Anda di halaman 1dari 167

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan


Proyek akhir ialah sebuah mata kuliah yang outputnya merupakan
sebuah busana yang diciptakan oleh mahasiswa pendidikan teknik busana dan
teknik busana. Busana yang diciptakan berupa busana pesta. Dikarenakan
penyusun beragama islam, maka penyusun menentukan untuk membuat busana
pesta untuk wanita muslimah. Sebuah karya busana tidak akan lepas dari
proses disain busana. Sebagai wujud dari mata kuliah proyek akhir, maka
disain penting dibuat untuk memperlihatkan gambaran busana yang akan
dibuat. Selain itu, untuk semakin mengasah kemampuan mahasiswa, maka
disain yang telah dibuat diwujudkan dalam bentuk nyata melalui proses
penciptaan busana.
Untuk mewadahi karya para mahasiswa yang telah dibuat tersebut, maka
dibuatlah agenda yang rutin diselenggarakan tiap tahun berupa pergelaran
busana. Pada tahun 2015 ini, Prodi Pendidikan Teknik Busana&Teknik Busana
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan pergelaran
busana bertajuk archsense. Archsense merupakan singkatan dari archipelago
sense. Archipelago sendiri berasal dari dua suku kata yakni archi yang berarti
kekuasaan dan pelages yang berarti lautan. Dari kedua suku kata tersebut maka
1

menurut Yudi latif (2011:251), archipelago dapat dimaknai kekuasaan lautan /


Negara

kelautan/Negara

kelautan

dengan

banyak

pulau

di

dalamnya.Sedangkan menurut Hermawan kartajaya (2006:56), sense berasal


dari bahasa inggris yang artinya pancaindra yang merupakan pintu masuk ke
dalam diri seorang manusia. Sehingga apabila dijadikan satu kesatuan, maka
archipelago sense dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang dapat dirasakan
dengan panca indra yang berada di dalam negara kepulauan yaitu Indonesia.
Sesuai dengan tema yang diangkat, pergelaran busana tahun ini akan
menampilkan karya mahasiswa Pendidikan Teknik Busana dan Teknik Busana
Fakultas Teknik UNY angkatan 2012 yang mengangkat berbagai kebudayaan
dan juga potensi yang ada di wilayah Indonesia. Karena pada era ini, banyak
warga Negara Indonesia yang tidak atau kurang mengerti dengan apa yang
menjadi kekayaan dari negerinya sendiri.. Hal ini sesuai dengan tema
2015/2016 yaitu Rehabitat. Rehabitat ini diambil dari kata rehabilitasi dan
habitat. Tim riset dan kreatif Indonesia trend forecasting 2015/2016, (2014:17)
menjelaskan bahwa rehabilitasi adalah
rehabilitasi berarti dengan semangat pemulihan dan habitat lingkungan
hidup memberi indikasi bahwa dari keberagaman teori maupun gaya hidup
yang ada, yang penting bukanlah permasalahan mana yang paling baik
melainkan mana yang paling memberikan keseimbangan.
Rehabitat merupakan suatu bentuk penggambaran Indonesia yang
terdiri dari banyak pulau, banyak suku, dan banyak berbagai perbedaan seperti
pada penjelasan archipelago sense. Menurut tim riset dan kreatif Indonesia
trend forecasting 2015/2016 (2014:6-7),

rehabitat mengangkat 4 kota besar yaitu: Solo yang diinspirasi oleh


Tarik menarik antara tradisi dengan modernitas, Solo dipilih menjadi
inspirasi local dalam tema Alliance. Esploitasi alam berlebihan yang
terjadi di Banjarmasin telah menjadi inspirasi local dalam tema
Biomimetics. Jakarta telah menginspirasi lahirnya tema Adroit yang
menggambarkan siasat kaum urban yang penuh kreatifitas dalam
keterbatasan. Raja Ampat dengan segala kedamaian, keindahan, dan
keaslian alam yang apa adanya menjadi inspirasi local dalam tema
Veracious.
Ketertarikan penyusun terhadap 4 tema trend di atas lebih mengarah
pada biomimetics, Ketertarikan ini dikarenakan tema biomimetics mengangkat
makhluk hidup sebagai poin utama yang dapat penyusun temui secara langsung
disekeliling lingkungan penyusun. Sehingga, tema trend tersebut diangkat
sebagai tema dari busana pesta malam muslimah yang dibuat. Tim riset dan
kreatif Indonesia trend forecasting (2014:49) menegaskan bahwa, biomimetics
memiliki 4 sub tema yaitu viscera, cytoplasm, tendon, dan saprophyte.
Tim riset dan kreatif Indonesia trend forecasting (2014:17),
menjelaskan sub tema biomimetics yaitu
a. Viscera : organ tubuh dan selaputnya menjadi inspirasi bagi sub tema
viscera yang terkadang dibuat dari material sintetis yang ditiru
b. Cytoplasm : warna warna cairan dan lendir yang terkadang memiliki faset
warna dan berpendar atau plasmatic dan bentuk bentuk yang tidak
konstan yang mengingatkan kita pada hewan berdarah dingin
c. Tendon : diidentikkan dengan teknologi robotik sebagai pengganti bagian
tubuh.
d. Saprophyte: diinspirasi oleh kelompok fungi atau jamur dengan
pengeksploran bentuk-bentuk jamur.

Berdasarkan sub tema trend biomimetics yang telah dijelaskan di atas,


sub tema yang diambil penyusun adalah cytoplasm karena identik dengan
warna-warna dan bentuk yang ada pada segala jenis makhluk hidup misalnya
warna tumbuhan dan cairan yang dihasilkan hewan. Beberapa karya disainer
yang mengangkat sub tema ini diantaranya sepatu dari bahan bakteri, gelas
yang menyerupai kaktus, standing lamp yang terinspirasi dari tanaman,dan
tekstil yang

mengkombinasikan warna hutan ditambah nuansa keunguan

dengan sub tema cytoplasm.


Berdasarkan sub tema cytoplasm, penyusun mengarah pada bentuk
makhluk hidup yaitu tumbuhan dengan sumber ide yang diambil adalah akar
tumbuhan hutan. Hal yang melatar belakangi penyusun di dalam mengambil
tema ini adalah keprihatinan penyusun mengetahui kondisi hutan di Indonesia
banyak yang gundul. Diberitakan oleh tim koran tempo (www. tempo.co),
sejak tahun 2000 hingga 2012, hutan utama di Indonesia telah hilang sebanyak
6.020.000 hektare per tahun. Kondisi ini akan memicu berbagai bencana alam
salah satunya adalah banjir karena akar-akar pohon yang seharusnya bisa
menyerap air yang berlebih, kini menjadi tidak bisa melakukan fungsinya lagi.
Dengan diangkatnya tema biomimetics, sub tema cytoplasm dan sumber ide
akar tumbuhan hutan, harapannya dapat mengingatkan seluruh umat manusia
untuk tetap menjaga kondisi hutan agar tetap baik sehingga berbagai bencana
yang merugikan manusia dapat terhindarkan.
Keistimewaan dari akar tumbuhan hutan yang berupa akar tunggang ini
adalah dapat menjangkar tanah dengan kuat sehingga umumnya tidak mudah

tumbang meski dihantam dengan tenaga yang luar biasa semacam badai. Selain

itu, posisi akar yang menghujam kebawah akan membuat tumbuhan lebih
mudah dalam mendapatkan sumber air sehingga pertumbuhan batangnya dapat
berjalan dengan baik. Contoh dari tumbuhan hutan yang memiliki akar
tunggang ini adalah pohon jambu, rambutan, jati, nangka dan pinus,
Detail sumber ide akar tumbuhan hutan dibuat penyusun menggunakan
ragam hias tekstil painting dan lekapan benang yang disusun membentuk akar.
Ragam hias yang diterapkan dalam busana akan membuat nilai busana menjadi
semakin tinggi baik dari segi ekonomis maupun estetis. Tekstil painting
merupakan ragam hias yang mulai digemari oleh kalangan pecinta fashion.
Sedangkan lekapan benang merupakan ragam hias yang telah lama dikenali dan
digunakan. Perpaduan dari ragam hias yang sudah digunakan sejak lama dan
baru inilah yang harapannya akan menambahkan nilai estetis pada busana
menjadi lebih besar.
A. Batasan Istilah
Untuk memperjelas maksud dan tujuan dari penulisan laporan proyek
akhir agar tidak menyimpang dari tujuan penulisan, maka penyusun
memberikan batasan dari setiap istilah yang digunakan dalam judul, meliputi:
1. Busana pesta malam

Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta
malam hari. Waktu pemakaiannya antara pukul 19.00-23.00.
2. Muslimah

Muslimah adalah wanita beragama Islam. Salah satu cirinya adalah


menggunakan pakaian yang menutupi auratnya yaitu seluruh badan kecuali
muka dan telapak tangan.
3. Sumber ide Akar tumbuhan hutan

Sumber ide akar tumbuhan hutan adalah salah satu bagian dari susunan
anatomi tumbuhan di hutan yang berfungsi untuk menyerap air
disekelilingnya yang merangsang munculnya suatu ide/gagasan pembuatan
busana.

4. Pergelaran busana

Kegiatan yang diselenggarakan untuk memamerkan / memperkenalkan


busana yang dikenakan peragawati / peragawan dengan tujuan tertentu
kepada khalayak yang merupakan karya terbaru dari disainer.
5. Archsense

Segala sesuatu yang dapat dirasakan dengan panca indra yang berada di
dalam negara kepulauan yaitu Indonesia.
Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud busana pesta malam
muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan hutan dalam pergelaran busana
archsense adalah busana pesta yang digunakan pada kesempatan pesta malam
hari antara pukul 19.00-23.00, didisain untuk wanita yang beragama islam
dengan aturan menutupi aurat dengan mengambil ide akar tumbuhan hutan, dan
ditunjukan pada khalayak dengan dikenakan oleh peragawati dengan tema

mengangkat segala sesuatu yang dapat dirasakan dengan panca indra yang
berada di dalam negara kepulauan Indonesia.
B. Rumusan Penciptaan
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan :
1.

Bagaimana mencipta disain busana pesta malam muslimah dengan sumber


ide akar tumbuhan hutan ?

2.

Bagaimana membuat busana pesta malam muslimah dengan sumber ide


akar tumbuhan hutan ?

3.

Bagaimana menyelenggarakan pergelaran busana archsense dengan


menampilkan busana pesta malam muslimah dengan sumber ide akar
tumbuhan hutan ?

C. Tujuan Penciptaan
Berdasarkan rumusan di atas, tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh
penyusun ialah:
1. Dapat mencipta disain busana pesta malam muslimah dengan sumber ide
akar tumbuhan hutan
2. Dapat membuat busana pesta malam muslimah dengan sumber ide akar
tumbuhan hutan
3. Dapat menyelenggarakan pergelaran busana archsense dengan menampilkan
busana pesta malam muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan hutan

D. Manfaat Penciptaan
Adapun manfaat yang diharapkan atas terciptanya proyek akhir ini
antara lain :
1. Bagi penyusun
a. Melatih pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat karya tulis ilmiah
b. Melatih dan mendorong kreatifitas mahasiswa dalam menciptakan karya
cipta busana yang inovatif
c. Menambah pengetahuan tentang manajemen organisasi untuk menggelar
suatu acara pergelaran busana
d. Mendapat kesempatan untuk menerapkan berbagai kemampuan dan
keahlian dalam pembuatan busana pesta malam muslimah dengan sumber
ide akar tumbuhan hutan.

2. Bagi progam studi


a. Melahirkan disainer disainer muda yang handal dan siap tampil dan
berkecimpung dalam dunia fashion
b. Memperkenalkan kepada masyarakat akan eksistensi Prodi Pendidikan
Teknik Busana Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
c. Terjalinnya kerjasama langsung dengan pihak industri yang menjadi
sponsor dalam acara pergelaran busana archsense
d. Menambah referensi laporan

3. Bagi masyarakat
a. Menambah referensi bagi pengamat mode tentang disain busana trend
2015/2016
b. Melalui pergelaran busana archsense masyarakat umum dan masyarakat
pengamat mode dapat melihat kualitas dan eksistensi Prodi Pendidikan
Teknik Busana dan Teknik Busana Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
c. Bagi pengamat mode dapat menyaring tenaga kerja profesional melalui
penilaian peragaaan busana
d. Menambah semaranya dunia mode di Indonesia khususnya di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB II
DASAR PENCIPTAAN KARYA

A. Tema Archipelago Sense (Archsense) dalam Pergelaran Busana Proyek


Akhir Tahun 2015
Archsense menjadi tema yang diangkat dalam penciptaan karya proyek
akhir tahun 2015 ini. Tema ini diturunkan dari tema trend fashion 2015/2016
yaitu rehabitat. Rehabitat berarti semangat pembaharuan atau pemulihan
kembali segala sesuatu yang rusak atau yang kondisi sebelumnya lebih baik
dari sekarang. Hal ini menginspirasi dirumuskannya tema archsense yang
bermaksud untuk memunculkan kembali kekayaan Negara Indonesia yang
telah dilupakan atau ditinggalkan kemudian ditampilkan kembali dalam balutan
sebuah busana.
Archsense sendiri merupakan singkatan dari archipelago sense.
Menurut Yudi latif (2011:251) pengertian archipelago dijelaskan sebagai
berikut,
archipelago, berasal dari dua suku kata yaitu archi yang berarti
kekuasaan dan pelages yang berarti lautan. Dari kedua suku kata
tersebut dapat dimaknai archipelago sense sebagai kekuasaan lautan /
negara kelautan/ negara kelautan dengan banyak pulau.
Apabila disesuaikan dengan kondisi geografisnya, maka kata-kata di
atas sangat cocok untuk menggambarkan Negara Indonesia dimana Indonesia
dijuluki dengan negara kepulauan karena memiliki banyak pulau baik yang
10

11

berukuran besar ataupun kecil. Kata archipelago dan archipelagic juga berasal
dari kata archipelagos (Italia). Archi berarti terpenting / terutama dan
pelages,berarti laut atau wilayah lautan. Hal di atas juga mencerminkan
wilayah di Indonesia yang memiliki wilayah lautan yang luas yang dijadikan
salah satu komoditi unggulan negara ini bahkan hingga dijuluki negara
maritim.
Asas archipelago menurut paham di Indonesia juga dapat diartikan
laut adalah penghubung, (S.sumarsono, 2001:63). Penghubung disini dapat
diartikan sebagai penghubung antar pulau di Indonesia. Jika ditinjau dari
pengertian filosofis, penghubung disini dapat juga dimaknai sebagai
penghubung rasa kebermilikan /nasionalisme antar warga negara dimanapun ia
tinggal di wilayah Indonesia.
Berdasarkan pendapat Yudi latif dan S.Sumarsono di atas, archipelago
dapat dimaknai sebagai suatu daerah yang disebut negara dalam konteks ini
Negara Indonesia dengan kekuasaan atas berbagai sumber daya yang ada
didalamnya baik makhluk hidup maupun tak hidup yang terletak di laut , darat,
ataupun udara.
Kata yang kedua yaitu sense . Sense berasal dari bahasa inggris yang
artinya pancaindra yang merupakan pintu masuk ke dalam diri seorang
manusia, (Hermawan kartajaya, 2006:56). Pancaindra terdiri dari indra perasa,
pengecap, penciuman, peraba dan indra pendengaran. Sense lebih mengarah
pada arti kata rasa, sehingga sense dapat dimaknai sebagai penggunaan panca
indra untuk dapat merasakan suatu keindahan.

