KAJIAN TEORI
A. DESKRIPSI TEMA
Indonesia susunan John M Echols dan Hassan Shadily, heritage berarti warisan
atau pusaka. Sedangkan dalam kamus Oxford, heritage ditulis sebagai sejarah,
tradisi, dan nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa atau negara selama bertahun-
heritage adalah sebuah warisan, pusaka, dan kebudayaan yang kita warisi.
warisan budaya masa lalu yang seharusnya diestafetkan dari generasi ke generasi,
pakaian atau busana adat dan tari-tarian. Dan perancang mengambil heritage
sebuah pakaian atau busana adat, yaitu Busana Adat Keraton Yogyakarta yang
B. SUMBER IDE
Sumber ide adalah segala sesuatu, yang berwujud maupun tidak berwujud,
yang digunakan untuk mencapai hasil (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:
102). Menurut Sri Widarwati (1996: 58) sumber ide adalah segala sesuatu yang
15
dapat menimbulkan seseorang untuk menciptakan suatu ide baru. Kemudian
menurut Widjiningsih (2006: 70) sumber ide adalah sesuatu hal yang dapat
ide merupakan segala sesuatu yang terdapat di lingkungan sekitar yang dapat
menimbulkan inspirasi bagi seseorang untuk menciptakan desain baru, dalam hal
ini adalah berupa desain busana. Pengambilan sumber ide dalam pembuatan suatu
desain harus jelas terlihat, sehingga orang akan dapat dengan mudah mengenali
Menurut Chodijah dan Wisri A. Mamdy (1982: 172), pada dasarnya untuk
menciptakan suatu desain busana dapat diilhami dari beberapa sumber yaitu :
Yang termasuk dalam golongan ini adalah pakaian daerah, pakaian nasional
dari berbagai bangsa dan pakaian penduduk asli dari suatu daerah. Misalnya
pakaian daerah dari negara Jepang yaitu kimono, pakaian tersebut dapat
dijakdikan sebagai sumber ide terutama yang menjadi ciri khas dari kimono.
Sumber ide alam sekita berarti dalam membuat suatu karya busana
mengambil inspirasi dari segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Yang
termasuk dalam golongan ini misalnya : gelombang laut, awan, macam – macam
16
Pengambilan sumber ide ini biasanya hanya pada profesi yang mempunyai
ciri khas pakaian yang memang berbeda dengan yang lain, misalnya saja pakaian
seragam TNI, pakaian seragam bengkel, pakaian seragam perawat, dan lain – lain.
4) Peristiwa penting
Pengambilan peristiwa penting sebagai sumber ide ini hanya suatu peristiwa
tahun sekali. Contoh peristiwa penting yang sering digunakan sebagia sumber ide
adalah peristiwa Olimpiade, SEA Games, hari Nasional, peristiwa tradisional, dan
lain – lain.
desain busana dapat diilhami dari berbagai sumber, mulai dari sejarah dan
penduduk asli dunia, alam sekitar, pakaian kerja atau profesi tertentu, dan
peristiwa penting. Dalam mencipta desain ini simber ide yang diambil adalah
Teori pengembangan sumber ide menurut Dharsono Sony Kartika (2004) dapat
a) Teori Stilisasi
Merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan
cara menggunakan obyek atau benda yang digambar, yaitu dengan cara
menggayakan disetiap kontur pada obyek atau benda tersebut. Contoh :
pengambilan ornamen motif batik, tatah sungging, lukisan tradisional
dan lain-lain. Proses stilisasi ini dapat dilakukan dengan menambahkan
detail, pada setiap perubahan sehingga semakin lama detailnya semakin
rumit.
b) Teori Distorsi
Adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian
karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda
17
atau obyek yang digambar. Contoh : karakter wajah gatut kaca dn
berbagai wajah topeng lainnya.
c) Teor Transformasi
Adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian
karakter dengan memindahkan (trans) wujud atau figur dari obyek lain ke
obyek yang digambarkan. Contoh : penggambaran manusia berkepala
binatang atau sebaliknya
d) Teori Disformasi
Merupakan penggambaran entuk yang menekankan pada interpretasi
karakter, dengan cara mengubah bentuk obyek dengan cara
menggambarkan sebagian saja yang lebih dianggap mewakili. Proses
disformasi dapat dilakukan dengan cara mengurangi bagian-bagian dari
detail obyek sehingga menghasilkan desain yang semakin sederhana.
terutama yang akan dijadikan pusat perhatian dari busana tersebut. Selain
diterapkan sehingga tidak menghilangkan ciri khas dari sumber ide yang
diambil. Dalam busana pesta malam ini sumber ide yang diambil
yang berbeda dengan aslinya tetapi tidak menghilangkan ciri dari sumber
ide sebenarnya.
Sumber ide merupakan suatu langkah awal bagi seorang desainer untuk
merangsang lahirnya suatu kreasi yang baru. Akan tetapi, perbedaan cara
18
pandang setiap orang yang berbeda akan membuat karya yang dihasilkan
Sumber ide yang digunakan dalam penciptaan busana pesta malam untuk
dewasa awal ini adalah Busana Adat Keraton Yogyakarta yaitu busana Pesiar
menjadi dua golongan, yaitu busana sehari-hari (nonformal) dan busana untuk
upacara alit (kecil) dan upacara ageng (besar). Busana-busana milik tokoh
kraton yang mempunyai ikatan aturan sesuai usia dan status masing-masing.
Sedang busana milik khalayak umum lebih praktis dan sesuai selera masing-
masing dan mempunyai ciri khas pribadi, Perbedaan lain adalah potongan
atau pola kebaya bagian bawah tidak seperti sekarang, tapi lurus saja seperti
blouse.Pemakaian kain pada busana kebaya jaman dulu sangat kencang dan
singset namun tidak kedodoran. Lipatan Wiron antara busana bangsawan dan
Keraton biasanya setengah panjang dengan jumlah wiron yang cukup banyak.
Dengan ukuran ini, kain yang dikenakan masih akan memperlihatkan garis-
garis bekar lipatan. Sementara itu, letak wiron dari busana kraton berada 2
jari di sebelah kanan dari tengah perut. Ini dimaksudkan agar ketika berjalan
19
tidak tersingkap ke kiri. Perbedaan juga terlihat pada asesoris sanggul tekuk
tersendiri yaitu pada capenya, juga topi yang digunakan seperti gadis-gadis
Belanda. Putri-putri Keraton ini pun juga mampu menunggang kuda. Pada
acara resmi putri Keraton juga membawa kipas yang diberi rantai agar tidak
Busana Pesiar mempunyai ciri berupa busana yang digunakan oleh seorang putri
Sultan pada saat mengadakan perjalanan jauh (keluar daerah). Sang Putri
mengenakan kain / nyamping panjang dengan wiron, kebaya sutera dengan lis
bludiran kecil keemasan, mengenakan topi dengan hiasan bulu, rimong beludru,
20
Dari hal tersebut maka perancang terinspirasi untuk menciptakan busana
pesta malam dengan sumber ide Busana Adat Keraton yaitu Busana Pesiar Putri
Keraton Yogyakarta terutama dari cape stylenya yang khas dan pas dengan model
C. TREND
besar dari inovasi itu dimungkinkan oleh adanya perkembangan teknologi baru
1. Theme 1 Cromatic
Eksplorasi non material seperti cahaya, suara dan gerakan yang dipadukan dengan
dunia nyata dan dapat berinteraksi secara reaksioner dengan indera manusia.
baru yang menghipnotis dan mengundng keingintahuan. Tidak ada bentuk baru
yang terlalu baku, semua bersifat mengalir dan selalu memberikan kejutan yang
berbeda-beda dengan setiap interaksi warna aural dan dinamis menjadi kekuatan
tema ini.
a. Plexus
pusat.
b. Pulse
21
Cahaya yang hilang dan muncul membentuk ola yang seakan-akan sporadis
namun tetap membentuk rangkaian notas cahaya yang beragam dan harmonis.
c. Motion
Energy bersifat elektrik dan begerak aktif, menguat bentuk dan menegaskan
d. Flow
Cahaya yang mengalir seperti mencair dan memudar, memberkan kesan yang
e. Color Bold
Perpaduan warna-warna yang lebih tegas dan terstruktur dengan jelas, yang
disisi lain dapat pula membentuk transisi warna lembut dan bergradasi saat
diolah bersama.
