+ 10V
L1 I
&
2
3
I &
+U αw 1
INH. I
G
4
0V
L1 V1
R
I1
US UD
L
N
Gambar 2.1. Diagram Rangkaian Penyearah Satu Fasa Setengah Gelombang Terkontrol Beban
R-L
I II I
Drehstromquelle
L1 0
0
&
0 +
THREE PHASE SOURCE
0
2
1 3 1 3 1 3
MAINS
F3
0,5 AT I 3 F1
MAINS
L1' + 0 &
L1 N L1 N L1 N
αW +
0 0
INH. I - 1
0
+U 4 2 4 2 4 2 4
G
L1 0,5Ω 0,5Ω 0,5Ω 0,5Ω
0 & II
0 0
-
φ 1
0
2
+ - L2'
+1200 L2'
II 3 +
&
+ 0
αW 0 0
1 3 5 1 3 5
INH. II - + 1
0
φ 1
+U
-1200 + - L3' + 4 L1' L2' L3' N’ L1' L2' L3'
-U + -
L3' III 4 6 2 4 6 2
SYNC.
2 F2
N'
III 1,25AT
-
+15V -15V
Sperrlogik Impulsgruppensteuerung
BLOCK UP LOGIC PULSE GROUP CONTROL L1 N
+10V M3 B6
L1
M
L1
0 &
W1 ±1 0
I=0 INH. I +U +
+
-
G
INH. INH. II
-10V 0V X1 1 Hz N 0,5Ω Last
LOAD
10 Ω
Pulsweitenmodulation +15V -10V
PULSE WIDTH MODULATION 1A
+
1
G 1 3 20mH/1Ω 27Ω/7W 0,5Ω/2W
A B
- 2
60…1kHz + 1 0V
0V G + 3
2 4 47µF 1kΩ
±U - 4
-10V
2…100Hz + + 1
+ 0,5Ω 0,5Ω
+ -
Oscilloscope : 1 buah
SCR : 1 buah
Resistor 27 Ω : 1 buah
Induktor : 20 mH
Sumber AC : 1 buah
Kabel : secukupnya
1. Hubungkan rangkaian seri induktansi, dengan beban berupa tahanan dan ukur berapa
besar tahanannya.
2. Tampilkan dengan osiloskop variabel berikut dengan sudut kontrol α = 90°.
- Tegangan sumber Us
- Tegangan keluaran Ud
- Tegangan koil UL
- Arus beban Id
Vm Sin Wt RL
1. Seberapa besar sudut maksimum untuk arus dapat mengalir secara teori pada beban
campuran ini?
2. Bagaimana kalian menjelaskan fakta bahwa tegangan negatif terjadi di sisi keluaran
rangkaian M1C ketika beban RL dihubungkan?
10 | P O L I T E K N I K N E G E R I M E D A N
2.7. Jawaban Pertanyaan
1. Menurut teori, arus dapat mengalir ketika anoda thyristor lebih positif daripada
katodanya (VAK = +) sehingga thyristor dapat konduksi (ON) selama 0 - radian dan
arus mengalir ke beban selama thyristor konduksi. Maka, sudut maksimum untuk arus
agar dapat mengalir adalah sebesar 180o.
2. Pada beban induktif L, ketika potensial tegangan titik A lebih tinggi dari titik B, maka
anoda lebih positif dari katoda (VAK +). Pada saat VAK + maka SCR dapat diON-kan
dengan memberikan arus gate pada t = . Sehingga SCR akan konduksi selama -
rad dan arus mengalir melalui induktor yang menyimpan energi. Sesaat setelah rad,
tegangan sumber mulai negatif, bersamaan dengan itu V AK negatif dan SCR menstop
srus mengalir melalui induktor. Energi yang tersimpan dalam induktor memaksa aliran
arus tetap berjalan seperti sebelumnya dengan melepas energinya, sehingga tegangan
berubah menjadi negatif.
3. Tegangan sumber AC yang digunakan pada rangkaian telah dikonversikan oleh SCR
menjadi tegangan DC, tegangan keluaran dari SCR akan mengalir ke beban R-L
sehingga tegangan yang terdapat pada belitatan merupakan tegangan DC.