12

Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa


archipelago sense adalah seluruh panca indra yang dapat digunakan untuk
merasakan keindahan sumber daya yang ada di Indonesia yang dituangkan
dalam bentuk suatu busana.
B. Trend Fashion 2015/2016
Trend yang digunakan sebagai dasar penciptaan karya ini adalah trend
fashion 2015/2016 yaitu rehabitat. Rehabitat ini diambil dari kata rehabilitasi
dan habitat. Rehabilitasi dapat diartikan pemulihan. Rehabilitasi dapat pula
diartikan sebagai memperbaiki atau mengembalikan seperti keadaan semula.
Sehingga, rehabilitasi disini dapat dimaknai sebagai semangat memulihkan /
memperbaiki suatu kondisi yang kurang baik pada keadaan semula yang lebih
baik.
Tim sains quadra (2007:61) menjelaskan tentang habitat yaitu habitat
adalah tempat tinggal alamiah tempat organisme hidup dan berkembang biak.
Dari kalimat tersebut dapat kita lihat bahwa habitat merupakan suatu tempat di
alam dan dipilih sebagai tempat hidup dan melakukan segala aktivitasnya
dengan pertimbangan faktor-faktor di dalamnya. Pengertian lain berasal dari
Terry mart (2005:89) menyebutkan, habitat adalah tempat hidup alami
tumbuhan dan binatang. Pendapat lain disampaikan oleh Indriyanto (2006:26),
habitat dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuh sekelompok organisme
dari berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas. Dari sini dapat kita
asumsikan bahwa habitat adalah tempat hidup bagi makhluk hidup baik

13

tumbuhan maupun binatang berukuran besar maupun kecil yang membentuk


komunitas / kelompok tertentu.
Berdasarkan kajian pendapat Tim sains quadra, Terry Mart, dan
Indriyanto di atas, maka rehabitat dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan
memulihkan / memperbaiki suatu kondisi yang kurang baik pada keadaan
semula sehingga dapat mengurangi kerugian / kerusakan yang harus
ditanggung oleh makhluk hidup.
Trend rehabitat memiliki 4 tema besar yakni alliance, biomimetics,
adroit, dan viscera yang dijelaskan oleh Tim kajian dan riset Indonesia trend
forecasting 2015/2016, (2015:23) yaitu,
kajian tradisi mulai diintegrasikan dalam konsep baru kehidupan
kini , parallel dengan teknologi dan factor kebahagiaan, dalam
bentuk aliansi atau Alliance.Paradigma yang ditimbulkan akibat jatuh
bangunnya para conservationists untuk mengembalikan kondisi
dunia sebelum terjadi kepunahan kelima akibat epos antropocene
membuat ide ide konsep Biomimetics. Dunia maya yang semakin
terintegrasi dalam kehidupan mencapai titik positif, tidak lagi
sekedar pelarian dari keresahan realita, melainkan menjadi sebuah
asisten pribadi yang mempermudah kehidupan individu pengguna,
bahkan

menambahkan

factor

kegembiraan,

kecerdasan,

dan

kreativitas yang dirangkum dalam tema Adroit. Veracious adalah


gambaran sebuah gaya hidup yang mengingatkan kita kepada esensi

14

utama kehidupan secara jujur, terbuka dan mendasar untuk


merasakan kebahagiaan jasmani dan rohani.
Alliance memiliki 4 sub tema yang menjadi bagiannya yaitu mirage,
edifice, oblique, dan terrain. Tim riset dan kreatif Indonesia trend forecasting
2015/2016 (2015:30) menjelaskan bahwa, Mirage adalah kata lain dari
fatamorgana; ilusi optik. Gemerlap dunia yang diakibatkan dari gaya hidup
yang menjauh dari fungsi sosial berefek pada psikis dengan timbulnya rasa
semakin jauh dari kebahagiaan dan kepuasan. Dalam sub tema ini, warna cerah
dipandang sebagai solusi dari ketidak munculan rasa bahagia tersebut.
Tim riset dan kreatif Indonesia trend forecasting 2015/2016 (2015 : 34),
menjelaskan tentang edifice bahwa,
... edifice memahami bahwa akar cultural yang tidak lagi bersifat
superfisi, dan elemen yang dipilih menjadi basis karakter yang
memberikan nilai tambah kualitas hidup yang unik bagi sebagian
individu
Pada intinya, sub tema edifice mengangkat unsur tradisional yang
diwujudkan dengan sentuhan teknologi. Sub tema yang lainnya yaitu oblique.
Tim riset dan kreatif Indonesia trend forcasting 2015/2016 (2015:38)
menjelaskan,oblique

merupakan

perpaduan

antara

hasil

logaritma

perancangan dalam dunia virtual dengan ketenangan dan sikap membumi yang
diberikan oleh dasar dasar spiritual kultural .Lipatan dan sudut menjadi
fokus yang didetailkan. Mengingat sub tema ini mengikuti pola yang teratur
dalam dunia virtual dipadu dengan warna gelap yang menggambarkan kuatnya
akar budaya yang dipegang.

15

Tim riset dan kreatif Indonesia trend forecasting 2015/2016 (2015 :42)
menjelaskan mengenai Terrain ,
merupakan spiritualisme yang berkaitan dengan perubahan alam,
cuaca, pergerakan air, dan kontur tanah yang tidak bisa dilepaskan.
Suasana tenang yang ditimbulkan oleh alam ini diwujudkan dengan
penerapan garis lengkung yang seirama.
Selain alliance, terdapat tema lainnya yakni biomimetics. Dari tim
kamus ilmiah dalam kamus ilmiah.com, biomimetic adalah meniru sistem
biologi yang merupakan salah satu cabang ilmu yang mencoba menangkap ide
dari makhluk hidup. Selain itu pendapat lain mengatakan bahwa biomimetik
adalah penerapan disain alam untuk memecahkan masalah bidang teknik ,ilmu
material, kedokteran serta bidang lainnya. Sehingga, dapat kita tarik
kesimpulan bahwa biomimetic adalah disain yang dibuat dengan menangkap
ide dari makhluk hidup lalu ditiru dan dikombinasikan dengan rekayasa
teknologi sehingga bisa disebut sebagai perpaduan antara alam dengan buatan.
Pada tema besar biomimetics terdapat 4 sub tema yaitu viscera,
cytoplasm, tendon, dan saprophyte. Sub tema yang pertama yakni viscera . Tim
riset dan kreatif Indonesia trend forecasting 2015/2016 (2015:30) menjelaskan
tentang viscera bahwa organ tubuh dan selaputnya menjadi inspirasi bagi sub
tema ini yang dibuat dari material sintetis yang dibuat sedemikian rupa
menyerupai sifat material organ atau jaringan yang ditiru
Sub tema yang selanjutnya adalah cytoplasm. Sub tema ini identik
dengan warna-warna cairan, lendir dan bentuk-bentuk yang tidak konstan,
(tim riset dan kreatif Indonesia trend forecasting 2015/2016, 2015 : 54).
Beberapa karya disainer yang mengangkat sub tema ini diantaranya sepatu dari

16

bahan bakteri, gelas yang menyerupai kaktus, standing lamp yang terinspirasi
dari tanaman, dan tekstil yang

mengkombinasikan warna hutan ditambah

nuansa keunguan.
Yayan Sutiyan (2011:20) menjelaskan tentang sitoplasma bahwa
sitoplasma adalah benda hidup yang terdapat dalam sel, berbentuk cairan yang
agak kental. Sitoplasma ini lazim disebut dinding sel,
Sub tema yang ketiga adalah tendon. Menurut tim riset dan kreatif
Indonesia trend forecasting 2015/2016 (2015 :58) tendon adalah
teknologi biomics dengan aplikasi robotik sebagai pengganti bagian
tubuh yang memiliki fungsi tambahan. Fungsi dari bagian tubuh sintetik
ini diperlihatkan sebagai detail pada perancangan produk yang dilakukan
oleh disainer.
Sedangkan sub tema yang terakhir yakni saprophyte. Saprophyte
merupakan sub tema yang diinspirasi oleh kelompok fungi atau jamur dengan
pengeksploran bentuk-bentuk jamur, (tim riset dan kreatif Indonesia trend
forecasting 2015/2016, 2015 : 62).
Tema selain biomimetics yakni adroit. Adroit memiliki 3 sub tema
yakni tinker toy, facet, dan algorithm.Tim riset dan kreatif Indonesia trend
forecasting 2015/2016 (2015: 70) menjelaskan sub tema tinker-toy bahwa,
berkaitan dengan komponen elektronik dan komponen mekanik
yang semakin lama akan semakin mengambil alih pekerjaan yang biasa
dikerjakan manusia yang dirakit dan disusun sesuai dengan kreatifitas
masing masing individu.
Sub tema setelah tinker toy adalah facet. Menurut tim riset dan kreatif
Indonesia trend forecasting 2015/2016 (2015:74), facet yaitu
mengekspos bentuk bentuk yang identik dengan proses perancangan
computer yang menonjolkan struktur perancangan tanpa garis

17

lengkung yang mengingatkan pada lipatan lipatan origami , namun


dengan warna warna mineral dan gas di alam semesta.
Sub tema yang terakhir yakni algorithm. Tekstur yang berongga dan
ringan, warna cerah yang tipikal bagi produk sintetis menjadi ciri khas sub
tema ini (tim riset dan kreatif Indonesia trend forecasting 2015/2016,
2015:78).
Sub tema yang terakhir yakni sub tema dari tema besar veracious.
Terdapat 3 sub tema yaitu arcadian, primeva, dan prolific. Sub tema yang
pertama yakni arcadian. Anyaman, tenunan dengan teknik ikat dan
pewarnaan alam dengan motif motif geometris yang terkadang juga sombolis
menjadi cirri khas arcadian, (tim riset dan kreatif Indonesia trend
forecasting2015/2016, 2015 :86).
Primeva merupakan bentuk bentuk yang terlihat dibuat dengan
proses sederhana dan seadanya dari bahan bahan yang cenderung mentah,
(tim riset dan kreatif Indonesia trend forecasting2015/2016, 2015 : 90). Sub
tema yang terakhir adalah prolific. Menurut tim riset dan kreatif Indonesia
trend forecasting2015/2016 (2015 :94), Prolific mengarah pada teknik yang
sederhana dan bahan dengan finishing yang minimal tapi mengedepankan
fungsi dan kenyamanan dari produk itu sendiri.
C. Sumber Ide Pembuatan Busana Pesta Malam Muslimah
1. Pengertian sumber ide
Penciptaan sebuah produk / busana tentu tidak lepas dari adanya
sumber ide yang menginspirasi didalamnya. Sumber ide adalah segala

18

sesuatu yang dapat menimbulkan ide seseorang untuk menciptakan disain


ide baru,(Sri Widarwati, 2000:58). Menurut Sugiyanto, dkk (2005)
mengungkapkan bahwa sumber ide adalah ,
merupakan langkah awal dalam proses penciptaan, melalui
sumber ide tersebut proses penciptaan berjalan. Dalam menemukan
sumber ide perlu adanya perenungan, pengamatan dan penghayatan
terhadap lingkungan sekitar. Sumber ide diperoleh secara sengaja
dan dikembangkan menjadi sebuah karya melalui pengolahan batin
berdasarkan pengamatan terhadap lingkungan sekitar.
Selain itu, menurut Arifah A.Riyanto(2003:185) sumber ide
digunakan untuk mewujudkan suatu atau beberapa gambar disain busana
yang dapat diterima seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat luas.
Dari kajian menurut Sri widarwati, Sugiyanto,dkk, dan Arifah
A.Riyanto di atas, dapat kita simpulkan bahwa sumber ide adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan sebagai dasar penciptaan suatu disain busana
yang dapat diterima oleh orang lain.
2. Penggolongan sumber ide
Menurut Sri Widarwati (2000:58), penggolongan sumber ide dapat
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a. Sumber ide dari pakaian penduduk dunia : berbagai negara di dunia tentu
memiliki ciri khas pakaian yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu negara
masih terdiri dari berbagai suku yang memiliki pakaian yang berbeda
pula. Keragaman pakaian tersebut dapat dijadikan salah satu sumber ide.
b. Sumber ide dari benda alam : benda yang terdapat di alam ini sangatlah
banyak. Terdapat ciri khas di dalamnya baik bentuk, warna, tekstur dll.

19

Hal ini bisa dijadikan sebagai salah satu sumber ide yang menginspirasi
pembuatan busana.
c. Sumber ide dari peristiwa penting nasional /internasional: berbagai
peristiwa penting di dunia ini dapat dijadikan sebagai sumber ide.
Misalnya, SEA Games, PON, upacara 17 Agustus, dll.
Menurut Arifah A.Riyanto (2003, 186-190), sumber ide dapat
digolongkan berdasarkan keadaan alam hayati dan non hayati :
a. Sumber ide busana dari keadaan alam hayati
1) Sumber ide busana dari keadaan tumbuhan
Sumber ide ini bersumber dari keadaan tumbuhan yang ada di
lingkungan sekitar. Bentuk bentuk ini dapat diaplikasikan pada
disain busana baik sebagai disain strukstur maupun disain busana
fantasi . misalnya dari belanda mengambil bunga tulipnya.
2) Sumber ide disain busana dari keadaan hewan
Keadaan hewan yang beragam dapat dijadikan sumber ide dan
diterapkan pada bentuk anatomi ataupun warnanya.
3) Sumber ide disain busana dari keadaan manusia
Sumber ide dari keadaan manusia ini dapat diterapkan sebagai
disain structural. Selain itu, anatomi manusia juga bisa digunakan,
misalnya tengkorak manusia, tulang manusia,dll.
b. Sumber ide busana dari keadaan alam non hayati
1) Sumber ide disain busana dari keadaan alam di darat

20

Keadaan alam yang ada di darat dapat menjadi sumber ide


dalam penciptaan busana. Kondisi bukit, gunung dan tanah dapat
diambil pada warnanya. Kondisi bentuknya juga ddapat diterapkan
pada disain dekoratif.
2) Sumber ide disain busana dari keadaan alam di laut
Warna-warna yang ada di kondisi laut misalnya biru laut, abuabu, pasir putih, dan warna tenggelam matahari dapat menjadi sumber
ide pembuatan disain suatu busana.
3) Sumber ide disain busana dari keadaan alam di udara
Warna biru, putih, abu, yang mewakili kondisi langit cerah,
berawan, maupun mendung, dapat dijadikan suatu sumber ide. Selain
itu, bentuk keadaan alamnya juga dapat diterapkan pada disain
dekoratif.
c. Sumber ide disain busana dari keadaan benda buatan
Benda benda mati yang merupakan buatan manusia dapat
menjadi sumber ide pembuatan busana. Misalnya kendi, lampu, busana
daerah,gitar dll.
d. Sumber ide disain busana dari keadaan sosial
Keadaan masyarakat yang sedang bersosialisasi dapat menjadi
sumber ide disain busana. Misalnya sekelompok nelayan yang sedang
mencari ikan, anak anak yang sedang bermain bola, dsb.

21

3. Sumber ide akar tumbuhan hutan


Sumber ide yang diangkat oleh penyusun adalah akar tumbuhan
hutan. Indriyanto (2005:4) menjelaskan mengenai hutan yaitu,
hutan dipandang sebagai suatu ekosistem mengingat hutan
dibentuk / disusun oleh banyak komponen yang masing-masing
komponen tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa dipisah-pisahkan,
bahkan saling mempengaruhi dan saling bergantung.
Pandangan lain menyebutkan bahwa hutan adalah komunitas hidup
yang terdiri dari asosiasi pohon dan vegetasi secara umum serta hewan
lain, (Frans wanggai: 24).
Dari pendapat Indriyanto dan Frans Wanggai di atas, kesimpulannya
adalah hutan merupakan suatu ekosistem maupun komunitas hidup yang
terdiri dari banyak komponen, yang komponen tersebut saling terikat dalam
berbagai hal antara satu dengan yang lain.
Salah satu komponen penyusun hutan adalah tumbuhan. Menurut
Yayan sutrian (2011:8) menjelaskan mengenai tumbuhan yaitu, tumbuhan
merujuk pada organisme regnum plantae dalam istilah biologi tanpa
tumbuh-tumbuhan ,tidak mungkin manusia dan hewan berada di muka
bumi,
Di dalam anatomi tumbuhan hutan, terdapat salah satu bagian yang
penting yaitu akar. Menurut Hadiat,dkk, (2004).
akar tumbuhan hutan adalah bagian tumbuhan berpembuluh
(vaskular) yang biasanya tumbuh ke arah bawah ke dalam tanah,
berfungsi menegakkan tumbuhan, menyerap air dan unsur hara yang
terlarut di dalamnya.

22

Dari pendapat Yayan Sutiyan dan Hadiat,dkk di atas, dapat ditarik


kesimpulan bahwa akar tumbuhan hutan adalah bagian dari organisme
regnum plantae yang berfungsi menegakkan tumbuhan, menyerap air dan
unsur hara yang terletak dalam suatu ekosistem /komunitas hidup. Akar
terdiri dari dua jenis yaitu akar tunggang dan serabut.

Gb1. Akar tunggang & serabut ( sri widyantari dalam www.slideshare.net)


4. Pengembangan sumber ide akar tumbuhan hutan
Pengolahan / pengembangan bentuk sumber ide dapat melalui
berbagai teknik seperti disformasi, stilisasi, transformasi, dan distorsi ,
(Dharsono sony kartika, 2004:42-43).
a. Stilisasi : stilasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk
keindahan dengan cara menggayakan obyek dan atau benda yang
digambar, yaitu dengan cara menggayakan di setiap kontur pada obyek
atau benda tersebut. Proses stilisasi ini dapat dilakukan dengan
menambahkan detail pada setiap perubahan sehingga semakin lama
detailnya semakin rumit. Misalnya motif yang berasal dari bunga melati,

23

digayakan dengan menambah sulur sulur di dalam kelopak bunga. Hal


ini sering dilakukan dalam pembuatan motif pada kain batik.
b. Distorsi : distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada
pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu
pada benda atau obyek yang digambar. Contohnya pada motif wayang
yang akan di tekstil painting pada kain, maka motif wayang tersebut
dipainting sedetail mungkin sampai pada lekukan lekukan kecil , agar
wujud karakter wayangnya dapat terlihat dengan baik.
c. Transformasi:

transformasi

adalah

penggambaran

bentuk

yang

menekankan pada pencapaian karakter dengan memindahkan (trans)


wujud atau figur dari obyek lain ke obyek yang digambar. Contoh:
penggambaran bentuk sepasang angsa yang berenang di atas bungabunga pada motif kain menggambarkan karakter keluarga yang sedang
berbahagia.
d. Disformasi:

disformasi

merupakan

penggambaran

bentuk

yang

menekankan pada interpretasi karakter, dengan cara mengubah bentuk


obyek dengan cara menggambarkan sebagain saja yang lebih dianggap
mewakili. Proses disformasi dapat dilakukan dengan cara mengurangi
bagian - perbagian dari detail obyek sehingga menghasilkan disain yang
semakin sederhana. Misalnya bentuk bunga matahari dibuat menjadi
motif sebuah kain dengan mengambil siluet luarnya saja tanpa mahkota
bunganya.

