Anda di halaman 1dari 59

No.

Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan


ABORTUS rujukan pada abortus imminent yaitu terjadinya perdarahan pada
IMMINENT umur kehamilan <22 minggu, bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan suatu kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan abortus imminent pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Tidak diperlukan tindakan medik yang khusus
2. Menganjurkan Pasien tirah baring total selama 24-48 jam.
3. Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara
berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
4. Bila perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal terjadwal
dan periksa ulang 1-2 minggu mendatang.
5. Bila perdarahan berlanjut dan jumlahnya semakin banyak, nilai
kondisi janin (rujuk ke RS untuk dilakukan pemeriksaan USG).
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani ibu dengan
ABSES abses payudara yaitu  terdapat massa padat dan mengeras di
PAYUDARA bawah kulit yang kemerahan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu dengan abses payudara.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Saifuddin, Abdul Bari. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL.
JNPKKR – POGI : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
tentang tanda tidak normal payudara.
3. Memberikan rujukan kepada ibu ke rumah sakit.
4. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus


AMENOREA amenorea yaitu suatu keadaan tidak datangnya menstruasi
selama tiga bulan berturut-turut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pada kasus amenorea.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
2. Memberikan KIE tentang penyebab amenorea meliputi :
- Keadaan fisiologis yaitu sebelum menarche, hamil, laktasi
amenorea, menopause.
- Gangguan pada ovarium, hipofisis, hipotalamus.
- Adanya kelainan konginetal
- Adanya gangguan sistem hormonal.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter di FKTP
4. Apabila hasil menunjukkan amenorea fisiologis maka
dilanjutkan dengan tatalaksana sesuai hasil pemeriksaan.
5. Apabila hasil menunjukkan hasil patologis, maka dilakukan
rujukan ke dokter spesialis atau ke Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian ANC Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan


oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
ANC sesuai standart.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan . Dalam keadaan
normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari
TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal
adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi
badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
ronggapanggul.
2. Ukur Tekanan Darah ( T2). Tekanan darah yang normal
110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu
diwaspadai adanya Preeklampsi
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 ) Tujuan pemeriksaan TFU
menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur
kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa
di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.TFU
yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan sesuai minggu Jarak dari simfisis
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28  Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

 4.Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan


( T4 )
 5.Pemberian Imunisasi TT ( T5 ) Imunisasi Tetanus Toxoid harus
segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan
kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi TT Selang Waktu Lama
minimal pemberian Perlindungan
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

6. Pemeriksaan Hb ( T6 ) Pemeriksaan Hb pada Bumil harus


dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila
kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus
diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb
menjadi 11 gr% atau lebih.
7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research
Lab. ) ( T7 ) pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang
pertama kali daambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc.
apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan
rujukan..
8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 ) dilakukan untuk mengetahui
apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk
mendeteksi gejala Preeklampsi.
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )  untuk Bumil dengan riwayat


DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula
darah untuk memastikan adanya DMG.
10. Perawatan Payudara ( T10 ) senam payudara atau perawatan
payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi
dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11. Senam Hamil ( T11 )
12. Pemberian Obat Malaria ( T12 ) diberikan kepada Bumil
pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan
gejala malaria yaitu panas tinggi ,mengigil dan hasil apusan
darah yang positif.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 ) diberikan pada
kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis
14.  Temu wicara / Konseling ( T14 )
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya melakukan pencegahan, penemuan, penanganan, dan


ANEMIA PADA atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai
IBU HAMIL dengan ketentuan yang berlaku.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan anemia pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu dan atau keluarga tentang hasil
pemeriksaan.
2. Memberikan KIE (Konseling, Informasi, Edukasi) kepada ibu
dan atau keluarga tentang fisiologis dan patologis kehamilan
sehubungan dengan kadar hemoglobin (Hb).
3. Membuat rujukan internal ke petugas gizi untuk konseling
tentang gizi, diet makanan kaya zat besi dan protein.
4. Sarankan ibu hamil aterm dengan anemia berat untuk
merencanakan persalinan di rumah sakit.
5. Jika ibu anemia berat, lakukan rujukan
6. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang kunjungan
berikutnya.
7. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani ibu hamil
BENDUNGAN dengan bendungan payudara yaitu peningkatan aliran vena dan
PAYUDARA limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk
laktasi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan bendungan payudara.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Saifuddin, Abdul Bari. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL.
JNPKKR – POGI : Jakarta
5. Prosedur Bila ibu menyusui bayinya :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
kepada pasien tentang fisiologis dan patologis ibu
menyusui.
3. Menganjurkan pasien untuk menyusukan kedua
payudaranya sesering mungkin.
4. Memberikan KIE kepada pasien supaya mengompres
hangat payudara sebelum disusukan.
5. Mengajari cara memijat payudara untuk permulaan
menyusui dengan menyangga payudara.
6. Menganjurkan pasien untuk mengompres dingin pada
payudara di antara waktu menyusui.
7. Memberikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam bila
memerlukan.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kontrol 3 hari lagi.
9. Melakukan dokumentasi.
Bila ibu tidak menyusui :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
kepada pasien tentang fisiologis dan patologis ibu
menyusui.
3. Menganjurkan pasien untuk menyangga payudara dan
mengompres dingin pada payudara untuk mengurangi
pembengkakan dan rasa sakit.
4. Memberikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam bila
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

memerlukan.
5. Menganjurkan untuk tidak memijat atau mengompres
hangat pada payudara.
6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kontrol 3 hari lagi.
7. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Mengenali, menemukan, dan melakukan tindakan secepatnya


