Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani ibu dengan
ABSES abses payudara yaitu terdapat massa padat dan mengeras di
PAYUDARA bawah kulit yang kemerahan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu dengan abses payudara.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Saifuddin, Abdul Bari. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL.
JNPKKR – POGI : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
tentang tanda tidak normal payudara.
3. Memberikan rujukan kepada ibu ke rumah sakit.
4. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani ibu hamil
BENDUNGAN dengan bendungan payudara yaitu peningkatan aliran vena dan
PAYUDARA limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk
laktasi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan bendungan payudara.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Saifuddin, Abdul Bari. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL.
JNPKKR – POGI : Jakarta
5. Prosedur Bila ibu menyusui bayinya :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
kepada pasien tentang fisiologis dan patologis ibu
menyusui.
3. Menganjurkan pasien untuk menyusukan kedua
payudaranya sesering mungkin.
4. Memberikan KIE kepada pasien supaya mengompres
hangat payudara sebelum disusukan.
5. Mengajari cara memijat payudara untuk permulaan
menyusui dengan menyangga payudara.
6. Menganjurkan pasien untuk mengompres dingin pada
payudara di antara waktu menyusui.
7. Memberikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam bila
memerlukan.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kontrol 3 hari lagi.
9. Melakukan dokumentasi.
Bila ibu tidak menyusui :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
kepada pasien tentang fisiologis dan patologis ibu
menyusui.
3. Menganjurkan pasien untuk menyangga payudara dan
mengompres dingin pada payudara untuk mengurangi
pembengkakan dan rasa sakit.
4. Memberikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam bila
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
memerlukan.
5. Menganjurkan untuk tidak memijat atau mengompres
hangat pada payudara.
6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kontrol 3 hari lagi.
7. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara menangani dan melakukan rujukan
HAMIL DENGAN pada ibu hamil dengan kelainan letak pada janin terutama
KELAINAN trimester III yaitu letak bayi tidak sesuai dengan sumbu ibu.
LETAK JANIN
PADA
TRIMESTER III
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan kelainan letak pada janin
trimester III.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan trimester III.
3. Membuat rujukan ke rumah sakit agar ibu melakukan
ultrasonografi untuk memastikan letak janin.
4. Merencanakan tempat persalinan dengan ibu dan atau
keluarga dengan menganjurkan untuk bersalin di rumah sakit.
5. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
6. Memberikan resep vitamin.
7. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian IBU Upaya untuk menangani dan melakukan rujukan pada ibu hamil
HAMIL DENGAN dengan kekerasan di dalam rumah tangga yaitu kekerasan baik
KDRT fisik maupun psikis yang dilakukan di lingkup keluarga ibu.
(KEKERASAN
DALAM RUMAH
TANGGA)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan kekerasan dalam rumah
tangga.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
2. Memberi KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Menganjurkan ibu untuk ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami salah satu atau lebih tanda bahaya pada
kehamilan.
4. Melakukan pendampingan apabila ibu menghendaki.
5. Melakukan rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) terhadap korban kekerasan.
6. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian Upaya mengatur tata cara pemakaian doppler yaitu suatu alat
CARA MEMAKAI untuk mendeteksi dan menghitung denyut jantung bayi.
DOPPLER
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pemakaian doppler.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi
5. Prosedur 1. Membuka kain penutup perut ibu.
2. Apabila sudah teraba ballotement, maka dapat dilakukan
pemeriksaan denyut jantung bayi.
3. Mengambil probe.
4. Menekan atau memutar power.
5. Setelah lampu doppler menyala, artinya doppler siap
digunakan atau dioperasikan.
6. Mengoleskan gel pada probe.
7. Menempelkan probe ke perut ibu hamil pada posisi punggung
janin.
8. Setelah terdengar bunyi jantung janin, volume doppler
ditingkatkan dan mulai dihitung selama 1 menit. (denyut
jantung janin yang normal 120 – 160 kali per meniy terdengar
reguler)
9. Membersihkan gel yang menempel pada perut ibu hamil dan
probe.
10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
11. Melakukan tindakan yang sesuai.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian CARA Upaya mengatur tata cara pemakaian USG yaitu sebuah teknik
MEMAKAI diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang
ULTRASONOGRAFI digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran ,
struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk
(USG)
memeriksa organ.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan pemakaian USG.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi
5. Prosedur 1. Membuka kain penutup perut ibu.
2. Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa
waktu untuk ‘boot up’.
3. Untuk memulai penamaan data, tekan tombol ‘Pasien’,
gunakan track ball dan keyboard untuk mengisi data pada
sheet pasien.
4. Sebelum menggunakan pastikan probe transduser
terpasang dengan baik, pastikan knob tidak kendor.
5. Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih
‘Probe Menu’
- Tipe Linear baik untuk mendapatkan hasil resolusi yang
tinggi.