Teknik inilah yang nantinya akan digunakan dalam

pengembangan sumber ide akar tumbuhan hutan.

24

D. Disain busana pesta malam muslimah


Disain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran,
pertimbangan dan perhitungan dari disainer yang dituangkan dalam wujud
gambar,(Ernawati dkk, 2008:195). Pengertian lain menyebutkan bahwa
disain adalah pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda,
(Soekarno & lawalati basuki, 2004:1). Sri Widarwati (2000:2) juga
menjelaskan bahwa disain adalah suatu rancangan atau gambaran suatu objek
atau benda. Dibuat berdasarkan susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur.
Selain itu, Arifah A.Riyanto (2003:1) menyebutkan bahwa disain busana yaitu
rancangan model busana yang berupa gambar dengan mempergunakan unsure
garis, bentuk (shilhouette), ukuran, tekstur yang dapat diwujudkan menjadi
busana.
Dari pendapat Ernawati dkk, Soekarno & Lawalati basuki, Sri
Widarwati, dan Arifah A.Riyanto di atas, dapat disimpulkan bahwa disain
busana adalah rancangan yang berasal dari proses pemikiran tentang model
busana yang dituangkan dalam bentuk gambar dengan berdasarkan susunan
garis, benuk, warna, dan tekstur.
Menurut Sri Widarwati (2000:2), secara umum disain dibagi menjadi
dua yaitu disain hiasan dan disain structural. Disain hiasan pada busana
adalah bagian bagian dalam bentuk struktur yang tujuannya untuk
mempertinggi keindahan disain strukturnya. Disain hiasan dapat berupa
bagian-bagian busana yang terpisah misalnya krah, saku, renda, sulaman,

25

kancing hias, pita, dsb.


Disain struktur adalah suatu disain yang disusun berdasarkan garis,
bentuk, warna dan tekstur. Pada disain busana berupa siluet. Siluet adalah
garis luar dari suatu pakaian, tampa bagian-bagian atau detail seperti lipit,
kerut,

kelim,

kup

dan

lain-lain,(Ernawati,2008:196).

Pendapat

lain

dikemukakan oleh Djati Pratiwi,dkk, (2001:43) siluet pakaian adalah garis luar
suatu pakaian bila dilihat dari jauh. Dari pendapat Ernawati,dkk dan Djati
Pratiwi,dkk di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siluet adalah garis luar dari
suatu pakaian/busana tanpa melihat detail pakaian tersebut.
Menurut Ernawati,dkk (2008:196 - 200) dan Afif Ghurub bestari (2011 : 5
- 10) siluet dapat digolongkan berdasarkan bentuk huruf yakni:
1. Siluet A
Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas kecil, dan
bagian bawah besar. Bisa juga tidak mempunyai lengan, (Ernawati,dkk,
2008:196). Menurut Afif Ghurub Bestari (2011:5), siluet A merupakan
busana yang didisain pada bagian atas kecil dan bagian bawah besar, baik
panjang maupun pendek dengan lengan maupun tanpa lengan.
Berdasarkan pendapat Ernawati dan Afif Ghurub Bestari di atas, dapat
disimpulkan bahwa siluet A adalah busana yang didisain pada bagian atas
kecil dan bagian bawah besar, bisa panjang maupun pendek dan dapat
menggunakan lengan panjang atau pendek maupun tanpa lengan.

26

2. Siluet Y
Merupakan model pakaian dengan model bagian atas lebar tetapi
bagian bawah atau rok mengecil, (Ernawati,dkk, 2008:196). Siluet Y
merupakan busana yang didisain pada bagian atas besar atau lebar dengan
garis leher berbentuk V (V neckline) dan bagian bawah (rok) mengecil atau
menyempit,(Afif Ghurub Bestari, 2011:6).
Berdasarkan pendapat Ernawati,dkk dan Afif Ghurub Bestari mengenai
siluet Y di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siluet Y adalah model pakaian
dengan disain pada bagian atas besar / lebar dengan garis leher V dan bagian
bawah atau rok mengecil.
3. Siluet I
Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas besar atau
lebar, bagian badan atau tengah lurus dan bagian bawah atau rok besar,
(Ernawati,dkk, 2008:198). Pendapat lain disampaikan oleh Afif Ghurub
Bestari (2011:7), siluet I merupakan busana yang mempunyai model bagian
atas, bagian tengah, dan bagian bawah cenderung sama besar atau sama lebar.
Namun, ada juga yang pada bagian pinggang sedikit ramping.
Berdasarkan pendapat Ernawati,dkk dan Afif Ghurub Bestari di atas,
dapat disimpulkan bahwa siluet I merupakan busana yang mempunyai model
bagian atas, tengah dan bawah ukurannya hampir sama, tapi ada juga yang
pada bagian pinggang ramping.
4. Siluet S
Merupakan pakaian yang mempunyai model dengan bagian atas

27

besar, bagian pinggang kecil dan bagian bawah atau rok besar,
(Ernawati,dkk, 2008:199). Pendapat ini senada dengan yang diungkapkan oleh
Afif Ghurub Bestari (2011:8), siluet S disebut juga siluet X. Siluet x
merupakan busana yang mempunyai bagian atas yang besar, pinggang yang
kecil, dan rok nya besar.
Berdasasrkan pendapat Ernawati,dkk dan Afif Ghurub Bestari di atas,
dapat disimpulkan bahhwa siluet S adalah busana yang mempunyai model
bagian atas besar, bagian pinggang kecil, dan bagian rok besar.
5. Siluet T
Merupakan pakaian yang mempunyai

disain

garis l e h e r

kecil, ukuran lengan panjang dan bagian bawah atau rok kecil,
(Ernawati,dkk, 2008:200). Menurut Afif Ghurub Bestari, (2011:9), siluet T
merupakan busana yang mempunyai disain kecil pada garis leher, besar pada
lengan, dan kecil pada bagian bawah (rok).
Berdasarkan pendapat Ernawati,dkk dan Afif Ghurub Bestari di atas,
dapat disimpulkan bahwa siluet T mempunyai model garis leher kecil, lengan
panjang besar dan pada rok berukuran besar.
6. Siluet L
Merupakan bentuk pakaian variasi dari berbagai siluet, dapat
diberikan

tambahan

dibagian

belakang

dengan

bentuk

yang

panjang/drapery, (Ernawati,dkk, 2008:200).


Afif Ghurub Bestari (2011:10), menjelaskan bahwa siluet L adalah
merupakan bentuk busana variasi siluet I, yaitu diberikan
tambahan di bagian belakang dengan bentuk panjang atau drapery.

28

Bentuk ini bisanya terlihat pada busan pengantin internasional atau


gaun malam berekor.
Berdasarkan pendapat Ernawati dan Afif Ghurub Bestari di atas,
dapat disimpulkan bahwa bentuk siluet L adalah siluet yang memiliki ciri
diberi tambahan di bagian belakang dengan bentuk panjang atau drapery.
Agar dapat membuat suatu rancangan disain yang baik, maka
diperlukan berbagai hal sebagai berikut :
1. Unsur dan prinsip disain dalam pembuatan busana pesta malam muslimah
dengan sumber ide akar tumbuhan hutan
. Dalam pembuatan disain, terdapat berbagai hal yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah unsur dan prinsip disain. Unsur adalah
segala bahan yang terdiri dari dua atau lebih yang diperlukan untuk
membuat suatu disain, (Uswatun khasanah,dkk ,2009:85).
Menurut Ernawati, ( 2008:201) dan Arifah A.Riyanto (2003:28)
terdapat macam-macam unsur disain yaitu :
a.

Garis
Garis merupakan unsur yang paling tua yang digunakan manusia
dalam mengungkapkan perasaan atau emosi. Unsur garis ialah hasil
goresan di atas permukaan benda, (Ernawati, 2008:201). Menurut Arifah
A. Riyanto (2003:28), garis adalah penghubung antara dua titik.
Berdasarkan pendapat Ernawati,dkk dan Arifah A. Riyanto di atas, dapat
disimpulkan bahwa garis adalah penghubung antara dua titik yang dapat
mengungkapkan perasaan atau emosi.

29

Menurut Ernawati,dkk (2008 :202) terdapat 2 jenis garis sebagai


dasar dalam pembuatan bermacam- macam garis:
1) Garis lurus
Garis lurus adalah garis yang jarak antara ujung dan
pangkalnya mengambil jarak yang paling pendek. Garis lurus
merupakan dasar untuk membuat garis patah dan bentuk-bentuk
bersudut. Sifat garis lurus adalah kokoh, sungguh-sungguh,
keras, tapi dengan adanya arah sifat garis dapat berubah
seperti:
a) Garis lurus tegak memberi kesan keluruhan
b) Garis lurus mendatar memberikan kesan tenang
c) Garis lurus miring / diagonal mempunyai sifat dinamis
2) Garis lengkung
Garis lengkung adalah jarak terpanjang yang menghubungkan
dua titik atau lebih. Garis lengkung ini berwatak lebih dinamis dan
luwes. Garis lengkung memberi kesan luwes , riang dan gembira,
b.

Arah
Menurut Arifah A.Riyanto (2003: 32), garis dan arah saling
berkaitan karena setiap garis mempunyai arah yaitu vertical,
horizontal, diagonal dan leongkung. Arah ini sering dimanfaatkan
dalam merancang benda dengan tujuan tertentu. Misalnya dalam
rancangan busana, unsur arah pada motif bahannya dapat digunakan
untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh pemakai.

30

c.

Bentuk
Menurut Ernawati,dkk (2003:203), bentuk adalah hasil
hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau bidang dua
dimensi (shape).
Menurut Ernawati,dkk (2003:203-204) berdasarkan jenisnya
bentuk terdiri atas bentuk naturalis atau bentuk organik, bentuk
geometris, bentuk dekoratif dan bentuk abstrak.
1)

Bentuk naturalis adalah bentuk yang berasal dari bentuk bentuk


alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bentuk-bentuk alam
lainnya

2)

Bentuk geometris adalah bentuk yang dapat diukur dengan alat


pegukur dan mempunyai bentuk yang teratur, contohnya bentuk
segi empat, segitiga, bujur sangkar, kerucut, lingkaran dan lain
sebagainya

3)

Bentuk dekoratif merupakan bentuk yang sudah dirobah dari


bentuk asli melalui proses stilasi atau stilir yang masih ada ciri
khas bentuk aslinya. Bentuk-bentuk ini dapat berupa ragam hias
pada sulaman atau hiasan lainnya yang mana bentuknya sudah
tidak seperti bentuk sebenarnya. Bentuk ini lebih banyak di pakai
untuk menghias bidang atau benda tertentu.

4)

Bentuk abstak merupakan bentuk yang tidak terikat pada bentuk


apapun tetapi tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip disain,

31

d.

Warna
Menurut Ernawati,dkk. (2008 :205), warna adalah
unsur disain yang paling menonjol. Dengan adanya warna
menjadikan suatu benda dapat dilihat. Selain itu warna juga
dapat mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda
yang dirancang.
Prang (dalam Ernawati,dkk 2008 :205-210) mengelompokkan
warna menjadi lima bagian yakni warna primer, sekunder, intermediet,
tertier dan kuarter.

1)

Warna primer. Warna primer disebut juga dengan warna dasar atau
pokok, karena warna ini tidak dapat diperoleh dengan pencampuran
hue lain. Warna primer ini terdiri dari merah, kuning dan biru.

2)

Warna sekunder. Warna

sekunder merupakan

hasil pencampuran

dari dua warna primer. Warna sekunder terdiri terdiri dari orange,
hijau dan ungu.
a) Warna orange merupakan

hasil dari pencampuran warna

merah dan warna kuning.


b) Warna hijau merupakan

pencampuran

dari warna kuning

dan biru.
c) Warna ungu adalah hasil pencampuran merah dan biru.
3)

Warna intermediet. Warna ini dapat diperoleh dengan dua cara yaitu
dengan mencampurkan warna primer dengan warna sekunder yang
berdekatan dalam lingkaran warna atau

dengan

cara

32

mencampurkan dua warna primer.


4)

Warna tertier. Warna tertier adalah warna yang terjadi apabila dua
warna sekunder dicampur. Warna tertier ada tiga yaitu tertier biru,
tertier merah dan tertier kuning.

5)

Warna kwarter. Warna kwarter adalah warna yang dihasilkan oleh


pencampuran dua warna tertier. Warna kwarter ada tiga yaitu kwarter
hijau, kwarter orange dan kwarter ungu.
Selain itu, terdapat dimensi warna dan kombinasi warna yang
dijelaskan oleh Ernawati (2008 :210) sebagai berikut :
1) Dimensi warna
Dimensi warna terdiri dari:
a) Hue, yaitu keluarga warna (dingin/panas) yang digunakan untuk
menunjukkan nama dari suatu warna seperti merah, kuning atau
biru.
b) Value, yaitu istilah yang digunakan untuk menunjukkan gelap
terangnya suatu warna dari yang gelap ke terang.
c) Intensitas, yaitu dimensi yang menjelaskan terang atau
kusamnya suatu warna dan melambangkan kekuatan dan
kelamahan.
2) Kombinasi warna
Kombinasi warna adalah suatu cara memasangkan atau
menggandengkan warna dalam komposisi yang benar dan indah.

33

Syarat dalam mengkombinasikan warna dijelaskan oleh


Ernawati (2008 :210) sebagai berikut :
a) Salah satu warna menempati bidang yang luas
b) Salah satu warna intensitasnya kuat, yang lain lemah
c) Baik bidang yang ditempati dan intensitasnya, tidak boleh sama
Menurut Ernawati,dkk (2008 :210-211) kombinasi warna
dibagi menjadi dua yaitu:
a) Kombinasi warna harmoni bersesuaian
(1) Monokromatis : yaitu kombinasi warna satu keturunan atau
yang berdekatan dalam lingkaran warna.
(2) Analogus : yaitu kombinasi warna yang menggunakan value
/warna yang berbeda.
b) Harmoni warna kontras
(1) Kontras dua warna : yaitu terdiri dari dua warna yang
letaknya bertentangan dalam lingkaran warna.
(2) Kontras segitiga : yaitu terdiri dari tiga warna yang letaknya
membentuk segitiga sama sisi dalam lingkaran warna.
(3) Kontras segi empat : yaitu terletak dalam lingkaran warna
yang membentuk bujur sangkar dalam lingkaran warna.
(4) Kontras terbagi : yaitu terdiri dari tiga warna yang
bertentangan dalam lingkaran warna dan membentuk
segitiga sama kaki.

34

(5) Kontras berpasangan : yaitu kombinasi warna kontras yang


terdiri dari empat warna, dua warna saling berpasangan,
kontras dengan dua

warna yang berpasangan dan

membentuk empat persegi panjang.


e.

Tekstur
Tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda atau
kesan yang timbul dari apa yang terlihat pada permukaan benda,
(Ernawati ,2008 :204). Menurut Sri Widarwati (2000: 14), tekstur
adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan
dirasakan.
Dari pendapat Ernawati dan Sri Widarwati di atas,dapat ditarik
kesimpulan bahwa tekstur adalah sifat permukaan suatu benda yang
memberi kesan pada benda tersebut.
Selain unsur, terdapat prinsip prinsip yang harus diperhatikan.

Prinsip disain adalah pedoman, teknnik atau cara , metode bagaimana


menggunakan dan menyusun unsure-unsur untuk menghasilkan efek
tertentu, (Uswatun khasanah,dkk, 2009:91). Menurut Sri Widarwati
(2000: 15), prinsip prinsip disain adalah suatu cara untuk menyusun
unsur unsur sehingga tercapai perpaduan yang memeberi efek tertentu.
Menurut Uswatun khasanah,dkk, (2009:91), Arif Ghurub bestari
(2011:17), dan Sri Widarwati (2000:17) prinsip prinsip yang penting
dalam pembuatan disain adalah :

35

a. Harmoni
Harmoni adalah prinsip yang mencerminkan kesatuan melalui
pemilihan dan susunan unsure - unsur, ide-ide dan tema. Harmoni pada
disain busana dapat diterapkan pada aspek garis dan bentuk, tekstur, dan
warna, (Uswatun khasanah,dkk,2009:92). Menurut Afif Ghurub
Bestari,(2011:17), harmoni adalah prinsip disain yang memunculkan
kesan adanya kesatuan melalui pemilihan susunan objek atau ide.
Berdasar pendapat dari Uswatun Khasanah dan Afif Ghurub Bestari di
atas, dapat disimpulkan bahwa harmoni adalah prinsip

yang

menyatukan unsure-unsur,ide dan tema. Harmoni dapat diterapkan pada


aspek garis dan bentuk, tekstur, dan warna.
b. Keseimbangan
Keseimbangan

adalah

prinsip

yang

digunakan

untuk

memberikan perasaan tenang dan stabil, (Uswatun khasanah,dkk,


2009:92). Ada dua cara untuk mendapatkan keseimbangan yaitu
keseimbangan simetris dengan jarak bagian busana kiri dan kanan sama
serta keseimbangan asimetris dengan jarak bagian busana kiri dan
kanan berbeda.
Menurut Sri Widarwati (2000:17), keseimbangan adalah asas
yang digunakan untuk memberikan pengaruh perasaan tenang dan
stabil. Dari pendapat Uswatun Khasanah dan Sri Widarwati di atas,
dapat disimpulkan bahwa keseimbangan adalah prinsip atau asas yang
digunakan untuk memberikan perasaan tenang dan stabil.

