Anda di halaman 1dari 11

Data Fokus dalam Keperawatan Keluarga

• Data keluarga,tahapan perkembangan keluarga, fungsi keluarga dan peran keluarga


• Data pengkajian individu (terutama yg sakit )
• Data penunjang keluarga (kondisi kesehatan lingkungan keluarga)
• Kemampuan keluarga dalam melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga
• Data keluarga mencakup data semua anggota keluarga
• Tahapan perkembangan keluarga adalah didasarkan pada anak pertama hidup.
Tahap Perkembangan Keluarga
 Teori perkembangan keluarga dikenal juga dengan pendekatan siklus kehidupan yang
berisi tentang penyusunan keluarga melaui tipe tahap perkembangan dan pengalaman
tumbuh kembang dengan cara yang sama dari apa yang dilakukan oleh individu.
 Teori perkembangan ini disebutkan oleh Hitchcock et all (1999), memiliki tahapan yang
berbeda antara Duvall & Miller (1985), Carter & McGoldrick (1989), Feldman (1961),
dan Rodgers (1964).
Gambar di atas menjelaskan bahwa siklus kehidupan keluarga menurut L. Combrinck-Graham,
(1985) dalam Hitchock dkk, (1999) diawali dari:
1. Lahirnya seorang anak/bayi
2. Masa anak-anak (usia pertengahan anak-anak)
3. Masa anak remaja
4. Masa pacaran- pernikahan
5. Keluarga dengan anak baru lahir
6. Keluarga dengan masa yang tenag dan tetap
7. Keluarga dengan usia 40-an (penilaian ulang)
8. Masa usia dewasa pertengahan
9. Keluarga dengan lansia
10. Masa perencanaan masa pensiun
11. Masa pensiun
12. Keluarga dengan dewasa akhir

Tahapan perkembangan keluarga menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2010)
sebagai berikut:
1. Tahap Keluarga Pasangan Baru
Tahap ini disebut juga dengan tahap pernikahan. Pasangan baru menikah masih sering
terkonsentrasi pada pekerjaan masing-masing.
2. Tahap Childbearing Family
Pada tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama dan berlanjut saat bayi berusia 30
bulan. Pada tahap ini merupakan masa transisi untuk menjadi orang tua dan tahap yang banyak
menimbulkan stress.
3. Keluarga dengan anak prasekolah
Siklus tahap keluarga ini dimuali pada anak berrusia 2,5 tahun dan diakhiri pada saat
anak berusia 5 tahun. Keluarga pada saat ini terdiri dari 3-5 anggota keluarga. Keluarga lebih
kompleks dan berbeda (Duvall & Miller, 1985; Friedman, 2010). Pada tahap ini terjadi stress
yang tinggi sehingg banyak anak-anak berkembang dengan orang tua tunggal (Kantrowitz
&Wingert, 2001; Friedman, 2010).
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimuali ketika anak pertama memasuki sekoalah, biasanya umur 5 tahun dan
diakhiri pada usia 13 tahun (usia pubertas). Keluarga pada tahap ini memiliki anggota keluarga
maksimal (Duvall & Miller, 1985; Friedman, 2010).
5. Keluarga pada tahap anak remaja
Keluarga pada tahap ini memiliki anak pertama berusia 13 tahun, dan berlangsung sekitar
6-7 tahun pada saat anak berusia sekitar 19-20 tahun. Anak lainnya biasanya masih sekolah.
6. Keluarga pada tahap melepaskan anak dewasa muda
Tahap ini ditandai dengan anak pertama pergi dari orang tua dan berakhir saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini bisa terjadi dengan singkat atau lama tergantung pada
jumlah anak dalam keluarga.
7. Keluarga pada tahap paruh baya
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua. Dimulai anak terakhir
meninggalkan rumha dan berakhir dengan pensiun atau salah satu meninggal pasangan. Pada
tahap ini, orang tua berusia sekitar 45-55 tahun.
8. Keluarga pada tahap lansia dan pensiunan
Pada tahap ini, dimuali saat salah satu/kedua pasangan pensiun atau meninggal sampai
kedua pasangan meninggal. Pada tahap ini keluarga kembali berjumlah 2 orang seperti saat
mereka baru menikah.