2. Theme 2 Compas
menambahkan kepekaan kita terhadap ruang dan arah. Dalam saat yang
bersamaan kita merasakan sensasi menjadi wrga dunia ketika informasi dengan
tanpa batas berpindah secara cepat tanpa terhalang batas-batas fisik. Sentiment
masa lalu ikut mewarnai tema ini ketika dalam dunia modern yang sangat digital
ini kita masih memendam ikatan emosional terhadap kenangan masa-mas lampau
yang analog.
a. Cartography
22
Perspektif mata urung menjadi inspirasi bagi tekstur dan pola-pola yang
b. Strap
c. Geo-Ethnic
Pola dan motif geometric yang ditemui pada bahan-bahan tradisional menjadi
d. Craftlore
Di saat dunia serba instan orang akan cenderung mencari dan menghargai
dan kesulitan tinggi. Kerajinan adalah cerita yang menjad bagian dari produk.
e. Fix-it
menjadi bagian dari cara kita membentuk produk. Pendekatan utilitarian yang
praktis dan original dalam merangkai sebuah cerita tersendiri dibalik setiap
detil.
3. Theme 3 Citi-Zen
Citi-zen menceritakan dua hal utama, pertama modernitas sebagai pedang bermata
23
terkendali,. Kenyataan ini mengantarka kita pada hal kedua yaitu munculnya
kesadaran baru untuk menjaga keseimbangan dengan alam, suatu prinsip yang
a. Essential
dan tekstur juga melembutkan bentuk menjadi sanagt polos dan bersih tanpa
b. Cleanique
c. Tranquil
dan mendalam dikemas dan diselipakn kedalam suatu wadah yang menjadi
keseharian.
d. Organic
kesederhanaan.
4. Theme 4 Cosmic
Teknologi elah berhasilmenjebatani batasan antara dunia vrtual dan dunia riil,
tangible dan intangible. Dengan mudah apa yang kita projeksikan secara virtual
24
memudahkan informasi dan data dari berbagai bentuk dapat dengan mudah
kedalam sebuah realitas baru yang merupakan hibrida antara real dan unreal.
a. Chimera
pola-pola kosmik dan objek asing, yang tisak lazim seperti bukan dunia ini.
b. Geodesic
Struktur geodesic semakin menjadi umum dan sering ditemui eksplorasi yang
c. Flex
persepsi kita saaat melihat obyek. Bentuk structural yang sangat matematis
d. Ethereal
yang kuat terhadap objek dan ruang sehingga menjadi ilusi yang menarik
untuk eksplorasi.
e. Mineral
Bentuk-bentuk liar dan tidak menentu namun sangat terstruktural, berpola dan
solid seperti mineral yang misterius diwarnai dengan elemen kelam dan
25
Dari trend 2012 yang diambil untuk menyusun konsep desain busana pesta ini
penulis mengambil trend color bold dimana pengambilan perpaduan warna yang
lebih tegas dan terstruktur dengan jelas, serta geo-ethnic yang mengambil
pemilihan bahan dari kain tradisional. Mengesankan busana ini menjadi terlihat
D. KARAKTERISTIK PEMAKAI
“Masa remaja adalah masa peralihan dari anak – anak dengan masa dewasa
dewasa”(Sri Rumini & Siti Sundari, 2004:53). Kurun waktu masa remaja terdiri
dari tiga bagian (Sri Rumini & Siti Sundari, 2004:54), yaitu kurun waktu 10 – 13
gembira, ceria, suka warna – warna yang cerah. Remaja juga selalu berkreasi
dengan mencoba hal – hal baru dalam kesehariannya termasuk dalam pemilihan
busana pesta malam untuk dewasa awal usia 18 – 22 tahun dimana masa dewasa
awal yaitu ketika remaja ini sedang memulai masa transisi menuju dewasa.
Dengan mengambil sumber ide Busana Adat Keraton Yogyakarta yaitu Busana
Pesar Putri Keraton yang diaplikasikan pada cape dengan warna yang cerah
sehingga memberikan kesan meriah dan disesuaikan dengan karakter dewasa awal
E. DESAIN
26
Desain adalah Suatu kreativitas seni yang diciptakan seseorang dengan
pengetahuan dasar kesenian serta rasa indah (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2005: 1).
gambaran suatu obyek yang dibuat berdasarkan susunan garis, bentuk, warna dan
sesuatu yang dapat diwujudkan pada benda nyata atau perilaku manusia, yang
Dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa desain adalah
suatu rancangan obyek atau gambaran yang dibuat berdasarkan susunan garis,
bentuk, warna dan tekstur yang dapat dirasakan, dilihat, didengar dan diraba serta
a. Unsur
Menurut Sri Widarwati (2000: 7) unsur-unsur busana adalah segala sesuatu yang
(1982) berpendapat bahwa unsur desain adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk membuat karya seni rupa yang mempunyai suau wujud (rupa). Sedangkan
menurut Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri (1986: 35) unsur-unsur desain adalah
segala sesuatu yang disusun untuk mendapatkan desain. Dan menurut Ernawati
Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa unsur adalah segala sesuatu
yang digunakan untuk membuat suatu rancangan karya seni/ desain sehingga
27
dapat dibaca atau dimengerti oleh orang lain dalam hal ini adalah rancangan
busana.
1) Garis
Garis merupakan unsur yang paling tua yang digunakan manusia dalam
menurut Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri (1986: 350) garis adalah himpunan
atau kumpulan titik-titik yang yang ditarik dari titik satu ketitik lain, sesuai
dengan arah dan tujuannya. Kemudian menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto (2005: 7),
garis dapat menutupi kekurangan yang terdapat pada bentuk badan manusia dan
berfungsi untuk (a) membatasi bentuk; (b) menentukan model; (c) menentukan
siluet; (d) menentukan arah. Yang dimaksud dengan unsur garis ialah hasil
goresan dengan benda keras di atas permukaan benda alam (tanah, pasir, daun,
batang, pohon dan sebagainya) dan benda-benda buatan (kertas, dinding, papan
merupakan kumpulan dari titik-titik yang digabungkan sesuai dengan arah dan
Menurut Widjiningsih (1982) Pada dasarnya garis ada dua macam yaitu garis
lurus dan garis lengkung. Garis lurus berkesan ketegangan, kepastian, kekakuan
dan ketegasan. Garis lengkung berkesan luwes, indah, feminin, dan lembut. Salah
28
satu contoh penerapan garis pada disain busana adalah garis empire yang terletak
Dari garis – garis yang dibuat selalu memberikan kesan tersendiri atau yang sering
disebut dengan sifat / watak garis. Adapun sifat – sifat garis menurut Ernawati
(2008:202) adalah sebagai berikut :
a) Sifat garis lurus
Garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan kokoh, sungguh-sungguh
dan keras, namun dengan adanya arah sifat garis dapat berubah seperti :
(1) Garis lurus tegak memberikan kesan keluhuran
(2) Garis lurus mendatar memberikan kesan tenang
(3) Garis lurus miring/diagonal merupakan kombinasi dari sifat
(4) garis vertikal dan horizontal yang mempunyai sifat lebih hidup (dinamis).
b) Sifat garis lengkung
Garis lengkung memberi kesan luwes, kadang-kadang bersifat riang dan gembira.
Dalam bidang busana garis mempunyai fungsi :
(1) Membatasi bentuk struktur atau siluet.
(2) Membagi bentuk struktur ke dalam bagian-bagian pakaian untuk
menentukan model pakaian.