36

c. Proporsi
Proporsi adalah suatu prinsip yang digunakan untuk memberi
kesan sesuatu kelihatan lebih besar atau lebih kecil, Uswatun
khasanah,dkk, (2009:92). Menurut Afif Ghurub Bestari (2011:17),
proporsi adalah perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lainnya. Berdasarkan pendapat dari Uswatun Khasanah dan Afif
Ghurub Bestari di atas, dapat disimpulkan bahwa proporsi adalah
prinsip yang digunakan sebagai perbandingan antara bagian yang satu
dengan yang lain apakah lebih besar atau lebih kecil.
d. Irama
Irama dalam disain dapat diartikan sebagai suatu pergerakan.
Uswatun khasanah,dkk, (2009:92) .
Sri Widarwati(2000:17), menjelaskan bahwa irama ialah,
pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari
suatu bagian ke bagian lain. Ada empat cara untuk menghasilkan
irama yakni: pengulangan, radiasi, peralihan ukuran, dan
pertentangan.
e. Pusat perhatian
Pusat perhatian adalah suatu bagian yang lebih menarik dari
bagian-bagian lainnya, (Arifah A.Riyanto:2003:66). Pusat perhatian
sebaiknya menonjolkan bagian-bagian tubuh yang baik,misalnya muka
yang cantik maka pusat perhatian diletakkan di dekat wajah. Pusat
perhatian dapat berupa hiasan lipit, renda dan warna mencolok.
Menurut Afif Ghurub Bestari, (2000:18), pusat perhatian adalah hal

37

yang dapat berupa aksen yang secara otomatis membawa mata pada
sesuatu yang terpenting dalam suatu disain busana.
2. Teknik penyajian gambar
Menurut Sri Widarwati, (2000: 72) ,Arifah A.Riyanto (2003:134),
Soekarno (2005: 276), dalam mendisain, terdapat teknik penyajian gambar
sebagai berikut:
a. Disain sketsa
Menurut Sri Widarwati, (2000:72) disain sketsa adalah disain
yang digunakan untuk mengembangkan ide-ide dan menerapkannya
secara cepat pada kertas. Disain sketsa busana adalah suatu disain
untuk mengembangkan ide ide yang ada dalam pikiran perancang
yang

dituangkan

dalam

kertas

secara

spontan,(Arifah

A.Riyanto:2003:134). Soekarno (2005: 276) menjelaskan disain sketsa


ialah,
rancangan permulaan dari disainer , berupa garis garis model
pakaian tampak depan dan belakang. Dalam pengembangan
sumber ide dan penerapannya dapat berwarna atau hitam putih.
Dari pendapat Arifah A.Riyanto, Soekarno, dan Sri Widarwati di
atas, dapat disimpulkan bahwa disain sketsa adalah disain yang
digunakan untuk menuangkan ide yang ada di dalam pikiran disainer
secara cepat pada sebuah kertas dengan disajikan masih berupa warna
hitam putih.
b. Sketsa produksi
sketsa produksi ialah suatu sketsa yang akan digunakan untuk
tujuan produksi suatu busana,(Sri Widarwati, 2000:75). Menurut

38

Arifah A.Riyanto (2003:139), sketsa produk adalah suatu disain sketsa


yang akan digunakan untuk tujuan produksi dalam suatu usaha
garment.
Dari pengertian sketsa produksi oleh Sri Widarwati dan Arifah A.
Riyanto di atas, dapat disimpulkan bahwa sketsa produksi adalah disain
yang berupa sketsa yang dibuat dengan tujuan produksi suatu usaha
industri.
c. Gambar presentasi
Presentation drawing adalah suatu sajian gambar atau koleksi
yang ditujukan kepada pelanggan,(Sri Widarwati, 2000:77). Menurut
Arifah A.Riyanto,(2003:144), presentasi drawing yaitu disain model
busana yang digambar lengkap dengan warna atau corak kain pada
suatu pose tubuh tertentu yang dapat dilihat pada bagian muka dan
belakang.
Berdasarkan

pengertian

presentation

drawing

yang

telah

disebutkan oleh Sri Widarwati dan Arifah A.Riyanto di atas. dapat


disimpulkan bahwa gambar presentasi adalah disain yang dibuat dengan
menampilkan warna / corak / pose dari gambar tersebut yang dibuat
dengn tujuan untuk disajikan kepada pelanggan.
d. Disain ilustrasi
disain ilustrasi adalah suatu sajian gambar fashion yang
dimaksudkan untuk tujuan promosi suatu disain, Sri Widarwati
(2000:78). Pendapat lain dijelaskan oleh Soekarno (2005:277),disain

39

ilustrasi adalah disain sket yang tidak ada keterangannya. Garis model
yang terkandung dalam gambar model atau ilustrasi harus dapat
dipahami oleh pembuat pola.
Dari pendapat Sri Widarwati dan Soekarno di atas, dapat
disimpulkan bahwa ilustrasi fashion adalah sajian gambar fashion yang
ditujukan untuk promosi disain dengan ciri tidak ada keterangannya.
3. Prinsip penyusunan moodboard busana pesta malam muslimah dengan
sumber ide akar tumbuhan hutan
Dalam pembuatan disain busana, perlu diawali dengan pembuatan
mood board. Moodboard merupakan media perencanaan bagi disainer yang
menyajikan dan membahas fakta atau permasalahan yang dikaji secara
deskriptif dalam bentuk hasil analisis visual yang dilakukan,( Sitinuranisa ,
2014: 1). Menurut Tim fit in line dalam fitinline.com , menjelaskan bahwa
moodboard ialah,
merupakan analisis tren visual yang dibuat para disainer dari
komposisi gambar-gambar berupa foto, kliping, atau sketsa yang
memuat suasana, warna dan tema yang nantinya akan diwujudkan
menjadi suatu karya.
Berdasarkan pendapat Sitinuranisa dan Tim fit in line di atas, dapat
disimpulkan bahwa moodboard merupakan analisis trend visual yang dibuat
disainer sebagai perncanaan yang menyajikan dan membahas fakta dalam
bentuk analisis visual berupa foto, kliping atau sketsa yang nantinya akan
diwujudkan menjadi sebuah karya.
Menurut Sitinuranisa (2014:1), tujuan dari pembuatan mood board
adalah untuk menentukan tujuan, arah dan panduan dalam membuat karya

40

cipta bertema, sehingga proses kreativitas yang dibuat tidak menyimpang


dari tema yang telah ditentukan.
Menurut Sitinuranisa (2014:1), cara pembuatan moodboard adalah
sebagai berikut :
a) Tentukan tema karya disain yang akan digunakan, lalu mulailah
mengumpulkan berbagai elemen penyusun moodboard berupa berbagai
gambar yang dapat menunjang terhadap tema pada moodboard tersebut.
b) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan berupa kertas dan perlengkapan
lainnya serta guntingan gambar-gambar yang satu sama lain memiliki
keterkaitan dalam satu tema
c) Buat moodboard dari tema yang telah ditentukan, dengan cara menyusun
elemen - elemen pembuatan moodboard berdasarkan tema yang telah
ditentukan.

E. Busana Pesta Malam Muslimah


1. Deskripsi busana pesta malam muslimah
Busana wanita muslimah adalah busana yang digunakan untuk
mematuhi kaidah agama Islam, (Cici soewardi, 2009:6). Pesta adalah
suasana suka dan bergembira, maka warna atau motif kain juga
memperlihatkan warna warna tersebut ,(Arifah A. Riyanto,2003: 203).
Menurut Enny Zuhni Khayati (1998:3), busana pesta adalah busana yang
dikenakan pada kesempatan pesta baik pada waktu pagi/siang, maupun
malam hari.

41

Dari pendapat Cici soewardi, Arifah A.Riyanto dan Enny Zuhny


Khayati di atas, dapat disimpulkan bahwa busana pesta adalah busana yang
dikenakan pda kesempatan pesta waktu pagi, siang, maupun malam dengan
memperlihatkan warna warna senang / bahagia.
2. Bahan busana pembuatan busana pesta malam muslimah
Pemilihan bahan busana yang tepat, akan membuat suatu busana
menjadi bagus akan tetapi pemilihan tekstil yang salah, akan membuat
disain tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Menurut Ernawati (2008
: 188), Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu
serat yang berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan
(sintetis) dan galian (asbes, logam)
a. Jenis jenis serat
1) Serat alam
Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain:
serat biji, serat batang, dan serat daun. Serat dari biji misalnya kapas
dan kapuk. Untuk serat batang berupa serat lenen, serat henep, serat
goni, dan serat rosella. Pada serat daun contohnya serat abaka dan
serat sisal.
Serat alam yang berasal dari hewan yakni: wol, serat mohair,
serat kasmer, serat unta, serat llama, serat alpaca, serat vikuna, serat
kelincin angora sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan bahan
tekstil sutra.

42

2) Serat buatan (termoplastik) bahan tekstil yang berasal dari serat


buatan ini adalah berupa rayon, polomer, dacron, polyester, nylon.
3) Serat bahan galian berasal dari dalam tanah seperti asbes dan logam.
b. Sifat bahan tekstil yang dapat digunakan sebagai bahan utama
1) Katun: sifat-sifat bahan katun adalah bersifat hidroskopis atau
menyerap air, mudah kusut, kenyal, dalam keadaan basah
kekutannya bertambah lebih kurang 25%, (Ernawati,2008:188).
2) Wol : bahan wol memiliki sifat sangat kenyal hingga tidak mudah
kusut. Wol mengikat panas, karena serabut wol keriting. (Ernawati,
2008:189).
3) Sutera : bahan sutera memiliki sifat lembut, licin dan berkilap,
kenyal dan kuat,(Ernawati, 2008:189).
4) Brokat, lame dan songket : Menurut Ernawati (2008:189), bahan
tekstil / busana yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah
berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan
temperatur setrika yang tinggi.
5) Satin : Menurut Jose dalam josefashion7.mywapblog.com, bahan
satin memiliki ciri khas mengkilap sehingga mampu memunculkan
kesan glamour. Satin polos maupun dipadu dengan renda dan
ornamen lain selalu bisa dikenakan untuk acara pesta maupun saat
upacara pernikahan. Kain ini paling pas untuk disain gaun minimalis.

43

c. Bahan pelapis
Bahan yang tidak kalah penting adalah bahan bahan pelapis
yang digunakan untuk melapisi bagian bagian tertentu dalam busana.
Lapisan tersebut diantaranya :
1) Lapisan bawah (underlining) : Underlining adalah bahan yang
berfungsi memberi bentuk, badan busana, serta penopang pada area
yang lebar dari sebuah busana, (Goet Poespo, 2005:13)
2) Lapisan singkap dalam (interfacing) : umumnya berupa bahan yang
kuat untuk memberikan bentuk badan busana serta menopang
bagian-bagian kecil pakaian (pinggiran dan detail-detail). Menurut
Goet Poespo (2005: 11), interfacing adalah bahan yang dipasangkan
di antara pakaian dan lapisan singkap (facing) untuk memberikan
kekuatan, badan dan bentuk = lapisan dalam
3) Lapisan dalam (interlining) : Menurut Goet Poespo (2005:11),
interlining ialah,
interlining adalah bahan yang cocok /pantas diletakkan di
antara pakaian dan bahan pelapis dalam (vuring /lining)
untuk menambah kehangatan dan bentuk atau sama dengan
bahan pelapis antara.
Ernawati dkk (2008:183) juga menjelaskan interlining sebagai
berikut,
interlining merupakan pelapis antara, yang membantu
membentuk siluet pakaian. Interlining sering digunakan
pada bagian-bagian pakaian seperti lingkar leher, kerah,
belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak
pada jas, pinggang dan lain-lain, diantaranya : trubenais,
fisilin, bulu kuda, dan pelais gula.

44

Berdasarkan pendapat dari Goet Poespo dan Ernawati dkk di


atas, interlining merupakan bahan yang diletakkan di antara pakaian
dan bahan pelapis dalam. Interlining sering digunakan pada bagianbagian pakaian seperti lingkar leher, kerah, belahan tengah muka
dsb.
4) Kain pelapis (lining) : Menurut Goet poespo (2009:23), lining ialah
bahan yang dipotong dari bagian bagian pola secara
terpisah , digabungkan kemudian dijahitkan pada busana
untuk menutupi konstruksi bagian dalam, juga membantu
memudahkan ketika dikenakan atau ditanggalkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Ernawati (2008:182) bahwa
lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan
utama sebahagian maupun seluruhnya. Bahan lining sering juga
disebu \memudahkan untuk dikenakan.
3. Pola pembuatan busana pesta malam muslimah
a. Pengertian
Dalam pembuatan busana, tentu tak bisa terwujud tanpa adanya
pola. Pola yang dibuat menggunakan jenis pola konstruksi. Pola
konstruksi adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran badan seseorang
dengan menggunakan sarana datar atau dua dimensi,(Suryawati,dkk,
2011:3). Menurut Ernawati dkk (2008:246), pola konstruksi adalah pola
dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan pemakai, dan digambar
dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola
konstruksi masing-masing.

45

Kebaikan pola konstruksi menurut Suryawati dkk (2011:3):


1) Bentuk pola lebih sesuai dengan bentuk badan seseoranng
2) Besar kecilnya lipit kup lebih sesuai dengan besar kecilnya bentuk
buah dada seseorang
3) Perbandingan bagian-bagian dari model lebih sesuai dengan besar
kecilnya bentuk badan sipemakai.
b. Cara memngambil ukuran
Untuk dapat membuat suatu pola, maka diperlukan ukuran badan
model. Menurut Suryawati dkk, (2011:11) , Ernawati,dkk (2011:265) ,
Porrie Muliawan, (2001:78-79). & Soekarno, (2005:14) cara mengambil
ukurannya sebagai berikut :
1) Lingkar leher (LL)
Diukur sekeliling batas leher, dengan meletakkan jari telunjuk
di lekuk leher, (Suryawati,dkk, 2011:12). Menurut Ernawati,dkk
(2011:265) lingkar leher diukur sekeliling leher tidak terlalu ketat
dan tidak terlalu longgar. Menurut Soekarno, (2005:14) lingkar
leher diukur keliling leher, diambil pertemuan meteran pada lekuk
leher depan bagian bawah.
Berdasarkan pendapat Suryawati.dkk, Ernawati dkk dan
Soekarno di atas, dapat disimpulkan bahwa mengukur lingkar leher
dilakukan dengan mengukur keliling leher tidak terlalu ketat dan tidak
terlalu longgar dengan mengambil pertemuan meteran pada lekuk
leher depan bagian bawah.

46

2) Lingkar badan
Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak
dada, ketiak, letak pita ukur pada badan belakang harus datar dari
ketiak sampai ketiak lainnya. Diukur pas, lalu ditambah 4 cm,
(Suryawati dkk, 2011:11). Diukur sekeliling badan terbesar dengan
posisi tidak terlalu kencang dan ditambah 4 cm,(Ernawati dkk, 2011
:266). Menurut Soekarno (2005:14) lingkar badan diukur pada bagian
badan belakang, melalui ketiak hingga melingkari payudara. Ikuti
angka pertemuan meteran dalam keadaan pas, tambah 4cm pada hasil
ukurannya.
Dari pendapat Suryawati dkk, Ernawati dkk, dan Soekarno di
atas, lingkar badan diukur pada badan atas yang terbesar dari badan
belakang melalui ketiak hingga melingkari payudara dan ditambah 4
cm.
3) Lingkar pinggang
Menurut Porrie Muliawan(2001:78) lingkar pinggang diukur
pada sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1cm.
Menurut Ernawati ( 2011:) lingkar pinggang diukur pas sekeliling
pinggang. Pendapat senada dikemukakan oleh Soekarno (2005:14)
bahwa lingkar pinggang diukur pada bagian pinggang, lalu diambi;
pertemuan meteran dalam keadaan pas.

