengan menyangga payudara.
6. Menganjurkan pasien untuk mengompres dingin pada
payudara di antara waktu menyusui.
7. Memberikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam bila
memerlukan.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kontrol 3 hari lagi.
9. Melakukan dokumentasi.
Bila ibu tidak menyusui :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
kepada pasien tentang fisiologis dan patologis ibu
menyusui.
3. Menganjurkan pasien untuk menyangga payudara dan
mengompres dingin pada payudara untuk mengurangi
pembengkakan dan rasa sakit.
4. Memberikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam bila
memerlukan.
5. Menganjurkan untuk tidak memijat atau mengompres
hangat pada payudara.
6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kontrol 3 hari lagi.
7. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 8 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Mengenali, menemukan, dan melakukan tindakan secepatnya pada ibu hamil
HAMIL DENGAN dengan BB kurang dan risiko KEK yaitu ibu hamil dengan kenaikan BB < 1 kg/
BERAT BADAN bulan dan lingkar lengan < 23,5 cm.
KURANG DAN KEK
(LILA< 23,5 cm)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan berat badan kurang dan KEK.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
2. Memberikan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Melakukan rujukan ke petugas gizi untuk penanganan ibu
hamil risiko KEK sesuai standart.
4. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 9 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara menangani dan melakukan rujukan pada ibu hamil
HAMIL DENGAN dengan kelainan letak pada janin terutama trimester III yaitu letak bayi tidak
KELAINAN LETAK sesuai dengan sumbu ibu.
JANIN PADA
TRIMESTER III
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan kelainan letak pada janin trimester III.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta
5. Prosedur 10. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
11. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan
trimester III.
12. Membuat rujukan ke rumah sakit agar ibu melakukan ultrasonografi untuk
memastikan letak janin.
13. Merencanakan tempat persalinan dengan ibu dan atau keluarga dengan
menganjurkan untuk bersalin di rumah sakit.
14. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
15. Memberikan resep vitamin.
16. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 10 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Mengenali, menemukan, dan melakukan tindakan secepatnya pada ibu hamil
HAMIL DENGAN dengan pre eklamsia yaitu ibu hamil dengan hipertensi disertai edema wajah
PRE EKLAMSIA atau tungkai bawah, dan atau protein urin positif.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pre
eklamsia pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta.
5. Prosedur 5. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
6. Memberikan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
fisiologis dan patologis kehamilan.
7. Melakukan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan pre
eklamsia selanjutnya.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 11 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya untuk menangani dan melakukan rujukan pada ibu hamil dengan
HAMIL DENGAN kekerasan di dalam rumah tangga yaitu kekerasan baik fisik maupun psikis
KDRT (KEKERASAN yang dilakukan di lingkup keluarga ibu.
DALAM RUMAH
TANGGA)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan kekerasan dalam rumah tangga.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
2. Memberi KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Menganjurkan ibu untuk ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami salah satuatau lebih tanda bahaya pada
kehamilan.
4. Melakukan pendampinganapabila ibu menghendaki.
5. Melakukan rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) terhadap korban kekerasan.
6. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 12 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian CARA Upaya mengatur tata cara pemakaian doppler yaitu suatu alat untuk
MEMAKAI DOPPLER mendeteksi dan menghitung denyut jantung bayi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pemakaian
doppler.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi
5. Prosedur 17. Membuka kain penutup perut ibu.
18. Apabila sudah teraba ballotement, maka dapat dilakukan pemeriksaan
denyut jantung bayi.
19. Mengambil probe.
20. Menekan atau nmemutar power.
21. Setelah lampu doppler menyala, artinya doppler siap digunakan atau
dioperasikan.
22. Mengoleskan gel pada probe.
23. Menempelkan probe ke perut ibu hamil pada posisi punggung janin.
24. Setelah terdengar bunyi jantung janin, volume doppler ditingkatkan dan
mulai dihitung selama 1 menit. (denyut jantung janin yang normal 120 –
160 kali per meniy terdengar reguler)
25. Membersihkan gel yang menempel pada perut ibu hamil dan probe.
26. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
27. Melakukan tindakan yang sesuai.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 13 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian CARA Upaya mengatur tata cara pemakaian USG yaitu sebuah teknik diagnostik
MEMAKAI pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan
ULTRASONOGRAFI organ internal dan otot, ukuran , struktur, dan luka patologi, membuat teknik
ini berguna untuk memeriksa organ.
(USG)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pemakaian USG.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi
5. Prosedur 28. Membuka kain penutup perut ibu.
29. Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa waktu untuk
‘boot up’.
30. Untuk memulai penamaan data, tekan tombol ‘Pasien’, gunakan track
ball dan keyboard untuk mengisi data pada sheet pasien.
31.  Sebelum menggunakan pastikan probe transduser terpasang dengan
baik, pastikan knob tidak kendor.
32. Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih ‘Probe
Menu’
         - Tipe Linear baik untuk mendapatkan hasil resolusi yang
tinggi.
         - Tipe Konveks/Curve untuk pemeriksaan struktur yang lebih
dalam.
33. Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel pada pasien
dan gunakan probe yang telah dipilih.
34.  Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol 2D, begitu pula
dengan 3 Dimensi, tekan tombol 3D.
35.  Pada awal pemeriksaan setting ‘depth’ dan ‘zoom’, dengan
menggunakan tombol ‘depth &zoom’.
36. Untuk mengatur TGC (Time Gain Compensation) geser knob-knob ke
kanan atau kekiri, knob paling atas untuk titik yang teratas (kurang
dalam) semakin ke bawah, semakin dalam.
37. Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang diinginkan kita
dapat menekan tombol Freeze. Gunakan tombol Store jika ingin
menimpan gambar.
38. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi label pada
hasil scan dengan cara menekan tombol penamaan (ABC button), lalu
beri penamaan dengan keyboard.
39. Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan, gunakan
tombol ‘Measure’, gunakan Track Ball & tombol ‘Set’ untuk menentukan
mark (titik/tanda) agar dapat dilakukan pengukuran, panjang atau lebar
objek.
40. Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal contohnya) lakukan
pengukuran seperti diatas, hanya saja diperlukan 3 tipe pengukuran,
yaitu, panjang, lebar, dan tinggi (kedalaman)
41. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat dengan menekan
OFF tombol Power
42. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
43. Melakukan tindakan yang sesuai.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 14 / 54
Puskesmas
Abcde
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 15 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus dismenorea yaitu
DISMENOREA rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari-hari wanita
dan mendorong penderita untuk melakukan pemeriksaan atau konsultasi ke
dokter, puskesmas atau dating ke bidan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
kasus dismenorea.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 44. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
45. Memberikan KIE tentang fisiologis dan patologis dismenorea.
46. Melakukan kolaborasi dengan dokter di Puskesmas
47. Memberikan pengobatan dengan memberikan obat anti nyeri.
48. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum mengalami
perubahan.
49. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 16 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Jarak kehamilan seorang wanita terlalu jauh dengan kehamilan yang sekarang
HIPEREMESIS (lebih dari 10 tahun).
GRAVIDARUM
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penanganan kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 50. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
51. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada ibu tentang
tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
52. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami
tanda bahaya.
53. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala
fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berusia
4 bulan.
54. Menganjurkan ibu untuk mengubah pola makan sehari-hari dalam jumlah
kecil tetapi sering.
55. Menganjurkan pada waktu bangun pagi untuk tidak segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan
teh hangat.
56. Menganjurkan untuk menghindari makan yang berlemak dan berbau
minyak.
57. Menganjurkan makan makanan dan minuman yang tidak terlalu panas dan
terlalu dingin.
58. Menganjurkan BAB (Buang Air Besar) secara teratur.
59. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care) secara teratur.
60. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol berikutnya.
61. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 17 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus hipermenorea yaitu
HIPERMENOREA jadwal siklus menstruasi yang tetap, tetapi kelainan terletak pada jumlah
perdarahan lebih banyak dan dapat disertai gumpalan darah dan lamanya
perdarahan lebih dari 8 hari.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
kasus hipermenorea.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 62. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
63. Melakukan kolaborasi dengan dokter di Puskesmas.
64. Memberikan pengobatan engometrin tablet.
65. Memberikan KIE untuk melanjutkan pemeriksaan.
66. Memberikan KIE untuk kontrol ulang setelah obat habis.
67. Apabila tidak ada perubahan maka, melakukan rujukan ke dokter spesialis
atau ke Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 18 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan
HIPERTENSI PADA melakukan tindakan yang diperlukan.
IBU HAMIL
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan hipertensi
pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Hipertensi Ringan (tekanan darah > 140/90 mmHg tanpa protein urine) :
- Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
- Memberikan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)
tentang fisiologis dan patologis kehamilan.
- Memberikan KIE kepada ibu untuk segera ke fasilitas
kesehatan apabila mendapati tanda bahaya.
- Melakukan rujukan ke petugas gizi untuk konseling gizi,
diet makanan untuk hipertensi dalam kehamilan.
- Melakukan kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga
untuk kontrol ulang dalam 2 hari (jika tekanan darah
meningkat maka dilakukan rujukan)
- Memberikan resep vitamin kepada ibu.
- Melakukan dokumentasi.
2. Hipertensi Berat (diastole > 110 mmHg tanpa protein urine) :
- Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
- Memberikan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)
tentang fisiologis dan patologis kehamilan.
- Memberikan KIE kepada ibu untuk segera ke fasilitas
kesehatan apabila mendapati tanda bahaya.
- Melakukan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan
selanjutnya.
- Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 19 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus hipomenorea yaitu
HIPOMENOREA siklus menstruasi tetap, tetapi lama perdarahan memendek kurang dari 3 hari.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
kasus hipomenorea.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 68. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
69. Melakukan kolaborasi dengan dokter di Puskesmas
70. Memberi rujukan internal ke petugas gizi untuk konsultasi tentang gizi.
71. Memberikan KIE untuk kontrol ulang apabila masih mengalami
hipomenorea bulan selanjutnya.
72. Apabila tidak ada perubahan maka, melakukan rujukan ke dokter spesialis
atau ke Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 20 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Kondisi dimana ibu hamil mengalami kenaikan suhu badan > 37,5 derajat
HAMIL DENGAN selsius.
DEMAM
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penanganan ibu hamil dengan demam.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2013. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 73. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
74. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada ibu tentang
tanda-tanda bahaya kehamilan.
75. Menanyakan pada ibu hamil tentang kemungkinan penyebab demam.
76. Memberikan resep obat turun panas.
77. Apabila kondisi ibu lemah, maka anjurkan untuk menjalani rawat inap.
78. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol berikutnya yaitu
jika dalam 2 hari masih demam.
79. Bila dalam 2 hari kondisi ibu masih demam atau kondisi semakin
memburuk, maka anjurkan untuk rawat inap.
80. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 21 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan rujukan pada ibu
HAMIL DENGAN hamil dengan diabetes melitus yaitu ibu hamil dengan kadar gula dalam darah
DIABETES MELITUS melebihi jumlah normal.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan diabetes melitus.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Wiknjosastro, Hanifa. 2002. ILMU KEBIDANAN. Yayasan Bina Pustaka :
Jakarta Pusat.
5. Prosedur 81. Memberitahukan kepada ibu dan atau keluarga tentang hasil pemeriksaan.
82. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
83. Menjelaskan tentang pengaruh diabetes pada kehamilan dan bayi.
84. Menganjurkan kepada ibu untuk mengatur pola makan dengan mengurangi
manis dan garam.
85. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan ante natal care secara teratur.
86. Melakukan rujukan internal kepada petugas gizi.
87. Melakukan rujukan ke rumah sakit di bagian penyakit dalam.
88. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
89. Memberikan resep vitamin.
90. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 22 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya untuk menangani dan melakukan rujukan pada ibu hamil dengan gawat
HAMIL DENGAN janin yaitu denyut jantung bayi yang frekuensinya tidak teratur, intensitasnya
GAWAT JANIN cepat atau lambat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan gawat janin
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta.
5. Prosedur 7. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
8. Memberi KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
9. Menganjurkan ibu untuk beristirahat kurang lebih 5 sampai 10
menit untuk dilakukan pemeriksaan denyut jantung kembali.
10. Apabila hasil pemeriksaan denyut jantung bayi masih
menunjukkan ketidak teratutan, kelambatan, atau kecepatan
yang tinggi maka dilakukan rujukan ke rumah sakit.
11. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 23 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan rujukan pada ibu
HAMIL DENGAN hamil dengan HbSag positif yaitu peradangan hati yang disebabkan oleh
HbSag POSITIF bakteri, parasit, virus, autoimun, alcohol.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan HbSag positif.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Wandra, Toni. 2015. PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C
PADA KELOMPOK MASYARAKAT BERESIKO TINGGI. Kementrian
Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 91. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
92. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
93. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada ibu tentang
perencanaan persalinan.
94. Melakukan rujukan internal ke petugas gizi untuk konseling gizi dan diet
makanan untuk ibu hamil dengan HbSag positif.
95. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
96. Menganjurkan keluarga yang dekat dengan ibu untuk periksa HbSag.
97. Membuat rujukan rumah sakit yang telah mampu melakukan tatalaksana
penyakit Hepatitis.
98. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
99. Memberikan resep vitamin.
100. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 24 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan rujukan pada ibu
HAMIL DENGAN hamil dengan hipertyroid yaitu ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tyroid
HIPERTYROID yang mana keadaan hipermetabolik, yang ditandai dengan adanya takikardia,
penurunan berat badan, goiter, dan exoftalmus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan hipertyroid.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Wiknjosastro, Hanifa. 2002. ILMU KEBIDANAN. Yayasan Bina Pustaka :
Jakarta Pusat.
5. Prosedur 101. Memberitahukan kepada ibu dan atau keluarga tentang hasil
pemeriksaan.
102. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
103. Menjelaskan tentang pengaruh hipertyroid pada kehamilan dan bayi.
104. Menganjurkan kepada ibu untuk mengatur pola makan.
105. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan ante natal care secara
teratur.
106. Melakukan rujukan internal kepada petugas gizi.
107. Melakukan rujukan ke rumah sakit di bagian penyakit dalam.
108. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
109. Memberikan resep vitamin.
110. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 25 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan rujukan pada ibu
HAMIL DENGAN HIV hamil dengan HIV reaktif yaitu Human Immunodefisiensi Virus yang menyerang
REAKTIF system kekebalan tubuh.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan HIV reaktif.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta
5. Prosedur 111. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
112. Menggali pengetahuan ibu tentang HIV.
113. Memberikan informasi dasar tentang HIV (bila ibu belum mempunyai
pengetahuan tentang HIV).
114. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada ibu
tentang perencanaan persalinan.
115. Melakukan rujukan internal ke petugas gizi untuk konseling gizi dan
diet makanan untuk ibu hamil HIV reaktif.
116. Memberikan konseling kepada ibu tentang rencana pemberian
makanan kepada bayinya kelak.