Tugas Perkembangan Keluarga


Kriteria Kemandirian Keluarga
1. Menerima petugas puskesmas
2. Menerima yankes sesuai rencana
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Tugas kesehatan keluarga
1. Mengenal masalah
2. Mengambil keputusan dalam keluarga
3. Merawat anggota keluarga yang sakit.
4. Memodifikasi lingkungan
5. Menggunakan fasilitas kesehatan

Konsep Pelayanan Kesehatan Primer


Pengertian
 Arah kebijakan kemenkenkes dlm resntra 2015-2019: Pelayanan kesehatan Primer :
Primary Helath Care (PHC)
 PHC : sistem pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan esensial (health care /
primary care)
 PHC : pelayanan kesehatan yang esensial diselenggarakan berdasarkan tatacara dan
teknologi praktis, sesuai dengan kaedah ilmu pengetahuan serta diterima oleh
masyarakat, dpt o/ perorangan & keluarga dlm masy mll peran aktif scr penuh dg biaya
yg dpt dipikul masy dan negara u/ memelihara setiap tahap perkembangan serta didukung
o/ semangat kemandirian dan menentukan diri sendiri (WHO, 1978).
Pelayanan kesehatan primer berada di dasar pelayanan kesehatan lainnya yang menjangkau
masyarakat lebih dekat.
Alasan pentingnya pelayanan PHC
1. Tulang punggung pelayanan kesehatan
2. Titik berat pelayanan kesehatan primer : Promosi & Prevensi yg mendorong
meningkatnya peran serta & kemandirian masyarakat dalam mengatasi berbagai faktor
risiko kesehatan.
3. Keberhasilan PHC akan mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional
4. Mengurangi biaya pelayanan yg bersifat kuratif
5. PHC di daerah mendorong pembangunan nasional

