Disusun Oleh
Kelompok J’18
Silvika Sari, S.Kep
Hani Octavia Rahayu. S.Kep
Tuti Anggraini, S.Kep
Rahmi Wulandari, S.Kep
Dini Novita Sari, S.Kep
Mimi Afnita Sari, S.Kep
A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih (Depkes RI,
2011). Dengan bertambahnya usia banyak fungsi tubuh menjadi menurun yang
berdampak pada biologis seperti menjadi malas beraktifitas, gangguan
mobilitas, mata kabur, pendengaran kurang, terjadi inkontinensia urin, ingatan
menurun, dan lain-lain. Sedangkan pada aspek psikososial lansia akan
kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga sehingga berpotensi
menimbulkan stress psikososial (Depkes, 2000).
Proses menjadi tua adalah tahap akhir dari perjalanan hidup manusia,
yang ditandai dengan penurunan semua fungsi alat-alat tubuh seseorang.
Dengan menurunnya fungsi alat-alat tubuh ini, seseorang akan menjadi sangat
terbatas atau mengalami keterlambatan dalam memenuhi kebutuhannya untuk
kehidupan sehari-hari. Akibat dari keadaan ini akan memberikan dampak
biopsikososial dan spiritual pada usia lanjut .Pada lanjut usia terjadi perubahan
atau penurunan baik secara fisik,mental, sosial dan spiritual. Terjadinya
perubahan pada persyarafan yaitu daya ingat menurun.
Demikian pula pada lanjut usia yang mengalami penurunan fungsi kerja
otak diperlukan latihan dan aktifitas otak agar kemunduran fungsi tersebut
dapat ditekan. Bila hal tersebut tidak dilakukan bukan hanya kualitas hidup
yang tidak optimal tetapi berbagai penyakit pikun atau demensia lebih banyak
dan lebih cepat menghinggap pada usia lanjut nantinya. Otak memiliki
elastisitas bahwa kita dapat membangun neuron dan susunannya di dalam
jaringan otak untuk mengembalikan fungsi-fungsinya.
Salah satu terapi aktivitas yang dapat melatih daya ingat dan melindungi
diri dari gejala demensia di masa usia lanjut yaitu terapi okupasi melakukan
kegiatan keterampilan, contohnya menghias vas bunga dengan stik eskrim.
Menghias vas bunga merupakan kegiatan kreatifitas menggunakan benda-
benda unik sehingaa mengasilkan produk yang menarik untuk. Hal ini
bertujuan untuk melatih organ otak untuk mengingat hal dan tidak mudah
pikun. Penelitian yang dilakukan di Univercity of Texas menemukan beberapa
orang lansia yang di tugaskan untuk mempelajari keterampilan baru seperti
fotografi digital, merajut atau keduanya yang tentunya memerlukan aktivitas
fisik dan otak, membuat memori terangsang menjadi kuat kembali. Dengan
kegitana ini maka lansia akan terangsang kreatifnya untuk berpikir dan
melakukan keterampilan dengan baik dan menarik.
Oleh karena itulah, kami mengangkat terapi aktifitas kelompok, terapi
okupasi menghias vas bunga dengan stik eskrim.
B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Lansia diharapkan dapat mempertahankan fungsi fisik, meningkatkan
gerak, sendi, otot, dan koordinasi gerakan serta meningkatkan fungsi
kognitif daya ingat dan kreatifitas.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 40 menit lansia diharapkan:
- Meningkatkan gerak tubuh pada lanisa
- Melatih strategi kognitif daya ingat dan kreatifitas pada lansia
- Dapat bersosialisasi dengan teman sebaya yang dirawat di wisma yang
sama
- Kejenuhan pada lansia selama dirawat berkurang
- Mampu mengembangkan imajinasinya dengan menghias vas bunga
- Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
C. Manfaat
1. Membantu memudahkan seseorang yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas sehari-hari karena mengalami gangguan kesehatan
2. Mengalami masalah yang berkembang akibat bertambahnya usia
3. Membantu pemulihan seseorang yang memiliki masalah medis tertentu
seperti stroke, penyakit jantung, diabetes
4. Lansia belajar untuk saling memberi dan menerima serta bekerjasama
5. Lansia bereksperimen dan mencoba ide bersama-sama menghiasi vas
bunga menggunakan stik eskrim dengan berbagai warna
6. Membuat keterampilan pada lansia akan memberikan kemampuan pada
lansia untuk eksplorasi kreatifitas dan merasakan dirinya sadar dengan
orang lain, serta sebagai rekreasi
7. Membuat keterampilan dapat memberikan sarana untuk melepaskan diri
dari ketegangan stress yang dihadapi lingkungan (Wong, 2010)
D. Sasaran
Sasaran dari kegiatan TAK ini adalah sebagai berikut:
1) Lansia berumur lebih dari 60 tahun berjumlah 3 tim (pertim berisikan 3
orang anggota).
2) Lansia yang dirawat di Wisma Cinta Kasih
3) Lansia dalam kondisi yang memungkinkan untuk diajak melakukan
kegiatan keterampilan dan kondisi sehat
4) Lansia tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang
dapat menghalangi proses terapi okupasi
5) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
6) Lansia yang mau berpartisipasi dalam terapi okupasi
E. Kegiatan
Strategi Pelaksanaan
Kegiatan TAK Kegiatan Peserta Waktu PJ Media
Fase Orientasi
Membuka acara dan Menjawab salam 5 menit Leader Micropho
memberikan salam ne
Memperkenalkan Speker
semua anggota Menjawab
kelompok dan memperkenalkan
nama-nama pertim diri
Menyanyikan yel- Menyanyikan yel-
yel yel
Menjelaskan topik Mendengar dan
dan tujuan TAK memperhatikan
Menjelaskan
kontrak waktu dan
Bahasa
Fase Kerja
Menjelaskan aturan Mendengar dan 20 Leader dan Speker
kegitan TAK memperhatikan menit Fasilitator Laptop
Memberikan Kertas
instruksi sambil Mendengar dan gambar
membagikan alat memperhatikan Pensil
dan hiasan vas warna
bunga
Mendampingi
lansia dalam Mengerjakan
Fasilitator
Leader
Fasilitator Fasilitator
Tim 1 Tim 3
Tim 2 Fasilitator
Pembimbing Obsever
G. Proses Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Evaluasi apakah jumlah peserta sesuai dengan rencana awal yaitu 3 orang
dalam 3 tim.
b. Evaluasi apakah settingan tempat sudah sesuai dengan rencana, apakah
TAK berjalan tepat waktu atau tidak
c. Evaluasi apakah anggota kelompok hadir semua dan menepati tempat
masing-masing sesuai dengan settingan tempat yang direncanakan
2) Evaluasi Proses
a. Evaluasi proses berlangsungnya acara terapi aktivitas kelompok yang
dilakukan mulai dari awal sampai akhir
b. Evaluasi apakah peserta dapat mengikuti aturan yang telah ditetapkan,
apakah ada peserta yang keluar masuk selama TAK berlangsung
c. Evaluasi bagaimana partisipasi peserta dalam kegiatan yang
dilakukan
d. Evaluasi apakah anggota kelompok sudah sesuai denga tugas masing-
masing
3) Evaluasi Hasil
a. Evaluasi bagaimana hasil yang dicapai dari
kegiatan terapi aktifitas kelompok yang telah dilakukan
b. Apakah dapat mencapai target yang telah
ditentukan atau tidak
H. Dokumentasi
Catat semua hasil kegiatan terapi aktifitas kelompok (TAK) yang telah
dilakukan pada sesi 1 dengan lengkap, lampiran foto pelaksanaan TAK dan
daftar absensi peserta.
Lampiran Materi
A. Pengertian Terapi Okupasi
Terapi Okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat atau
pasien yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan
latihan/aktivitas mengerjakan sasaran yang terseleksi (okupasi) untuk
meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari,
produktivitas dan pemanfaatan waktu luang dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (World Federation of Occupational Therapy,
2010).
Terapi okupasi adalah prosedur rehabilitasi yang di dalam aturan medis
menggunakan aktivitas-aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara
manual, kreatif, rekreasional, edukasional, dan sosial serta industrial untuk
memperoleh keuntungan yang diharapkan atas fungsi fisik dan respon-respon
mental pasien (Willard and Spackman’s, 2013).
C. Cara Pelaksanaan
Perawat akan menjelaskan cara melakukan kegiatan dan mendampingi lansia
dalam menghias vas bunga.
D. Karakteristik Terapi
1. Sederhana
2. Kreatif
3. Terampil
E. Usia
Usia lansia > 60 tahun
F. Fungsi Bermain
Menurut Djunaedi & Yitnarmuti (2001) fungsi terapi okupasi adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai perlakuan psikiatri yang spesifik untuk membangun
kesempatan-kesempatan demi hubungan yang lebih memuaskan,
membantu pelepasan, atau sublimasi dorongan (drive) emosional,
sebagai suatu alat diagnostik.
2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang
gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi gerakan.
3. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian,
belajar menggunakan fasilitas umum (telepon, televisi, dan lain-lain),
baik dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan lain-lain.
4. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di
rumahnya dan memberi saran penyederhanaan (siplifikasi) ruangan
maupun letak alat-alat kebutuhan sehari-hari.
5. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara, dan meningkatkan
kemampuan yang masih ada.
6. Eksplorasi prevokasional untuk memastikan kemampuan fisik dan
mental pasien, penyesuaian sosial, dan ketertarikan, kebiasaan-kebiasaan
kerja, keterampilan, dan potensial untuk dipekerjakan.
7. Mengarahkan minat dan hobi agar dapat digunakan.
K. Antisipasi Hambatan
1. Libatkan fasilitator dalam melakukan kegiatan keterampilan
2. Jika lansia tidak kooperatif, ajak lansia melakukan kegiatan secara perlahan-
lahan
3. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan lansia terhadap kegiatan
4. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan lansia dengan tenaga kesehatan
lainnya. (Markum, dkk., 2005)
.
DAFTAR PUSTAKA
Lenore, K. (2007). The Geriatric Depression Scale (GDS). Hartford Institute for
Miller, C.A. (2004). Depression and sicial support. Effective treatmants for
Ilmu