117. Melakukan rujukan ke klinik VCT/CST untuk penanganan HIV sesuai
standart.
118. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
119. Memberikan resep vitamin.
120. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 26 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan rujukan pada ibu
HAMIL DENGAN IMS hamil dengan IMS yaitu infeksi yang terjadi di vagina yang disebabkan oleh
(INFEKSI MENULAR bakteri, virus atau jamur.
SEKSUAL)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan sifilis.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi M. Moegni, Endy. 2013. BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATN IBU DI
FASILITAS KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN. World Health
Organization : Jakarta
5. Prosedur 121. Memberitahukan kepada ibu dan atau keluarga tentang hasil
pemeriksaan.
122. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
123. Menjelaskan tentang pengaruh IMS pada kehamilan dan bayi.
124. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan ante natal care secara
teratur.
125. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan.
126. Melakukan rujukan ke klinik IMS.
127. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 27 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan rujukan pada
HAMIL DENGAN TB ibu hamil dengan TB yaitu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
(TUBERKULOSIS) tuberculosis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan TB.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta
5. Prosedur 128. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
129. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
130. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada ibu
tentang perencanaan persalinan.
131. Melakukan rujukan internal ke petugas gizi untuk konseling gizi dan
diet makanan untuk ibu hamil dengan TB.
132. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
133. Melakukan rujukan untuk penanganan TB sesuai standar.
134. Menawarkan tes HIV.
135. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
136. Memberikan resep vitamin.
137. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 28 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Kehamilan yang terjadi pada wanita dengan usia lebih dari 35 tahun yang
PENANGANAN risikonya seperti menurunnya tingkat kesuburan, kemungkinan bayi tidak
KEHAMILAN USIA normal, resiko keguguran, kemungkinan persalinan dengan operasi,bayi lahir
prematur.
LEBIH DARI 35
TAHUN
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penanganan kehamilan usia lebih dari 35 tahun
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 138. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
139. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada ibu
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
140. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat terjadi
sehubungan dengan usia ibu yang termasuk faktor resiko.
141. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
142. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care) secara
teratur.
143. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan minimal 1
kali selama kehamilan.
144. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol berikutnya.
145. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 29 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara menangani dan melakukan rujukan pada ibu hamil
HAMIL DENGAN dengan tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan.
TINGGI FUNDUS
UTERI (TFU) TIDAK
SESUAI DENGAN
UMUR KEHAMILAN
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
dengan tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta
5. Prosedur 146. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
147. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
148. Membuat rujukan ke rumah sakit agar ibu melakukan ultrasonografi.
149. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
150. Memberikan resep vitamin.
151. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 30 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya menangani ibu hamil normal di trimester I yaitu usia kehamilan sampai
HAMIL NORMAL dengan 12 minggu.
TRIMESTER I
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
normal trimester I.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta.
5. Prosedur 152. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
153. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
154. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada ibu
tentang perencanaan persalinan.
155. Memberikan KIE dan kolaborasi dengan petugas gizi tentang gizi ibu
hamil.
156. Memberikan KIE tentang pola aktivitas sehari-hari.
157. Memberikan KIE tentang personal higyene.
158. Memberikan KIE tentang hubungan seksual selama trimester I.
159. Memberikan KIE tentang imunisasi TT.
160. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
161. Memberikan resep vitamin.
162. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 31 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya menangani ibu hamil normal di trimester II yaitu usia kehamilan dengan
HAMIL NORMAL 12 minggu sampai 24 minggu.
TRIMESTER II
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
normal trimester II.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta.
5. Prosedur 163. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
164. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan
trimester II.
165. Memberikan KIE dan kolaborasi dengan petugas gizi tentang pola
makan kehamilan trimester II.
166. Memberikan KIE tentang pola aktivitas sehari-hari.
167. Memberikan KIE tentang personal higyene.
168. Memberikan KIE tentang hubungan seksual selama trimester II.
169. Memberikan KIE tentang imunisasi TT.
170. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
171. Memberikan resep vitamin.
172. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 32 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian IBU Upaya menangani ibu hamil normal di trimester I yaitu usia kehamilan 24
HAMIL NORMAL minggu sampai persalinan.
TRIMESTER III
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu hamil
normal trimester III.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI : Jakarta.
5. Prosedur 173. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
174. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan
trimester III.
175. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada ibu
tentang perencanaan persalinan.
176. Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan.
177. Memberikan KIE tentang pola aktivitas sehari-hari.
178. Memberikan KIE tentang personal higyene.
179. Memberikan KIE tentang hubungan seksual selama trimester III.
180. Memberikan KIE tentang imunisasi TT.
181. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang jadwal
kontrol selanjutnya.
182. Memberikan resep vitamin.
183. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 33 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Kehamilan kedua atau lebih dengan riwayat ibu pernah melahirkan secara
KEHAMILAN sesar baik satu kali atau lebih.
