Anda di halaman 1dari 5

BAB X

RISIKO PRODUKSI/OPERASI

Kegiatan produksi/operasi pada dasarnya adalah proses

transformasi atau perubahan input menjadi output, jadi dalam

proses produksi terdapat: (1) input, yang terdiri dari bahan-bahan,

tenaga kerja, peralatan, tempat, dan lain-lain: (2) proses perubahan,

misalnya terdiri dari pemotongan, pencetakan, penghalusan

perakitan, dan sebagainya tergantung pada bidang produksinya:

serta (3) output, yaitu produk yang dihasilkan dari suatu proses

produksi.

Dari mulai input, proses sampai pada penanganan output

akan memengaruhi produktivitas (termasuk efektivitas, efisiensi dan

kualitas) dari kegiatan produksi tersebut, oleh karena itu semuanya

harus terkendali. Risiko bisa bersumber dari input, pada saat

proses, atau pun penanganan produk jadi.

A. Sumber-sumber Risiko Produksi

Dari sisi input risiko produksi bisa disebabkan oleh berbagai

faktor seperti: (Tony Pramana, 2011)

a. Kualitas bahan yang rendah.

Kualitas bahan yang rendah akan dapat menimbulkan


kesulitan pada saat proses produksi, selanjutnya akan

memengaruhi kualitas produk jadi, seperti tingginya kecacatan

produk, atau produk tidak memenuhi standar.

b. Ketersediaan bahan tidak terjamin.

Ketersediaan bahan yang tidak terjamin jelas akan

mengganggu kelancaran proses produksi. Kegiatan produksi bisa terhenti, karena kekurangan bahan
atau keterlambatan

datangnya bahan. Terhentinya proses produksi atau produksi

di bawah kapasitas yang seharusnya akan dapat

menimbulkan kerugian yang besar, karena tenaga kerja

menganggur, sementara gaji harus diberikan. Lebih dari itu

terhambatnya produksi akan mengganggu kelancaran

pemenuhan permintaan konsumen. Pada akhirnya akan

meningkatkan biaya dan menurunkan pendapatan.

C. Kelemahan pada tenaga kerja bagian produksi.

Kelemahan tenaga kerja bagian produksi bisa berupa

keterampilannya yang rendah, kelalaian dan sebagainya. Hal

ini dapat menimbulkan produktivitas yang rendah, kualitas

produk/pelayanan yang rendah juga tingginya tingkat

kecelakaan kerja dan tingkat absensi. Tentu semua ini akan

menimbulkan konsekuensi terhadap biaya juga pendapatan.

d. Kelemahan pada mesin dan peralatan produksi.

Kelemahan pada mesin dan peralatan bisa berupa

teknologinya yang sudah usang, kesulitan suku cadang, sering


terjadinya kerusakan, dan sebagainya. Hal ini juga sama

dengan kelemahan pada tenaga kerja, dapat menimbulkan

produktivitas & kualitas yang rendah, proses produksi

terganggu, target produksi tidak terpenuhi, akhirnya biaya-

biaya meningkat tetapi pendapatan menurun.

e. Kelemahan pada lokasi.

Faktor lokasi dapat memberikan pengaruh terhadap

kelancaran operasional perusahaan. Lokasi yang strategis

dapat menjadi salah satu keunggulan perusahaan untuk

mencapai tujuannya. Sebaliknya lokasi yang tidak strategis

diantaranya dapat menghambat terhadap akses bahan baku,

sehingga biaya pengadaan bahan baku menjadi mahal,

menghambat akses terhadap pasar, sehingga biaya

pelayanan menjadi mahal, juga akses terhadap tenaga kerja.

Banyak faktor yang menentukan strategis atau tidaknya suatu lokasi perusahaan. Faktor-faktor tersebut
antara lain:

kedekatan terhadap bahan baku, pasar, ketersediaan sarana

& prasarana seperti jalan, terminal, pelabuhan, listrik, telepon,

dan sebagainya.

f. Kelemahan pada tata letak dan desain fasilitas.


Tata letak dan desain fasilitas (tempat kerja) yang baik akan

dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif serta dapat

menghemat biaya. Sebaliknya tata letak dan desain fasilitas

yang tidak baik bisa menimbulkan beberapa kerugian seperti

terganggunya rasa aman, ketenangan, kenyamanan dan

konsentrasi dalam bekerja, yang selanjutnya menimbulkan

banyaknya kesalahan kerja, mudah lelah dan menurunnya

gairahnya kerja. Bila hal ini terjadi, maka produktivitas kerja

akan rendah. Selain itu tata letak dan desain fasilitas kerja

yang tidak baik akan dapat menimbulkan pemborosan, karena

meningkatnya biaya-biaya tertentu seperti biaya material

handling, penerangan, pemeriksaan dan air conditioning.

B. Beberapa Upaya untuk Meminimalkan Risiko Produksi/

Operasi (Tony Pramana, 2011)

Upaya untuk meminimalkan risiko produksi/operasi

diantaranya adalah dengan melakukan perencanaan dan

pengendalian produksi/operasi yang baik mulai dari input, proses

produksi dan output produksi. Beberapa upaya tersebut diantaranya

adalah:
 Pemilihan lokasi usaha yang strategis.
 Penyusunan tata letak yang tepat.
 Desain fasilitas yang baik.
 Manajemen mutu.
 Perencanaan dan pengendalian persediaan lahan, barang
dalam proses dan produk jadi, termasuk pergudangannya.
 Penerapan metode kerja yang baik.
 Pemilihan teknologi dan peralatan/mesin yang tepat

Anda mungkin juga menyukai