Fungsi PHC
 Pembina kesehatan wilayah mll 4 upaya :
1. Meningkatkan & memberdayakan masy
2. Melaksanakan upaya kes masy
3. Melaksanakan upaya kes perorangan
4. Memantau & mendorong pembagunan berwawasan kes
Fokus Revitalisasi Puskesmas
1. Peningkatan SDM
2. Peningkatan kemampuan teknis & manajemen pkm
3. Peningkatan pembiayaan
4. Peningkatan sistem informasi Puskesmas (SIP)
5. Pelaksanaan akreditasi puskesmas
PHC dan perawatan keluarga
 PHC diharapkan dapat mendorong terbentuknya keluarga yang sejahtera
 Keluarga Sejahtera : dibentuk atas dasar perkawinan yang syah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual material yg layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hub yg
serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar masyarakat dan lingkungan (A.
Munguit, 1996)
Tujuan Umum keluarga sejahtera
Meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dlm pembangunan keluarga sejahtera shg
tjd peningkatan kualitas keluarga sbg bagian dari pembangunan SDM
Tujuan Khusus
 Meningkatkan pengetahuan klg ttg masalah yg dihadapi
 Meningkatkan kemampuan dlm menganalisa potensi & peluang yg dimilikinya
 Meningkatkan kemampuan masyarakat dlm memecahkan masalahnya scr mandiri
 Meningkatkan kegotongroyongan & kesetiakawanan sosial dlm membantu klg u/
meningkatkan kesejahteraaannnya
KELUARGA PRA SEJAHTERA
Belum mampu memenuhi kebutuhan dasar scr minimal :
 kebutuhan pengajaran agama
 Pangan
 Sandang
 Papan
 Kesehatan
ATAU belum mampu memenuhi salah satu atau lebih indikator keluarga sejahtera I
Keluarga Sejahtera – I
 KLg dpt memenuhi kebutuhan dasar minimal tetapi belum dpt memenuhi kebutuhan
psikologisnya : pendidikan, KB, interaksi dlm klg, interaksi dg lingkungan tempat tinggal
& transportasi
Indikator KS-I
 Melaksanakan ibdah menurut agamanya
 Pd umumnya makan 2x sehari
 Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yg berbeda u/ berbagai aktivitas.
 Lantai rumah bukan dr tanah
 Bila anggota klg sakit atau pasangan usia subur KB di sarana kesehatan
Keluarga Sejahtera – II
 Keluarga yg dpt memenuhi kebutuhan dasar, memenuhi kebutuhan sosial psikologis
tetapi belum dpt memenuhi kebutuhan pengembangan spt menanbung & memperoleh
informasi.
Indikator KS – II
 Melaksanakan ibdah menurut agamanya
 Makan 2x sehari
 Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yg berbeda u/ berbagai aktivitas.
 Lantai rumah bukan dr tanah
 Bila anggota klg sakit atau pasangan usia subur KB di sarana kesehatan
 Anggota keluarga melaksanakan ibadah scr teratur
Indikator KS – II
 Seminggu sekali menyediakan daging/ikan/telur
 Memperoleh 1 set pakaian baru/thn
 Luas lantai rumah 8 m2 u/ tiap penghuni
 Kondisi sehat 3 bln terakhir & melaksanakan fungsi masing-masing
 Minimal satu anggota klg 15 thn ke atas berpenghasilan tetap
 Anak usia 7 – 15 thn bersekolah saat ini
 Bila anak hidup 2 atau lebih, pasangan usia subur memakai KB (kecuali hamil)
Keluarga Sejahtera – III
 Keluarga yang telah dpt memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangan keluarga ttp belum memberikan sumbangan (kontribusi) maksimal thdp
masyarakat scr teratur brp materi atau kegiatan di masyarakat
Indikator KS – III
 Upaya meningkatkan pengetahuan agama
 Klg menabung
 Menggunakan kesempatan makan bersama minimal 1xsehari u. Berkomunikasi
 Ikut keg masy di lingkungan sekitar
 Mengadakan rekreasi berssama di luar rumah paling kurang 6 bln sekali
 DPt memperoleh berita dr surat kabar, radio, televisi & majalah
 Menggunakan transportasi ssi kondisi daerah
Keluarga Sejahtera III PLUS
 Klg dpt memenuhi seluruh kebutuhannnya, baik bersifat dasar, sosial psikologis, maupun
pengembangan serta telah mampu memberikan sumbangan yang nyta & berkelanjutan
bagi masyarakat
Indikator KS – III PLUS
 Indikator KS III
 Memberikan sumbangan scr teratur & sukarela kpd masy dlm bentuk material
 Kepala klg atau anggota aktif sbg pengurus perkumpulan / yayasan / institusi masy
Fungsi Keluarga Sejahtera
PP no.21 Tahun 1994
 Fungsi keagamaan
 Fungsi sosial budaya
 Fungsi kasih sayang
 Fungsi perlindungan
 Fungsi reproduksi
 Fungsi pendidikan & sosialisasi
 Fungsi ekonomi
 Fungsi Pembinaan lingkungan
Komposisi Keluarga dan mengaplikasikan pengelompokan
data berdasarkan perkembangan keluarga
KOMPOSISI KELUARGA
menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka.
Friedman dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari penghuni rumah,
tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga
tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama.
Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa
kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang
menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan dalam bagian akhir dari komposisi keluarga.
Tahapan perkembangan keluarga menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2010)
sebagai berikut:
. Tahap Keluarga Pasangan Baru
Tahap ini disebut juga dengan tahap pernikahan. Pasangan baru menikah masih sering
terkonsentrasi pada pekerjaan masing-masing.
2. Tahap Childbearing Family
Pada tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama dan berlanjut saat bayi berusia 30
bulan. Pada tahap ini merupakan masa transisi untuk menjadi orang tua dan tahap yang banyak
menimbulkan stress.
3. Keluarga dengan anak prasekolah
Siklus tahap keluarga ini dimuali pada anak berrusia 2,5 tahun dan diakhiri pada saat
anak berusia 5 tahun. Keluarga pada saat ini terdiri dari 3-5 anggota keluarga. Keluarga lebih
kompleks dan berbeda (Duvall & Miller, 1985; Friedman, 2010). Pada tahap ini terjadi stress
yang tinggi sehingg banyak anak-anak berkembang dengan orang tua tunggal (Kantrowitz
&Wingert, 2001; Friedman, 2010).
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimuali ketika anak pertama memasuki sekoalah, biasanya umur 5 tahun dan
diakhiri pada usia 13 tahun (usia pubertas). Keluarga pada tahap ini memiliki anggota keluarga
maksimal (Duvall & Miller, 1985; Friedman, 2010).
5. Keluarga pada tahap anak remaja
Keluarga pada tahap ini memiliki anak pertama berusia 13 tahun, dan berlangsung sekitar
6-7 tahun pada saat anak berusia sekitar 19-20 tahun. Anak lainnya biasanya masih sekolah.
6. Keluarga pada tahap melepaskan anak dewasa muda
Tahap ini ditandai dengan anak pertama pergi dari orang tua dan berakhir saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini bisa terjadi dengan singkat atau lama tergantung pada
jumlah anak dalam keluarga.
7. Keluarga pada tahap paruh baya
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua. Dimulai anak terakhir
meninggalkan rumha dan berakhir dengan pensiun atau salah satu meninggal pasangan. Pada
tahap ini, orang tua berusia sekitar 45-55 tahun.
8. Keluarga pada tahap lansia dan pensiunan
Pada tahap ini, dimuali saat salah satu/kedua pasangan pensiun atau meninggal sampai
kedua pasangan meninggal. Pada tahap ini keluarga kembali berjumlah 2 orang seperti saat
mereka baru menikah.
Tugas Perkembangan Keluarga
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Teori HL blum tentang status kesehatan, dijelaskan 4 faktor yang mempengaruhi
status kesehatan, salah satunya: lingkungan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, prilaku,
keturunan, dan pelayanan kesehatan.
Blum juga menjelaskan,bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja
mempengaruhi status kesehatan, tetapi juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku
bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam. Lingkungan budaya
tersebut sangat mempegaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya tersebut,
sehingga dengan beranekaragam budaya, menimbulkan variasi dalam perilaku
manusia dalam segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.
Berdasarkan masalah tersebut, maka petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan latar budaya yang beraneka
ragam, perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat yang dilayaninya, agar
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil
yang optimal, yaitu u/ meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Manusai adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri
sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat, dengan definisi
tersebut,ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga
untuk lebih konkretnya maka ada beberapa unsur masyarakat, unsur masyarakat yg
dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu:
1.      kesatuan sosial
2.      pranata sosial
Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu
yang berinteraksi dengan kehidupan masyarakat.
Pranata sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar
pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Norma-norma tersebut
memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat.
Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan
status Kesehatan
Beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status
kesehatan.yang pertama yaitu:
1).umur
2).jenis kelamin
3).pekerjaan.
4).sosial ekonomi
Umur; ada perbedaan golongan penyakit berdasarkan golongan umur. misalnya
dikalangan balita banyak yang menderita penyakit infeksi, sedangkan golongan
dewasa/usia lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis.
Jenis kelamin; wanita lbh byk m’derita kanker payudara, pria lbh byk m’derita
kanker prosat.
Jenis pekerjaan; petani lbh byk m’derita pykt cacingan, krn aktifiasnya byk
disawah, buruh tekstil lbh byk m’derita pykt saluran pernafasan krn byk terpapar
debu.
Sosial ekonomi; angka kematian lbh tinggi pd gol ekonominya rendah
dibandingkan ekonomi tinggi. obesitas lbh byk ditemukan pd masy ekonominya
tinggi.
Menurut H Ray Elling (1970), bbrp faktor sosial yg berpengaruh pd perilaku
kesehatan, yaitu self concept dan image kelompok.
G.M foster menambahkan,bahwa identifikasi individu kepada kelompoknya juga
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.
 