(3) Memberikan arah dan pergerakan model untuk menutupi kekurangan
bentuk tubuh, seperti garis princes, garis empire dan lain-lain.
Penggunaan unsur garis yang tepat pada sebuah pembuatan busana tentu akan
menghasilkan karya yang banyak diminati oleh masyarakat. Dalam busana pesta
malam ini unsur garis di apikasikan pada garis princes untuk bustie.
2) Arah
Setiap unsur garis mempunyai arah, dimana arah tersebut terdiri dari empat
macam, yaitu: Arah mendatar, arah tegak, arah miring ke kanan, arah miring ke
kiri (Widjiningsih, 1982). Sedangkan menurut Arifah A. Riyanto (2003) arah dan
garis mempunyai keterkaitan, arah dapat mengubah kesan dari sebuah garis.
29
Kemudian menurut Chodiyah dan Wisri A. Mamdy (1982: 8) Masing-masing arah
Pada setiap benda yang ada disekitar kita dapat diamati adanya arah tertentu,
misalnya mendatar, tegak lurus, miring dan sebagainya. Hal ini sering
dengan arah mendatar karena akan memberi kesan melebarkan, tetapi sebaiknya
menggunakan unsur dengan arah vertikal misalnya garis prinses. Begitu pula
sebaliknya untuk bentuk tubuh yang kurus dianjurkan memakai unsur arah
mendatar.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, arah adalah sesuatu yang
digunakan untuk mengubah sifat dari garis yang berupa arah mendatar, horisontal
serta diagonal dan biasanya dimanfaatkan untuk memberikan kesan tertentu pada
busana yang diciptakan. Pada busana pesta malam untuk remaja ini unsur arah yang
3) Bentuk
Bentuk adalah suatu bidang yang tejadi apabila kita menarik satu garis dan
menghubungi sendiri permulaanya (Widjiningsih 1982: 4). Unsur bentuk ada dua
macam yaitu bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Bentuk dua dimensi adalah
bentuk bidang datar yang dibatasi oleh garis. Sedangkan bentuk tiga dimensi
adalah ruang yang bervolume yang dibatasi oleh permukaaan (Sri Widarwati,
1993). Bentuk adalah wujud yang ditampilkan (Kamus Bahasa Indonesia, 2001:
30
13). Bentuk adalah hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau
bidang dua dimensi (shape), apabila bidang tersebut disusun dalam suatu ruang
maka terjadilah bentuk tiga dimensi atau (form) (Ernawati, 2008 : 203).
Berdasarkan jenisnya bentuk terdiri atas bentuk naturalis atau bentuk organik,
bentuk geometris, bentuk dekoratif dan bentuk abstrak. Bentuk naturalis adalah
bentuk yang berasal dari bentuk - bentuk alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan,
dan bentuk-bentuk alam lainnya. Bentuk geometris adalah bentuk yang dapat
diukur dengan alat pegukur (penggaris, meteran) dan mempunyai bentuk yang
teratur. Sedangkan bentuk dekoratif merupakan bentuk yang sudah dirubah dari
bentuk asli melalui proses stilasi atau stilir yang masih ada ciri khas bentuk
aslinya. Bentuk-bentuk ini dapat berupa ragam hias pada sulaman atau hiasan
lainnya yang mana bentuknya sudah tidak seperti bentuk sebenarnya. Bentuk ini
lebih banyak dipakai untuk menghias bidang atau benda tertentu. Bentuk abstrak
merupakan bentuk yang tidak terikat pada bentuk apapun tetapi tetap
Menurut beberapa pendapat yang diuraikan di atas bentuk adalah bidang yang
dibatasi sebuah permukaaan dan garis yang berbentuk geometris dan bebas
bentuk – bentuk tersebut dapat berupa bentuk kerah, bentuk lengan, bentuk saku,
4) Tekstur
31
Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan
(Sri Widarwati,1993: 14). Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu garis, bidang
maupun bentuk (Widjiningsih, 1982: 5). Tekstur mempunyai pengaruh yang besar
permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang terlihat pada
yang berupa permukaan dari sebuah garis, bidang maupun bentuk yang dapat
dilihat dan dirasakan. Pembuatan busana pesta memilih bahan tidak terlalu
penampilan seseorang. Misalnya saja yang berkilau dan bahan yang trasparan
5) Ukuran
Ukuran adalah sesuatu yang diterapkan dalam garis dan bentuk yang dapat
mempengaruhi hasil suatu desain (Arifah A. Riyanto, 2003). Setiap garis dan
pendek garis dan besar kecil benda menjadi berbeda (Sri Widarwati, 1993 : 10).
Ukuran merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian ataupun
32
Berdasarkan uraian di atas, ukuran adalah segala sesutu yang digunakan untuk
membedakan panjang pendek besar kecil suatu benda dan dapat mengatur
Pada busana pesta malam untuk remaja ini ukuran yang digunakan adalah
Nilai gelap terang adalah suatu sifat warna yang menunjukkan apakah warna
mengandung hitam atau putih (Sri Widarwati, 1993: 10). Nilai gelap terang
pada suatu desain (Widjiningsih, 1982: 5). Nilai gelap terang berhubungan dengan
warna yaitu dari warna gelap sampai warna yang paling terang dan untuk sifat
Sebuah benda dapat terlihat disebabkan adanya cahaya, baik cahaya alam maupun
cahaya buatan. Jika diamati pada suatu benda terlihat bahwa tidak semua bagian-
bagian permukaan benda terkena oleh cahaya secara merata, ada bagian yang
33
terang dan ada bagian yang gelap. Hal ini menimbulkan adanya nada gelap terang
pada permukaan benda yang sering disebut dengan istilah value atau nada gelap
terang.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai gelap terang adalah
suatu sifat warna yang menunjukkan tingkatan warna dari warna tergelap
7) Warna
Warna merupakan unsur desain yang paling menonjol dan dapat mengungkapkan
suasana perasaan atau watak benda yang dirancang (Ernawati, 2008 : 205).
Menurut Sri Ardiati Kamil (1986: 77) warna adalah sebuah elemen disain yang
Warna dapat menunjukkan sifat dan watak yang berbeda-beda dan mempunyai
variasi yang sangat banyak. Misalnya warna panas, warna dingin, warna lembut,
warna ringan, warna sedih, warna gembira dan sebagainya maka ini disebut juga
(1) Warna primer, warna ini disebut juga dengan warna dasar atau pokok,
karena warna ini tidak dapat diperoleh dengan pencampuran hue lain. Warna
(2) Warna Sekunder, warna ini merupakan hasil pencampuran dari dua warna
primer, warna sekunder terdiri terdiri dari orange, hijau dan ungu.
34
(3) Warna intermediet, warna ini dapat diperoleh dengan dua cara yaitu
dalam lingkaran warna atau dengan cara mencampurkan dua warna primer
hijau, biru, hijau, biru ungu, merah ungu, merah orange, kuning orange
(4) Warna tertier. Warna tertier adalah warna yang terjadi apabila dua warna
sekunder dicampur. Warna tertier ada tiga yaitu tertier biru, tertier merah dan
tertier kuning.
