Tembakau sangat berperan dalam pendapatan usaha tani yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi. Di Indonesia terdapat beberapa jenis tembakau yang diproduksi, misalnya Virginia, burley, rajangan, tembakau yang dikeringkan dengan matahari dan udara, serta tembakau untuk cerutu (Mipanesia, 2010). Cerutu merupakan hasil olahan tembakau yang dubuat dari lembaran-lembaran daun tembakau yang diiris maupun tidak, tanpa menggunakan bahan pengganti yang digunakan dalam pembuatannya (Mipanesia, 2010).
Cerutu merupakan gulungan utuh yang difermentasi atau dikeringkan yang
memiliki bentuk yang mirip dengan rokok, tetapi cerutu dibungkus dengan daun tembakau. Ada tiga bagian yang ada pada cerutu yaitu isi, lapisan dalam, dan lapisan kulit luar yang terdiri dari daun-daun tembakau jenis tertentu. Lapisan kulit luar disebut pembalut atau omblad, lapisan kedua disebut pembungkus atau dekblad, dan bagian dalam terdiri dari rajangan tembakau disebut pengisi atau filler (Cahyono, 1998).
Proses pembuatan cerutu meliputi peracikan isi (filler), pengukusan
(steaming), penimbangan (weighting), pembentukan kepompong (bunching), pencetakan kepompong (molding), pembungkusan kepompong (wrapping), aging, sortasi, dan penyelesaian akhir (finishing) (Korohama, 2009).
a. Peracikan isi (filler)
Peracikan isi merupakan kegiatan membuat bahan baku tembakau untuk pengisi (filler). Setiap proses peracikan tergantung dari jenis cerutu yang akan diproduksi dan setiap jenis cerutu mempunyai komposisi bahan filler yang berbeda. b. Pengukusan (Steaming) Pada tahap steaming, filler yang sudah ditentukan komposisinya di steam dengan tujuan untuk menghilangkan bau menyengat dari bahan tembakau, mencegah hama dan menyatukan aroma tembakau yang bermacam-macam tersebut. c. Penimbangan (Weighting) Weighting yaitu tahap penimbangan filler. Penimbangan filler disesuaikan dengan ukuran cerutu yang akan diproduksi. Penimbangan dilakukan untuk tiap batang cerutu. d. Pembentukan kepompong (Bunching) Pada tahap bunching, filler yang sudah ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam alat pelinting cerutu bersama dengan bahan untuk pembalut (omblad). Hasilnya berbentuk seperti kepompong (bunch). Ukuran panjang dari kepompong cerutu rata-rata lebih panjang yaitu antara 2 sampai 3 cm dari standar ukuran cerutu jadi. e. Molding Molding yaitu pencetakan cerutu yang telah berbentuk kepompong (plop press). Pencetakan cerutu dilakukan selama 20 sampai 30 menit agar cerutu berbentuk simetris dan untuk mempertahankan filler agar tidak mengembang setelah dibungkus dengan omblad. f. Wrapping. Wrapping yaitu proses pembungkusan cerutu dengan bahan dekblad wrapper dengan menggunakan alat pelinting cerutu. Setelah melalui proses wrapping kemudian diratakan kembali dan dipotong dengan alat khusus untuk memberi bentuk agar panjang dan diameternya sesuai dengan yang diinginkan. g. Drawing test. Drawing test merupakan proses untuk mengetahui kekuatan hisap sebuah cerutu. Drawing test dilakukan setelah cerutu yang melalui proses wrapping dipotong dengan alat pemotong dan diratakan dengan alat perata cerutu. Untuk cerutu jenis long filler kekuatan hisapan yang diperlukan sebesar 3,5 sampai 5,5 satuan hisap, sedangkan cerutu soft filler dan smallcigar diperlukan kekuatan hisap yaitu sebesar 3,5 sampai 7 hisapan. Tujuan drawing test ini untuk kenikmatan konsumen dalam menghisap cerutu. h. Aging Aging merupakan proses penyimpanan cerutu di gudang penyimpanan (gudang pemanasan). Perbedaannya dengan steaming yaitu steaming bersifat sementara sedangkan aging bersifat jangka panjang. i. Sortasi (selecting) Sortasi merupakan tahap akhir yaitu memisahkan cerutu dengan warna yang sama dan cerutu dengan bentuk yang baik. j. Finishing Finishing yaitu tahap pemberian label jenis dan tanggal pembuatan cerutu.
Jenis cerutu yang diproduksi di Indonesia adalah jenis cerutu berbatang
pendek (small cigar), cerutu berbatang sedang (soft filler), dan cerutu berbatang panjang (long filler). Perbedaan ke tiga cerutu ini selain dari ukuran juga dari bahan yang digunakan. Cerutu berbatang pendek biasanya terbuat dari sisa-sisa tembakau premium atau cacahan tembakaun utuh. Dua rasa saus vanila dan cengkeh biasa digunakan sebagai isian dari small cigar. Small cigar terdiri dari beberapa merk yaitu Macho Vanila dan Macho Golf (Savitri, 2013). Cerutu berbatang sedang (soft filler) lebih banyak di minati oleh penikmat cerutu karena bentuknya yang tidak terlalu panjang ataupun tidak telalu pendek. Jenis ketiga yaitu Cerutu berbatang panjang (long filler). Cerutu berbatang panjang yang dibuat dari kumpulan daun tembakau utuh yang digulung menjadi satu, dengan satu lapisan binder dan ditutup oleh wrapper. Berdasarkan kualitas, cerutu berbatang panjang terdiri dari tiga macam, yaitu paling baik, baik, dan sedang, sedangkan berdasarkan ukurannya terdiri dari empat macamm yaitu MD Premium, MD Robusto, MD Panatella, dan Cadenza Robusto. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A dan Soedarmanto. 2010. Budidaya Tembakau. CV Yasaguna:
Jakarta.
Cahyono, B. 1998. Tembakau Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta:
Kanisius.
Djojosudiro, S. 1991. Petunjuk Praktis Menanam Tembakau. Surabaya: Usaha
Nasional.
Korohama, C. 2009. Cerutu, Sebuah Sentuhan Kenikmatan Kelas Atas.
Mipanesia. 2010. Zat Kimia Dalam Rokok. Yogyakarta: Aditya Media.
Savitri, Ayu Dyah. 2013. Studi Proses Pengolahan Cerutu di Koperasi Karyawan PTPN X (PERSERO) Candijati Arjasa Jember. Laporan Kuliah Kerja. Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Standardisasi Nasional. 1989. Mutu dan Cara Uji Cerutu.
http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%2001-0393-1989.pdf. [18 Mei 2016]