Pengaruh self concept
kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang kita rasakan
terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita
kepada orang lain, oleh karena itu secara tidak langsung self concept kita
cenderung mementukan apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti
adanya atau berusaha untuk mengubahnya.
Self concept adalah faktor yang penting dalam kesehatan karena mempengaruhi
perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas kesehatan.
Pengaruh image kelompok.
image (citra) seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Contoh;
seorang anak dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang
dengan pendidikan tinggi,sedangkan anak petani tidak terpapar dengan lingkungan
medis, dan besar kemungkinan juga tidak becita-cita untuk menjadi dokter.
Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan
Menurut G.M foster (1973), aspek budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan
seseorang antara lain adalah:
1.tradisi
2.sikap fatalism
3.nilai
4.ethnocentrisme
5.unsur budaya yg dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi
Tradisi
Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap
kesehatan masyarakat, misalnya di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit
kuru, penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus,
penderita hanya terbatas pada anak-anak dan wanita, setelah dilakukan penelitaian
ternyata penyakit ini menyebar karena adanya tadisi kanibalisme.
Sikap Fatalism
 Sikap fatalism juga mempengaruhi perilaku kesehatan, contoh beberapa
anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam percaya
bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit atau mati itu adalah
takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari pertolongan
pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang dari
kematian.
 Sikap Ethnosentris; adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan
sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.
mis org2 barat merasa bangga thdp kemajuan ilmu & teknologi yg
dimilikinya & sll beranggapan bhw kebudayaannya plg maju, shg merasa
superior thdp budaya dr masy yg sdg berkembang, ttp dr sisi lain, semua
anggota dr budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar
alamiah adalah yang terbaik.
 Sikap ethnosentris juaga memiliki perasaan bangga terhadap budayannya
 Sikap Ethnosentris; Oleh karena itu, sebagai petugas kesehatan kita harus
menghindari sikap yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang
paling pandai, paling mengetahui tentang masalah kesehatan karena
pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat setempat
sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam masalah
kesehatan masyarakat, dalam hal ini memang petugas lebih menguasai
tentang masalah kesehatan, tetapi masyarakat dimana  mereka bekerja lebih
mengetahui keadaan diri mereka sendiri.
 Nilai; nilai2 tsb ada yg menunjang & ada yg merugikan kesehatan. Bbrp
nilai yg merugikan kesehatan mis penilaian yg tinggi terhadap beras putih
meskipun masy m’getahiu bhw beras merah lbh banyak mengandung
vitamin B1 jika dibandingkan dengan beras putih, masyarakat memberikan
nilai bahwa beras putih lebih enak dan lebih bersih.
 Contoh lain adalah masih banyak petugas kesehatan yang merokok
meskipun mereka mengetahui bahaya merokok terhadap kesehatan.
Unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi
Pada tingkat awal proses sosialisasi, seorang anak diajakan antara lain bagaimana
cara makan, bahan makanan apa yang dimakan, cara buang air kecil dan besar, dan
lain-lain. kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan
bahkan menjadi tua. kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan
yang sangat sulit untuk diubah.

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


MASALAH KEPENDUDUKAN
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
MASALAH PELACURAN ATAU PROSTITUSI
ASPEK SOSBUD YG MEMPENGARUHI KESEHATAN
MASALAH KESMAS YG TIMBUL BERHUBUNGAN DG ASPEK SOSBUD
MASALAH KEPENDUDUKAN
1. Peningkatan jumlah penduduk
2. Penyeberan penduduk (geografis, adminstratif dan politis)
3. Tingkat kesejahteraan yang belum merata
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan terbagi menjadi lingkungan fisik, biologis dan sosial.
Masalah lingkungan fisik yang terjadi di Indonesia adalah problem kualitas udara,
air, tanah, perumahan dll.
Masalah lingkungan biologis; mencakup organisme hidup
Masalah lingkungan sosial, biasanya mencakup individu, kelompok dan
masyarakat
Enam masalah lingkungan yang ada di Indonesia:
1. Makanan
2. Air
3. Energi
4. Perubahan iklim
5. Keanekaragaman hayati
6. polusi
7. Masalah pelacuran
Faktor penyebab adalah endogen dan eksogen.
Endogen yaitu dorongan nafsu yang lebih besar dibandingkan akal sehat, sifat
malas, keinginan hidup mewah dg cara yg salah.Eksogen; bisa berupa faktor
ekonomi dijadikan sebagai alasan seseorang untuk menjadi pelacur
ASPEK SOSBUD YG MEMPENGARUHI KESEHATAN
1. Kebiasaan makan
2. Peranan makanan dalam konteks budaya
a. Pola budaya terhadap makanan
b. Adanya pola perbedaan
makan/konsumsi/makanan pokok setiap hari
c. Adanya perbedaan cita rasa, aroma,warna dan bentuk fisik makanan dr
setiap suku/etnis
d. Adanya bermacam jenis nama dr mknan tsb
3. Masalah tabu dalam makanan
4. Pola hidup & tradisi pemeliharaan kesehatan kurang baik.
ASPEK SOSBUD YG MEMPENGARUHI KESEHATAN
5. Sikap fatalisme
6. Nilai/norma (pamali)
MASALAH KESMAS YG TIMBUL BERHUBUNGAN DG ASPEK SOSBUD
Adapun masalah kesmas yg timbul berhubungan dg aspek sosbud adalah masalah
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana dan gizi.

SIKLUS PENYAKIT
PENGERTIAN SIKLUS
Adalah putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yang berulang-ulang secara
tetap dan teratur; daur;
Contoh
siklus kehidupan; putaran hidup dari lahir sampai mati;
siklus kardiak; siklus dalam sekali denyut jantung
PENGERTIAN PENYAKIT
Adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan,
disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhi oleh penyakit tsb
Jadi siklus penyakit adalah….?
Klasifikasi penyakit:
 Penyakit menular
 Penyakit tidak menular
 Penyakit kronis
Klasifikasi penyakit
Penyakit tidak menular
Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis
atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia.
Penyakit kronis
Penyakit yang berlangsung sangat lama (lebih dari 6 bulan).

PENDIDIKAN KESEHATAN DLM KELUARGA


Pendidikan dan Pendidikan Kesehatan
Pengertian Pendidikan
Proses menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia
melalui pengajaran, sehingga dlm pendidikan ini perlu di pertimbangkan umur
(proses perkembangan) klien dan hubungannya dengan proses belajar.
Pendidikan dan Pendidikan Kesehatan
PengertianPendidikan Kesehatan
Merupakan proses perubahan perilaku scr terencana pd diri individu, klpk
atau masyarakat u/ dpt lebih mandiri dlm m’capai tujuan hidup sht.
A. Pengertian
Suatu proses mendidik individu / masyarakat supaya mereka dapat
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi (Sarwono,2004).
B. Proses pendidikan Kesehatan
Seperti halnya proses pendidikan lainnya, pendidikan kesehatan mempunyai
unsur input, proses dan output (Sarwono, 2004).
Keterangan :
• Input : subjek belajar.
• Masukan alat : tenaga, fasilitas, kurikulum, system administrasi dll.
• Lingkungan : keluarga, masyarakat dan sekolah
• Proses pengajaran : merupakan proses interaksi antara input, masukan alat
dan pengaruh lingkungan.
• Hasil langsung : merupakan tingkah laku subjek setelah belajar melalui
proses belajar-mengajar, sesuai dengan materi / bahan yang dipelajari.
• Hasil akhir : merupakan sikap dan tingkah laku subjek setelah ada di dalam
masyarakat.
Konsep Pendidikan Kesehatan
• Proses menjembatani gap antara informasi kesehatan dan tindakan kesehatan
(President’s Committee on Health Education)
• Perpaduan berbagai pengalaman belajar yang dirancang untuk memudahkan
adopsi secara sukarela perilaku yang kondusif bagi kesehatan (Green et al,
1980)
1. Prinsip-prinsip promkes pada keluarga
1. Ditujukan untuk anggota keluarga yang memerlukan pengobatan dan
atau perawatan, pengunjung, keluarga pasien
2. Memberikan pemahaman kepada keluarga atas masalah kesehatan
yang diderita pasien
3. Memberdayakan keluarga dalam kesehatan
4. Menerapkan “proses belajar” di fasilitas yankes
2. Tujuan promkes pada keluarga
1. Bagi Pasien sebagai anggota keluarga
• Mengembangkan perilaku sehat
Manfaat yang didapat antara lain:
 Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien
 Mencegah terserang penyakit yang sama atau kekambuhan
 Mencegah terjadinya penularan ke orang lain
 Menyebarluaskan pengalamannya sehingga orang lain dapat
belajar
• Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
 Bagi Keluarga
• Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien
• Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit
• Membantu agar tidak menularkannya ke orang lain

Anda mungkin juga menyukai