47

Berdasarkan pendapat Ernawati dkk, Soekarno, dan Porrie


Muliawan di atas, data disimpulkan bahwa lingkar pinggang diukur
sekeliling pinggang pas kemudian ditambah 1cm atau 1jari.
4) Lingkar panggul
Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar dengan pita
ukur datar. Diukur pas, kemudian ditambah 4 cm/4jari, (Porrie
Muliawan, 2001:78-79). Menurut Ernawati (2008:266) lingkar
panggul diukur melingkar pada pinggul yang paling tebal secara
horizontal dengan tidak terlalu ketat. Menurut Soekarno, (2005:16)
lingkar panggul diukur bagian pinggul yang terbesar, dari ukuran pas
tambah kurang lebih 4cm.
Berdasarkan pendapat Porrie Muliawan, Ernawati dkk, dan
Soekarno lingkar panggul diukur pada keliling panggul terbesar,
diukur pas, lalu tambah 4cm / 4 jari.
5) Tinggi panggul
Diukur dari bawah peterban pinggang sampai dibawah
peterban panggul. diukur dari pinggang sampai batas panggul terbesar
pada bagian belakang (Ernawati dkk, 2008:266). Menurut Soekarno
(2005:17), tinggi panggul diukur dari bagian bawah pinggul yang
terbesar ke atas sampai batas ban pinggang bagian bawah.
Dari pendapat Ernawati dan Soekarno di atas, dapat
disimpulkan bahwa tinggi panggul diukur dari pinggang bawah
sampai panggul yang terbesar pada bagian belakang.

48

6) Panjang punggung
Diukur dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang
lurus kebawah sampai dengan peterban bagian bawah, (Porrie
Muliawan,

2001:79).

Menurut

Soekarno

(2005:17),

panjang

punggung diukur pada bagian punggung, dari ruas tulang leher yang
menonjol di pangkal leher, turun ke bawah sampai batas pinggang
bagian belakang. Menurut Ernawati dkk, (2008:266), panjang
punggung diukur dari tulang belakang lurus sampai batas pinggang.
Berdasarkan pendapat Porrie Muliawan, Soekarno, dan
Ernawati dkk di atas, dapat disimpulkan bahwa panjang punggung
diukur dari tulang leher belakang yang menonjol, sampai batas
pinggang bagian belakang.
7) Lebar punggung
Lebar punggung diukur 9 cm dibawah tulang leher yang
menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas
lengan kiri sampai batas lengan kanan,(Porrie Muliawan,2001:79).
Menurut Soekarno,(2005:16), lebar punggung diukur dari ruas tulang
leher turun 8cm, diukur jarak antara kerung lengan sebelah kiri sampai
kerung lengan sebelah kanan. Menurut Ernawati dkk ( 2008:266) ,
lebar punggung diukur 9 cm ke bawah dari tulang leher belakang
kemudian diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri ke
lingkar kerung lengan kanan.

49

Berdasarkan pendapat Porrie Muliawan, Soekarno, dan


Ernawati dkk ,dapat disimpulkan bahwa lebar punggung diukur 8-9
cm di bawah tulang leher yang menonjol, diukur mendatar dari kerung
lengan kiri ke kerung lengan kanan.
8) Panjang sisi
Diukur dari batas ketiak ke bawah peterban pinggang
dikurangi 2 atau 3cm, (Porrie Muliawan,2001:79). Menurut Soekarno
(2005:14) panjang sisi diukur dari bawah kerung lengan ke bawah
sampai batas pinggang. Berdasarkan pendapat Porrie Muliawan dan
Soekarno di atas, dapat disimpulkan bahwa panjang sisi diukur dari
batas bawah ketiak sampai batas pinggang dikurangi 2-3cm.
9) Lebar muka
Diukur pada pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari
batas lengan kanan sampai dengan batas lengan kiri,(Porrie
Muliawan,2001:79). Menurut Soekarno, (2005:) lebar muka diukur di
bawah lekuk leher turun 5cm, diukur mendatar dari kerung lengan
sebelah kiri sampai kerung lengan sebelah kanan. Menurut
Ernawati,dkk (2008:266) lebar muka diukur 6 atau 7 cm dari lekuk
leher ke bawah, kemudian diukur datar dari batas lingkar kerung
lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan.
Berdasarkan pendapat Porie Muliawan, Soekarno, dan
Ernawati,dkk di atas, data disimpulkan bahwa lebar muka diukur di

50

bawah lekuk leher turun 5-7cm, diukur mendatar dari kerung lengan
kiri sampai kerung lengan kanan.
10) Panjang muka
Diukur dari lekuk leher ditengah muka ke bawah sampai di
bawah peter ban pinggang,(Porrie Muliawan,2001:79). Menurut
Soekarno,(2005:14) panjang muka diukur dari lekuk leher ke bawah
sampai batas pinggang. Berdasarkan pendapat Porrie Muliawan dan
Soekarno di atas, dapat disimulkan bahwa panjang muka diukur dari
lekuk leher tengah muka sampai batas pinggang.
11) Tinggi dada
Diukur dari bawah peterban pinggang, tegak lurus ke atas
sampai di puncak buah dada, (Porrie Muliawan,2001:79). Menurut
Soekarno (2001:16) tinggi dada diukur dari pinggang ke atas sampai
kurang 2cm dari puncak payudara.
Dari pendapat Porrie Muliawan dan Soekarno di atas, dapat
disimpulkan bahwa tinggi dada diukur dari pinggang ke atas sampai
puncak payudara / 2cm sebelum puncak payudara.
12) Panjang bahu
Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas
leher ke puncak lengan, atau bahu yang terendah,(Porrie
Muliawan,2001:79). Menurut Soekarno, (2001:15) panjang bahu
diukur dari batas leher sampai bagian bahu yang terendah.

51

Pendapat senada juga disampaikan oleh Ernawati dkk


(2008:266) bahwa panjang bahu diukur dari batas lingkar leher
sampai batas bahu terendah. Dari pendapat Porrie Muliawan,
Soekarno, dan Ernawati,dkk di atas, dapat disimpulkan bahwa
panjang bahu diukur dari batas lingkar leher sampai batas bahu
terendah.
13)

Ukuran uji
Diukur dari tengah muka di bawah peterban serong
melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke
belakang sampai tengah belakang pada bawah peterban, (Porrie
Muliawan, 2001:79).

14)

Lingkar lubang lengan


Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu kemudian
ditambah 2cm untuk lubang lengan tanpa lengan, dan ditambah
4cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan, (Porrie
Muliawan,2001:79). Menurut Soekarno, (2005:15), lingkar lubang
lengan diukur keliling kerung lengan dalam keadaan pas ditambah
4cm. Berdasarkan pendapat Porrie Muliawan dan Soekarno dia
atas, dapat disimulkan bahwa Lingkar lubang lengan diukur
sekeliling lengan pas tambah 4cm.

15)

Panjang lengan
Diukur dari puncak lengan terus kebawah lengan sampai
melewati tulang pergelangan tangan yang menonjol, (Porrie

52

Muliawan,2001:79).Menurut Ernawati,dkk, panjang lengan diukur


dari pangkal lengan ke bawah, sampai panjang lengan yang
diinginkan. Berdasarkan Porrie Muliawan dan Ernawati,dkk di
atas, dapat disimpulkan bahwa panjang lengan diukur dari puncak
lengan sampai panjang lengan yang diinginkan.

c. Sistem pembuatan pola busana


Setelah diketahui ukurannya, maka langkah selanjutnya ialah
membuat pola busana. Ada berbagai sistem pembuatan pola dasar busana
secara konstruksi yang biasa digunakan, salah satunya adalah sistem pola
So-En.
Menurut Porrie Muliawan, (2001:9) ciri khusus dari pola sistem
So-En ini adalah pola badan muka dan belakang pada sistem ini
digambarkan berdampingan. Kebaikan dari sistem pola ini adalah
jumlah kupnat hanya satu dan letaknya di pinggang serta ukurannya
besar. Kekurangan dari pola ini adalah untuk model dengan sambungan
pinggang letak pinggang harus diperiksa supaya letaknya datar. Jika
tidak, maka hasilnya kurang bagus.
4. Teknologi pembuatan busana pesta malam muslimah
a. Teknologi penyambungan
Ernawati, (2008 : 105), menjelaskan teknologi penyambungan
sebagai berikut,
untuk menyatukan bagian-bagian dari potongan kain pada
pembuatan busana seperti menyatukan bahu muka dengan bahu

53

belakang, sisi kiri muka dengan sisi kanan belakang dsb, sisa
sambungannya disebut dengan kampuh
Menurut Ernawati dkk, (2008:105-108) terdapat berbagai jenis
kampuh, diantaranya :
1) Kampuh terbuka : Kampuh terbuka yaitu kampuh yang

tiras

sambungannya terbuka/ dibuka. Teknik peyelesaian tiras dari


kampuh ini ada beberapa cara:
a) Kampuh terbuka dengan penyelesaian setikan mesin.
penyelesaian tiras ini dengan cara melipat kecil pinggiran
tiras dan disetik dengan mesin sepanjang pinggiran tersebut.
b) Kampuh terbuka dengan penyelesaian tusuk balut, yaitu
penyelesaian tiras di sepanjang pinggiran tiras diselesaikan
dengan tusuk balut.
c) Kampuh terbuka yang diselesaikan dengan obras, yaitu
penyelesaian di sepanjang pinggiran tiras diselesaikan dengan
diobras.
d) Kampuh terbuka diselesaikan dengan rompok. kampuh
dengan penyelesaian ini hanya dipakai untuk busana yang
dibuat

dari

bahan/kain

tebal.

Kegunaannya

untuk

menyambungkan (menjahit) bagian bagian bahu, sisi badan,


sisi rok, sisi lengan, sisi jas, sisi mantel, sisi celana, dan
belakang celana.

54

2) Kampuh balik
Kampuh balik yaitu kampuh yang dikerjakan dengan
teknik membalikkan dengan dua kali jahit dan dibalikkan
dengan cara, pertama dengan menjahit bagian buruk menghadap
bagian buruk (bagian baik) yang bertiras dengan lebar tiras
dengan ukuran 3 mm.
3)

Kampuh pipih
Kampuh pipih yaitu kampuh yang mempunyai bekas jahitan

pada satu sisi sebanyak dua setikan, dan sisi yang sebelahnya satu
setikan.
Teknik menjahit kampuh pipih, lipatkan kain yang
pinggirannya bertiras selebar 1,5 cm menjadi 0,5 cm, tutup tirasnya
dengan lipatan yang satu lagi. Kampuh ini dipakai untuk menjahit
kain sarung, kemeja, celana, jaket, pakaian bayi, dsb.
4) Kampuh Perancis
Menurut Ernawati, (2008:107), kampuh perancis adalah
kampuh yang hanya terdiri dari satu jahitan yang didapatkan
dengan cara menyatukan dua lembar kain.
5) Kampuh sarung
Kampuh sarung adalah kampuh yang tampak dari kedua
sisinya.

55

b. Teknik penyelesaian tepi kain


Menurut Ernawati,dkk (108-112) ada 9 macam teknik penyelesaian tepi
kain, yaitu:
1) Mengelim
Mengelim dipakai untuk bawah rok, blus, kebaya, ujung
lengan dsb. Untuk mengelim bagian-bagian busana tesebut di atas,
lebar kelim berkisar antara 3 s.d 5 cm dan diselesaikan dengan sum
sembunyi.
2) Kelim sumsang
Teknik mengerjakan/caranya sama dengan mengelim, tapi
beda kerjanya pada cara memasukkan jarumnya yaitu dua kali
dalam satu lubang sehingga benangnya mati dan tidak mudah
lepas.
3) Kelim tusuk flanel
Kelim tusuk flanel yaitu kelim yang bahan pinggirnya di
obras, tanpa melipatnya kedalam. Terutama dipakai untuk teknik
pengerjaan yang kelimnya lebih rapi dan lebih berkualitas dan juga
untuk bahan yang tebal, untuk rok, blus, ujung lengan dan
sebagainya.
4) Kelim yang dirompok
Kelim yang di rompok terutama untuk bahan yang tebal
seperti jas, mantel. Teknik pengerjaannya sama dengan disum,

56

hanya saja tiras pinggirnya tidak dilipatkan tapi dirompok dengan


bahan yang tipis agar tidak terlalu tebal, kemudian baru di sum.
5) Kelim palsu
Kelim palsu yaitu kelim untuk mengatasi masalah bila
panjang kain tidak cukup untuk dibuat keliman, atau bahan yang
terlalu tebal untuk dikelimkan, maka dibuat kelim palsu. Membuat
kelim palsu yaitu dengan cara menyambungkan kain untuk kelim,
kain yang digunakan bisa bahan yang sama atau bahan lain yang
lebih tipis.
6) Kelim tindas
Kelim tindas yaitu kelim yang dijahit dengan mesin.Hasil
tindasan hanya satu jahitan yaitu pada pinggir kelim. Biasanya
dipakai untuk pinggiran kemeja, ujung kaki piyama, kaki celana,
bawah rok, blus, dsb.
7) Kelim konveksi
Kelim konveksi yaitu kelim yang sering dipakai untuk
menjahit pakaian konveksi, yaitu untuk keliman rok, blus, kemeja,
ataupun kaki celanan. Caranya sama dengan kelim tindas tapi
perbedaannya terletak pada tusukannya.
8) Kelim rol.
Kelim rol dapat dibuat dengan dua cara:
a) Kelim yang dibuat dengan mesin serbaguna dengan memakai
sepatu rol serta setikan zig-zag.

57

b) Kelim juga dapat dibuat dengan cara manual, dengan memakai


jarum tangan dengan cara menggulung kecil tiras, kemudian
dijahit dengan tusuk balut.
9) Kelim som mesin
Kelim som mesin ini adalah kelim yang bekasnya di bagian
baik seperti som tangan tetapi dengan menggunakan mesin.
c. Teknik pengepresan
Pressing yaitu melakukan proses penekanan agar bahan lebih
rapi dan berkualitas tinggi, (Ernawati dkk, 2008:147). Pressing
memberikan pengaruh yang besar pada tampilan hasil pakaian, sehingga
akan meningkatkan kwalitas dan harga jual pakaian tersebut. Menurut
Ernawati dkk (2008:146) proses pressing dapat dibagi dua kelompok
yaitu:
1) Pengepressan selama pembuatan pakaian yang disebut under
pressing.
2) Pengepressan setelah pembuatan busana selesai disebut top pressing.
Menurut Ernawati dkk (2008:146) dijelaskan terkait pressing
bahwa,
tujuan dari pressing adalah untuk membentuk busana sesuai
dengan lekuk tubuh, untuk mempersiapkan busana ke proses
berikutnya dan untuk memberikan penyelesaian akhir pada
busana setelah proses pembuatan.

58

Proses pressing ataupun menyetrika memiliki teknik yang bisa


digunakan menurut Ernawati (2008:148) dan Goet Poespo,(2009:38)
yakni:
1) Teknik Pressing
Kualitas produk pakaian yang baik dengan proses yang baik
pula. Salah satunya teknik mempress atau pressing Menurut
Ernawati (2008:148) ada dua tahap pengepressan yaitu :
a) Pengepressan antara
Pengepressan antara yaitu pada saat proses penjahit
dilakukan pressing pada bagian-bagian pakaian yaitu setiap
langkah menjahit di press, (Ernawati dkk, 2008: 148).
Contohnya adalah pengepressan kampuh yaitu kampuh bahu dan
kampuh sisi. Menurut Goet Poespo,(2009:38) ada beberapa
langkah dalam pengepresan yakni :
1) Pertama kali uji coba, ambil secarik bahan busana lalu
disetrika
2) Setrika satu arah sepanjang jahitannya untuk menghaluskan
tekstur jahitan
3) Gunakan penguapan pada setrika sebanyak banyaknya
4) Setrika dari bagian buruk bahan atau lapisi dengan selembar
kain jika bahan busananya sensitive

59

b) Pengepressan akhir
Pengepressan akhir yaitu pengepressan yang dilakukan
pada saat pakaian sudah siap (sudah jadi),(Ernawati, 2008:148).
Pengepressan ini dapat dikerjakan dengan sterika press dan
untuk di garmen dengan produksi yang besar dengan Stream
Doily atau stream tunnel
2) Penyetrikaan
Menurut Ernawati dkk. (2008:149) penyeterikaan pakaian
jadi bertujuan menambah kerapian dan keindahan. Langkah kerja
hendaklah disesuaikan dengan disain

busana,

seperti contoh

berikut:
a) Penyetrikaan kemeja terlebih dahulu di setrika bagian kerah
kemudian lengan dan sebagainya.
b) Pakaian wanita seperti rok adalah dengan menyetrika secara
keseluruhan, kemudian bagian pinggang dan bagian kelim.
d. Pengemasan busana
Menurut Ernawati dkk (2008: 149), kemasan merupakan
tampilan terakhir dari busana untuk diserahkan pada konsumen bila ini
merupakan pesanan.
Enny

Zuhny

Khayati,

(1998:40),

menjelaskan

tentang

pengemasan busana sebagai berikut,


busana indah sering dibuat dengan garniture khusus sehingga
penyimpanannya biasanya tidak dilipat melainkan digantung.
Oleh karena itu agar pekerjaan tetap rapi dan bersih, maka perlu
dibuat tutup baju berhanger dari parasit, plastik transparan dsb.