HAMIL DENGAN pada ibu hamil dengan BB kurang dan risiko KEK yaitu ibu hamil
BERAT BADAN dengan kenaikan BB < 1 kg/ bulan dan lingkar lengan < 23,5 cm.
KURANG DAN
KEK (LILA< 23,5
cm)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan berat badan kurang dan KEK.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
2. Memberikan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Melakukan rujukan ke petugas gizi untuk penanganan ibu
hamil risiko KEK sesuai standart.
4. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara menangani dan melakukan rujukan
HAMIL DENGAN pada ibu hamil dengan kelainan letak pada janin terutama
KELAINAN trimester III yaitu letak bayi tidak sesuai dengan sumbu ibu.
LETAK JANIN
PADA
TRIMESTER III
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan kelainan letak pada janin
trimester III.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan trimester III.
3. Membuat rujukan ke rumah sakit agar ibu melakukan
ultrasonografi untuk memastikan letak janin.
4. Merencanakan tempat persalinan dengan ibu dan atau
keluarga dengan menganjurkan untuk bersalin di rumah sakit.
5. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
6. Memberikan resep vitamin.
7. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Mengenali, menemukan, dan melakukan tindakan secepatnya


HAMIL DENGAN pada ibu hamil dengan pre eklamsia yaitu ibu hamil dengan
PRE EKLAMSIA hipertensi disertai edema wajah atau tungkai bawah, dan atau
protein urin positif.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pre eklamsia pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
2. Memberikan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Melakukan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan pre
eklamsia selanjutnya.
4. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya untuk menangani dan melakukan rujukan pada ibu hamil
HAMIL DENGAN dengan kekerasan di dalam rumah tangga yaitu kekerasan baik
KDRT fisik maupun psikis yang dilakukan di lingkup keluarga ibu.
(KEKERASAN
DALAM RUMAH
TANGGA)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan kekerasan dalam rumah
tangga.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
2. Memberi KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Menganjurkan ibu untuk ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami salah satu atau lebih tanda bahaya pada
kehamilan.
4. Melakukan pendampingan apabila ibu menghendaki.
5. Melakukan rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) terhadap korban kekerasan.
6. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara pemakaian doppler yaitu suatu alat
CARA MEMAKAI untuk mendeteksi dan menghitung denyut jantung bayi.
DOPPLER
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pemakaian doppler.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi
5. Prosedur 1. Membuka kain penutup perut ibu.
2. Apabila sudah teraba ballotement, maka dapat dilakukan
pemeriksaan denyut jantung bayi.
3. Mengambil probe.
4. Menekan atau memutar power.
5. Setelah lampu doppler menyala, artinya doppler siap
digunakan atau dioperasikan.
6. Mengoleskan gel pada probe.
7. Menempelkan probe ke perut ibu hamil pada posisi punggung
janin.
8. Setelah terdengar bunyi jantung janin, volume doppler
ditingkatkan dan mulai dihitung selama 1 menit. (denyut
jantung janin yang normal 120 – 160 kali per meniy terdengar
reguler)
9. Membersihkan gel yang menempel pada perut ibu hamil dan
probe.
10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
11. Melakukan tindakan yang sesuai.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian CARA Upaya mengatur tata cara pemakaian USG yaitu sebuah teknik
MEMAKAI diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang
ULTRASONOGRAFI digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran ,
struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk
(USG)
memeriksa organ.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pemakaian USG.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi
5. Prosedur 1. Membuka kain penutup perut ibu.
2. Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa
waktu untuk ‘boot up’.
3. Untuk memulai penamaan data, tekan tombol ‘Pasien’,
gunakan track ball dan keyboard untuk mengisi data pada
sheet pasien.
4.  Sebelum menggunakan pastikan probe transduser
terpasang dengan baik, pastikan knob tidak kendor.
5. Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih
‘Probe Menu’
          - Tipe Linear baik untuk mendapatkan hasil resolusi yang
tinggi.
- Tipe Konveks/Curve untuk pemeriksaan struktur yang lebih
dalam.
6. Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel
pada pasien dan gunakan probe yang telah dipilih.
7.  Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol
2D, begitu pula dengan 3 Dimensi, tekan tombol 3D.
8.  Pada awal pemeriksaan setting ‘depth’ dan ‘zoom’, dengan
menggunakan tombol ‘depth &zoom’.
9. Untuk mengatur TGC (Time Gain Compensation) geser
knob-knob ke kanan atau kekiri, knob paling atas untuk titik
yang teratas (kurang dalam) semakin ke bawah, semakin
dalam.
10. Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang
diinginkan kita dapat menekan tombol Freeze. Gunakan
tombol Store jika ingin menimpan gambar.
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

11. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi
label pada hasil scan dengan cara menekan tombol
penamaan (ABC button), lalu beri penamaan dengan
keyboard.
12. Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan,
gunakan tombol ‘Measure’, gunakan Track Ball & tombol
‘Set’ untuk menentukan mark (titik/tanda) agar dapat
dilakukan pengukuran, panjang atau lebar objek.
13. Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal
contohnya) lakukan pengukuran seperti diatas, hanya saja
diperlukan 3 tipe pengukuran, yaitu, panjang, lebar, dan
tinggi (kedalaman)
14. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat
dengan menekan OFF tombol Power
15. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
16. Melakukan tindakan yang sesuai.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus


DISMENOREA dismenorea yaitu rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu
kehidupan sehari-hari wanita dan mendorong penderita untuk
melakukan pemeriksaan atau konsultasi ke dokter, FKTP atau
dating ke bidan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pada kasus dismenorea.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
2. Memberikan KIE tentang fisiologis dan patologis dismenorea.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter di FKTP
4. Memberikan pengobatan dengan memberikan obat anti nyeri.
5. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum
mengalami perubahan.
6. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Jarak kehamilan seorang wanita terlalu jauh dengan kehamilan


HIPEREMESIS yang sekarang (lebih dari 10 tahun).
GRAVIDARUM
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan dengan jarak yang
terlalu jauh.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
4. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan
gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan berusia 4 bulan.
5. Menganjurkan ibu untuk mengubah pola makan sehari-hari
dalam jumlah kecil tetapi sering.
6. Menganjurkan pada waktu bangun pagi untuk tidak segera
turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh hangat.
7. Menganjurkan untuk menghindari makan yang berlemak dan
berbau minyak.
8. Menganjurkan makan makanan dan minuman yang tidak
terlalu panas dan terlalu dingin.
9. Menganjurkan BAB (Buang Air Besar) secara teratur.
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur.
11. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
12. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus


HIPERMENOREA hipermenorea yaitu jadwal siklus menstruasi yang tetap, tetapi
kelainan terletak pada jumlah perdarahan lebih banyak dan dapat
disertai gumpalan darah dan lamanya perdarahan lebih dari 8
hari.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pada kasus hipermenorea.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter di FKTP.
3. Memberikan pengobatan engometrin tablet.
4. Memberikan KIE untuk melanjutkan pemeriksaan.
5. Memberikan KIE untuk kontrol ulang setelah obat habis.
6. Apabila tidak ada perubahan maka, melakukan rujukan ke
dokter spesialis atau ke Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada


HIPERTENSI kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
PADA IBU HAMIL
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan hipertensi pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Hipertensi Ringan (tekanan darah > 140/90 mmHg tanpa
protein urine) :
- Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
- Memberikan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)
tentang fisiologis dan patologis kehamilan.
- Memberikan KIE kepada ibu untuk segera ke fasilitas
kesehatan apabila mendapati tanda bahaya.
- Melakukan rujukan ke petugas gizi untuk konseling gizi,
diet makanan untuk hipertensi dalam kehamilan.
- Melakukan kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga
untuk kontrol ulang dalam 2 hari (jika tekanan darah
meningkat maka dilakukan rujukan)
- Memberikan resep vitamin kepada ibu.
- Melakukan dokumentasi.
2. Hipertensi Berat (diastole > 110 mmHg tanpa protein urine) :
- Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
- Memberikan KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)
tentang fisiologis dan patologis kehamilan.
- Memberikan KIE kepada ibu untuk segera ke fasilitas
kesehatan apabila mendapati tanda bahaya.
- Melakukan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan
selanjutnya.
- Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus


HIPOMENOREA hipomenorea yaitu siklus menstruasi tetap, tetapi lama
perdarahan memendek kurang dari 3 hari.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pada kasus hipomenorea.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter di FKTP
3. Memberi rujukan internal ke petugas gizi untuk konsultasi
tentang gizi.
4. Memberikan KIE untuk kontrol ulang apabila masih mengalami
hipomenorea bulan selanjutnya.
5. Apabila tidak ada perubahan maka, melakukan rujukan ke
dokter spesialis atau ke Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Kondisi dimana ibu hamil mengalami kenaikan suhu badan > 37,5
HAMIL DENGAN derajat selsius.
DEMAM
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan ibu hamil dengan demam.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2013. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Menanyakan pada ibu hamil tentang kemungkinan penyebab
demam.
4. Memberikan resep obat turun panas.
5. Apabila kondisi ibu lemah, maka anjurkan untuk menjalani
rawat inap.
6. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya yaitu jika dalam 2 hari masih demam.
7. Bila dalam 2 hari kondisi ibu masih demam atau kondisi
semakin memburuk, maka anjurkan untuk rawat inap.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan


HAMIL DENGAN rujukan pada ibu hamil dengan diabetes melitus yaitu ibu hamil
DIABETES dengan kadar gula dalam darah melebihi jumlah normal.
MELITUS
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan diabetes melitus.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Wiknjosastro, Hanifa. 2002. ILMU KEBIDANAN. Yayasan Bina
Pustaka : Jakarta Pusat.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu dan atau keluarga tentang hasil
pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
3. Menjelaskan tentang pengaruh diabetes pada kehamilan dan
bayi.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk mengatur pola makan dengan
mengurangi manis dan garam.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan ante natal care
secara teratur.
6. Melakukan rujukan internal kepada petugas gizi.
7. Melakukan rujukan ke rumah sakit di bagian penyakit dalam.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
9. Memberikan resep vitamin.
10. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya untuk menangani dan melakukan rujukan pada ibu hamil
HAMIL DENGAN dengan gawat janin yaitu denyut jantung bayi yang frekuensinya
GAWAT JANIN tidak teratur, intensitasnya cepat atau lambat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan gawat janin
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
2. Memberi KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Menganjurkan ibu untuk beristirahat kurang lebih 5 sampai 10
menit untuk dilakukan pemeriksaan denyut jantung kembali.
4. Apabila hasil pemeriksaan denyut jantung bayi masih
menunjukkan ketidak teratutan, kelambatan, atau kecepatan
yang tinggi maka dilakukan rujukan ke rumah sakit.
5. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan


HAMIL DENGAN rujukan pada ibu hamil dengan HbSag positif yaitu peradangan
HbSag POSITIF hati yang disebabkan oleh bakteri, parasit, virus, autoimun,
alcohol.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan HbSag positif.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Wandra, Toni. 2015. PETUNJUK TEKNIS DETEKSI DINI
HEPATITIS B DAN C PADA KELOMPOK MASYARAKAT
BERESIKO TINGGI. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
3. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada
ibu tentang perencanaan persalinan.
4. Melakukan rujukan internal ke petugas gizi untuk konseling
gizi dan diet makanan untuk ibu hamil dengan HbSag positif.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
6. Menganjurkan keluarga yang dekat dengan ibu untuk periksa
HbSag.
7. Membuat rujukan rumah sakit yang telah mampu melakukan
tatalaksana penyakit Hepatitis.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
9. Memberikan resep vitamin.
10. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan


HAMIL DENGAN rujukan pada ibu hamil dengan hipertyroid yaitu ibu hamil dengan
HIPERTYROID pembesaran kelenjar tyroid yang mana keadaan hipermetabolik,
yang ditandai dengan adanya takikardia, penurunan berat badan,
goiter, dan exoftalmus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan hipertyroid.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Wiknjosastro, Hanifa. 2002. ILMU KEBIDANAN. Yayasan Bina
Pustaka : Jakarta Pusat.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu dan atau keluarga tentang hasil
pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
3. Menjelaskan tentang pengaruh hipertyroid pada kehamilan
dan bayi.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk mengatur pola makan.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan ante natal care
secara teratur.
6. Melakukan rujukan internal kepada petugas gizi.
7. Melakukan rujukan ke rumah sakit di bagian penyakit dalam.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
9. Memberikan resep vitamin.
10. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan


HAMIL DENGAN rujukan pada ibu hamil dengan HIV reaktif yaitu Human
HIV REAKTIF Immunodefisiensi Virus yang menyerang system kekebalan
tubuh.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan HIV reaktif.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta
5. Prosedur 1. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
2. Menggali pengetahuan ibu tentang HIV.
3. Memberikan informasi dasar tentang HIV (bila ibu belum
mempunyai pengetahuan tentang HIV).
4. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada
ibu tentang perencanaan persalinan.
5. Melakukan rujukan internal ke petugas gizi untuk konseling
gizi dan diet makanan untuk ibu hamil HIV reaktif.
6. Memberikan konseling kepada ibu tentang rencana pemberian
makanan kepada bayinya kelak.
7. Melakukan rujukan ke klinik VCT/CST untuk penanganan HIV
sesuai standart.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
9. Memberikan resep vitamin.
10. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan


HAMIL DENGAN rujukan pada ibu hamil dengan IMS yaitu infeksi yang terjadi di
IMS (INFEKSI vagina yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur.
MENULAR
SEKSUAL)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan sifilis.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi M. Moegni, Endy. 2013. BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATN
IBU DI FASILITAS KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN. World
Health Organization : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu dan atau keluarga tentang hasil
pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
3. Menjelaskan tentang pengaruh IMS pada kehamilan dan bayi.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan ante natal care
secara teratur.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan.
6. Melakukan rujukan ke klinik IMS.
7. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan


HAMIL DENGAN rujukan pada ibu hamil dengan TB yaitu penyakit yang
TB disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
(TUBERKULOSIS)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan TB.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
3. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada
ibu tentang perencanaan persalinan.
4. Melakukan rujukan internal ke petugas gizi untuk konseling
gizi dan diet makanan untuk ibu hamil dengan TB.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
6. Melakukan rujukan untuk penanganan TB sesuai standar.
7. Menawarkan tes HIV.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
9. Memberikan resep vitamin.
10. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Kehamilan yang terjadi pada wanita dengan usia lebih dari 35
PENANGANAN tahun yang risikonya seperti menurunnya tingkat kesuburan,
KEHAMILAN kemungkinan bayi tidak normal, resiko keguguran, kemungkinan
persalinan dengan operasi,bayi lahir prematur.
USIA LEBIH DARI
35 TAHUN
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan usia lebih dari 35 tahun
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat
terjadi sehubungan dengan usia ibu yang termasuk faktor
resiko.
4. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan
minimal 1 kali selama kehamilan.
7. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara menangani dan melakukan rujukan
HAMIL DENGAN pada ibu hamil dengan tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan
TINGGI FUNDUS umur kehamilan.
UTERI (TFU)
TIDAK SESUAI
DENGAN UMUR
KEHAMILAN
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan tinggi fundus uteri tidak sesuai
dengan umur kehamilan.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
3. Membuat rujukan ke rumah sakit agar ibu melakukan
ultrasonografi.
4. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
5. Memberikan resep vitamin.
6. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya menangani ibu hamil normal di trimester I yaitu usia
HAMIL NORMAL kehamilan sampai dengan 12 minggu.
TRIMESTER I
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil normal trimester I.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
3. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada
ibu tentang perencanaan persalinan.
4. Memberikan KIE dan kolaborasi dengan petugas gizi tentang
gizi ibu hamil.
5. Memberikan KIE tentang pola aktivitas sehari-hari.
6. Memberikan KIE tentang personal higyene.
7. Memberikan KIE tentang hubungan seksual selama trimester
I.
8. Memberikan KIE tentang imunisasi TT.
9. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
10. Memberikan resep vitamin.
11. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya menangani ibu hamil normal di trimester II yaitu usia
HAMIL NORMAL kehamilan dengan 12 minggu sampai 24 minggu.
TRIMESTER II
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil normal trimester II.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan trimester II.
3. Memberikan KIE dan kolaborasi dengan petugas gizi tentang
pola makan kehamilan trimester II.
4. Memberikan KIE tentang pola aktivitas sehari-hari.
5. Memberikan KIE tentang personal higyene.
6. Memberikan KIE tentang hubungan seksual selama trimester
II.
7. Memberikan KIE tentang imunisasi TT.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
9. Memberikan resep vitamin.
10. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian IBU Upaya menangani ibu hamil normal di trimester I yaitu usia
HAMIL NORMAL kehamilan 24 minggu sampai persalinan.
TRIMESTER III
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil normal trimester III.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan trimester III.
3. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada
ibu tentang perencanaan persalinan.
4. Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan.
5. Memberikan KIE tentang pola aktivitas sehari-hari.
6. Memberikan KIE tentang personal higyene.
7. Memberikan KIE tentang hubungan seksual selama trimester
III.
8. Memberikan KIE tentang imunisasi TT.
9. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
10. Memberikan resep vitamin.
11. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Kehamilan kedua atau lebih dengan riwayat ibu pernah


KEHAMILAN melahirkan secara sesar baik satu kali atau lebih.
DENGAN
RIWAYAT
OPERASI SESAR
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan kasus pada ibu hamil dengan riwayat persalinan
sesar.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
5. Prosedur 1. Memanggil pasien.
2. Menyesuaikan identitas pasien dengan kartu status.
3. Jika tidak sesuai maka mengembalikan status pada loket
pendaftaran.
4. Jika sudah sesuai, maka petugas melakukan pengkajian awal.
5. Petugas menentukan diagnosa yaitu ibu hamil dengan riwayat
sesar.
6. Memberikan KIE pada ibu hamil tentang kondisi kehamilannya
meliputi ANC secara rutin, pola istirahat, tanda bahaya
kehamilan, tanda persalinan, dan rencana Keluarga
Berencana.
7. Memberikan KIE pada pasien tentang perencanaan persalinan
di Rumah Sakit.
8. Membuat kesepakatan tentang kontrol kehamilan selanjutnya.
9. Memberikan resep obat.
10. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan.
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Jarak kehamilan seorang wanita terlalu dekat dengan kehamilan


PENANGANAN yang sekarang (kurang dari 2 tahun).
KEHAMILAN
DENGAN JARAK
KEHAMILAN
TERLALU DEKAT
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan dengan jarak yang
terlalu dekat.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat
terjadi sehubungan dengan jarak kehamilan ibu terlalu dekat
yang termasuk faktor resiko.
4. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan
minimal 1 kali selama kehamilan.
7. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Jarak kehamilan seorang wanita terlalu jauh dengan kehamilan


PENANGANAN yang sekarang (lebih dari 10 tahun).
KEHAMILAN
DENGAN JARAK
KEHAMILAN
TERLALU JAUH
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan dengan jarak yang
terlalu jauh.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat
terjadi sehubungan dengan jarak kehamilan ibu terlalu jauh
yang termasuk faktor resiko.
4. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan
minimal 1 kali selama kehamilan.
7. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Suatu upaya dalam mengenal dan menangani kehamilan ganda


PENANGANAN yaitu satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
KEHAMILAN
GANDA
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan ganda
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi M. Moegni, Endy. 2013. BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATN
IBU DI FASILITAS KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN. World
Health Organization : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur di dokter spesialis kandungan atau rumah sakit.
4. Memberikan KIE pada ibu hamil tentang perencanaan
persalinan dilakukan di Rumah Sakit.
5. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
6. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan


KEHAMILAN rujukan pada ibu hamil dengan kehamilan postdate yaitu
LEWAT WAKTU kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari perkiraan
persalinannya.
(POST
DATE/POST
TERM)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan kehamilan postdate
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Bari Saifuddin, Abdul. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL.
JNPKKR – POGI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Melakukan penilaian kembali tentang kehamilannya untuk
memperoleh umur kehamilan yang benar.
2. Bila umur kehamilan melewati perkiraan persalinan sampai
dengan umur kehamilan 41 minggu, maka ibu hamil
dianjurkan menghitung gerak janin selama 24 jam (tidak boleh
kurang dari 10 kali), atau menghitung jumlah gerakan janin per
satuan waktu dan dibandingkan apakah mengalami
penurunan atau tidak.
3. Menganjurkan untuk ke layanan kesehatan apabila didapatkan
gerak janin berkurang atau tidak bergerak.
4. Memeriksa riwayat obstetri yang lalu dan faktor resiko.
5. Melakukan pemeriksaan terutama tinggi fundus uteri untuk
memastikan penghitungan usia kehamilan.
6. Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin untuk
memastikan kondisi janin.
7. Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi
(USG).
8. Bila umur kehamilan > 41 minggu maka dilakukan rujukan.
9. Melakukan dokumentasi
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Kehamilan yang terjadi pada wanita lebih atau sama dengan 3
PENANGANAN kali kehamilan.
KEHAMILAN
MULTIPARITAS
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan multiparitas
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat
terjadi sehubungan dengan jumlah kehamilan ibu yang
termasuk faktor resiko.
4. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan
minimal 1 kali selama kehamilan.
7. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Kehamilan yang terjadi pada wanita dengan usia kurang dari 20
PENANGANAN tahun yang risikonya seperti emosional ibu belum stabil, ibu
KEHAMILAN mudah tegang, kecacatan kelahiran dapat terjadi akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan
USIA DINI
secara emosional ketika ibu mengandung bayinya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan usia dini
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat
terjadi sehubungan dengan usia ibu yang termasuk faktor
resiko.
4. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan
minimal 1 kali selama kehamilan.
7. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara memberikan informasi hasil


KONSELING PASCA pemeriksaan tes HIV kepada pasien.
TEST HIV (HUMAN
IMMUNODEFISIENCY
VIRUS)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pemberian konseling pasca tes HIV.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kementrian Kesehatan RI. 2013. MODUL PELATIHAN TES
DAN KONSELING HIV / AIDS. Kementrian Kesehatan RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Melakukan komunikasi dengan petugas laboratorium
tentang hasil pemeriksaan tes HIV dan sifilis.
2. Memeriksa kesesuaian nama pasien dengan hasil tes.
3. Mencatat hasil pemeriksaan pada buku konseling
PMTCT.
4. Memberikan formulir hasil pemeriksaan kepada klien (bila
klien menghendaki).
5. Melakukan konseling pasca tes :
a. Hasil tes HIV dan sifilis non-reaktif :
- Menjelaskan kepada klien tentang masa jendela /
window period.
- Memberikan KIE kepada klien tentang cara
pencegahan untuk tidak terinfeksi di kemudian
hari.
- Memberikan KIE kepada klien tentang resiko
penularan HIV dan sifilis kepada anak.
- Memberikan KIE kepada pasangan klien dan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

petugas menganjurkan pasangan klien untuk


melakukan tes HIV dan sifilis.
b. Hasil tes HIV dan sifilis reaktif :
- Memberikan penjelasan kepada klien mengenai
aspek kerahasiaan.
- Memberikan penjelasan kepada klien tentang
rencana pemberian profilaksis kotrimoksasol atau
terapi ARV, kepatuhan minum obat serta tempat
mendapatkan ART.
- Memberikan informasi kepada klien sehubungan
dengan kehamilan, misalnya dukungan gizi yang
memadai untuk ibu hamil, termasuk pemenuhan
kebutuhan zat besi dan asam folat.
- Memberikan KIE kepada klien tentang rencana
pilihan persalinan, makanan bayi, dan dukungan
untuk melaksanakan pilihannya.
- Memberikan konseling kepada klien tentang
hubungan seksual selama kehamilan
(abstinensia, saling setia atau menggunakan
kondom secara benar dan konsisten).
- Menganjurkan kepada klien untuk tes HIV dan
sifilis bagi bayi dan bagi pasangan.
- Memberikan informasi kepada klien tentang
keberadaan orang kelompok dukungan sebaya
ODHA dan rumah sakit rujukan ODHA.
- Melakukan rujukan bila diperlukan.
- Membuat kesepakatan dengan klien tentang
jadwal kunjungan berikutnya.
c. Hasil tes HIV dan sifilis indeterminate (meragukan) :
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

Menganjurkan klien untuk melakukan tes ulang


dengan specimen baru setelah 2 minggu, 3 bulan, 6
bulan dan setahun. Bila sampai 1 tahun hasil tetap
menunjukkan indeterminate dan factor resiko rendah,
hasil dapat dinyatakan sebagai non-reaktif. Konseling
diberikan seperti pada penjelasan hasil tes non-
reaktif dan reaktif.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara memberikan informasi tentang


KONSELING PRA pemeriksaan tes HIV dan menawarkan pemeriksaan HIV
TES HIV (HUMAN kepada pasien.
IMMUNODEFISIENCY
VIRUS)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan konseling pra tes HIV..
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kementrian Kesehatan RI. 2013. MODUL PELATIHAN TES
DAN KONSELING HIV / AIDS. Kementrian Kesehatan RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Menyambut pasien dengan ramah dan professional.
2. Memeriksa ulang nomor kode pasien dalam status.
3. Memperkenalkan diri.
4. Menjelaskan makna dan arti konfidensialitas.
5. Menjelaskan proses konseling.
6. Menjelaskan informasi dasar tentang HIV dan
pemeriksaan HIV.
7. Jika pasien setuju, melakukan informed consent.
8. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani masalah


MASALAH menopause antara lain pre- menopause, menopause,
MENOPAUSE pascamenopause, dan senium.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pada masalah-masalah menopause.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
2. Memberikan KIE tentang tanda-tanda fisiologis masalah
menopause.
3. Memberikan KIE tentang cara mengurangi keluhan yang
dirasakan.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter di FKTP
5. Melakukan pengobatan sesuai keluhan pasien.
6. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila masih
mengalami keluhan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani ibu dengan
MASTITIS mastitis yaitu  infeksi pada satu atau lebih saluran payudara
dengan tanda payudara tegang / indurasi dan kemerahan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu dengan mastitis.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Saifuddin, Abdul Bari. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL.
JNPKKR – POGI : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan antibiotik selama 10 hari ( bila diberikan sebelum
terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang).
3. Menganjurkan ibu untuk menyangga payudara dan
mengompres dingin.
4. Memberikan parasetamol per oral setiap 4 jam bila diperlukan.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk terus memberikan ASI
kepada bayi.
6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kontrol ulang 3
harilagi.
7. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus


METRORAGIA metroragia yaitu perdarahan yang terjadi di luar menstruasi
dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ
genitalia.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pada kasus metroragia.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter di FKTP
3. Memberi KIE bahwa hal ini merupakan gangguan hormon.
4. Memberikan pengobatan hormon kepada pasien.
5. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum
mengalami perubahan.
6. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus


OLIGOMENOREA oligomenorea yaitu siklus menstruasi memanjang lebih dari 35
hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pada kasus oligomenorea.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter di FKTP
3. Memberi KIE bahwa hal ini merupakan gangguan hormon.
4. Memberikan pengobatan hormon kepada pasien.
5. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum
mengalami perubahan.
6. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Pengkajian awal merupakan langkah-langkah mengumpulkan


PENGKAJIAN semua data yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
AWAL berkaitan dengan kondisi pasien secara keseluruhan.
PEMERIKSAAN
IBU HAMIL
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pengkajian dengan efektif dengan menggunakan format
pengkajian yang terstandar agar hasil pengkajian lebih relevan.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Menyambut pasien dengan sopan dan ramah.
2. Mempersilakan pasien duduk dan memperkenalkan diri
kepada pasien.
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pengkajian awal
pemeriksaan.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
5. Menanyakan biodata ibu hamil meliputi nama lengkap, nama
suami / keluarga, tanggal lahir, umur, alamat domisili lengkap,
pendidikan, agama, pekerjaan ibu dan suami, nomor telepon,
golongan darah, jaminan kesehatan yang dimiliki.
6. Menanyakan alasan masuk dan keluhan utama.
7. Menanyakan riwayat menstruasi.
8. Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang
lalu.
9. Menanyakan riwayat kontrasepsi dan rencana kontrasepsi.
10. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang meliputi HPHT (Hari
Pertama Haid Terakhir), keluhan pada trimester 1,2, dan 3,
pergerakan janin pertama kali, pergerakan janin pada 24 jam
terakhir.
11. Menanyakan obat yang dikonsumsi ibu hamil.
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

12. Menanyakan riwayat imunisasi TT.


13. Menanyakan riwayat kesehatan ibu dan keluarga.
14. Menanyakan riwayat psikososial, perkawinan, ekonomi.
15. Menanyakan kebiasaan sehari-hari meliputi personal hygiene,
pola makan dan minum, pola eliminasi, pola istirahat, aktivitas
sehari-hari, hubungan seksual, dan kebiasaan yang
merugikan kesehatan.
16. Menanyakan persiapan kegawatdaruratan meliputi
pengambilan keputusan oleh siapa, tempat bersalin, penolong
persalinan, persiapan donor darah, persiapan biaya, dan
persiapan transportasi.
17. Melakukan pemeriksaan umum meliputi keadaan umum, berat
badan sebelum hamil, berat badan sekarang, tinggi badan,
LILA (Lingkar Lengan Atas).
18. Memeriksa tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, nadi,
pernapasan, suhu.
19. Melakukan pemeriksaan fisik (head to toe) meliputi :
a. Kepala
1) Inspeksi
- Melihat kebersihan kulit kepala dan rambut
- Melihat kesimetrisan, kelengkapan dan kebersihan
telinga
- Melihat kesimetrisan, kelengkapan, konjungtiva
pucat / tidak, kebersihan mata.
- Menilai keadaan bibir (stomatitis, kering atau tidak)
- Menilai kebersihan mulut dan lidah (pucat / tidak)
- Menilai kebersihan gigi (ada karies / tidak)
- Menilai ada tidaknya udem di muka.
2) Palpasi
- Menilai muka ada udem atau tidak.
b. Leher
1) Inspeksi
- Menilai ada tidaknya pembesaran limfe dan tyroid
2) Palpasi
- Menilai ada tidaknya pembesaran limfe dan tyroid
c. Dada
1) Inspeksi
- Menilai kesimetrisan, hiperpigmentasi pada papilla
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

dan areola menonjol atau tidak.


