Anda di halaman 1dari 17

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“Terapi Modalitas : Okupasi Menghias Vas Bunga Menggunakan Stik Eskrim”

Disusun Oleh
Kelompok J’18
Silvika Sari, S.Kep
Hani Octavia Rahayu. S.Kep
Tuti Anggraini, S.Kep
Rahmi Wulandari, S.Kep
Dini Novita Sari, S.Kep
Mimi Afnita Sari, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Topik :Terapi Modalitas “Okupasi Menghias Vas Bunga


Menggunakan Stik Eskrim”
Terapis : Mahasiswa Program Profesi FKEP UNAND
Sasaran : 9 orang
Tempat : Ruang Tengah Wisma Cinta Kasih
Waktu : 40 menit

A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih (Depkes RI,
2011). Dengan bertambahnya usia banyak fungsi tubuh menjadi menurun yang
berdampak pada biologis seperti menjadi malas beraktifitas, gangguan
mobilitas, mata kabur, pendengaran kurang, terjadi inkontinensia urin, ingatan
menurun, dan lain-lain. Sedangkan pada aspek psikososial lansia akan
kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga sehingga berpotensi
menimbulkan stress psikososial (Depkes, 2000).
Proses menjadi tua adalah tahap akhir dari perjalanan hidup manusia,
yang ditandai dengan penurunan semua fungsi alat-alat tubuh seseorang.
Dengan menurunnya fungsi alat-alat tubuh ini, seseorang akan menjadi sangat
terbatas atau mengalami keterlambatan dalam memenuhi kebutuhannya untuk
kehidupan sehari-hari. Akibat dari keadaan ini akan memberikan dampak
biopsikososial dan spiritual pada usia lanjut .Pada lanjut usia terjadi perubahan
atau penurunan baik secara fisik,mental, sosial dan spiritual. Terjadinya
perubahan pada persyarafan yaitu daya ingat menurun.
Demikian pula pada lanjut usia yang mengalami penurunan fungsi kerja
otak diperlukan latihan dan aktifitas otak agar kemunduran fungsi tersebut
dapat ditekan. Bila hal tersebut tidak dilakukan bukan hanya kualitas hidup
yang tidak optimal tetapi berbagai penyakit pikun atau demensia lebih banyak
dan lebih cepat menghinggap pada usia lanjut nantinya. Otak memiliki
elastisitas bahwa kita dapat membangun neuron dan susunannya di dalam
jaringan otak untuk mengembalikan fungsi-fungsinya.
Salah satu terapi aktivitas yang dapat melatih daya ingat dan melindungi
diri dari gejala demensia di masa usia lanjut yaitu terapi okupasi melakukan
kegiatan keterampilan, contohnya menghias vas bunga dengan stik eskrim.
Menghias vas bunga merupakan kegiatan kreatifitas menggunakan benda-
benda unik sehingaa mengasilkan produk yang menarik untuk. Hal ini
bertujuan untuk melatih organ otak untuk mengingat hal dan tidak mudah
pikun. Penelitian yang dilakukan di Univercity of Texas menemukan beberapa
orang lansia yang di tugaskan untuk mempelajari keterampilan baru seperti
fotografi digital, merajut atau keduanya yang tentunya memerlukan aktivitas
fisik dan otak, membuat memori terangsang menjadi kuat kembali. Dengan
kegitana ini maka lansia akan terangsang kreatifnya untuk berpikir dan
melakukan keterampilan dengan baik dan menarik.
Oleh karena itulah, kami mengangkat terapi aktifitas kelompok, terapi
okupasi menghias vas bunga dengan stik eskrim.

B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Lansia diharapkan dapat mempertahankan fungsi fisik, meningkatkan
gerak, sendi, otot, dan koordinasi gerakan serta meningkatkan fungsi
kognitif daya ingat dan kreatifitas.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 40 menit lansia diharapkan:
- Meningkatkan gerak tubuh pada lanisa
- Melatih strategi kognitif daya ingat dan kreatifitas pada lansia
- Dapat bersosialisasi dengan teman sebaya yang dirawat di wisma yang
sama
- Kejenuhan pada lansia selama dirawat berkurang
- Mampu mengembangkan imajinasinya dengan menghias vas bunga
- Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya

C. Manfaat
1. Membantu memudahkan seseorang yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas sehari-hari karena mengalami gangguan kesehatan
2. Mengalami masalah yang berkembang akibat bertambahnya usia
3. Membantu pemulihan seseorang yang memiliki masalah medis tertentu
seperti stroke, penyakit jantung, diabetes
4. Lansia belajar untuk saling memberi dan menerima serta bekerjasama
5. Lansia bereksperimen dan mencoba ide bersama-sama menghiasi vas
bunga menggunakan stik eskrim dengan berbagai warna
6. Membuat keterampilan pada lansia akan memberikan kemampuan pada
lansia untuk eksplorasi kreatifitas dan merasakan dirinya sadar dengan
orang lain, serta sebagai rekreasi
7. Membuat keterampilan dapat memberikan sarana untuk melepaskan diri
dari ketegangan stress yang dihadapi lingkungan (Wong, 2010)

D. Sasaran
Sasaran dari kegiatan TAK ini adalah sebagai berikut:
1) Lansia berumur lebih dari 60 tahun berjumlah 3 tim (pertim berisikan 3
orang anggota).
2) Lansia yang dirawat di Wisma Cinta Kasih
3) Lansia dalam kondisi yang memungkinkan untuk diajak melakukan
kegiatan keterampilan dan kondisi sehat
4) Lansia tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang
dapat menghalangi proses terapi okupasi
5) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
6) Lansia yang mau berpartisipasi dalam terapi okupasi

E. Kegiatan
Strategi Pelaksanaan
Kegiatan TAK Kegiatan Peserta Waktu PJ Media
Fase Orientasi
 Membuka acara dan  Menjawab salam 5 menit Leader Micropho
memberikan salam ne
 Memperkenalkan Speker
semua anggota  Menjawab
kelompok dan memperkenalkan
nama-nama pertim diri
 Menyanyikan yel-  Menyanyikan yel-
yel yel
 Menjelaskan topik  Mendengar dan
dan tujuan TAK memperhatikan
 Menjelaskan
kontrak waktu dan
Bahasa
Fase Kerja
 Menjelaskan aturan  Mendengar dan 20 Leader dan Speker
kegitan TAK memperhatikan menit Fasilitator Laptop
 Memberikan Kertas
instruksi sambil  Mendengar dan gambar
membagikan alat memperhatikan Pensil
dan hiasan vas warna
bunga
 Mendampingi
lansia dalam  Mengerjakan

menghiasi vas kegiatan

bunga menghias vas

 Setelah selesai bunga

menghiasi vas  Mengangkat

bunga, tim pertama tangan

yang selesai harus


mengangkat tangan
dan mengangkat
vas yang sudah di
hias
 Memberikan  Mendengarkan
penjelasan dan dan merespon
mengapresiasi kerja pujian
setiap tim
Penutup
 Mengevaluasi  Menyampaikan 10 Leader
respon lansia respon selama Menit Fasilitator
setelah menghias kegiatan Observer
vas bunga
 Memberikan  Menerima
reinforcement reinforcement
positif kepada positif
lansia
 Memberi  Peserta aktif
kesempatan kepada bertanya
peserta TAK untuk
bertanya
 Bertanya kepada
 Peserta aktif
peserta TAK
menjawab
bagaimana
perasaannya
setelah mengikuti
TAK
 Memberikan
 Bersalaman
hadiah kepada
dengan mahasiswa
pemenang dan
dan menerima
semua tim
kenang-kenangan
 Menutup
pertemuan dan
memberi salam
 Menjawab salam
 Bersalam-salaman
antara lansia
dengan lansia dan
 Bersalaman dan
perawat dengan
foto bersama
lansia dan berfoto
bersama

1. Jenis Program Terapi Okupasi


 Kegiatan keterampilan menghias vas bunga
2. Karakteristik kegiatan terapi okupasi
 Melatih motorik halus
 Melatih persepsi sensori : penglihatan dan imajinasi lansia
 Mengenal bentuk motorik halus dan kasar
 Melatih lansia untuk menyusun warna stik pada vas bunga dan
daya ingat
3. Karakteristik Peserta
 Lansia usia > 60 tahun
 Jumlah peserta ± 3 orang lansia pertim
 Keadaan umum mulai membaik
 Peserta kooperatif
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
 Hari/ tanggal : Jum’at, 2 Agustus 2019
 Waktu : 09.00 – 09.40 WIB
 Tempat : Ruang tengah Wisma Cinta Kasih
5. Metode
 Gambar
 Audio
6. Alat – alat yang digunakan (Media)
 Vas bunga
 Lem
 Stik Eskrim
 Kertas mar-mar
 Hadiah menarik
7. Orientasi dan uraian tugas
Leader : Mimi Afnita Sari
Observer : Tuti Anggraini
Fasilitator : Silvika Sari
Hani Octavia Rahayu
Dini Novita Sari
Rahmi Wulandari
a. Uraian tugas sebagai berikut:
1) Leader, tugasnya:
a) Membuka acara permainan
b) Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c) Menjelaskan tujuan dari kegiatan
d) Kontrak waktu dan acara
e) Mengatur jalannya kegiatan mulai dari pembukaan
sampai selesai.
f) Mengarahkan kegiatan.
g) Memandu proses kegiatan.
h) Menyampaikan pelaksanaan dari TAK yang akan
dilakukan
2) Fasilitator, tugasnya:
a) Membimbing lansia melakukan kegiatan.
b) Memberi motivasi dan semangat kepada lansia dalam
menghias vas bunga
c) Memperhatikan respon lansia saat menghias vas bunga
d) Mengajak lansia untuk bersosialisasi dengan perawat
(mahasiswa)
3) Observer, tugasnya:
a) Mengawasi jalannya kegiatan.
b) Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir.
c) Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses
kegiatan.
d) Mengevaluasi kegiatan
e) Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan

F. Skema Penatalaksanaan Terapi Bermain atau Setting Tempat

Fasilitator
Leader

Fasilitator Fasilitator

Tim 1 Tim 3

Tim 2 Fasilitator

Pembimbing Obsever

G. Proses Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Evaluasi apakah jumlah peserta sesuai dengan rencana awal yaitu 3 orang
dalam 3 tim.
b. Evaluasi apakah settingan tempat sudah sesuai dengan rencana, apakah
TAK berjalan tepat waktu atau tidak
c. Evaluasi apakah anggota kelompok hadir semua dan menepati tempat
masing-masing sesuai dengan settingan tempat yang direncanakan
2) Evaluasi Proses
a. Evaluasi proses berlangsungnya acara terapi aktivitas kelompok yang
dilakukan mulai dari awal sampai akhir
b. Evaluasi apakah peserta dapat mengikuti aturan yang telah ditetapkan,
apakah ada peserta yang keluar masuk selama TAK berlangsung
c. Evaluasi bagaimana partisipasi peserta dalam kegiatan yang
dilakukan
d. Evaluasi apakah anggota kelompok sudah sesuai denga tugas masing-
masing
3) Evaluasi Hasil
a. Evaluasi bagaimana hasil yang dicapai dari
kegiatan terapi aktifitas kelompok yang telah dilakukan
b. Apakah dapat mencapai target yang telah
ditentukan atau tidak
H. Dokumentasi
Catat semua hasil kegiatan terapi aktifitas kelompok (TAK) yang telah
dilakukan pada sesi 1 dengan lengkap, lampiran foto pelaksanaan TAK dan
daftar absensi peserta.
Lampiran Materi
A. Pengertian Terapi Okupasi
Terapi Okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat atau
pasien yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan
latihan/aktivitas mengerjakan sasaran yang terseleksi (okupasi) untuk
meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari,
produktivitas dan pemanfaatan waktu luang dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (World Federation of Occupational Therapy,
2010).
Terapi okupasi adalah prosedur rehabilitasi yang di dalam aturan medis
menggunakan aktivitas-aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara
manual, kreatif, rekreasional, edukasional, dan sosial serta industrial untuk
memperoleh keuntungan yang diharapkan atas fungsi fisik dan respon-respon
mental pasien (Willard and Spackman’s, 2013).

B. Tujuan Terapi Okupasi


Adapun tujuan terapi okupasi menurut Riyadi dan Purwanto (2009), adalah:
1. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi mental
 Menciptakan kondisi tertentu sehingga lansia dapat
mengembangkan kemampuannya unutk dapat berhubungan dengan
orang lain dan masyrakat sekitarnya.
 Membantu melepaskan dorongan emosi secara wajar
 Membantu menemukan kegiatan sesuai bakat dan kondisinya
 Membantu dalam pengumpulan data untuk menegakkan diagnosa
dan terapi
2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan gerak,
sendi, otot, dan koordinasi gerakan.
3. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari – hari seperti makan,
berpakaian, buang air kecil, buang air besar dan sebagainya.
4. Membantu lansia menyesuaikan diri dengan tugas rutin dirumah dan
memberi saran penyederhanaan (siglifikasi) ruangan maupun letak alat
kebutuhan sehari-hari.
5. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan
kemampuan yang dimiliki
6. Menyediakan berbagai macam kegiatan agar dicoba lansia untuk
mengetahui kemampuan mental dan fisik, kebiasaan, kemampuan
bersosialisasi, bakar, minat, dan potensi lainnya dari pasien dalam
mengarahkannya ke pekerjaan yang tepat dalam latihan kerja.
7. Mengarahkan minat dan hobi untuk dapat digunakan setelah lansia
kembali dilingkungan masyarakat.
8. Membantu penderita untuk menerima kenyataan dan menggunakan
waktu selama masa rawat dengan berguna.

C. Cara Pelaksanaan
Perawat akan menjelaskan cara melakukan kegiatan dan mendampingi lansia
dalam menghias vas bunga.

D. Karakteristik Terapi
1. Sederhana
2. Kreatif
3. Terampil

E. Usia
Usia lansia > 60 tahun

F. Fungsi Bermain
Menurut Djunaedi & Yitnarmuti (2001) fungsi terapi okupasi adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai perlakuan psikiatri yang spesifik untuk membangun
kesempatan-kesempatan demi hubungan yang lebih memuaskan,
membantu pelepasan, atau sublimasi dorongan (drive) emosional,
sebagai suatu alat diagnostik.
2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang
gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi gerakan.
3. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian,
belajar menggunakan fasilitas umum (telepon, televisi, dan lain-lain),
baik dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan lain-lain.
4. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di
rumahnya dan memberi saran penyederhanaan (siplifikasi) ruangan
maupun letak alat-alat kebutuhan sehari-hari.
5. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara, dan meningkatkan
kemampuan yang masih ada.
6. Eksplorasi prevokasional untuk memastikan kemampuan fisik dan
mental pasien, penyesuaian sosial, dan ketertarikan, kebiasaan-kebiasaan
kerja, keterampilan, dan potensial untuk dipekerjakan.
7. Mengarahkan minat dan hobi agar dapat digunakan.

G. Indikasi Terapi Okupasi


1. Lansia dengan kelainan tingkah laku seperti lansia harga diri rendah yang
disertai dengan kesulitan berkomunikasi
2. Ketidakmampuan menginterprestasikan rangsangan sehingga reaksi
terhadap rangsangan tidak wajar
3. Lansia yang mengalami kemunduran
4. Lansia dengan cacat tubuh serta gangguan kepribadian
5. Lansia yang mudah mengekspresikan perasaan melalui aktivitas
6. Lansia yang mudah belajar sesuatu dengan praktek langsung dari pada
membayangkan (Riyadi & Puryanto, 2009).

H. Hal-hal yang Harus Diperhatikan


1. Media/alat harus sesuai dengan taraf perkembangan usia.
2. Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan dan minat lansia.
3. Ulangi suatu cara untuk melakukannya sehingga lansia terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa lansia bila lansia sedang tidak ingin  melakukannya
5. Jangan memberikan alat terlalu banyak atau sedikit.
I. Prinsip Kegiatan Di Panti
1. Tidak banyak energy dan sederhana
2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan lansia
3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit

J. Hambatan Yang Mungkin Muncul


1. Lansia tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap kegiatan
2. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap lansia pada waktu yang
bersamaan.

K. Antisipasi Hambatan
1. Libatkan fasilitator dalam melakukan kegiatan keterampilan
2. Jika lansia tidak kooperatif, ajak lansia melakukan kegiatan secara perlahan-
lahan
3. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan lansia terhadap kegiatan
4. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan lansia dengan tenaga kesehatan
lainnya. (Markum, dkk., 2005)

.
DAFTAR PUSTAKA

Anggani, S. (2010). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo

Lenore, K. (2007). The Geriatric Depression Scale (GDS). Hartford Institute for

Geriatric Nursing, NYU College of Nursing.

Potter, P. A, Perry. (2013). Fundamental of Nursing (edisi 4). Jakarta: EGC

Miller, C.A. (2004). Depression and sicial support. Effective treatmants for

homebound elderly adults. Journal Of Gerontological Nursing.

Nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika


Potter, P. A, Perry. (2013). Fundamental of Nursing (edisi 4). Jakarta: EGC

Riyadi, S. dan Purwanto, T. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Stanley, M., Beare, P.G. (2007). Gerontological Nursing. Jakarta: EGC.


World Federation of Occupational Therapy.(2010). Statement on Occupational
Therapy
Lembar Observasi Pelaksanaan Terapi Okupasi

NO Aspek yang Dinilai Ya Tidak


I Struktur Terapi Okupasi
1. Persiapan media terapi okupasi
a. Vas bunga
b. Audio
2 Kelengkapan jumlah mahasiswa:
a. Leader (1)
b. Fasilitator (4)
c. Observer (1)
3 Kegiatan berjalan tepat waktu
II Proses Terapi Okupasi
1. Pembukaan, Leader :
a. Membuka acara terapi okupasi dengan mengucapkan
salam
b. Memperkenalkan diri dan meminta peserta menyebutkan
nama
c. Menjelaskan kontrak waktu
d. Menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan dan
tujuan kegiatan
e. Memberikan contoh kepada peserta bentuk vas bunga
yang sudah di hias
f. Memimpin jalannya kegiatan dari awal sampai akhir
2. Pelaksanaan
Leader :
a. Leader menjelaskan cara menghias kepada peserta
b. Leader memberikan contoh kepada peserta bentuk vas
bunga yang sudah di hias
c. Memberikan kesempatan pada peserta untuk ikut
memulai kegiatan
d. Mengatur waktu kegiatan
Fasilitator :
a. Mengarahkan peserta untuk menghias vas bunga
b. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan kegiatan
c. Membantu leader dalam mengkondisikan peserta agar
fokus pada jalannya kegiatan
Pelaksanaan terapi berlangsung tepat waktu
3. Evaluasi : observer
a. Memberikan Check list pada lembar evaluasi kemajuan
peserta
4. Terminasi :
a. Memberikan reward kepada tim terbaik oleh leader, dan
fasilitator
b. Memberikan trik penyelesaian tugas dalam kegiatan
c. Leader mengucapkan terima kasih
III Hasil Terapi Okupasi
1. Peserta Terapi Okupasi :
a. Peserta terapi okupasi antusias mengikuti kegiatan
menghias vas bunga
b. Peserta mengikuti kegiatan sampai dengan selesai.
c. Lansia mampu menyelesaikan kegiatan menempel
stik eskrim pada vas bunga setidaknya setengah dari
bagian vas bunga

Anda mungkin juga menyukai