(5) Warna kwarter. Warna kwarter adalah warna yang dihasilkan oleh
pencampuran dua warna tertier. Warna kwarter ada tiga yaitu kwarter hijau,
b) Menurut Ernawati dkk (2008) warna menurut sifatnya dapat dibagi atas 3
bagian yaitu :
(1) Sifat panas dan dingin yang termasuk dalam warna panas ini yaitu warna
yang mengandung unsur merah, kuning dan jingga. Warna panas ini memberi
menonjol. Sedangkan warna yang mengandung unsur hijau, biru, ungu disebut
warna dingin. Warna dingin lebih bersifat tenang, pasif, tenggelam, melankolis
(2) Sifat terang dan gelap suatu warna disebut dengan value warna. Value
warna ini terdiri atas beberapa tingkat. Untuk mendapatkan value ke arah yang
lebih tua dari warna aslinya disebut dengan shade, dilakukan dengan
35
penambahan warna hitam. Sedangkan untuk warna yang lebih muda disebut
(3) Sifat terang dan kusam. Sifat terang dan kusam suatu warna dipengaruhi
intensitas kuat akan kelihatan lebih terang sedangkan warna yang mempunyai
c) Kombinasi Warna
Untuk menambah suatu desain menjadi lebih indah, maka penggunaan warna
tidak hanya satu macam saja namun dapat dikombinasikan menjadi beberapa
warna. Menurut Ernawati (2008) kombinasi warna dapat dibagi menjadi enam
yaitu :
(1) Kombinasi monokromatis atau kombinasi satu warna yaitu kombinasi satu
warna dengan value yang berbeda. Misalnya merah muda dengan merah, hijau
dalam lingkaran warna. Seperti merah dengan merah keorenan, hijau dengan
bertentangan letaknya dalam lingkaran warna, seperti merah dengan hijau, biru
terletak pada semua titik yang membentuk huruf Y pada lingkaran warna.
36
Misalnya kuning dengan merah keunguan dan biru keunguan, Biru dengan
segitiga dalam lingkaran warna. Misalnya merah, kuning dan biru, orange.
b. Prinsip Desain
tercapai perpaduan yang memberi efek tertentu (Sri Widarwati, 2000 : 15). Prinsip
Menurut uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip desain
37
1) Harmoni (keselarasan)
berbeda tetapi membuat tiap-tiap bagian itu tetap kelihatan bersatu (Sri
adalah suatu prinsip dalam seni yang menimbulkan kesan adanya kesatuan
melalui pilihan dan susunan obyek serta ide-ide. Keselarasan dapat diwujudkan
dalam garis, bentuk, warna dan tekstur. Kemudian menurut Ernawati (2008 : 211)
harmoni adalah prinsip desain yang menimbulkan kesan adanya kesatuan melalui
pemilihan dan susunan objek atau ide atas adanya keselarasan dan kesan
kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam suatu benda,
atau antara benda yang satu dengan benda lain yang dipadukan.
Menurut uraian di atas keselarasan adalah kesatuan unsur sebuah disain yang
melalui susunan obyek yang diterapkan dalam garis, bentuk, warna dan tekstur.
Menurut Sri Widarwati (1993) adapun aspek-apsek dalam prinsip harmoni atau
Keselarasan dalam garis dan bentuk misalnya bebe dengan kerah bulat begitu juga
Tekstur yang kasar tidak dikombinasikan dengan tekstur yang halus. Penerapan
38
Penggunaan warna hendaknya tidak terlalu banyak agar tidajk terkesan ramai.
Pedoman yang baik dalam pemberian warna dalam busana yakni tidak lebih dari 3
warna.
2) Proporsi
Proporsi adalah hubungan satu dengan yang lain dalam satu susunan
besar atau lebih kecil dan memberi kesan adanya hubungan satu dengan yang
lainya yaitu busana dengan pemakainya (Sri Widarwati, 1993: 17). Proporsi
adalah prinsip tentang hubungan antara bagian desain secara menyeluruh (Sri
Ardiati Kamil, 1986: 62). Proporsi adalah perbandingan antara bagian yang satu
adalah hubungan antara satu dengan yang lainya secara menyeluruh untuk
menampakkan lebih besar kecilnya benda dalam susunan tertentu yang dipadukan
Apabila dalam pembuatan busana, prinsip ini tidak diperhatikan maka busana
3) Balance (keseimbangan)
39
desain seperti garis, warna, bentuk dan lain-lain dalam suatu desain dapat
memberikan rasa puas atau ”sreg” dihati (Sri Ardiati Kamil, 1986: 63)
Menurut Widjiningsih (1982: 15) keseimbangan dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :
(a) keseimbangan formal adalah keseimbangan dari obyek bagian kiri
sampai kanan, tenga atau pusat desain dengan jarak yang sama;
(b) keseimbangan informal adalah keseimbangan dari obyek yang tidak
mempunyai perhatian yang obyek bagiannya tidak sama dan diletakkan
pada jarak yang berbeda dari pusat;
(c) keseimbangan Abivious adalah keseimbangan dari obyek bagian kiri
dan kana tidak serupa tetapi keduanya mempunyai daya tarik yang sama.
Suatu keseimbangan dapat terwujud apabila penggunaan unsur-unsur desain
seperti garis, bentuk, warna dan yang lain dalam satu desain dapat memberi
rasa puas (Widjiningsih, 1982: 15).
4) Irama
mata dari suatu bagian ke bagian yang lain (Sri Widarwati,1993: 17). Menurut
Arifah A. Riyanto (2003: 57) irama yang merupakan suatu pergerakan yang
teratur dari satu bagian kebagian yang lainnya. Sedangkan menurut Widjiningsih
(1982: 17) dalam seni irama dapat diartikan sebagai suatu bentuk pergerakan
dalam disain tersebut berirama. Kemudian menurut Ernawati (2008 : 212) Irama
dalam desain dapat dirasakan melalui mata dan dapat menimbulkan kesan gerak
gemulai yang menyambung dari bagian yang satu ke bagian yang lain pada suatu
Menurut Ernawati (2008 : 212) ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
40
(a) Pengulangan bentuk secara teratur
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bisa ditarik kesimpulan irama adalah suatu
pergerakan yang teratur yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu bagian
Aksen merupakan sesuatu yang pertama kali membawa mata pada hal yang
penting dalam suatu rancangan atau yang sering disebut dengan center of interest /
bagian yang disebut lebih menarik dari bagian-bagian lainnya, dan ini disebut
dengan perhatian (Sri Widarwati, 1993: 21). Menurut Widjiningsih (1982: 20)
untuk menciptakan melalui penggunaan warna, garis, bentuk dan ukuran yang
kontras serta pembarian hiasan. Sedangkan menurut Sri Ardiani Kamil (1986: 61)
suatu bagian atau elemen seprti garis, warna , nilai gelap terang dan lain-lain yang
terlihat bagus.
Menurut Ernawati (2008, 212) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
41
Sesuai dengan uraian yang telah dijelaskan, bisa disimpulkan bahwa pusat
perhatian adalah bagian busana yang lebih menraik dibandingkan bagian lainnya
yang dapat berupa warna, garis, bentuk dan ukuran yang kontras serta dalam
pemberian hiasan
yang dapat menunjang bagian yang lain yang akan memberikan sentuhan bahwa
2. DESAIN BUSANA
Menurut Ernawati (2008 : 195) desain berasal dari Bahasa Inggris (design) yang
berarti “rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncul kata desain
rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda seperti busana. Desain
kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain
ini mudah dibaca atau di pahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain
Widarwati (1993: 2) disain busana adalah rancangan atau suatu obyek atau benda
42
susunannya berupa garis, bentuk, warna dan tekstur. Sedangkan menurut Arifah
A. Riyanto (2003: 1) disain busana adalah suaru model rancangan yang berupa
gambar dengan mempergunakan garis, bentuk, siluet, ukuran tekstur yang dapat
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk rumusan
dalam wujud gambar yang menjadi dasar dalam pembuatan busana yang dibuat
dengan tujuan tertentu yang berdasarkan garis, bentuk, siluet, ukuran. Gambar
tersebut merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang
kepada orang lain. Setiap busana adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses
desain.
b. Penggolongan desain
Desain struktur pada busana disebut juga dengan siluet busana (silhoutte). Siluet
adalah garis luar dari suatu pakaian,tampa bagian-bagian atau detail seperti lipit,
kerut, kelim, kup dan lain-lain(Ernawati, 2008 : 196). Menurut Sri Widarwati
(1993: 2) disain struktur adalah berdasarkan susunan bentuk, warna dan tekstur
dari suatu benda. Sedangkan menurut Arifah A. Riyanto (2003: 7) disain struktur
adalah suatu susunan garis, bentuk yang dipadukan menjadi suatu rancangamn
dan Bustle. Desain struktur adalah susunan garis, bentuk, warna dan tekstur dari
43
Berdasarkan uraian di atas desain struktur adalah desain yang terdiri dari susunan
garis, bentuk, warna dan tekstur yang dipadukan menjadi berbagai macam busana.
