ACARA PARTANGIANGAN - Doa sebelum khotbah
DILAKSANAKAN - Membaca Perikop Kotbah: Markus 12:41-44
DI RUMAH-RUMAH
RABU 22 JULI 2020
GKPI RESORT GLORIA P.SIMALINGKAR
Selamat malam untuk kita semua. Kita akan memulai
ibadah kita pada malam hari ini. Marilah kita arahkan
hati dan pikiran kita tertuju kepada Tuhan. Kiranya
Tuhan melawat kita.
Kita sejenak saat teduh.
1. Bernyanyi KJ. N0.3:1-2 Kami Puji Dengan Riang
2. Doa Pembukaan: (P: Pemimpin)
P: Marilah kita merendahkan hati kita di hadapan
TUHAN. Kita bersatu dalam doa:
Bapa kami yang bertahta dalam kerajaan Sorga,
kami mengucap syukur dan berterima kasih untuk
kasih setia dan pertolonganMu dalam kehidupan
kami. Mulialah NamaMu yang maha kudus. Saat
ini, kami berkumpul mengadakan acara ibadah di
rumah ini. Berkatilah ibadah kami ini.
Berbelaskasihan lah Engkau ya Bapa. Kami
percaya, saat ini Engkau hadir ditengah-tengah
kami. Dimuliakanlah namaMu dalam ibadah kami
ini. Kiranya iman kami semakin diteguhkan
didalam Engkau. Dalam nama Tuhan Yesus,
dengarkan dan kabulkanlah doa kami ini. Amin.
3. Bernyanyi KJ.N0.220:1-2 Yesus Kristus
Memerintah
4. Membaca Epistel: Yohannes 13:31-35
Setelah perikop ini selesai dibacakan, maka yang
membaca mengucapkan: Berbahagialah orang yang
mendengarkan dan yang menghayati firmanNya.
J : Amin.
5. Bernyanyi KJ.N0.300:1-2 ANDAIKAN YESUS
6. Khotbah:
TUHAN-lah sumber kehidupan dan kebahagiaan
yang sejati. Oleh karena itu, TUHAN layak
PERSEMBAHAN YANG MENDAPAT PUJIAN
DARI TUHAN (Markus 12:41-44)
1. Persembahan sebagai ungkapan apa yang kita
miliki adalah bersumber dari TUHAN.
Saudara-saudara yang terkasih, dalam perikop kotbah
saat ini, Yesus disebutkan sedang berada dalam Bait
Allah. Pada saat itu, di Bait Allah banyak orang
memasukkan persembahan ke dalam peti
persembahan yang tersedia di sana. Banyak orang
kaya memasukkan persembahan dalam jumlah yang
besar. Namun, ada seorang janda miskin
memasukkan persembahan dalam jumlah yang
sangat kecil, yaitu: hanya dua peser. Tetapi Yesus
berkata kepada murid-muridnya bahwa:
persembahan janda miskin itu jauh lebih banyak dari
pada persembahan orang-orang kaya tersebut.
Pernyataan Yesus ini tentu mengherankan, mengapa
Yesus mengatakan hal seperti itu. Padahal jelas
sekali, orang-orang kaya itu memberikan
persembahan jauh lebih banyak dari apa yang
dipersembahkan janda miskin itu.
Dalam Markus 12:44 Yesus berkata: “Sebab mereka
semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda
ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada
padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Dari ayat ini, kita dapat menyimpulkan bahwa janda
miskin ini memberi lebih banyak dari yang lain,
karena yang lain memberi sebagian kecil dari yang
mereka punya, sedangkan janda ini memberi seluruh
yang ia miliki. Jelas sekali, bahwa janda miskin ini
sangat menyadari bahwa, segala sesuatu adalah dari
Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rom. 11:36).
Ada kesadaran di hati janda miskin tersebut bahwa
ditinggikan dan diagungkan. Memberi persembahan
bukan karena faktor tradisi atau kebiasaan.
Persembahan diberikan bukan karena perasaan
sungkan dan terpaksa. Jangan pula, persembahan
diberikan oleh karena pemahaman tabur-tuai. Jika
kita memberi persembahan maka Tuhan akan
memberkati kita, dan menjauhkan kita dari hal-hal
yang buruk. Persembahan bukanlah ‘sogokan’ agar
TUHAN memberkati kita. Tapi kita memberikan
persembahan adalah karena hendak memuliakan
TUHAN. Sebab kita tahu bahwa hidup kita
bersumber dari Dia. Kesadaran bahwa segala
sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia
inilah yang membuat janda miskin dapat memberi
persembahan dengan benar dan dipuji oleh Tuhan
Yesus.
2. Persembahan yang kita berikan bukan
sumbangan atau iuran.
Saudara-saudara yang terkasih, suatu ketika ada
seorang bapak mengungkapkan ketertarikannya
kepada agama Kristen kepada rekannya yang
beragama Kristen. Ia mengungkapkan kerinduannya
agar dapat ikut beribadah dalam kebaktian minggu.