DENGAN RIWAYAT
OPERASI SESAR
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan kasus
pada ibu hamil dengan riwayat persalinan sesar.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
5. Prosedur 184. Memanggil pasien.
185. Menyesuaikan identitas pasien dengan kartu status.
186. Jika tidak sesuai maka mengembalikan status pada loket pendaftaran.
187. Jika sudah sesuai, maka petugas melakukan pengkajian awal.
188. Petugas menentukan diagnosa yaitu ibu hamil dengan riwayat sesar.
189. Memberikan KIE pada ibu hamil tentang kondisi kehamilannya meliputi
ANC secara rutin, pola istirahat, tanda bahaya kehamilan, tanda
persalinan, dan rencana Keluarga Berencana.
190. Memberikan KIE pada pasien tentang perencanaan persalinan di
Rumah Sakit.
191. Membuat kesepakatan tentang kontrol kehamilan selanjutnya.
192. Memberikan resep obat.
193. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan.
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 34 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Jarak kehamilan seorang wanita terlalu dekat dengan kehamilan yang
PENANGANAN sekarang (kurang dari 2 tahun).
KEHAMILAN
DENGAN JARAK
KEHAMILAN
TERLALU DEKAT
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penanganan kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 194. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
195. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada ibu
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
196. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat terjadi
sehubungan dengan jarak kehamilan ibu terlalu dekat yang termasuk faktor
resiko.
197. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
198. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care) secara
teratur.
199. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan minimal 1
kali selama kehamilan.
200. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol berikutnya.
201. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 35 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Jarak kehamilan seorang wanita terlalu jauh dengan kehamilan yang sekarang
PENANGANAN (lebih dari 10 tahun).
KEHAMILAN
DENGAN JARAK
KEHAMILAN
TERLALU JAUH
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penanganan kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 202. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
203. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada ibu
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
204. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat terjadi
sehubungan dengan jarak kehamilan ibu terlalu jauh yang termasuk faktor
resiko.
205. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
206. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care) secara
teratur.
207. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan minimal 1
kali selama kehamilan.
208. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol berikutnya.
209. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 36 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Suatu upaya dalam mengenal dan menangani kehamilan ganda yaitu satu
PENANGANAN kehamilan dengan dua janin atau lebih.
KEHAMILAN GANDA
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penanganan kehamilan ganda
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi M. Moegni, Endy. 2013. BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATN IBU DI
FASILITAS KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN. World Health
Organization : Jakarta
5. Prosedur 210. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
211. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada ibu
tentang fisiologis dan patologis kehamilan.
212. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care) secara
teratur di dokter spesialis kandungan atau rumah sakit.
213. Memberikan KIE pada ibu hamil tentang perencanaan persalinan
dilakukan di Rumah Sakit.
214. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol berikutnya.
215. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 37 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan rujukan pada ibu
KEHAMILAN LEWAT hamil dengan kehamilan postdate yaitu kehamilan yang umur kehamilannya
WAKTU lebih dari perkiraan persalinannya.
(POST DATE/POST
TERM)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan kehamilan
postdate
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Bari Saifuddin, Abdul. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL PELAYANAN
KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. JNPKKR – POGI : Jakarta.
5. Prosedur 216. Melakukan penilaian kembali tentang kehamilannya untuk memperoleh
umur kehamilan yang benar.
217. Bila umur kehamilan melewati perkiraan persalinan sampai dengan
umur kehamilan 41 minggu, maka ibu hamil dianjurkan menghitung gerak
janin selama 24 jam (tidak boleh kurang dari 10 kali), atau menghitung
jumlah gerakan janin per satuan waktu dan dibandingkan apakah
mengalami penurunan atau tidak.
218. Menganjurkan untuk ke layanan kesehatan apabila didapatkan gerak
janin berkurang atau tidak bergerak.
219. Memeriksa riwayat obstetri yang lalu dan faktor resiko.
220. Melakukan pemeriksaan terutama tinggi fundus uteri untuk
memastikan penghitungan usia kehamilan.
221. Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin untuk memastikan
kondisi janin.
222. Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
223. Bila umur kehamilan > 41 minggu maka dilakukan rujukan.
224. Melakukan dokumentasi
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 38 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Kehamilan yang terjadi pada wanita lebih atau sama dengan 3 kali kehamilan.
PENANGANAN
KEHAMILAN
MULTIPARITAS
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penanganan kehamilan multiparitas
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 225. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
226. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada ibu
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
227. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat terjadi
sehubungan dengan jumlah kehamilan ibu yang termasuk faktor resiko.
228. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
229. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care) secara
teratur.
230. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan minimal 1
kali selama kehamilan.
231. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol berikutnya.
232. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 39 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Kehamilan yang terjadi pada wanita dengan usia kurang dari 20 tahun yang
PENANGANAN risikonya seperti emosional ibu belum stabil, ibu mudah tegang, kecacatan
KEHAMILAN USIA kelahiran dapat terjadi akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa
penolakan secara emosional ketika ibu mengandung bayinya.
DINI
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penanganan kehamilan usia dini
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 233. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
234. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada ibu
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
235. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat terjadi
sehubungan dengan usia ibu yang termasuk faktor resiko.
236. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
237. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care) secara
teratur.
238. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan minimal 1
kali selama kehamilan.
239. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol berikutnya.
240. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 40 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian KONSELING Upaya mengatur tata cara memberikan informasi hasil pemeriksaan tes
PASCA TEST HIV HIV kepada pasien.
(HUMAN
IMMUNODEFISIENCY
VIRUS)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pemberian konseling pasca tes HIV.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kementrian Kesehatan RI. 2013. MODUL PELATIHAN TES DAN
KONSELING HIV / AIDS. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Melakukan komunikasi dengan petugas laboratorium tentang hasil
pemeriksaan tes HIV dan sifilis.
2. Memeriksa kesesuaian nama pasien dengan hasil tes.
3. Mencatat hasil pemeriksaan pada buku konseling
PMTCT.
4. Memberikan formulir hasil pemeriksaan kepada klien (bila
klien menghendaki).
5. Melakukan konseling pasca tes :
a. Hasil tes HIV dan sifilis non-reaktif :
- Menjelaskan kepada klien tentang masa jendela /
window period.
- Memberikan KIE kepada klien tentang cara
pencegahan untuk tidak terinfeksi di kemudian
hari.
- Memberikan KIE kepada klien tentang resiko
penularan HIV dan sifilis kepada anak.
- Memberikan KIE kepada pasangan klien dan
petugas menganjurkan pasangan klien untuk
melakukan tes HIV dan sifilis.
b. Hasil tes HIV dan sifilis reaktif :
- Memberikan penjelasan kepada klien mengenai
aspek kerahasiaan.
- Memberikan penjelasan kepada klien tentang
rencana pemberian profilaksis kotrimoksasol atau
terapi ARV, kepatuhan minum obat serta tempat
mendapatkan ART.
- Memberikan informasi kepada klien sehubungan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 41 / 54
Puskesmas
Abcde

dengan kehamilan, misalnya dukungan gizi yang


memadai untuk ibu hamil, termasuk pemenuhan
kebutuhan zat besi dan asam folat.
- Memberikan KIE kepada klien tentang rencana
pilihan persalinan, makanan bayi, dan dukungan
untuk melaksanakan pilihannya.
- Memberikan konseling kepada klien tentang
hubungan seksual selama kehamilan
(abstinensia, saling setia atau menggunakan
kondom secara benar dan konsisten).
- Menganjurkan kepada klien untuk tes HIV dan
sifilis bagi bayi dan bagi pasangan.
- Memberikan informasi kepada klien tentang
keberadaan orang kelompok dukungan sebaya
ODHA dan rumah sakit rujukan ODHA.
- Melakukan rujukan bila diperlukan.
- Membuat kesepakatan dengan klien tentang
jadwal kunjungan berikutnya.
c. Hasil tes HIV dan sifilis indeterminate (meragukan) :
Menganjurkan klien untuk melakukan tes ulang
dengan specimen baru setelah 2 minggu, 3 bulan, 6
bulan dan setahun. Bila sampai 1 tahun hasil tetap
menunjukkan indeterminate dan factor resiko rendah,
hasil dapat dinyatakan sebagai non-reaktif. Konseling
diberikan seperti pada penjelasan hasil tes non-
reaktif dan reaktif.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 42 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian KONSELING Upaya mengatur tata cara memberikan informasi tentang pemeriksaan tes
PRA TES HIV (HUMAN HIV dan menawarkan pemeriksaan HIV kepada pasien.
IMMUNODEFISIENCY
VIRUS)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
konseling pra tes HIV..
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Kementrian Kesehatan RI. 2013. MODUL PELATIHAN TES DAN
KONSELING HIV / AIDS. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 241. Menyambut pasien dengan ramah dan professional.
242. Memeriksa ulang nomor kode pasien dalam status.
243. Memperkenalkan diri.
244. Menjelaskan makna dan arti konfidensialitas.
245. Menjelaskan proses konseling.
246. Menjelaskan informasi dasar tentang HIV dan pemeriksaan HIV.
247. Jika pasien setuju, melakukan informed consent.
248. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 43 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani masalah menopause
MASALAH antara lain pre- menopause, menopause, pascamenopause, dan senium.
MENOPAUSE
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
masalah-masalah menopause.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 249. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
250. Memberikan KIE tentang tanda-tanda fisiologis masalah menopause.
251. Memberikan KIE tentang cara mengurangi keluhan yang dirasakan.
252. Melakukan kolaborasi dengan dokter di Puskesmas
253. Melakukan pengobatan sesuai keluhan pasien.
254. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila masih mengalami
keluhan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 44 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani ibu dengan mastitis yaitu
MASTITIS infeksi pada satu atau lebih saluran payudara dengan tanda payudara tegang /
indurasi dan kemerahan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan ibu dengan
mastitis.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Saifuddin, Abdul Bari. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL PELAYANAN
KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. JNPKKR – POGI : Jakarta
5. Prosedur 255. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
256. Memberikan antibiotik selama 10 hari ( bila diberikan sebelum
terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang).
257. Menganjurkan ibu untuk menyangga payudara dan mengompres
dingin.