Menurut Sri Widarwati (1993: 2) desain hiasan adalah desain yang berfungsi
(2003) disain hiasan adalah suatu desain yang dibuat untuk memperindah desain
struktur baik sebagai hiasan maupun mempunyai fungsi ganda. Disain hiasan
1992: 1).
Berdasarkan pendapat di atas, disain hiasan adalah desain yang berfungsi untuk
memperindah disain struktur suatu benda baik sebagai hiasan atau fungsi.
Desain hiasan pada busana mempunyai tujuan untuk menambah keindahan desain
struktur atau siluet. Desain hiasan dapat berupa krah, saku, renda, sulaman,
Menurut Sri Widarwati (1996: 72) dalam gambar atau membuat sketsa
penyajian gambar adalah teknik – teknik yang digunakan untuk menggambar atau
membuat sketsa – sketsa untuk menciptakan desain busana, yang terdiri dari
ide dan menerapkannya pada kertas secepat mungkin atau secara spontan. Dalam
44
design sketching ini kita harus dapat mengembangkan style dengan cara kita
sendiri.
Jadi seorang pembuat pola harus dapat membaca sketsa dan menganalisa dari
koleksi yang ditujukan pada pelanggan (buyer). Oleh karena itu dalam penyajian
gambar dan pengaturannya (Lay Out) harus memperhatikan hal- hal berikut :
d) Menempelkan contoh bahan pada sheet, jangan terlalu besar cukup 2,5 cm
x 25 cm.
fashion yang dimaksudkan untuk tujuan proporsi suatu desain. Seorang fashion
ilustrator bertugas membuat sebuah ilustrasi untuk promosi suatu desain dan
biasanya bekerja untuk sebuah majalah, koran, buku, dan lain- lain. Untuk fashion
45
ilustration menggunakan proporsi 9 atau 10 kali tinggi kepala. Dalam hal ini kaki
umumnya digunakan untuk mempromosikan bahan baru dari suatu industri kecil,
biasanya berupa gambar proporsi tubuh dengan menghadap ke depan, luwes dan
menarik.
menggunakan tiga teknik penyajian gambar dalam laporan ini. Penyajian gambar
pertama berupa design sketching, dimana terdapat desain bagian – bagian busana
yang kemudian dikembangkan menjadi satu kesatuan dalam suatu desain busana
production sketching yaitu berupa gambar kerja busana dan gambar kerja hiasan
menggambar bagian depan dan belakang busana, dari sajian gambar ini penyusun
Desain hiasan busana atau garnitur busana adalah segala sesuatu yang
dihiaskan pada busana agar busana tersebut nampak lebih indah (Enny Zuhni
Khayati, 1998 : 17). Disain hiasan adalah desain yang berfungsi untuk
46
memperindah suatu benda (Widjiningsih, 1982: 1). Menurut Sri Widarawati
(1993: 1) disain hiasan busana adalah bagian-bagian dalam bentuk struktur yang
busana dapat berupa kerah, renda, pita, kancing hias, bisban, dan lain – lain.
Untuk membuat desain hiasan yang baik perlu diperhatikan syarat – syarat
sebagai berikut:
d. Bentuk latar belakang harus dipelajari secara teliti dan sama indahnya
e. Hiasan harus cocok dengan bahan desain strukturnya dan sesuai dengan
Keseimbangan dari hiasan juga perlu diperhatikan. Keseimbangan ini secara garis
asimetris.
bagian yang satu sama dengan bagian yang lain. Contohnya bagian kiri sama
besar dengan bagian kanan atau bagian atas sama dengan bagian bawah.
47
2) Keseimbangan asimetri (keseimbangan informal) merupakan keseimbangan
yang dibuat dimana bagian yang satu tidak sama dengan bagian yang lain tetapi
tetap menimbulkan kesan seimbang. Misalnya bagian kanan atas dan kiri bawah
busana setelah mengenakan gaun, rok, blus, kain dan kebaya (Sri Widarwati, 1998
: 33). Pelengkap busana adalah sesuatu yang dipakai untuk melengkapi dalam
berbusana, baik bersifat praktis atau untuk menambah keindahan saja (Prapti
Karomah, 1990: 1). Sedangkan menurut Wasia Rusbani (1985: 177) yang
dikenakannya.
busana adalah segala sesuatu yang digunakan untuk melengkapi atau menambah
Menurut Sri Widarwati (1993) dilihat dari fungsinya pelengkap busana dapat dibagi
pelindung bagi tubuh pemakai. Contohnya sepatu, topi, kaca mata, sarung
48
b. Pelengkap busana estetis
F. BUSANA PESTA
Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, baik
pesta pagi, siang, sore ataupun malam hari (Enny Zuhni Khayati, 1998 : 3).
Sedangkan menurut Prapti Karomah dan Sacilia Sawitri (1998 : 10) busana pesta
adalah busana yang dikenakan untuk menghadiri suatu pesta, dimana pesta
tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pesta pagi, siang dan malam. Busana atau
pakaian adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menutupi dan menghias
merupakan busana yang dikenakan saat acara pesta baik itu pesta pagi siang
Menurut Prapti Karomah dan Sicillia Sawitri (1998), agar tidak salah dalam
pemilihan jenis bahan yang akan dikenakan dalam suatu pesta maka perlu
49
Menurut Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri (1986 : 10) busana pesta pagi
atau siang dapat memakai busana Barat atau Timur atau busana Nasional. Pada
pesta perkawinan lebih baik mengunakan busana Nasional. Busana pesta pagi
dipilih warna yang cerah, berkesan lembut dengan bahan yang menyerap keringat
Sedangkan menurut (Enny Zuhni Khayati, 1998 : 2) busana pesta pagi atau
siang adalah busana yang digunakan pada acara pesta yang diselenggarakan antara
pukul 09.00 – 15.00. Busana yang dikenakan sehari – hari untuk berbagai
kesempatan baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi diwaktu matahari
bersinar.
Berdasarkan uraian di atas busana pesta pagi atau siang hari adalah busana
yang dikenakan pada kesempatan pesta pagi atau siang hari antara pukul 09.00 –
15.00, dengan bahan menyerap keringat dan warna yang tidak terlalu gelap.
b. Pesta Sore
Bahan yang digunakan lebih baik dari pada untuk busana pagi / siang. Warna
yang dipilih lebih mencolok atau lebih gelap. Perhiasan jangan terlalu berkilau
(Prapti Karomah dan Sacilia Sawitri, 1986 : 10). Sedangkan menurut Enny Zuhni
Khayati, (1998 : 9), busana pesta sore adalah busana yang dipakai pada
Menurut Prapti Karomah (1998 : 9), mendefinisikan untuk busana pesta sore
pemilihan bahan sebaiknya yang bertekstur agak lembut dengan warna – warna
yang cerah atau warna yang agak gelap tetapi tidak mencolok.
50
Berdasarkan uraian di atas, busana pesta sore adalah busana yang dikenakan
untuk kesempatan pesta pada sore hari dengan bahan yang bertekstur lembut dan
c. Pesta Malam
Busana untuk pesta malam merupakan busana yang paling mewah, terutama
bagi wanita (Prapti Karomah dan Sacilia Sawitri, 1986 : 10). Menurut Chodiyah
dan Wisri A Mamdy (1982 : 171) busana pesta malam adalah busana yang dibuat
dari bahan yang bagus dengan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa,
1) Undangan resmi
serah terima jabatan, wisuda diperguruan tinggi, upacara akad nikah, resepsi
Undangan tidak resmi misalnya selamatan, syukuran, ulang tahun, perpisahan dan
lain – lain.