- Tipe Konveks/Curve untuk pemeriksaan struktur yang lebih
dalam.
6. Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel
pada pasien dan gunakan probe yang telah dipilih.
7. Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol
2D, begitu pula dengan 3 Dimensi, tekan tombol 3D.
8. Pada awal pemeriksaan setting ‘depth’ dan ‘zoom’, dengan
menggunakan tombol ‘depth &zoom’.
9. Untuk mengatur TGC (Time Gain Compensation) geser
knob-knob ke kanan atau kekiri, knob paling atas untuk titik
yang teratas (kurang dalam) semakin ke bawah, semakin
dalam.
10. Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang
diinginkan kita dapat menekan tombol Freeze. Gunakan
tombol Store jika ingin menimpan gambar.
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
11. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi
label pada hasil scan dengan cara menekan tombol
penamaan (ABC button), lalu beri penamaan dengan
keyboard.
12. Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan,
gunakan tombol ‘Measure’, gunakan Track Ball & tombol
‘Set’ untuk menentukan mark (titik/tanda) agar dapat
dilakukan pengukuran, panjang atau lebar objek.
13. Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal
contohnya) lakukan pengukuran seperti diatas, hanya saja
diperlukan 3 tipe pengukuran, yaitu, panjang, lebar, dan
tinggi (kedalaman)
14. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat
dengan menekan OFF tombol Power
15. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
16. Melakukan tindakan yang sesuai.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian IBU Kondisi dimana ibu hamil mengalami kenaikan suhu badan > 37,5
HAMIL DENGAN derajat selsius.
DEMAM
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan ibu hamil dengan demam.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2013. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Menanyakan pada ibu hamil tentang kemungkinan penyebab
demam.
4. Memberikan resep obat turun panas.
5. Apabila kondisi ibu lemah, maka anjurkan untuk menjalani
rawat inap.
6. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya yaitu jika dalam 2 hari masih demam.
7. Bila dalam 2 hari kondisi ibu masih demam atau kondisi
semakin memburuk, maka anjurkan untuk rawat inap.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian IBU Upaya untuk menangani dan melakukan rujukan pada ibu hamil
HAMIL DENGAN dengan gawat janin yaitu denyut jantung bayi yang frekuensinya
GAWAT JANIN tidak teratur, intensitasnya cepat atau lambat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan gawat janin
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan atau
keluarga.
2. Memberi KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi) tentang
tanda-tanda fisiologis dan patologis kehamilan.
3. Menganjurkan ibu untuk beristirahat kurang lebih 5 sampai 10
menit untuk dilakukan pemeriksaan denyut jantung kembali.
4. Apabila hasil pemeriksaan denyut jantung bayi masih
menunjukkan ketidak teratutan, kelambatan, atau kecepatan
yang tinggi maka dilakukan rujukan ke rumah sakit.
5. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian Kehamilan yang terjadi pada wanita dengan usia lebih dari 35
PENANGANAN tahun yang risikonya seperti menurunnya tingkat kesuburan,
KEHAMILAN kemungkinan bayi tidak normal, resiko keguguran, kemungkinan
persalinan dengan operasi,bayi lahir prematur.
USIA LEBIH DARI
35 TAHUN
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan usia lebih dari 35 tahun
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat
terjadi sehubungan dengan usia ibu yang termasuk faktor
resiko.
4. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan
minimal 1 kali selama kehamilan.
7. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian IBU Upaya mengatur tata cara menangani dan melakukan rujukan
HAMIL DENGAN pada ibu hamil dengan tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan
TINGGI FUNDUS umur kehamilan.
UTERI (TFU)
TIDAK SESUAI
DENGAN UMUR
KEHAMILAN
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil dengan tinggi fundus uteri tidak sesuai
dengan umur kehamilan.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Poncho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
3. Membuat rujukan ke rumah sakit agar ibu melakukan
ultrasonografi.
4. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
5. Memberikan resep vitamin.
6. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian IBU Upaya menangani ibu hamil normal di trimester I yaitu usia
HAMIL NORMAL kehamilan sampai dengan 12 minggu.
TRIMESTER I
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil normal trimester I.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan.
3. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada
ibu tentang perencanaan persalinan.
4. Memberikan KIE dan kolaborasi dengan petugas gizi tentang
gizi ibu hamil.
5. Memberikan KIE tentang pola aktivitas sehari-hari.
6. Memberikan KIE tentang personal higyene.
7. Memberikan KIE tentang hubungan seksual selama trimester
I.
8. Memberikan KIE tentang imunisasi TT.
9. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
10. Memberikan resep vitamin.
11. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian IBU Upaya menangani ibu hamil normal di trimester II yaitu usia
HAMIL NORMAL kehamilan dengan 12 minggu sampai 24 minggu.