258. Memberikan parasetamol per oral setiap 4 jam bila diperlukan.
259. Menganjurkan kepada ibu untuk terus memberikan ASI kepada bayi.
260. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kontrol ulang 3 harilagi.
261. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 45 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus metroragia yaitu
METRORAGIA perdarahan yang terjadi di luar menstruasi dengan penyebab kelainan
hormonal atau kelainan organ genitalia.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
kasus metroragia.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 262. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
263. Melakukan kolaborasi dengan dokter di Puskesmas
264. Memberi KIE bahwa hal ini merupakan gangguan hormon.
265. Memberikan pengobatan hormon kepada pasien.
266. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum mengalami
perubahan.
267. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 46 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus oligomenorea yaitu
OLIGOMENOREA siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan
tetap sama.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
kasus oligomenorea.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 268. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
269. Melakukan kolaborasi dengan dokter di Puskesmas
270. Memberi KIE bahwa hal ini merupakan gangguan hormon.
271. Memberikan pengobatan hormon kepada pasien.
272. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum mengalami
perubahan.
273. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 47 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Pengkajian awal merupakan langkah-langkah mengumpulkan semua data


PENGKAJIAN AWAL yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
PEMERIKSAAN pasien secara keseluruhan.
IBU HAMIL
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengkajian
dengan efektif dengan menggunakan format pengkajian yang terstandar agar
hasil pengkajian lebih relevan.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Menyambut pasien dengan sopan dan ramah.
2. Mempersilakan pasien duduk dan memperkenalkan diri
kepada pasien.
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pengkajian awal
pemeriksaan.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
5. Menanyakan biodata ibu hamil meliputi nama lengkap, nama
suami / keluarga, tanggal lahir, umur, alamat domisili lengkap,
pendidikan, agama, pekerjaan ibu dan suami, nomor telepon,
golongan darah, jaminan kesehatan yang dimiliki.
6. Menanyakan alasan masuk dan keluhan utama.
7. Menanyakan riwayat menstruasi.
8. Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang
lalu.
9. Menanyakan riwayat kontrasepsi dan rencana kontrasepsi.
10. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang meliputi HPHT (Hari
Pertama Haid Terakhir), keluhan pada trimester 1,2, dan 3,
pergerakan janin pertama kali, pergerakan janin pada 24 jam
terakhir.
11. Menanyakan obat yang dikonsumsi ibu hamil.
12. Menanyakan riwayat imunisasi TT.
13. Menanyakan riwayat kesehatan ibu dan keluarga.
14. Menanyakan riwayat psikososial, perkawinan, ekonomi.
15. Menanyakan kebiasaan sehari-hari meliputi personal hygiene,
pola makan dan minum, pola eliminasi, pola istirahat, aktivitas
sehari-hari, hubungan seksual, dan kebiasaan yang
merugikan kesehatan.
16. Menanyakan persiapan kegawatdaruratan meliputi
pengambilan keputusan oleh siapa, tempat bersalin, penolong
persalinan, persiapan donor darah, persiapan biaya, dan
persiapan transportasi.
17. Melakukan pemeriksaan umum meliputi keadaan umum, berat
badan sebelum hamil, berat badan sekarang, tinggi badan,
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 48 / 54
Puskesmas
Abcde

LILA (Lingkar Lengan Atas).


18. Memeriksa tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, nadi,
pernapasan, suhu.
19. Melakukan pemeriksaan fisik (head to toe) meliputi :
a. Kepala
1) Inspeksi
- Melihat kebersihan kulit kepala dan rambut
- Melihat kesimetrisan, kelengkapan dan kebersihan
telinga
- Melihat kesimetrisan, kelengkapan, konjungtiva
pucat / tidak, kebersihan mata.
- Menilai keadaan bibir (stomatitis, kering atau tidak)
- Menilai kebersihan mulut dan lidah (pucat / tidak)
- Menilai kebersihan gigi (ada karies / tidak)
- Menilai ada tidaknya udem di muka.
2) Palpasi
- Menilai muka ada udem atau tidak.
b. Leher
1) Inspeksi
- Menilai ada tidaknya pembesaran limfe dan tyroid
2) Palpasi
- Menilai ada tidaknya pembesaran limfe dan tyroid
c. Dada
1) Inspeksi
- Menilai kesimetrisan, hiperpigmentasi pada papilla
dan areola menonjol atau tidak.
2) Palpasi
- Memeriksa ada tidaknya benjolan pada mamae,
nyeri tekan, pengeluaran kolostrum.
d. Abdomen
1) Inspeksi
- Melihat ada tidaknya bekas jahitan / operasi
- Menilai pembesaran perut dengan usia kehamilan
- Melihat ada tidaknya strieae dan linea
2) Palpasi
- Leopold I untuk mengetahui bagian apa yang ada
pada fundus dan menilai tinggi fundus uteri (TFU)
dengan memposisikan lutut ibu ditekuk,
menengahkan uterus,kedua tangan eraba fundus
kemudian mengukur TFU.