51
Busana pesta terdiri dari : gaun, blus, rok, busana Nasional dan busana
daerah. Oleh sebab itu dalam pemilihannya perlu dibedakan busana acara resmi
Siluet busana pesta adalah struktur pada desain busana yang multak yang
harus dibuat dalam dalam sebuah desain (Sri Widarwati,1993). Dalam pembuatan
busana pesta ada beberapa siluet busana yang dapat dipakai, antara lain :
1) Siluet A, yaitu busana dengan model pada bagian bawah lebih lebar dari
pada bagian atas.
2) Siluet Y, yaitu busana yang pada bagian atas lebar dan pada bagian
bawahnya sempit.
3) Siluet I, yaitu busana dengan model bagian atas besar / lebar, bagian badan
/ tengah lurus dan bagian bawah lebar.
4) Siluet S, yaitu busana dengan model pada bagian atas besar, pada bagian
tengah kecil/sempit, dan pada bagian bawah lebar.
5) Siluet T, adalah busana yang mempunyai desain garis leher kecil, ukuran
lengan panjang dan bagian bawah atau rok kecil.
6) Siluet L, adalah bentuk / model busana yang merupakan variasi dari
berbagai siluet.
Pada busana pesta malam untuk remaja ini menggunakan siluet S karena akan
memberikan kesan lebih feminin tetapi tidak sulit untuk bergerak karena pada
bagian bawah rok meskipun span namun ada belahan pada bagian belakang.
dapat berupa pesta pagi, siang sore, atau malam. Menurut Arifah A. Riyanto,
(2003: 203) bahan yang biasa digunakan dalam busana pesta adalah bahan yang
tipis sampai bahan yanga tebal, misalnya sutra, tenun, chiffon, woll, tille dan lain-
52
lain. Sedangkan menurut Sri Widarwati (2000: 7) busana pesta dibuat dari bahan
yang bagus dan menarik sehingga kelihatan istimewa. Untuk kesempatan pesta
bahan yang biasanya dipilih adalah yang memberikan kesan mewah dan pantas
untuk dipakai ke pesta, misalnya : sutra, taf, beludru dan sejenisnya. Tetapi hal itu
juga harus menyesuaikan dengan jenis pestanya, pesta ulang tahun, pesta
Dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja ini menggunakan bahan
yang mempunyai efek berkilau yaitu cotton diamon dan lurik yang terbuat dari
Warna yang digunakan untuk kesempatan busana pesta malam sebaiknya dipilih
dengan warna yang agak tua seperti hitam, coklat tua merah, biru tua, dan sebagainya
Berdasarkan uraian di atas warna yang cocok untuk kesempatan busana pesta
malam untuk remaja, yaitu warna-warna gelap untuk itu penyusun menggunakan
warna ungu, hijau dan warna kuning sebagai kombinasinya. Pemilihan warna
untuk busana pesta biasanya disesuaikan dengan minat atau selera pemakai.
(Widjiningsih, 1982: 5). Sedangkan menurut Sri Widarwati (2000: 14) tekstur
adalah sifat dari permukaan benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Tektur bahan
yang dipakai busana pesta dapat dipilih bahan yang berkilau, lembut, melangsai,
kaku, tebal, tipis, dan lain –lain yang tentunya disesuaikan dengan kondisi
pemakai dan pada kesempatan pesta yang akan dihadiri. Salah satu contoh tekstur
53
bahan yang dapat menjadi pilihan dalam pembuatan busana pesta adalah sutra
4. POLA BUSANA
Pola busana merupakan pola yang akan dipakai dalam pembuatan sebuah
busana. Pola busana dibuat berdasarkan desain busananya. Akan tetapi sebelum
a. Pengambilan Ukuran
1) Lingkar badan I
2) Lingkar Badan II
4) Lingkar pinggang
5) Lingkar panggul
6) Lingkar leher
54
Diukur melingkar pada pangkal lengan melalui ketiak.
8) Lebar muka
Diukur mendatar di bagian muka pada pertengahan kerung lengan dari kiri ke
kanan.
9) Lebar punggung
Diukur mendatar di bagian belakang pada pertengahan kerung lengan dari kiri
ke kanan.
Diukur dari pinggang sampai bagian datar saat duduk pada bidang
datar(kursi).
Diukur dari tulang leher bagian belakang / tengkuk sampai pinggang bagian
belakang.
Diukur dari bahu terendah sampai panjang lengan yang dikehendaki dengan
55
17) Lingkar pergelangan tangan
Diukur dari pinggang ke bawah hingga lantai atau panjang yang diinginkan.
Pola sangat penting artinya dalam pembuatan busana. Baik atau tidaknya busana
yang dikenakan seseorang tergantung benar atau tidaknya dalam pembuatan pola
kerung lengan, kerung leher, bentuk kerah dan lain – lain, ketelitian dalam
memberikan tanda pola seperti bagian – bagian pola, tanda arah serat dan lain
jiplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang nanti dipakai sebagai
contoh untuk menggunting pakaian seseorang, ciplakan bentuk badan ini disebut
Pola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan pemakai,
dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola
lebih rumit dari pada pola standar disamping itu juga memerlukan waktu yang
lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh pemakai.
56
Ada beberapa macam pola konstruksi antara lain : pola sistem Dressmaking, pola
sistem So-en , pola sistem Charmant, pola sistem Aldrich, pola sistem Meyneke
Menggambar pola dasar dengan teknik drapping adalah membuat pola sesuai
dengan ukuran dan bentuk badan seorang model (Ernawati, 2008 : 255). Untuk
atau boneka jahit yang ukurannya sama atau mendekati ukuran model. Sebelum
membuat pola dengan teknik drapping, terlebih dahulu dipersiapkan alat dan
c) Jarum pentul
d) Jarum tangan
e) Penggaris
g) Gunting kain
i) Tali kord
5. TEKNOLOGI BUSANA
57
Teknologi busana adalah suatu cara atau teknik pembuatan busana agar
hasilnya menarik dan nyaman dipakai (Nanie Asri Yuli, 1993). Ada beberapa
Menurut Nanie Asri Yulianti (1993), kampuh adalah kelebihan jahitan atau
tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit.
Sedangkan menurut M.H Wancik (1992 : 76), kampuh adalah bagian pinggiran
kain yang merupakan tempat untuk menggabungkan kain yang satu dengan yang
lain, lalu dijahit sesuai dengan garis pola atau rader. Jadi dapat disimpulkan
1) Kampuh buka
Kampuh buka adalah kampuh yang dibuat dengan cara memadukan bagian
baik dua lembar kain lalu dijahit dan bagian tepinya disetik kecil, disom atau
dapat pula dirompok pada tepi kampuhnya tergantung jenis bahannya (M.H
Wancik, 1992).
Macam – macam kampuh menurut Nanie Asri Yulianti, (1993) terdiri dari :
58
e) Kampuh buka diselesaikan dengan tusuk balut
2) Kampuh tutup
Kampuh ini disebut kampuh tutup karena kelebihan jahitan dari dua bagian
kain yang tidak terbuka tetapi menjadi satu. Macam –macam kampuh tutup
a) Kampuh balik
Kampuh balik adalah kampuh yang dibuat dengan memadukan bagian buruk
dua lembar kain lalu dijahit pinggir sekali kira – kira 5 milimeter saja kemudian
b) Kampuh pipih
Kampuh pipih adalah kampuh yang dibuat pertama – tama dengan cara
melipat pinggiran 2 lembar kain, pinggir kain yang 1 dikelim hingga menutupi
pinggiran yang lain dan dijahit tindas, kemudian sisa kain keliman direbahkan
menutup lagi keliman yang bertiras yang telah dijahit, lalu dijahit tindas lagi
hingga jahitan tindasnya kelihatan dua, tetapi disisi yang lainnya hanya terlihat
satu tindasan.
c) Kampuh perancis
Kampuh perancis adalah kampuh yang dibuat dengan cara melipat pinggiran
kain sekaligus menutup dua, lalu dijahit tindas 1 kali dengan hasil jadi kampuh
adalah 7 – 8 milimeter.