Temannya yang beragama Kristen itupun mengajak
rekannya itu ke gereja dan beribadah bersamanya
pada hari Minggu. Bapak itu mengikuti kebaktian
dengan khidmat, sambil sesekali meminta penjelasan
dari temannya sewaktu ada hal-hal yang tak ia
pahami.  Seusai ibadah, di dalam perjalanan pulang
si Bapak tersebut ditanyakan kesannya tentang
ibadah minggu tersebut. Si Bapak memberikan
kesan yang baik tentang ibadah yang ia ikuti tadi.
Tetapi dengan terbuka, ia berkata: “Hanya ada satu
hal yang mengherankan saya”. Rekannya yang
Kristen itu bertanya: “Apa yang mengherankan
Bapak?” Lalu si Bapak berkata: “Mengapa di
dalam ibadah tadi kita diminta memberikan
sumbangan”. Ternyata si Bapak tersebut merasa
bahwa ketika persembahan dijalankan, ia merasa
sedang dimintai sumbangan. Sehingga ketika ia
memasukkan persembahan, ia sedang merasa
memberikan sumbangan.
Saudara-saudara, ini adalah pemahaman yang salah
mengenai persembahan. Memberikan persembahan
bukan seperti sedang memberikan sumbangan atau
iuran. Sesungguhnya, ketika kita sedang
memberikan persembahan, bukan berarti TUHAN
sedang membutuhkannya. Kita memberikan
persembahan adalah sebagai ungkapan hati kita
meninggikan dan mengagungkan TUHAN. Melalui
persembahan kita, TUHAN dipermuliakan. Hal
inilah yang ditunjukkan janda miskin dalam perikop
kotbah kita saat ini. Melalui persembahannya, ia
memuliakan TUHAN. Walaupun secara ekonomi, ia
hidup dalam kekurangan dan keterbatasan, tetapi hal
itu tidak menghalangi dirinya untuk menyampaikan
persembahan kepada TUHAN. Dengan hartanya
yang tidak seberapa, ia meninggikan TUHAN. Inilah
yang membuat ia mendapat pujian dari Yesus. Oleh
karena itu, jangan tunggu ekonomi kita menjadi lebih
mapan atau lebih baik, maka kita baru memberikan
persembahan.
Saudara-saudara yang terkasih, apa yang ditunjukkan
oleh janda miskin tersebut layak kita teladani.
Ketika kita memberikan persembahan kepada
TUHAN, marilah persembahan yang kita sampaikan
menggambarkan hati kita yang meninggikan dan
mangagungkan TUHAN. Bukan soal seberapa besar
yang kita persembahkan, tetapi yang terutama adalah
hati kita yang memuliakan dan mengagungkan
TUHAN. Amen.
- Doa setelah firman.
7. Bernyanyi KJ. N0.240a:1 Datanglah Yah Sumber 2. Alamat/ SEKTOR :...................................................
Rahmat 3.Jumlah Peserta Kebaktian
4.Jumlah Persembaha:Rp…..………………………..
8. Doa Syafaat: Topik doa
- Pergumulan dalam keluarga
- Saudara-saudara kita yang sakit.
- Anak-anak yang ujian masuk Perguruan Tinggi
- Para medis yang menangani orang-orang sakit.
-Agar vaksin dan obat virus corona segera ditemukan.
9. Bernyanyi KJ.N0.242:1-2 Muliakan Nama Bapa
10 Ayat Persembahan: Kisah Para Rasul 20:35 b:
“Adalah lebih berbahagia, memberi daripada menerima”.
11. Doa Persembahan/ Penutup :
P: Ya, Allah Bapa kami yang ada di sorga, Engkaulah
sumber segala berkat dan rahmat. Kami persembahkan di
sini sebagai dari yang Engkau berikan kepada kami
sebagai kurban persembahan kami kepada-Mu. Adapun
yang kami persembahkan ini ya Tuhan, adalah yang kami
terima juga dari pada-Mu, karena siapakah kami sehingga
dapat memberi kepada-Mu ? Kasihanilah kami, terimalah
kurban persembahan kami ini menjadi dupa yang harum
di hadapan-Mu. Berkati serta peliharalah, agar kami
menggunakan persembahan ini untuk kejayaan kerajaan-
Mu di tengah Gereja-Mu di seluruh dunia ini. Bukalah
hati kami dengan Roh-Mu yang Kudus itu, agar kami
senantiasa mengucap syukur dan terima kasih kepada-
Mu, dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bernyanyi: KJ.N0.363:2 Bagi Yesus
Bagi Yesus kuserahkan hidupku seluruhnya; hati dan
perbuatanku, pun waktuku milikNya. Bagi Yesus
semuanya,
pun waktuku milikNya. Bagi Yesus semuanya, pun
waktuku milikNya.
P : Marilah kita sama-sama mengucapkan doa Bapa kami
P+J : Bapa kami yang di sorga … Amin,
Lembar untuk diisi dan diserahkan kepada Penatua
Sektor :
1. Nama Keluarga:.......... ………………………………….