- Leopold II untuk mengetahui bagian janin terhadap
dinding ibu atau memeriksa letak punggung janin
dengan kedua tangan diletakkan disamping kanan
dan kiri perut ibu.
- Leopold III untuk mengetahui bagian terbawah janin
(kepala/bokong) masih bias digerakkan atau tidak
dengan cara tangan meraba bagian bawah perut
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 49 / 54
Puskesmas
Abcde

ibu.
- Leopold IV untuk mengetahui sejauh mana kepala
janin telah turun/masuk panggul dengan
memposisikan pasien dengan kedua kaki diluruskan
dan menghadap kea rah kaki.
- Menghitung TBBJ (Taksiran Berat Badan Janin)
untuk mengetahui perkiraan berat janin.
3) Auskultasi menggunakan dopler untuk mengetahui DJJ
(Denyut Jantung Janin), kesejahteraan janin, frekuensi,
irama, intensitas, dan punctum maksimum.
e. Melakukan pengukuran panggul luar ibu hamil dengan :
1) Memposisikan pasien dalam posisi terlentang dan kaki
ditekuk.
2) Mengukur distansia spinarum yaitu jarak antara spina
iliaka anterior dan superior (24-26 cm)
3) Mengukur distansia kristarum, yaitu jarak antara krista
iliaka kanan dan kiri (28-30 cm)
4) Mengukur lingkar panggul, yaitu dari tepi atas simpisis,
pertengahan SIAS trokanter mayor lalu ke proxesus
lumbal 5 (80-100 cm)
f. Ekstremitas dengan melihat dan meraba adanya udem,
varises, dan lainnya pada ekstremitas atas dan bawah.
g. Genetalia dengan melihat vulva dan vagina ada tidaknya
varises, udem, pengeluaran pervaginam, kebersihan vulva.
20. Melakukan rujukan ke laboratorium untuk pemeriksaan
penunjang meliputi hemoglobin, protein/reduksi, gula darah
sewaktu, HbSag, HIV, Sifilis.
21. Menentukan diagnose ibu hamil.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 50 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya untuk mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan
PERDARAHAN post partum sekunder dan melakukan pertolongan pertama untuk
POST PARTUM menyelamatkan jiwa ibu dan / atau merujuknya.
SEKUNDER
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
perdarahan post partum sekunder pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Periksa gejala dan perdarahan post partum sekunder. Perdarahan dari
vagina atau lokhea berlebihan pada 24 jam – 42 hari sesudah persalinan
dianggap sebagai perdarahan post partum sekunder .
2. Pantau dengan hati hati ibu yang beresiko mengalami perdarahan post
partum sekunder yaitu:
2.1. Kelahiran placenta dan selaput ketuban yang tidak lengkap.
2.2. Persalinan lama.
2.3. Infeksi uterus.
2.4. Persalinan dengan komplikasi atau dengan menggunakan alat.
2.5. Terbukanya luka setelah bedah cesar.
2.6. Terbukanya luka setelah episiotomi.
3. Rujuk ibu ke Rumah sakit yang menangani persalinan
4. Buat catatan yang akurat.
5. Rujuk ibu segera ke bagian UGD/ ruang bersalin
6. Buat dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 51 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus perdarahan bukan
PERDARAHAN menstruasi yaitu perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan menstruasi
BUKAN dan dapat disebabkan kelainan organic atau kelainan hormonal.
MENSTRUASI
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
kasus perdarahan bukan menstruasi.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 274. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
275. Melakukan kolaborasi dengan dokter di Puskesmas
276. Memberi KIE bahwa hal ini merupakan gangguan hormon.
277. Memberikan pengobatan hormon kepada pasien.
278. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum mengalami
perubahan.
279. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 52 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan rujukan pada ibu
PLACENTA PREVIA hamil dengan placenta previa yaitu placenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim dan menutupi sebagian atau separuh ostium uteri internum.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan placenta
previa pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 280. Gejala perdarahan awal placenta previa, pada umumnya hanya berupa
perdarahan bercak atau ringan dan pada umumnya berhenti secara
spontan. Gejala tersebut, terjadi kadang-kadang pada waktu bangun tidur.
281. Tidak jarang perdarahan pervaginam baru terjadi pada saat inpartu.
Jumlah perdarahan yang terjadi, sangat tergantung dari jenis plasenta
previa.
282. Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaaan dalam pada
perdarahan antepartum.
283. Rujuk ke RS.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 53 / 54
Puskesmas
Abcde

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus polimenorea yaitu
POLIMENOREA siklus menstruasi yang memendek dari biasa yaitu kurang dari 21 hari,
sedangkan jumlah perdarahan relatif tetap.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pada
kasus polimenorea.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK PENDIDIKAN BIDAN.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 284. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
285. Melakukan kolaborasi dengan dokter di Puskesmas
286. Memberi KIE bahwa hal ini merupakan gangguan hormon.
287. Memberikan pengobatan hormon kepada pasien.
288. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum mengalami
perubahan.
289. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
Judul SOP copas dari Pengertian
Dinkes Kota Nomor :
Defgh Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 54 / 54
Puskesmas
Abcde

Anda mungkin juga menyukai