Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Pengolahan Limbah Jamu

Limbah industri jamu merupakan salah satu jenis usaha yang dalam proses
produksinya menghasilkan berbagai jenis limbah padat maupun cair. Penanganan
yang selama ini dilakukan oleh industri banyak dilakukan secara kimia maupun
fisika. Metode ini hanya digunakan untuk mengurangi kandungan COD pada limbah,
tetapi kadar COD masih tergolong tinggi. Kadar COD dalam limbah akan berkurang
seiring dengan berkurangnya konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam
air limbah. Cara ini dinilai kurang efektif dalam penanganan limbah industri jamu,
oleh sebab itu perlu dilakukan pembedaan jenis limbah menjadi padat dan cair.
Pembedaan ini diperlukan dalam mempermudah proses pengolahan lanjutan limbah
industri jamu.

a. Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan oleh industri jamu antara lain berupa ampas
jamu, sisa potongan bahan yang tidak layak diolah, sisa bagian tanaman yang
tidak dimanfaatkan dalam produksi jamu dan sebagian kecil plastik atau kertas
pembungkus. Pada Ampas jamu atau limbah padat lain memang belum umum
dimanfaatkan sebelumnya. Namun, kenyataannya bahwa masih terdapat
selulosa/serat, rantai karbon lain atau jenis zat organik pada ampas tersebut
sehingga sebenarnya masih dapat diolah. Salah satu cara yang dapat dan pernah
dilakukan adalah pemanfaatan selulosa pada ampas untuk dikembangkan sebagai
sumber energi biomassa atau biogas. Selain ampas, dapat pula ditambah dengan
jenis limbah padat lainnya. Selain itu, dapat pula dijadikan sebagai pupuk
organik. Gambar cara pembuatan biogas sederhana tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 cara pembuatan biogas sederhana

Proses penguraian limbah organik secara umum, alur proses


pencernaan/digesting limbah organik sampai menjadi biogas dimulai dengan
pencernaan limbah organik yang disebut juga dengan fermentation/digestion
anaerob. Pencernaan tergantung kepada kondisi reaksi dan interaksi antara bakteri
methanogens, non-methanogens dan limbah organik yang dimasukkan sebagai
bahan input/feedstock kedalam digester. Proses pencernaan ini (methanization)
disimpulkan secara sederhana melalui tiga tahap, yaitu: hidrolisis (liquefaction),
asidifikasi (acyd production), dan metanogenesis (biogas production). Namun,
ditinjau dari tahapan sederhananya, berikut adalah 10 tahapan tersebut:
1. Plastik disusun rangkap untuk mengantisipasi kebocoran dan ujungnya
digunakan pipa sebagai inlet dan outlet.
2. Pipa inlet dan outlet diletakkan sejajar sehingga jika sudah penuh digester
yang diisi maka akan keluar melalui outlet. Hal tersebut juga dibuat sejajar
dengan volume digester dalam kondisi 80%-85%.
3. Bagian tengah pipa diberi saluran sebagai tempat keluarnya gas yang
terbentuk. Saluran gas di sambung dengan pipa pralon yang ukurannya lebih
kecil dari pipa pada inlet dan outlet. Kemudian di beri penampung dan kran
penutup.
4. Pada ujung saluran disusun sebuah kompor yang digunakan sebagai pengujian
gas yang terbentuk. konstruksi digester dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi kebocoran.
5. Pertama digester diisi dengan ampas jamu dan air yang dicampur hingga
homogen. Larutan atau campuran tersebut diukur pH dan suhu pada bak
pencampuran, inlet dan outlet. (hidrolisis)
6. Setelah dilakukan pengukuran suhu dan pH, larutan dimasukkan kedalam
digester sekitar 85% dari volume digester yang digunakan. (asidifikasi)
7. Fermentasi : biarkan proses fermentasi berjalan sekitar 30 sampai 45 hari agar
gas yang dihasilkan berkualitas tinggi. Pada waktu seminggu, gas metan
sebenarnya telah mulai dihasilkan.(metanogenesis) (akan dibahas lebih
mendalam pada pembahasan berikutnya)
8. Untuk menampung gas yang dihasilkan dalam pembuatan biogas ini
dipergunakan penampung. Gas yang terbentuk akan terlihat dalam penampung
yang menggelembung.
9. Untuk melakukan pengecekan, kita dapat menyalahkan kompor yang telah
dihubungkan sebelumnya.
10. Limbah dapat terus ditambahkan setiap hari sehingga penggunaan biogas
dapat dilakukan secara rutin dan berkelanjutan.
11. Sisa dari limbah hasil proses produksi biogas disebut lumpur atau slurry.
Karena masih mengandung unsur hara yang cukup, kita un bisa
memanfaatkannya sebagai pupuk kompos.

Anda mungkin juga menyukai