TRIMESTER II
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil normal trimester II.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan trimester II.
3. Memberikan KIE dan kolaborasi dengan petugas gizi tentang
pola makan kehamilan trimester II.
4. Memberikan KIE tentang pola aktivitas sehari-hari.
5. Memberikan KIE tentang personal higyene.
6. Memberikan KIE tentang hubungan seksual selama trimester
II.
7. Memberikan KIE tentang imunisasi TT.
8. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
9. Memberikan resep vitamin.
10. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian IBU Upaya menangani ibu hamil normal di trimester I yaitu usia
HAMIL NORMAL kehamilan 24 minggu sampai persalinan.
TRIMESTER III
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu hamil normal trimester III.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Kaslam, Pancho. 2012. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. KEMENTRIAN KESEHATAN RI :
Jakarta.
5. Prosedur 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda fisiologis dan patologis
kehamilan trimester III.
3. Memberikan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) kepada
ibu tentang perencanaan persalinan.
4. Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan.
5. Memberikan KIE tentang pola aktivitas sehari-hari.
6. Memberikan KIE tentang personal higyene.
7. Memberikan KIE tentang hubungan seksual selama trimester
III.
8. Memberikan KIE tentang imunisasi TT.
9. Membuat kesepakatan dengan ibu dan atau keluarga tentang
jadwal kontrol selanjutnya.
10. Memberikan resep vitamin.
11. Melakukan dokumentasi hasil kegiatan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian Kehamilan yang terjadi pada wanita lebih atau sama dengan 3
PENANGANAN kali kehamilan.
KEHAMILAN
MULTIPARITAS
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan multiparitas
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat
terjadi sehubungan dengan jumlah kehamilan ibu yang
termasuk faktor resiko.
4. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan
minimal 1 kali selama kehamilan.
7. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian Kehamilan yang terjadi pada wanita dengan usia kurang dari 20
PENANGANAN tahun yang risikonya seperti emosional ibu belum stabil, ibu
KEHAMILAN mudah tegang, kecacatan kelahiran dapat terjadi akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan
USIA DINI
secara emosional ketika ibu mengandung bayinya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan penanganan kehamilan usia dini
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Memberikan KIE (Konseling, Infoormasi, dan Edukasi) kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang kemungkinan yang dapat
terjadi sehubungan dengan usia ibu yang termasuk faktor
resiko.
4. Menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC (antenatal care)
secara teratur.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG selama kehamilan
minimal 1 kali selama kehamilan.
7. Membuat kesepakatan dengan ibu tentang jadwal kontrol
berikutnya.
8. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian Upaya mengatur tata cara mengenal dan menangani ibu dengan
MASTITIS mastitis yaitu infeksi pada satu atau lebih saluran payudara
dengan tanda payudara tegang / indurasi dan kemerahan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan ibu dengan mastitis.
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Saifuddin, Abdul Bari. 2001. BUKU ACUAN NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL.
JNPKKR – POGI : Jakarta
5. Prosedur 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Memberikan antibiotik selama 10 hari ( bila diberikan sebelum
terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang).
3. Menganjurkan ibu untuk menyangga payudara dan
mengompres dingin.
4. Memberikan parasetamol per oral setiap 4 jam bila diperlukan.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk terus memberikan ASI
kepada bayi.
6. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kontrol ulang 3
harilagi.
7. Melakukan dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian Upaya untuk mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala
PERDARAHAN perdarahan post partum sekunder dan melakukan pertolongan
POST PARTUM pertama untuk menyelamatkan jiwa ibu dan / atau merujuknya.
SEKUNDER
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan perdarahan post partum sekunder pada ibu
hamil
3. Kebijakan SK Kepala FKTP Ar Raudah Medika Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis FKTP Ar Raudah Medika
4. Referensi Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, & KELUARGA BERENCANA UNTUK
PENDIDIKAN BIDAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
5. Prosedur 1. Periksa gejala dan perdarahan post partum sekunder.
Perdarahan dari vagina atau lokhea berlebihan pada 24 jam
– 42 hari sesudah persalinan dianggap sebagai perdarahan
post partum sekunder .
2. Pantau dengan hati hati ibu yang beresiko mengalami
perdarahan post partum sekunder yaitu:
2.1. Kelahiran placenta dan selaput ketuban yang tidak
lengkap.
2.2. Persalinan lama.
2.3. Infeksi uterus.
2.4. Persalinan dengan komplikasi atau dengan menggunakan
alat.
2.5. Terbukanya luka setelah bedah cesar.
2.6. Terbukanya luka setelah episiotomi.
3. Rujuk ibu ke Rumah sakit yang menangani persalinan
4. Buat catatan yang akurat.
5. Rujuk ibu segera ke bagian UGD/ ruang bersalin
6. Buat dokumentasi.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :