Limbah industri jamu merupakan salah satu jenis usaha yang dalam proses
produksinya menghasilkan berbagai jenis limbah padat maupun cair. Penanganan
yang selama ini dilakukan oleh industri banyak dilakukan secara kimia maupun
fisika. Metode ini hanya digunakan untuk mengurangi kandungan COD pada limbah,
tetapi kadar COD masih tergolong tinggi. Kadar COD dalam limbah akan berkurang
seiring dengan berkurangnya konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam
air limbah. Cara ini dinilai kurang efektif dalam penanganan limbah industri jamu,
oleh sebab itu perlu dilakukan pembedaan jenis limbah menjadi padat dan cair.
Pembedaan ini diperlukan dalam mempermudah proses pengolahan lanjutan limbah
industri jamu.
a. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh industri jamu antara lain berupa ampas
jamu, sisa potongan bahan yang tidak layak diolah, sisa bagian tanaman yang
tidak dimanfaatkan dalam produksi jamu dan sebagian kecil plastik atau kertas
pembungkus. Pada Ampas jamu atau limbah padat lain memang belum umum
dimanfaatkan sebelumnya. Namun, kenyataannya bahwa masih terdapat
selulosa/serat, rantai karbon lain atau jenis zat organik pada ampas tersebut
sehingga sebenarnya masih dapat diolah. Salah satu cara yang dapat dan pernah
dilakukan adalah pemanfaatan selulosa pada ampas untuk dikembangkan sebagai
sumber energi biomassa atau biogas. Selain ampas, dapat pula ditambah dengan
jenis limbah padat lainnya. Selain itu, dapat pula dijadikan sebagai pupuk
organik. Gambar cara pembuatan biogas sederhana tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 cara pembuatan biogas sederhana