4. a. Tegangan koil berubah tandanya dari sesaat setelah π sampai β rad.
b. Tegangan koil (UL) akan bernilai negatif selama - 2 rad.
c. Belitan akan memperoleh energi pada interval α-π rad derajat dan belitan akan
melepaskan energi ketika SCR OFF, yaitu π-β rad.
11 | P O L I T E K N I K N E G E R I M E D A N
Analisa
Tegangan sumber Us : 16 V
Tegangan keluaran Ud : 16 V
= 90
Maka nilai tegangan rata – rata pada beban, arus rata – rata pada beban R, tegangan keluaran
rms dan arus keluaran rms berdasarkan rumus adalah :
ωL
tanθ=
R
2 x 3,1415926 x 50 x 0,02
¿
27 , 5
6,283185
¿
27 ,5
¿ 0,22848
θ=arc tan0,22848
¿ 12 , 8690
2
Z=√ R 2+ ( ωL )
2
¿ √(27 , 5)2+ ( 6,283185 )
¿ √ 795,7284
¿ 28,2088Ω
12 | P O L I T E K N I K N E G E R I M E D A N
Sudut β pada rangkaian diatas dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan :
tan-1 =
1,5707963
R = 27,5 Ω α = 90° 3 12,8699 0,22462
L = 0,02
ω = 314,159 H
SIN(α- (sin(β-φ))-
φ)*e^(α- (SIN(α-φ)*e^(α-
β° Α tan (φ) φ β (rad) sin(β-φ) β)/tan φ β)/tan φ)
Maka b = 1950.
13 | P O L I T E K N I K N E G E R I M E D A N
Nilai tegangan rata – rata pada beban :
Vm
V dc = (cosα−cosβ)
2π
16
¿ ¿
2 x 3,14
= 2,460 Volt
V dc
I dc =
R
2,460V
¿
27 Ω
¿ 0 , 089 A
1
16 1 1
√ [ { }] 2
¿ ( 195−90 ) − (sin 2(195)−sin 2(90))
2 360 2
1
16 1 1
√ [ { }] 2
¿ ( 105 )− (sin 390−sin 180)
2 360 2
1
16 1
¿ [
√2 360
( 105−0,25 ) ] 2
14 | P O L I T E K N I K N E G E R I M E D A N
1
16
¿ ( 0,291 )2
√2
16
¿ ( 0,539 )
√2
¿6,098 Volt
13 ,14
¿ ¿¿
28,208
15 | P O L I T E K N I K N E G E R I M E D A N
1
sin 1050 cos 298,09960
¿
[ (
13 ,14 1
28,208 360
105−
cos 1 3,09960 )] 2
1
13 ,14 1
¿ [
28,208 360
(105−0,37249) ] 2
13 ,14 104,62751 12
¿ ( )
28,208 360
13 ,14 x 0,5388
¿
28,208
¿ 0,25671 A
Pada hasil pergitungan dan pada hasil simulasi terdapat selisih diantara hasil
Vdc,IdcVrms,Irms dikarenakan pada perhitungan rumus drop pada SCR tidak dihitung.Sedangkan
pada simulasi hampir mendekati dengan nyatanya.
16 | P O L I T E K N I K N E G E R I M E D A N
Kesimpulan
1. Pada rangkaian penyearah satu fasa setengah gelombang terkontrol beban resistif (R),
hubungan antara vAB pada 0 – π rad adalah gelombang sinus.
2. Penambahan beban induktif menyebabkan bentuk gelombang tegangan dan arus pada
beban mengalami perubahan. Hal ini karena penyearah mendapat energi dari induktor,
dimana energi pada induktor memaksa thyristor untuk tetap konduksi selama setengah
siklus negatif tegangan sumber.
3. Semakin besar nilai L pada rangkaian, maka semakin makin besar pula energi yang
tersimpan .
4. Pada penyearah terkontrol beban RL, arus tertinggal 90 dari tegangan.
NIM : 1605033032
17 | P O L I T E K N I K N E G E R I M E D A N
18 | P O L I T E K N I K N E G E R I M E D A N