59
d) Kampuh sarung
Kampuh sarung adalah kampuh yang dibuat dengan cara melipat pinggiran
kain 1 lalu dijahit tindas diatas pinggiran kain 2, kemudian pinggiran kain 2 yang
masih bertiras dikelim lalu dijahit tindas, jadi kedua pinggiran kain terlihat 2
tindasan jahitan.
b. Teknologi Interfacing
dipotong sama serupa dengan lapisan singkap dan pemakainya (Goet Poespo,
2005 : 59).
Interfacing tidak berperekat, pada bagian buruk bahan diberi tusuk atau
setikan penahan (pembantu). Interfacing adalah kain keras untuk bagian baju
yang terlalu lemas jika dibuat tanpa bahan pelapis, misal seperti kerah,
c. Teknologi Facing
tiras.
60
Lapisan singkap bisa dipotong baik pada lajur benang yang sama dengan bagian
yang harus dilapisi atau dengan bahan berlajur benang serong (Goet Poespo, 2005
: 68).
Bahan yang digunakan untuk facing menurut Nanie Asri Yulianti (1993)
adalaah sewarna dengan bahan pokok. Berbeda warnanya dengan bahan busana,
d. Teknologi Interlining
leher, kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas,
diantaranya ada yang mempunyai lem atau perekat dan ada yang tidak berperekat.
Interlining yang mempunyai lem atau perekat biasanya ditempelkan dengan jalan
disetrika pada bahan yang akan dilapisi. Begitu juga dengan ketebalannya.
Interlining ini ada yang tebal seperti untuk pengeras kerah dan pengeras pinggang.
Interlining yang relatif tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah
muka, saku, deppun leher, kerah dan lain-lain. Ada dua jenis interlining yaitu :
Jenis ini biasanya digunakan pada bagian kerah dan ban pinggang.
Jenis ini biasanya digunakan untuk melapisi belahan, bagian tengah muka pada
e. Teknologi Lining
61
Lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama
sebahagian maupun seluruhnya (Ernawati : 2008, 182). Bahan lining sering juga
disebut dengan furing. Bahan lining yang sering dipakai diantaranya yaitu kain
ero, kain abutai, kain saten, dan lain-lain. Ada beberapa hal yang perlu
2) Warna bahan
Apabila dalam pengerjaan suatu busana memperhatikan hal – hal tersebut maka
f. Teknologi Pengepresan
kampuh – kampuh terlihat lebih rapi dan pipih. Pengepresan dilakukan setipa kali
bahan busananya. Ada tiga tingkatan dalam proses penyetrikaan atau pengepresan
Kunci untuk memperoleh suatu “penampilan ahli” adalah menyetrika bahan setiap
mulai menjahit kemudian disetrika lagi bilamana pakaian sudah selesai dijahit
62
Proses penciptaan sebuah busana pesta malam untuk dewasa awal ini dimulai
dari langkah pertama yaitu mendesain busana yang akan dituangkan dalam sketsa
desain yang kemudian akan diwujudkan dalam karya yang nyata. Sesuai dengan
tema gelar busana yang akan diselenggarakan yaitu “NEW LIGHT HERITAGE”
dan melalui sumber yang diperoleh dari internet serta buku sehingga mendapat
inspirasi sumber ide yang digunakan, dalam hal ini penyusun menjadikan Busana
Pesiar Putri Keraton Yogyakarta untuk dijadikan inspirasi sumber ide. Hal ini
adalah salah satu heritage dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempuyai ciri
khusus yaitu gaya capenya, serta menampilkan kesan sporty namun tetap anggun,
sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk busana yang diterapkan pada cape
busana pesta malam untuk remaja yang akan menambah keindahan dari busana
yang dibuat. Perwujudan sumber ide tersebut yaitu dengan membuat desain
busana pesta malam untuk remaja berupa long dress (gaun panjang mencapai
Setelah semua informasi tentang sumber ide terkumpul maka dibuatlah desain
digambar bagian muka dan belakang sehingga lebih mudah untuk dibaca. Setelah
itu, pada gambar diberi keterangan tentang detail pakaian serta menempelkan
contoh bahan.
63
Hiasan yang digunakan adalah berupa payet halon, benang mas, dan batu-
Penerapan unsur – unsur dalam busana pesta malam dengan sumber ide Busana
a. Unsur garis diterapkan pada busana yang terdapat pada garis princesse.
yang terdapat pada potongan garis dibagian bustie pada bagian muka dan
hidup, feminin, kokoh dan berwibawa. Sedangkan pada cape terdapat teknik
weaving yang menggunakan arah diagonal atau miring yang akan memberi
c. Unsur warna pada busana pesta malam ini menggunakan kombinasi warna
warna yang digunakan dalam pembuatan busana pesta malam ini adalah
warna dominan ungu dan hijau pada bahan lurik dan warna kuning pada
bahan cotton diamond. Perpaduan warna pada busana ini bertujuan untuk
d. Unsur tekstur pada busana pesta malam ini mempergunakan tekstur halus dan
kaku pada bagian bustie dan cape yang bertekstur sedikit lebih tebal.
64
e. Unsur ukuran yang diterapkan dalam busana pesta malam ini adalah panjang
gaun yang menjuntai sampai lantai atau sering disebut dengan long dress.
f. Unsur nilai gelap terang dalam busana pesta malam ini terdiri dari sifat gelap
yang terdapat pada cape dan rok, sedangkan bagian bustie lebih terang, dan
Penerapan prinsip – prinsip desain dalam pembuatan busana pesta malam ini yaitu
yang akan mengenakan busana ini. Agar saat dikenakan memberikan efek
anggun dan feminin maka dibuat garis – garis diagonal pada busananya.
Hiasan yang dipasang dibuat meriah namun tidak berlebihan agar terlihat
lebih proporsional.
c. Prinsip balance/ keseimbangan yang digunakan pada busana pesta malam ini
adalah keseimbangan simetris yang dapat dilihat dari bagian cape yang
cape. Hal ini dipilih dengan alasan bahwa cape terletak dibagian paling atas
e. Prinsip unity dalam busana pesta malam ini motif, warna, serta unsur yang
65
Dengan menerapkan unsur dan prinsip desain diatas tersebut mka dihasilkan
busana pesta malam dengan sumber ide Busana Pesiar Putri Keraton Yogyakarta
yang memiliki nuansa glamour namun tetap elegan dengan style feminin sporty.
jahitan halus terutama pada bagian sisi dikampuh buka diselesaikan dengan teknik
som gulung.