60

Menurut Ernawati dkk (2008:149), fungsi kemasan disini


adalah untuk keamanan, untuk keindahan penampilan, dan untuk
promosi. Dalam perancangan kemasan ketiga unsur di atas perlu
dipertimbangkan. Makin tinggi kwalitas produk makin mewah pada
kemasannya.
5. Hiasan busana pesta malam dengan sumber ide akar tumbuhan hutan
Menghias berarti memperindah segala sesuatu yang dipakai oleh
manusia baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keperluan rumah tangga.
(Ernawati, 2008 :384).
a.

Disain hiasan busana


Disain

hiasan

merupakan

disain

yang

dibuat

untuk

meningkatkan mutu dari disain struktur suatu benda, (Ernawati


dkk,2008:384). Menurut Enny Zuhny Khayati (1998:17) Garnitur
(hiasan) busana memiliki pengertian segala sesuatu yang dihiaskan pada
busana agar busana tersebut memiliki nilai yang tinggi terutama nilai
keindahannya. Berdasarkan pendapat Ernawati dkk dan Enny Zuhny
Khayati di atas, dapat disimpulkan bahwa disain hiasan busana adalah
segala sesuatu yang dihiaskan pada busana untuk meningkatkan mutu
dari disain struktur suatu busana serta untuk meningkatkan nilai
keindahan suatu busana.

61

Menurut Ernawati dkk (384-385) agar hiasan yang digunakan


sesuai dan dapat memperindah bidang yang dihias maka perlu
diperhatikan beberapa hal yaitu :
1) Hiasan yang digunakan hendaklah tidak berlebihan. Hiasan yang
terlalu berlebihan membuat pakaian terlihat terlalu ramai. Oleh
sebab itu penggunaan hiasan hendaklah dibatasi sehingga fungsinya
untuk meningkatkan mutu produk tersebut dapat tercapai.
2) Hiasan yang digunakan disesuaikan dengan disain struktur benda
yang dihias. Contohnya pada bidang benda yang berbentuk segi
empat dapat digunakan motif yang mengikuti bidang segi empat
tersebut, atau hanya membuat hiasan berbentuk siku pada setiap
sudutnya.
3) Penempatan disain hiasan disesuaikan dengan luasnya background
dari benda yang dihias. Bidang yang kecil sebaiknya juga
menggunakan hiasan yang kecil dan sebaliknya bidang yang luas
dapat menggunakan hiasan yang sedikit lebih besar.
b.

Bentuk-bentuk disain ragam hias


Menurut Ernawati dkk ,(2008:387) disain hiasan dapat dibuat
dalam berbagai bentuk yaitu:
1) Bentuk naturalis
Bentuk naturalis yaitu bentuk yang dibuat berdasarkan bentukbentuk yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh-tumbuhan,

62

bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan, bentuk awan,


matahari, bintang, bentuk pemandangan alam dan lain-lain.(Ernawati
2) Bentuk geometris
Bentuk geometris yaitu bentuk-bentuk yang mempunyai
bentuk teratur dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contohnya
bentuk segi empat, segi tiga, lingkaran, kerucut.
3) Bentuk dekoratif
Bentuk dekoratif merupakan bentuk yang berasal dari bentuk
naturalis dan bentuk geometris yang sudah distilasi atau direngga
sehingga muncul bentuk baru tetapi ciri khas bentuk tersebut masih
terlihat. Bentuk-bentuk ini sering digunakan untuk membuat hiasan
pada benda baik pada benda-benda keperluan rumah tangga maupun
untuk hiasan pada busana.
c.

Penggolongan hiasan busana


Menurut Enny Zuhny Khayati (1998:18-28) garniture yang
beredar di pasaran cukup banyak dan bervariasi, tetapi dilihat dari segi
bahannya secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi:
1) Hiasan dari benang,contohnya:
a) Macam macam tusuk hias
b) Macam macam sulaman putih seperti sulaman inggris, perancis,
Richelieu, dan bayangan
c) Macam-macam sulaman berwarna seperti sulaman fantasi,
yanina, kruistik, asisi, tapiseri,dll

63

d) Macam-macam renda benang seperti vrifolite, kaitan,dan


macram
e) Macam-macam bordir seperti bordir tradisional dan istimewa.
2) Hiasan dari kain ,contohnya:
a) Macam-macam saku luar
b) Macam-macam klep
c) Macam macam detail busana
d) Macam-macam

trimming

misalnya

jabot,plisse,ruche,dan

waterfall
3) Hiasan dari logam, misalnya:
a) Macam macam kancing
b) Macam-macam ritsuliting
c) Macam-macam gesper
4) Hiasan dari kayu misalnya kancing, manic-manik dll.
5) Hiasan dari plastik misalnya gesper,kancing,ritsluiting,dsb.
6) Hiasan istimewa misalnya :
a) Gim
b) Ribbing
c) Breading
d) Prada
e) mani-manik

yang terdiri

dari

monte/mutiara,

pasiran,

payet/ketep, hallon, parel, batu manikam,dan bentuk bebas.


7) Hiasan dari renda misalnya plies, beadings, dan renda berjumbai,

64

F. Pergelaran busana archsense


1. Deskripsi pergelaran busana
Pergelaran busana merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menampilkan karya busana kepada khalayak. Peragaan busana adalah
suatu rangkaian kegiatan untuk memamerkan kreasi terbaru dari perancang
busana, (Didi Budiarjo, 2000). Gelar busana merupakan kegiatan yang
memerlukan promosi, agar masyarakat mengetahui akan adanya pergelaran
tersebut (Sicilia Sawitri, 2000 : 67).
Berdasarkan beberapa pengertian dari Didi Budiarjo dan Sicilia
Sawitri di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pergelaran busana adalah
suatu parade yang diselenggarakan untuk memamerkan / memperkenalkan
busana yang dikenakan peragawati / peragawan dengan tujuan tertentu.
2. Sifat kegiatan peragaan busana
Menurut Anisa dalam http://jbptunikompp-gdl-annisaacei-29230-78_unikom-i.com sifat kegiatan peragaan busana ini secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua tipe:
a. Terbuka
Peragaan busana ini ditunjukan untuk umum (tanpa dikenakan
biaya) yang diadakan serta berkala untuk memperkenalkan fashion
terbaru.
b. Tertutup
Peragaan busana ini bersifat eksklusif yang diadakan dalam area
/ ruangan khusus ( dikenakan biaya), pada umumnya merupakan adi

65

karya busana seorang perancang kenamaan untuk memperkenalkan


hasil karya yang terbaru serta agar namanya tetap eksis dalam dunia
fashion.
3. Kepanitiaan
Menurut Tim Universitas Pendidikan Indonesia dalam file,upi.edu,,
ada berbagai bagian yang diperlukan sebagai bagian dari peragaan busana
yaitu:
a. Ketua: Bertanggung jawab kepada penanggung jawab, atas segala
kelancaran dari penyelenggaraan peragaan busana. Ketua harus mampu
mengkoordinir seluruh seksi-seksi dan bijaksana dalam mengambil
keputusan-keputusan demi tercapainya tujuan dengan mengutamakan
kebersamaan/kerjasama.
b. Sekretaris: Bertanggung jawab kepada ketua atas keluar/masuknya
surat, pembuatan proposal yang telah disepakati bersama, pengadaan
undangan, angket serta penyusunan laporan umum setelah peragan
dilaksanakan
c. Bendahara: Bertanggung jawab kepada ketua, atas keluar/masuknya
uang. Bekerjasama dengan seluruh sie dalam pemasukan uang dan
mengeluarkan uang (atas persetujuan ketua) untuk segala keperluan dari
tiap seksi. Membuat laporan keuangan (kwitansi dan bon terlampir)
pada saat kegiatan selesai.
d. Perlengkapan : Bertanggung jawab pada ketua atas segala sesuatu yang
bersangkutan dengan ruangan dan perlengkapannya.

66

e. Dekorasi : Bertanggung jawab pada ketua atas segala sesuatu yang


bersangkutan dengan stage.
f. Music dan lighting : Bertanggung jawab kepada kasi perlengkapan atas
kelancaran dan kelengkapan pengeras suara dan operator musik.
Sebelum tamu/undangan datang sudah harus diuji apakah pengeras
suara berjalan baik.
g. Konsumsi : Bertanggung jawab pada kasi perlengkapan atas pengadaan
konsumsi (biasanya minuman dan snack/makanan kecil) bagi seluruh
panitia dan tamu
h. Dokumentasi :Bertanggung jawab pada ketua atas kelancaran
pemotretan /dokumentasi seluruh acara
i. Peragawati : peragawati bertanggung jawab kepada ketua atas kesiapan
seluruh peragawati,
j. Tata rias : Bertanggung jawab pada Kasi peragaan atas kesiapan rias
wajah dan rambut para peragawati. Rias rambut sebaiknya yang
sederhana dan netral/dapat dipakai untuk semua jenis busana. Perias
harus siap di ruang rias, menjaga kemungkinan bila riasan rusak pada
saat peragawati berganti pakaian. Bekerja sama dengan seksi
perlengkapan untuk menyediakan peralatan seperti cermin, meja, dan
kursi rias, dan kosmetik yang diperlukan.
k. Seksi acara : Bertanggung jawab kepada Kasi peragaan atas kelancaran
kegiatan protokoler seperti penyusunan acara, ketepatan waktu,
penerima tamu, dan menunjuk seorang (atau lebih) pembawa acara/MC,

67

bekerja sama dengan urusan peragawati dalam menyusun giliran


penampilan serta menyusun sedikit komentar/narasi
l. Humas : Bertanggung jawab kepada ketua atas hal-hal yang
berhubungan dengan masyarakat
m. Publikasi : Mengumumkan/memberitahukan kepada masyarakat sekitar
melalui surat kabar, majalah maupun selebaran serta radio. Disusun
sedemikian rupa sehingga menarik perhatian umum dan merangsang
masyarakat untuk menonton/membeli undangan.
n. Sponsorship :Bekerja sama dengan seluruh anggota/pengurus yang
terlibat untuk menghubungi perusahaan/instansi lain yang bersedia turut
berperan serta.
o. Ticketing : bekerja sama dengan sekretariat dalam pengadaan undangan
atau tiket dan bekerja sama dengan seksi acara dalam hal siapa-siapa
yang akan diundang/ kemana tiket akan dijual. apabila tiket terjual,
uang hasil penjualan dipusatkan ke bendahara.
4. Tata panggung
a.

Tipe panggung
Menurut Anisa dalam http://jbptunikompp-gdl-annisaacei29230-7-8_unikom-i.com, tipe catwalk dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Catwalk dengan ketinggian sejajar lantai : model panggung
peragaan busana seperti ini biasa dipakai untuk peragaan busana
skala kecil dengan jumlah penonton yang terbatas. Alur jalan
model ditentukan oleh pengaturan kursi penonton.

68

2) Catwalk menggunakan platform : biasa digunakan untuk acara


yang lebih khusus.Untuk acara insidental, panggung dapat bersifat
temporer. Tidak mempunyai standart bentuk yang baku. Lebar
standart untuk jalan 2 orang.
b. Bentuk panggung
Menurut Tim Universitas Pendidikan Indonesia dalam http:
//file.upi.edu dijelaskan bahwa berikut ini variasi bentuk panggung :
1) Variasi panggung bentuk T

Gb. 2. panggung bentuk T ( file.upi.edu )


2) Variasi Panggung Bentuk X

Gb. 3. panggung bentuk X ( file.upi.edu )

69

3) Variasi Panggung Bentuk I

Gb. 4. Panggung bentuk I( file.upi.edu )

4) Variasi panggung bentuk silang

Gb. 5. Panggung bentuk silang ( file.upi.edu )

70

b. Tata lampu
Di dalam pergelaran busana tentu terdapat lighting sebagai hal
yang pokok. Fungsi tata lampu antara lain sebagai penerangan,
penciptaan suasana, penguatan adegan, kualitas pencahayaan serta efek
khusus pementasan, (Rahmida Setiawati, 2008 : 22). Menurut Rahmida
Setiawati, (2008:22-23) bentuk dan wujud tata lampu bermacam macam,
diantaranya adalah :
a. Lampu khusus yang disebut Spot Light, jumlah pemakaiannya
disesuaikan dengan kapasitas gedung.
b. Stip Light (lampu garis) biasanya untuk menerangi jalur area pentas
yang masing-masing berjarak 2 4 meter dari deret lampu strip yang
ada.
c. Lampu Backdrop merupakan lampu yang diperlukan pada posisi
panggung belakang dan digunakan untuk menerangi latar belakang
panggung

secara

umum.

Formulasi

warna

lampu

biasanya

menggunakan color bright yang terdiri dari warna-warna biru, merah,


kuning dan general.
d. Overhead sportligh atau follow spot light merupakan lampu yang
digunakan sebagi lampu tunggal untuk menyorot salah satu tokoh pada
peran khusus atau ditokohkan berada dalam jarak tembaknya.

BAB III
KONSEP PENCIPTAAN KARYA DAN PERGELARAN
A. Konsep Penciptaan Disain Busana Pesta Malam Muslimah dengan
Sumber Ide Akar Tumbuhan Hutan
1. Penerapan tema archsense
Dalam pergelaran proyek akhir, disain busana yang dibuat oleh
mahasiswa Pendidikan Teknik Busana dan Teknik Busana tahun 2015 ini,
disesuaikan dengan tema pergelaran yaitu archsense. Archsense yang
merupakan singkatan dari archipelago sense bermakna segala sesuatu yang
dapat dirasakan oleh panca indera yang berada di dalam Negara Indonesia.
Tema archsense berkaitan erat dengan segala sesuatu yang ada dalam
Negara Kepulauan Indonesia. Contohnya antara lain: tumbuhan, hewan,
adat, kain dan bangunan. Berbagai kekayaan tersebut dapat diterapkan di
dalam busana misalnya pada kain, bentuk , corak, maupun warna.
Penerapan unsur archsense dalam busana pesta malam untuk
wanita muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan hutan ini adalah :
a. Penerapan unsur archsense dalam busana
Salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia adalah kekayaan
hutannya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki
hutan dengan jumlah yang banyak dan luas. Untuk itu di dalam
pemilihan bahan utamanya, dipilih warna yang sesuai dengan warna
hutan subur. Selain itu, untuk kombinasi warnanya menggunakan warna
71

72

seperti warna akar tumbuhan yang merupakan bagian dari hutan itu
sendiri.
b. Penerapan unsur archsense dalam hiasan busana
Di dalam hiasan busana yang dibuat, hiasan yang dibuat berupa
bentuk akar yang melekat pada blus. Akar merupakan salah satu bagian
dari anatomi tumbuhan hutan yang memiliki fungsi untuk menyerap
unsur hara diantaranya adalah air yang berada di dalam tanah.
Opnaisel yang menjadi detail busana sekaligus sebagai hiasan
busana diterapkan dalam blus. Bentuk opnaisel yang tegak merupakan
aplikasi dari bentuk tumbuhan hutan yakni pada batangnya.
2. Penerapan trend 2015/2016
Busana pesta malam muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan
hutan ini mengacu pada trend 2015/2016 yaitu rehabitat. Rehabitat
diartikan sebagai suatu kegiatan memulihkan / memperbaiki suatu kondisi
alam yang kurang baik pada keadaan semula sehingga dapat mengurangi
kerugian / kerusakan yang harus ditanggung oleh makhluk hidup. Untuk
itu, penyusun menerapkan warna hutan subur sebagai upaya pemulihan
kembali, mengingat di Indonesia terdapat beberapa hutan mengalami
kerusakan. Misalnya kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia
maupun alam.
Penciptaan busana pesta ini mengambil tema besar biomimetics
dengan sub tema cytoplasm. Biomimetics mengintegrasikan antara disain
ilmiah dengan sistem alam diterapkan pada warna hijau yang mewakili

73

warna tumbuhan hutan asli yang subur terdapat pada kain yang diwarna
menggunakan pewarna kain sintetis sebagai perwujudan keilmiahan. Sub
tema cytoplasm yang bercirikan bentuk yang tidak konstan diterapkan
dengan bentuk blus yang ukuran kanan dan kirinya tidak sama.
3. Penerapan sumber ide akar tumbuhan hutan
Penciptaan disain Busana pesta malam muslimah ini terinspirasi
dari akar tumbuhan hutan. Akar yang ditampilkan merupakan jenis akar
tunggang dimana cirinya yakni memiliki akar utama dan akar penunjang.
Teknik pengembangan sumber ide ini adalah system distorsi. Sehingga
bentuk akar yang rumit, disederhanakan dan hanya diambil siluetnya saja.
Akar utama ini dibentuk pada blus yang dibuat, pada bagian blus depan
dan belakang menggunakan cat acrylic dengan teknik tekstil painting.
Perbedaan dari akar yang diterapkan pada blus ini adalah dalam hal ukuran
dan bentuk akar utama. Untuk akar pendampingnya, dibuat dengan
menggunakan tali cina yang dilekatkan pada blus menggunakan tusuk
balut yang diselipi dengan payet pasiran. Untuk memperkuat bentuk akar
ini, maka warna yang dipilih sebagai warna akar untama, pendamping
maupun bahan kombinasinya menggunakan warna cokelat.
Unsur hutan ditampilkan dalam busana ini dengan penggunaan kain
berwarna hijau. Bentuk batang tumbuhan hutan yang besar besar dan
menjulang lurus ke atas diterapkan dengan pembuatan opnaisel pada
manset dan pas bahu.