2) Palpasi
- Memeriksa ada tidaknya benjolan pada mamae,
nyeri tekan, pengeluaran kolostrum.
d. Abdomen
1) Inspeksi
- Melihat ada tidaknya bekas jahitan / operasi
- Menilai pembesaran perut dengan usia kehamilan
- Melihat ada tidaknya strieae dan linea
2) Palpasi
- Leopold I untuk mengetahui bagian apa yang ada
pada fundus dan menilai tinggi fundus uteri (TFU)
dengan memposisikan lutut ibu ditekuk,
menengahkan uterus,kedua tangan eraba fundus
kemudian mengukur TFU.
- Leopold II untuk mengetahui bagian janin terhadap
dinding ibu atau memeriksa letak punggung janin
dengan kedua tangan diletakkan disamping kanan
dan kiri perut ibu.
- Leopold III untuk mengetahui bagian terbawah janin
(kepala/bokong) masih bias digerakkan atau tidak
dengan cara tangan meraba bagian bawah perut
ibu.
- Leopold IV untuk mengetahui sejauh mana kepala
janin telah turun/masuk panggul dengan
memposisikan pasien dengan kedua kaki diluruskan
dan menghadap kea rah kaki.
- Menghitung TBBJ (Taksiran Berat Badan Janin)
untuk mengetahui perkiraan berat janin.
3) Auskultasi menggunakan dopler untuk mengetahui DJJ
(Denyut Jantung Janin), kesejahteraan janin, frekuensi,
irama, intensitas, dan punctum maksimum.
e. Melakukan pengukuran panggul luar ibu hamil dengan :
1) Memposisikan pasien dalam posisi terlentang dan kaki
ditekuk.
2) Mengukur distansia spinarum yaitu jarak antara spina
iliaka anterior dan superior (24-26 cm)
3) Mengukur distansia kristarum, yaitu jarak antara krista
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

iliaka kanan dan kiri (28-30 cm)


4) Mengukur lingkar panggul, yaitu dari tepi atas simpisis,
pertengahan SIAS trokanter mayor lalu ke proxesus
lumbal 5 (80-100 cm)
f. Ekstremitas dengan melihat dan meraba adanya udem,
varises, dan lainnya pada ekstremitas atas dan bawah.
g. Genetalia dengan melihat vulva dan vagina ada tidaknya
varises, udem, pengeluaran pervaginam, kebersihan vulva.
20. Melakukan rujukan ke laboratorium untuk pemeriksaan
penunjang meliputi hemoglobin, protein/reduksi, gula darah
sewaktu, HbSag, HIV, Sifilis.
21. Menentukan diagnose ibu hamil.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya untuk mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala
PERDARAHAN perdarahan post partum sekunder dan melakukan pertolongan
POST PARTUM pertama untuk menyelamatkan jiwa ibu dan / atau merujuknya.
SEKUNDER
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan perdarahan post partum sekunder pada ibu
hamil
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Periksa gejala dan perdarahan post partum sekunder.
Perdarahan dari vagina atau lokhea berlebihan pada 24 jam
– 42 hari sesudah persalinan dianggap sebagai perdarahan
post partum sekunder .
2. Pantau dengan hati hati ibu yang beresiko mengalami
perdarahan post partum sekunder yaitu:
2.1. Kelahiran placenta dan selaput ketuban yang tidak
lengkap.
2.2. Persalinan lama.
2.3. Infeksi uterus.
2.4. Persalinan dengan komplikasi atau dengan menggunakan
alat.
2.5. Terbukanya luka setelah bedah cesar.
2.6. Terbukanya luka setelah episiotomi.
3. Rujuk ibu ke Rumah sakit yang menangani persalinan
4. Buat catatan yang akurat.
5. Rujuk ibu segera ke bagian UGD/ ruang bersalin
6. Buat dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus


PERDARAHAN perdarahan bukan menstruasi yaitu perdarahan yang tidak ada
BUKAN hubungannya dengan menstruasi dan dapat disebabkan kelainan
organic atau kelainan hormonal.
MENSTRUASI
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pada kasus perdarahan bukan menstruasi.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter di FKTP
3. Memberi KIE bahwa hal ini merupakan gangguan hormon.
4. Memberikan pengobatan hormon kepada pasien.
5. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum
mengalami perubahan.
6. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal, menangani, melakukan


PLACENTA rujukan pada ibu hamil dengan placenta previa yaitu placenta
PREVIA yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi
sebagian atau separuh ostium uteri internum.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan placenta previa pada ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Gejala perdarahan awal placenta previa, pada umumnya
hanya berupa perdarahan bercak atau ringan dan pada
umumnya berhenti secara spontan. Gejala tersebut, terjadi
kadang-kadang pada waktu bangun tidur.
2. Tidak jarang perdarahan pervaginam baru terjadi pada saat
inpartu. Jumlah perdarahan yang terjadi, sangat tergantung
dari jenis plasenta previa.
3. Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaaan dalam pada
perdarahan antepartum.
4. Rujuk ke RS.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

Nama Kepala Klinik


KLINIK AR
dr. Wita Hestrani, M. Kes.,
RAUDAH MEDIKA
Sp. KKLP

1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani kasus


POLIMENOREA polimenorea yaitu siklus menstruasi yang memendek dari biasa
yaitu kurang dari 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif
tetap.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pada kasus polimenorea.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter di FKTP
3. Memberi KIE bahwa hal ini merupakan gangguan hormon.
4. Memberikan pengobatan hormon kepada pasien.
5. Membuat kesepakatan untuk kontrol ulang apabila belum
mengalami perubahan.
6. Melakukan rujukan ke dokter spesialis atau Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan

Anda mungkin juga menyukai