66
67
Gambar 2. Design Sketching
68
Gambar 4. Presentation Drawing tampak belakang
69
Gambar 5. Desain cape
Catatan :
2. bentuk simetris
70
Gambar 6. Desain Bentuk dan Hiasan Obi
H. GELAR BUSANA
busana yang dikenakan oleh peragawati. Pagelaran adalah pameran mode yang
71
asalnya ingin memamerkan ide-ide hasil rancangan para perancang mode busana
pameran atau parade busana yang dikenakan oleh peragawati untuk memamerkan
Atau dapat pula diartikan sebagai salah satu usaha dalam bidang pemasaran
diantaranya :
c. Sebagai sarana hiburan dalam acara selingan suatu pesta atau pertemuan.
d. Sebagai sarana promosi hasil karya desainer ataupun produk tertentu dari
72
sama dengan pihak lain. Kelebihannya adalah pihak penyelenggara
b. Program Sponsor
Kelebihan gelar busana ini adalah pihak sponsor dapat ikut serta
3. Sarana Pendukung
7), menyatakan ukuran panggung bervariasi baik didalam ukuran dan tinggi ketika
1) Waktu bagi model untuk masuk ke area pertunjukan dari ruang ganti
2) Tinggi, ukuran dan bentuk yang berkaitan dengan ruang dan visibilitas
penonton
73
Panggung merupakan suatu ruang yang secara mendasar merupakan sarana
penentu dalam mencapai tujuan dari sebuah pagelaran. Jenis dan tempat pagelaran
pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa panggung adalah tempat dalam
1) Arena
Panggung arena adalah pertunjukan yang disajikan ditempat yang letaknya sama
tinggi dengan penonton atau lebih rendah dari penonton. Penontonya melingkar
atau duduk mengelilingi panggung sehingga penonton sangat dekat sekali dengan
panggung dan model. Model dapat terlihat dari sisi maka penggunaan set dekorasi
Panggung tertutup adalah tempat pertunjukan yang hanya dapat dilihat dari arah
depan dan diberi dinding atau bingkai. Bingkai yang dipasangi dinding atau
korden inilah yang memisahkan arah model dengan penonton yang menyaksikan
pagelaran dari satu arah. Dengan pemisahaan ini maka pergantian tata panggung
3) Panggung Terbuka
74
Panggung terbuka adalah tanpa pertunjukan tanpa dinding keliling. Berbagai
dapat diadakan disebuah tempat yang landai dimana penonton berada dibagian
Panggung merupakan area background dimana model atau peragawati keluar dan
(dressing area).
Catwalk dibuat dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk yang paling umum
a) Lighting
Didalam pagelaran dan penataan panggung hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan yaitu penerangan atau tata cahaya (Lighting), pengertian dari lighting
atau tata cahaya yaitu unsur atau tata artistik yang paling penting didalam
pagelaran busana, tanpa adanya cahaya maka penonton tidak dapat menyaksikan
75
panggung. Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
lighting adalah penguatan adegan dalam suatu pertunjukan atau pagelaran yang
Fungsi dari lighting menurut Murgiyanto (1983:89) tata cahaya atau lighting
emiliki fungsi antara lain yaitu sebagai: (a) penerang yaitu dalam pagelaran tata
hanya memberi tekanan cahaya dan tidak secara menyeluruh yang disesuaikan
secara dramatik; (b) penciptaan suasana hati atau jiwa yaitu dengan pengaturan
cahaya diharapkan dapat menciptakan suasana termasuk ada perasaan atau efek
kejiwaan yang diciptakan oleh model; (c) penguatan adegan yaitu menggunakan
bagian penting dalam perencanaan tata cahaya, agar seluruh area pagelaran dapat
tersorot dengan baik; (e) efek khusus dalam pementasan yaitu intensitas cahaya
dapat diatur kekuatanya dapat memberikan nuansa tersendiri sesuai dengan tema
Didalam pencahayaan dalam pementasan dapat dibagi menjadi lima ,yaitu front
light adalah cahaya dari depan panggung sehingga penonton dapat melihat wajah
model dengan jelas. Over head adalah cahaya dari atas kepala yang mengenai area
panggung. Back light adalah cahaya dari belakang model agar model tidak telihat
menempel pada background. Side light adalah cahaya dari samping kiri dan
kanan. Cyclorama adalah cahaya dari atas dan lantai panggung yang memberikan
efek suasana.Dan warna tata lampu dalam pagelaran adalah warna-warna primer
76
seperti merah, biru dan hijau dimana warna tersebut akan ditindih dan
menghasilkan warna putih, didalam pagelaran ini mengambil suasana bersih putih
dan modern international stage dengan warna putih sehingga dengan warna putih
b) Background
empahasing barang dengan yang disajikan dan untuk menempatkan logo atau
Tujuan dari background adalah untuk menunjukkan tingkatan produk busana atau
tema dari busana yang dipagelarkan. Mungkin saja dihias dengan desainer,
c) Musik
Musik juga sangat berpengaruh didalam suatu pertunjukan dan pagelaran tanpa
musik pertunjukan tidak sempurna dan terkesan tidak hidup. Tujuan dari
berikut ini: (a) Untuk memperkuat jiwa atau seni yang ada didalam suatu busana;
(b) suasana didalam suatu pertunjukan; (c) memberikan pertolongan pada model
didalam mengatur langkahnya sesuai dengan tempo lagu; (d) memeriahkan acara
pagelaran.
d) Ruang Ganti
77
Ruang ganti harus besar sehingga cukup untuk menaruh rak baju, meja aksesoris,
kursi, cermin, banyaknya model, dan beberapa orang yang berperan dalam
pagelaran.
f) Koreografer
Koreografer adalah orang yang menata koreografi untuk mengatur jalannya acara,
misalnya saja mengatur orang spaya tertib. Terutama dalam sebuah acara atau
pergelaran.
Pergelaran busana ini juga membutuhkan penataan kursi yang baik, sebagai
ruangan serta jumlah orang yang diperkirakan akan hadir dalam pergelaran
h) Penerima tamu
Penerima tamu bisa juga disebut sebagai frontliner atau penyapa tamu. Biasanya
orang yang dipilih untuk menjadi penerima tamu mempunyai kriteria ramah,
bekerja dalam team. Penerima tamu biasanya ada dalam setiap acara pagelaran
busana.
i) Pembawa acara
78
Membawa acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau
jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun
sistematis. Keberhasilan suatu pagelaran busana salah satunya dapat dilihat dari
a. Tahap Persiapan
1) Pembentukan panitia
2) Penentuan tema
4) Penentuan anggaran
b. Tahap Pelaksanaan
2) Persiapan perlengkapan
3) Kesiapan keamanan
c. Tahap evaluasi
1) Evaluasi
79
2) Pembuatan Laporan
setiap tahapan yang berjalan harus sesuai tepat waktu dan pada saat pergelaran
sudah digelar semua permasalahan sudah terkendali/ tidak ada masalah lagi.
busana. Dalam tahap ini, juga dilihat dan diamati oleh banyak orang dari kerja tim
jelas dan sesuai dengan porsinya masing-masing maka sesibuk apapun tim
kepanitiaan pasti bisa berjalan dengan baik dan profesional. Dalam tahap pasca
pergelaran busana tersebut mulai dari hal yang baik dan buruk juga harus
ada kecurangan sedikitpun, harus sesuai dengan apa yang sudah dikerjakan oleh
kepanitiaan. Dalam sebuah pergelaran busana, juga tidak boleh ketinggalan, yaitu
Gladi Resik (GR) biasanya dilakukan satu hari atau beberapa jam sebelum
Meneruskan pendapat Ibnu Novel hafisz dikatakan ada bebarapa manfaat untuk
80
b) Dapat melihat kekurangan- kekurangan yang yang masih terjadi dan masih
Meskipun Gladi Resik (GR) dalam teorinya terlihat mudah dan sederhana tetapi
pada prakteknya, Gladi Resik (GR) harus tetap dipersiapkan jauh-jauh hari
Organizer) juga sebagai tim utama dalam pergelaran busana jangan hanya
mengontrak mereka saja, tetapi mereka juga harus mengikuti semua jadwal Gladi
Resik (GR).
5. Kepanitiaan pagelaran
Menurut Sri Ardianti Kamil (1986;2)panitia pagelaran terdiri dari ketua, wakil
dan ruang rias, penanggung jawab ruangan. Adapun tugas dari masing – masing
gelar busana.
81
c. Sekretaris dan humas yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap semua
e. Annouecer yaitu orang yang bertanggung jawab atas acara gelar busana
Negeri Yogyakarta ini masuk dalam kategori pagelaran busana program sponsor.
Hal in dapat diamati dari banyaknya kerja sama dengan pihak – pihak lain baik
Pagelaran busana dengan tema “NEW LIGHT HERITAGE” ini membentuk panitia
dengan jumlah yang cukup banyak dan terbagi dalam banyak sie antara lain :
82
f. Sie Publikasi o. Sie Juri
83