74

Gb.6 .Akar tunggang yang digunakan sebagai sumber ide pembuatan busana
(blog.ub.ac.id)
4. Penerapan unsur dan prinsip disain
a. Garis
Garis yang diterapkan pada busana pesta malam ini terdiri
dari arah garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus diterapkan
pada potongan rok pias yang lurus dari panggul ke bawah. Selain
itu, garis lurus juga diterapkan pada opnaisel. Garis lurus ini
memberi kesan wibawa, kuat, dan kokoh serta melangsingkan bagi
model yang mengenakan. Garis lengkung diterapkan pada garis
depan blus yang bentuknya melengkung dari tengah ke kanan lalu
ke kiri. Selain itu, bagian bawah blus yang melengkung juga
menjadi penerapan dari garis ini. Garis lengkung ini memberi
kesan luwes, lembut serta dinamis. Untuk garis luar busananya
(shilouette) nya yang dimunculkan adalah siluet S. Siluet S
merupakan siluet yang mempunyai model bagian atas besar, bagian
pinggang kecil, dan bagian rok besar.
b. Bentuk

75

Bentuk dari disain busana ini termasuk dalam bentuk naturalis.


Bentuk naturalis merupakan bentuk alam yang diterapkan pada
motif yang berupa bentuk akar tumbuhan hutan.
c. Warna
Penerapan warna pada Busana pesta malam muslimah
dengan sumber ide akar tumbuhan hutan ini adalah :
1) Kelompok warna
Warna yang diterapkan dalam busana ini adalah warna
warna sekunder yang merupakan
warna

hasil pencampuran dari dua

primer. Warna primer yang dicampur yakni warna

kuning dan biru dengan intensitas kuningnya lebih banyak


sehingga memunculkan warna hijau muda seperti yang
digunakan pada bahan busana pembuatan Busana pesta malam
muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan hutan.
2) Dimensi warna
a) Hue : Hue diterapkan dengan warna hijau pada blus dan rok
serta coklat pada badan atas gaun, hiasan busana dan serip
pada rok bagian bawah
b) Value: value dalam busana ini, untuk warna hijau termasuk
hijau muda dan untuk warna coklatnya termasuk warna
coklat tua
c) Intensitas: terang
3) Kombinasi warna

76

Kombinasi warna yang diterapkan pada busana pesta


malam ini adalah kombinasi warna harmoni bersesuaian berupa
kombinasi analogus yaitu hijau dengan coklat karena merupakan
perpaduan warna antara 2 value yang berbeda.
4) Tekstur
Tekstur yang diterapkan pada busana ini adalah tekstur licin
, mengkilap dan kaku. Tekstur ini diperoleh dari sifat permukaan
kain yang memiliki sifat tersebut.
Selain unsur, terdapat prinsip prinsip yang diterapkan pada
busana pesta malam ini yaitu:
a. Harmoni
Prinsip harmoni merupakan prinsip kesatuan melalui
pemilihan & susunan unsure, ide, dan tema. Unsure lengkung
memberi kesan keluwesan dan kedinamisan senada dengan bentuk
naturalis yang mencerminkan keindahan alam, dipadu warna hijau
hutan yang menyejukkan.
b. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan prinsip untuk member perasaan
tenang dan stabil terhadap suatu busana. Keseimbangan yang
diterapkan pada blus berupa keseimbangan asimetris karena badan
depan sebelah kanan dan kiri ukurannya tidak sama. Sedangkan pada

77

gaun panjangnya menerapkan keseimbangan simestris pada pias


gaun bagian depan dan belakang sisi kanan dan kirinya sama..
c. Proporsi
Proporsi merupakan prinsip yang memberi kesan lebih besar
atau lebih kecil. Proporsi yang diterapkan pada busana pesta malam
dengan sumber ide akar tumbuhan hutan ini adalah proporsi pada
warna dimana warna yang lebih gelap yaitu warna coklat diberi
proporsi yang lebih sedikit daripada warna yang lebih terang yaitu
warna hijau. Hal ini untuk mengimbangi intensitas warna coklat
yang lebih kuat daripada warna hijau muda, sehingga warna hijau
memiliki porsi yang lebih banyak.
d. Irama
Prinsip irama adalah prinsip yang digunakan untuk memberi
pergerakan dari suatu bagian ke bagian lainnya. Irama dalam busana
pesta malam muslimah dengan sumber ide akar umbuhan hutan ini
diterapkan dengan menggunakan pengulangan prinsip pengulangan
berupa bentuk opnaisel diletakkan pada pas bahu dan juga manset.
Selain itu, diterapkan pula prinsip radiasi yang berupa peralihan
ukuran dari ukuran kecil ke ukuran besar. Hal ini tercermin dari
bentuk hiasan akar diletakkan pada blus bagian depan kecil
sedangkan pada bagian belakang lebih belakang.

78

e. Pusat perhatian
Pusat perhatian adalah bagian yang paling menarik dari suatu
disain busana. Busana ini memiliki pusat perhatian pada bentuk
hiasan yang berupa akar yang dibuat dari teknik tekstil painting,
lekapan benang dan juga dihiasi payet pada blus bagian depan dan
belakang.
5. Penerapan moodboard pada busana pesta malam muslimah
Busana pesta malam muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan
hutan ini diinspirasi dari susunan moodboard yang dibuat oleh penyusun.
Moodboard tersebut berisi warna warna dalam trend biomimetics yang
digunakan sebagai acuan penciptaan disain busana pesta mala mini. Selain
itu terdapat pula bentuk bentuk rok , bentuk akar baik gambar akar nyata
maupun tidak dan juga gambar hutan sebagai sumber ide penciptaan
disain.
Pengaruh moodboard pada penciptaan disain Busana pesta malam
muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan hutan ini adalah
digunakannya warna hijau dan coklat yang merupakan warna dari trend
biomimetics yang tercermin pada bahan utama. Selain iu, bentuk akar
tunggang diterapkan dalam busana pesta ini dengan diwujudkan pada
hiasan menggunakan tekstil painting pada bagian depan dan belakang blus.
Gambar tumbuhan hutan yang memiliki batang yang menjulang tinggi
memberi pengaruh dalam pembuatan opnaisel.

79

6. Penerapan teknik penyajian gambar


Teknik penyajian gambar yang diterapkan pada Busana pesta
malam muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan hutan ini adalah
disain sketsa, disain presentasi, dan gambar disain hiasan. Disain sketsa
berupa garis garis model pakaian tampak depan dan belakang dengan
warna hitam putih. Disain presentasi digunakan untuk presentasi kepada
orang lain dengan tidak menampilkan disain tubuh dengan jelas tapi lebih
menekankan pada jatuhnya bahan satin bridal pada tubuh, siluet, dan
keluwesan. Gambar disain hiasan menyajikan pola hiasan akar yang
diterapkan pada busana pesta malam muslimah.

80

Sumber ide akar


tumbuhan hutan
Unsur
Kombinasi warna
analogus hijau
dengan coklat
Prinsip
pusat
perhatian

Siluet S
Ukuran blus
atas besar
tengah kecil
bawah besar

Prinsip irama
pengulangan

Unsur
Bentuk
Naturalis

Unsur
Garis Lengkung

Unsur
Garis Lurus
Unsur warna
Sekunder
Hijau Muda
Unsur Arah
Vertikal

Prinsip
Keseimbangan
Simetris
Unsur warna
Cokelat

Unsur
Tekstur licin
& kaku
Prinsip
Proporsi
warna hijau
lebih banyak
daripada
warna coklat

Gb.7. Visualisasi penerapan sumber ide, unsur dan prinsip disain

81

B. Konsep Pembuatan Busana Pesta Malam Muslimah dengan Sumber Ide


Akar Tumbuhan Hutan
1. Pola busana
Pola busana yang digunakan di dalam pembuatan Busana pesta
malam muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan hutan ini adalah:
a. Pola gaun panjang dengan garis hias empire: pada badan atas
menggunakan sistem pola dasar badan So-En dan untuk pola gaun
bagian bawah menggunakan pola dasar rok dengan di awali pembuatan
pola dasar rok kemudian dikembangkan dan dipecah menjadi pias 6
dengan pengembangan dari panggul.
b. Pola blus : pada blus menggunakan pola dasar badan So-En. Pada
bagian lengan menggunakan pola dasar lengan kemudian dipecah pola
menjadi pola lengan bishop.
2. Teknologi busana
Teknologi yang digunakan pada pembuatan Busana pesta malam
muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan hutan ini adalah
a. Teknologi menjahit:
1) Teknologi pemasangan vuring: vuring pada blus menggunakan
vuring lekat sedangkan vuring pada gaun panjang bagian badan
menggunakan vuring lekat dan gaun bagian bawah menggunakan
vuring lepas.
2) Teknologi penyambungan: kampuh yang digunakan pada gaun
bagian bawah adalah kampuh buka dengan penyelesaian dirompok.

82

Kain yang digunakan untuk merompok adalah kain serong dari


bahan vuringnya yaitu satin. Sedangkan untuk gaun bagian atas dan
blus dengan kampuh tutup tanpa penyelesaian karena letaknya
tertutup di dalam busana.
3) Teknologi kelim : kelim yang digunakan adalah menggunakan
teknik mengelim biasa dengan penyelesaian sum sembunyi.
b. Teknologi pengepresan
1) Pengepresan dilakukan dengan pengepresan antara menggunakan
setrika biasa
2) Pengepresan dilakukan dengan pengepresan akhir menggunakan
steamer
c. Pengemasan
Pengemasan busana pesta malam muslimah ini menggunakan
cover jas yang terbuat dari bahan plastik.
3. Hiasan busana
a. Bentuk ragam hias
Bentuk ragam hias yang diterapkan dalam pembuatan busana
pesta ini adalah bentuk naturalis yang dibuat berdasarkan bentuk yang
ada di alam sekitar berupa bentuk tumbuhan yaitu spesifik pada bentuk
akar.

83

b. Tusuk hias
Tusuk hias dasar yang digunakan adalah tusuk hias balut dan
diterapkan pada pembuatan akar pendamping. Bahan yang digunakan
adalah tali cina. Pada ujung tali cina, dibakar dengan api.
c. Jenis sulaman
Jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias busana
pesta malam ini yaitu sulaman aplikasi. Merupakan salah satu sulaman
dengan teknik lekapan. Sulaman dengan teknik lekapan yaitu sulaman
yang ragam hiasnya dibentuk dari bahan lain kemudian ditempelkan
pada permukaan kain. Bahan tempelan untuk membentuk ragam hias
berupa tali dan payet. Jenis sulaman ini yaitu sulaman melekatkan tali
serta melekatkan payet.
d. Jenis hiasan kain
Hiasan busana yang diterapkan di kain menggunakan teknik
tekstil painting pada pembuatan akar utama. Jenis zat yang digunakan
untuk mengecat adalah cat acrylic.
C. Konsep penyelenggaraan pergelaran busana archsense
1. Deskripsi pergelaran busana archsense
Pergelaran busana archsense merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk menampilkan karya busana mahasiswa pendidikan teknik
busana dan teknik busana angkatan 2012 kepada khalayak dengan
mengangkat tema archipelago sense atau keberagaman nusantara yang
dapat dinikmati dengan menggunakan panca indra manusia dengan

84

mengacu trend 2015/2016 yaitu rehabitat. Trend rehabitat ini mengandung


5 tema besar yang digunakan oleh mhasiswa. Tema tersebut yaitu alliance,
biomimetics, adroit, dan veracious. Pergelaran ini diorganisir oleh
mahasiswa itu sendiri dengan tambahan bantuan panitia tambahan dari lain
jurusan. Selain itu, para mahasiswa sudah melalui mata kuliah manajemen
peragaan, sehingga sebelum melaksanakan pergelaran ini sudah pernah
memanajemen sebuah event pergelaran busana. Hal ini memberikan
keuntungan bagi mahasiswa karena sudah mengetahui apa kekurangan
yang terdapat pada pergelaran busana dalam rangka manajemen peragaan
sehingga dapat memperbaikinya pada pergelaran busana dalam rangka
proyek akhir ini.
2. Sifat kegiatan peragaan busana
Sifat kegiatan peragaan busana ini merupakan peragaan busana
yang bersifat tertutup. Peragaan busana ini bersifat eksklusif yang
diadakan dalam area / ruangan khusus yaitu auditorium UNY. Untuk dapat
masuk ke dalam area ini, pengunjung sebelumnya bisa membeli tiket
kepada panitia atau bagi dosen dan tamu khusus, sebelumnya telah
diberikan undangan sehingga dengan undangan tersebut bisa sebagai
pengganti tiket.
3. Kepanitiaan
Susunan kepanitiaan pada pergelaran busana archsense yaitu:
a. Pelindung

: Dr. Moch Bruri Triyono,M.Pd

85

Dr.Budi Tri Siswanto,M.Pd


Noor Fitrihana,M.Eng
b. Penanggung jawab

: Sri Emy Yuli Suprihatin,M.Si

c. Koordinator proyek akhir : Afif Ghurub Bestari,S.Pd


d. Ketua I

:Pramanda Arif Setiawan

e. Ketuua II

:Ira Fatmawati

f. Ketua III

:Nurmalia Widiastuti

g. Sekretaris

:Risqi Mutmainah
Nisya Arifah

h. Bendahara

:Dewi Uswatun Khasanah


Elvia Metinda Wisid

i. Sie acara

: dikoordinatori oleh Ratri Ayuni Dewi

j. Sie konsumsi

: dikoordinatori oleh Isni Putri Mulyani

k. Sie Perlengkapan

: dikoordinatori oleh Nur Ismail

l. Sie humas dan penerima tamu: dikoordinatori oleh Wieke Putri


m. Sie juri

: dikoordinatori oleh Pera Roganda S

n. Sie dokumentasi

: dikoordinatori oleh Isna Ratnasari

o. Sie make up,hair do, hijab : dikoordinatori oleh Dwi Arum Rachmawati
p. Sie booklet

: dikoordinatori oleh Ricky Oktaviani

q. Sie dekorasi

: dikoordinatori oleh Edy Yunianto

r. Sie publikasi

: dikoordinatori oleh Salsabella Oktaviana

s. Sie Model

: dikoordinatori oleh Jezzi Ariska

t. Sie sponsorship

: dikoordinatori oleh Evi Feri F

86

u. Sie Floor manager

: dikoordinatori oleh Tiara Iftiyani

v. Sie Backstage

: dikoordinatori oleh Laila Nur H

w. Sie ticketing

: dikoordinatori oleh Septya Dwita R

x. Sie Music & lighting

: dikoordinatori oleh Vivi Rosalia

y. Sie keamanan

: dikoordinatori oleh Ramadhani R

4. Tata panggung
Tata

panggung

yang

digunakan

adalah

cawalk

dengan

menggunakan platform. Panggung ini bersifat temporer. Lebarnya standar


untuk jalan 2 orang.warna dari catwalknya adalah warna putih.
Bentuk panggung catwalk memanjang dan memotong ruang, yang
dimaksudkan agar memungkinkan bagi para model untuk berjalan tepat di
hadapan penonton. Ketinggian platform antara 30 150 cm. Lebar
minimum 2 Meter ; panjang minimim 8 Meter ; tinggi 5 - 150 Centimeter.
Variasi bentuk panggung yang digunakan adalah variasi panggung
bentuk silang.

87

Gb.8. Variasi panggung bentuk silang yang digunakan dalam


pergelaran busana archsense (file.upi.id)
5. Tata lampu
Bentuk dan wujud tata lampu yang digunakan pada peragaan
busana archsense yaitu :
a. Lampu khusus / spot light
b. Lampu Backdrop . Formulasi warna lampu menggunakan color bright
yang terdiri dari warna-warna biru, merah, kuning dan general.
c. Overhead sportligh atau follow spot light merupakan lampu yang
digunakan sebagi lampu tunggal untuk menyorot salah satu tokoh yang
sedang berada di atas panggung.

BAB IV
PROSES, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proses Penciptaan Disain, Pembuatan Busana serta Penyelenggaraan
Pergelaran Busana Archsense
1. Penciptaan disain busana pesta malam dengan sumber ide akar tumbuhan
hutan
a. Inspirasi
Untuk dapat menciptakan suatu disain busana, maka diperlukan
inspirasi yang dapat merangsang timbulnya ide. Inspirasi dalam
pembuatan busana pesta malam ini didapat dari hutan yang ada di
Indonesia. Dari hutan tersebut, diambil salah satu bagian yang spesifik
yaitu berupa akar tumbuhan hutan. Akar tumbuhan hutan yang dipilih
berupa akar tunggang. Akar tunggang merupakan akar yang anatominya
terdiri dari akar utama dan akar pendamping. Di dalam pembuatan
busana ini, akar tumbuhan hutan menjadi inspirasi bagi penciptaan
bentuk, warna, serta hiasan.
b. Alat dan bahan mendisain
1) Pensil
Pensil yang digunakan adalah pencil H/HB maupun 2B. Makin
tinggi nomornya maka makin lunak pensilnya. Pensil lunak berguna

88

89

untuk mengarsir ataupun memberikan bayangan pada disain. Untuk


hasil yang maksimum dapat menggunakan lead pensil yang terbuat
dari graphite. Pensil ini sangat baik untuk digunakan dan tersedia
dalam beberapa ukuran yang berbeda.
1) Pensil warna
Pensil warna digunakan untuk menyempurnakan disain agar
terlihat lebih menarik. Pensil ini juga dapat diruncingkan sehingga
bisa menyempurnakan bagian-bagian yang rumit .
3) Penghapus
Penghapus perlu disediakan sewaktu mendisain karena
goresan awal belum tentu langsung bagus dan memuaskan. Dengan
adanya penghapus, maka akan mempermudah pekerjaan.
4) Penggaris
Penggaris berguna untuk memberi bingkai dari kertas gambar
atau membuat bidang-bidang bergaris lurus misalnya dalam
menggaris rok pias 6.
5) Kertas
Kertas tersedia dalam bermacam -macam bentuk dan
ukuran. Jenis-jenis kertas ini antara lain kertas HVS, kertas
transparan, dan kertas gambar/buku gambar.
c. Moodboard
Moodboard disusun dengan langkah langkah berikut:
1) Menentukan tema atau judul

90

Tema yang diangkat pada pembuatan moodboard ini adalah


tema biomimetics dengan sub tema saprophyte. Tema dan sub tema
ini mengarah pada bentuk maupun warna dari makhluk hidup
sehingga judul dari busana yang dibuat adalah the root. Judul ini
sesuai dengan sumber inspirasi yang digunakan yaitu akar tumbuhan
hutan .
2) Menyiapkan alat dan bahan.
a) Kertas tebal
Biasanya menggunakan kertas karton .Kertas karton
digunakan sebagai alas dan media utama dalam menempelkan
gambar atau bahan-bahan yang akan dijadikan moodboard. Jenis
kertas karton yang dapat digunakan bermacam-macam.
b) Lem kertas
Lem kertas digunakan sebagai bahan untuk merekatkan
gambar-gambar yang terbuat dari kertas pada permukaan kertas
karton.
c) Gunting kertas
Gunting kertas digunakan untuk menggunting bagianbagian gambar maupun hiasan yang akan ditempelkan pada papan
atau karton.

91

d) Alat tulis dan hiasan


Alat tulis dan hiasan yang dapat mendukung estetika
penampilan mood board. Misal spidol, pulpen warna, cat air atau
pensil warrna.
3) Mengumpulkan

gambar-gambar

yang

sesuai

dengan

tema

biomimetics dan sumber ide akar tumbuhan hutan.


Guntingan gambar berisi gambar akar tunggang baik nyata
maupun tidak, gambar palet warna trend biomimetics, gambar hutan,
dan gambar tekstur kain. Gambar-gambar tersebut diperoleh dari foto
internet yang sesuai dengan tema biomimtics.
4) Menggunting gambar-gambar
Gambar tersebut digunting menggunakan gunting lalu
dikumpulkan menjadi satu.
5) Menyusun dan menempelkan potongan gambar-gambar pada karton.

92

Gb.9 . moodboard penciptaan busana pesta malam muslimah dengan sumber ide
akar tumbuhan hutan
d. Menggambar disain karya

93

1) Disain sketsa

Gb.10. Disain sketsa

94

2) Disain Presentasi

Gb.11. Disain Presentasi

95

3) Disain hiasan

Opnaisel

Tekstil painting

Tali cina

Payet pasiran

Gb.12. Disain hiasan busana pada blus bagian depan

96

Tali cina

Tekstil painting

Payet pasiran

Gb.13. Disain hiasan busana pada blus bagian belakang


2. Pembuatan busana pesta malam dengan sumber ide akar tumbuhan hutan
a. Persiapan
1) Pembuatan gambar kerja
a) Gambar kerja busana

97

Lebar opnaisel
@ 1 cm
Kanan menumpang
58,5 cm

kiri
Kancing tindih
pada tumpangan

Sengkelit
& kancing
bungkus

7 cm
Rit jepang
pada sisi
Pemasangan
vuring rok berupa

Menggunkana
kampuh buka
dengan
penyelesaian
rompok pada
bahanutama
maupun vuring

vuring lepas

Lebar lapisan
serip 10 cm

Gb.14. gambar kerja busana pada busana


b) Gambar kerja hiasan

98

Tali cina dilekatkan

Tekstil painting . 2

dengan tusuk balut

x proses pengecatan

dengan

jarak

kurang lebih 1cm.


Payet

dipasang

menggunakan
benang

rangkap

dan dengan jarum


payet

Gb.15. gambar kerja hiasan pada busana

99

2) Pengambilan ukuran
Tabel 1. Daftar hasil pengukuran model
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
31
14
15
16
17
18

Ukuran yang diambil


Lingkar leher
Lingkar badan II
Lingkar pinggang
Lingkar panggul
Panjang muka
Lebar bahu
Lebar punggung
Panjang punggung
Tinggi dada
Jarak dada
Panjang rok maxi
Heels
Panjang sisi
Tinggi panggul
Panjang lengan IV
lingkar lengan IV
Uji control
lingkar kerung lengan

Hasil (cm)
38
84,5
69
93
29
111
33
37
15
15
102
13
14,5
22
58
23
38/74
40

100

101

Garis yang menghubungkan titik aI- aII yaitu kerung leher bagian depan
A-G = Panjang punggung + 1,5
G-D = Panjang punggung
B- bI=4,5
aI - bII =Lebar bahu 12 cm
aII- aIII = aIII-G (aIII tengah tengah aII-G)
aIII- aIV= Lebar dada
garis yang menghubungkan titik bII- aIV- H yaitu kerung lengan
bagian depan
D-M =Tinggi puncak
M- mI =1/2 jarak dada
mI- dIV= Turun 2 cm
D-O = turun 3cm
(dI- dII)=( dII -dIII)=kupnat
(o- dII)+( dIII- eI)= lingkar pinggang +1
(1)

Badan belakang system So-En

A-C =D-F = Lingkar badan


B-C = E-F = Lingkar badan -1
F- CII=Panjang punggung
C- CII= Naik 1,5 cm
C- CI=A- aI
CI- CII=Kerung leher belakang

102

103

104

a) Menandai pecah pola blus bagian depan

105

106

107

108

109

110

111

E-F-I=Panjang Rok
(1)Keterangan rok belakang
A-B=2
B-C=Tinggi Panggul
B-D=Panjang Rok
A-E=1/4 Lingkar pinggang -1
D-G=C-F
G-H=5
E-F-I=Panjang Sisi Rok
B-J=1/10 Lingkar pinggang -1
J-K=2
C-F=1/4 Lingkar panggul-1

112

113

114

115

116

4) Perancangan bahan
a) rancang bahan utama;lebar 150 cm;panjang 370cm;bahan satin
bridal;warna hijau

117

b) Rancang bahan utama; lebar 150cm; panjang 120 cm; bahan


satin bridal; warna coklat

118

c) Rancang bahan opnaisel; lebar 150cm; panjang 125 cm; bahan


satin bridal; warna hijau

119

d) Rancang bahan vuring; bahan satin; lebar 115cm; 470 cm;


warna hijau

120

5) Kalkulasi harga
Tabel 2. Kalkulasi harga busana pesta malam muslimah

No
1

Nama
Barang

Harga
Satuan
(Rp)

Jumlah barang
yang dibutuhkan

Jumlah
(Rp)

- warna hijau
30.000
-mengkilap
-digunakan pada badan
dan rok
-warna hijau
30.000
-mengkilap
-digunakan pada opnasiel
-warna coklat
30.000
-mengkilap

3,70 meter

111.000

1,25 meter

37.500

1,20 meter

36.000

-warna hijau
-mengkilap
-tipis

20. 000

4,70 meter

94.000

-warna hijau
-ukuran tanggung
- warna coklat
-ukuran tanggung
-merk kcc
-warna coklat
-panjang 50 cm

1500

2 buah

3.000

1500

1 buah

1.500

3.000

1 buah

3.000

Viselin
Bahan
Membuat
Hiasan
Hiasan
-warna hijau
berupa
batu- batuan
Payet
-bentuk payet pasiran
-jenis payet jepang
-warna emas & coklat
-warna coklat
Tali cina

8.000

1buah

8.000

18.000

1buah

18.000

20.000

2 bungkus

40.000

500

10 meter

5.000

Cat acrylic

25.000

1 botol

25.000

Bahan
Utama
a.Satin
Bridal

b.Satin
Bridal
Bahan
Vuring
a.Satin

Bahan
Pembantu
a.Benang
extra
Benang
extra
Rit jepang

Spesifikasi

-warna coklat

121

Penghitungan harga jual:


Harga bahan / harga pokok
Harga jual

= 382.000

= harga pokok + aus barang + laba


= (biaya bahan+ongkos jahit) + (7%*harga pokok) + ( 20%*harga
pokok)
= (382.000+150.000) + (7%*382.000) + (20%*382.000)
= 532.000 + 26.740 + 76.400
= 635.140

Harga jual dibulatkan menjadi 636.000


6) Penyusutan bahan
Penyusutan bahan pada pembuatan busana pesta malam
untuk wanita muslimah ini dilakukan dengan menyetrika kain satin
bridal yang akan dipotong. Tidak ada perbedaan ukuran kain yang
besar antar sebelum disusutkan dengan setelah disusutkan.
b. Pelaksanaan
1) Peletakan pola pada bahan
a) Peletakan pola pada bahan yang berwarna
Peletakan pola pada bahan yang berwarna hijau dilkukan
dengan diawali melipat kain hijau menjadi dua yakni tepi kain
sebelah kanan bertemu tepi kain sebelah kiri di tengah tengah.
Lebar kain dalam bergeser disesuaikan dengan lebar rok pias.
Hal ini dilakukan untuk menghemat bahan yang dibutuhkan
karena peletakan polanya dapat lebih efisien. Setelah itu pola
yang diletakkan adalah pola rok pias, pola blus dan pola lengan.

122

b) Peletakan pola pada bahan yang berwarna coklat


Peletakan pola pada bahan yang berwarna dengan cara
dilipat dua. Tepi kain kanan kiri bertemu di tengah - tengah.
Patokannya adalah lebar badan depan dan belakang badan atas
gaun. Setelah itu diletakkan pola badan atas gaun panjang, pola
vuring badan atas gaun panjang dan serip pada rok bawah.
c) Peletakan pola pada bahan yang diopnaisel
Pada 1 lembar kain berwarna hijau, terlebih dahulu
dipasangi viselin. Setelah dipress kemudian dilipit kecil dengan
dijahit. Setelah opnaisel jadi, maka pola pas bahu, dan pola
manset diletakkan di atas kain tersebut.
2) Pemotongan bahan dan pemberian tanda jahitan
Pola yang telah disusun di atas kain, kemudian diberi
kampuh dengan menggunakan kapur jahit. Kampuh sisi 2 cm,
kampuh bagian lengkung 1,5 cm, dan kampuh kelim 5cm. Lalu
kain dipotong dengan menggunakan gunting kain manual. Setelah
itu, masing masing pola yang masih jadi 1 dengan potongan
kain, diberi tanda jahitan dengan cara dirader. Untuk warna rader,
menggunakan warna kuning. Peraderan tidak terlalu ditekan agar
kain tidak kotor.
3) Penjelujuran
Penjelujuran

ini

berfungsi

untuk

mencoba

teknik

pemasangan / penjahitan yang digunakan agar tidak salah. Selain

123

itu juga untuk mengecek ukuran yang diambil apakah sudah pas
atau belum. Jika belum mka untuk memperbesar atau memperkecil
akan jauh lebih mudah daripada sudah langsung dijahit. Selain itu
apabila salah saat sudah dijahit mesin, jika harus didedel akan
menimbulkan bekas kain yang rusak/cacat.
Langkah penjelujurannya sebagai berikut:
a) Penjelujuran bahan utama gaun panjang
(1) Menjelujur kupnat gaun panjang bagian badan depan dan
badan belakang
(2) Menggabungkan sisi kanan badan antara badan depan
dengan badan belakang dengan tusuk jelujur.
(3) Menggabungkan bahu kanan antara bahu depan dengan
bahu belakang dengan tusuk jelujur
(4) Menjelujur serip pada bagian bawah masing masing
potongan rok pias
(5) Menggabungkan sisi masing-masing bagian rok pias
dengan tusuk jelujur kecuali bagian sisi kiri
(6) Menjelujur sisi rok sebelah kiri dari bawah ke atas sampai
batas rit
(7) Mengelim rok
b) Penjelujuran bahan vuring gaun panjang
(2) Menjelujur kupnat badan atas gaun panjang

124

(3) Menggabungkan sisi kanan badan antara badan depan


dengan badan belakang dengan tusuk jelujur.
(4) Menggabungkan bahu kanan antara bahu depan dengan
bahu belakang dengan tusuk jelujur
(5) Menggabungkan sisi masing-masing bagian rok pias dengan
tusuk jelujur kecuali bagian sisi kiri
(6) Menjahit sisi rok sebelah kiri dari bawah ke atas sampai
batas rit
(7) Mengelim rok
c) Penggabungan bahan utama dengan bahan vuring gaun panjang
(1) Menggabungkan bahu kiri bagian depan bahan vuring
dengan bahu kiri bagian depan bahan utama
(2) Menggabungkan bahu kiri bagian belakang bahan vuring
dengan bahu kiri bagian belakang bahan utama
(3) Menggabungkan pinggang badan atas bahan utama dengan
pinggang rok baik bahan utama maupun bahan vuring
(4) Memasang rit jepang pada sisi kiri gaun panjang sampai
batas rit
(5) Menjelujur bahan vuring rok untuk menutupi bagian tepi
kanan dan kiri ritsluiting
(6) Menjelujur vuring badan atas dilekatkan pada pinggang
untuk menutupi kampuh penggabungan antara rok bahan
utama dan vuring dengan badan atas bahan utama

125

d) Penjelujuran bahan utama blus


(2) Menjelujur kupnat badan depan dan badan belakang
(3) Menggabungkan masing masing bahu depan dengan bahu
belakang
(4) Menggabungkan pas bahu dengan badan
(5) Menjelujur masing masing sisi badan depan dengan sisi
badan belakang
(6) Menjelujur masing masing sisi lengan sampai batas
belahan
(7) Menjelujur manset
(8) Mengerut lengan bagian bawah
(9) Menggabungkan manset dengan lengan
e) Penjelujuran bahan vuring blus
(1) Menjelujur kupnat badan depan dan belakang
(2) Menjelujur sisi badan depan dan belakang
(3) Menjelujur bahu depan dengan bahu belakang
(4) Menggabungkan pas bahu dengan badan
(5) Menjelujur sisi lengan kanan dan kiri
(6) Menjelujur belahan lengan
(7) Menjelujur bagian bawah lengan
(8) Membuat kerutan pada bagian bawah lengan dengan
menarik jelujuran
(9) Memasang kerung lengan badan dengan lengan

126

f) Penggabungan bahan utama dengan bahan vuring blus


(1) Menggabungkan dengan dijelujur pada badan depan bahan
utama dengan bahan vuring pada sisinya dilanjut pada
kerung leher lalu sisi yang sebelahnya lagi dan dilanjutkan
bagian bawah sampai pada 8cm sebelum jahitan awal tadi.
(2) Membalik blus sehingga muncul bagian baiknya
(3) Mengesum bagian yang tadi tidak dijahit
4) Evaluasi proses I
Tabel.3. evaluasi tahap 1
Bagian busana
Bahu

Jenis evaluasi
Letak bahu mundur

Cara memperbaiki
Mengurangi lebar kampuh
bahu belakang menambah
panjang kampuh bahu
depan

Rok

Rok terlalu panjang

Mengurangi panjang rok


10
cm
sekaligus
menggeser serip ke arah
atas sejauh 10 cm.

Lengan

Posisi lengan terlalu Memperbesar


kerung
sempit, kerung lengan lengan dengan mengurangi
kurang besar
kampuh sisi kerung lengan
sebesar 2 cm untuk
sebelah kiri dan 2cm
sebelah kanan

Badan

Kerut pada
lengan
bagian bawah tidak rata
antara lengan kanan dan
kiri, letak kerutan juga
terlalu banyak di bagian
belakang lengan
Lingkar badan kurang
besar

Meratakan kerutan pada


lengan bagian bawah

Memperbesar
lingkar
badan dengan mengurangi
lebar kampuh sisi blus kiri
2cm dan kanan 2cm

127

5) Penjahitan
Setelah dilakukan proses evaluasi tahap I , maka dilakukan
proses penjahitan sekaligus memperbaiki kekurangan pada busana
tersebut. Langkah penjahitannya sebagai berikut:
a) Menjahit bahan utama gaun panjang
(1) Menjahit kupnat gaun panjang bagian badan depan dan
badan belakang.
(2) Menggabungkan sisi kanan badan antara badan depan
dengan badan belakang dengan dijahit.
(3) Menggabungkan bahu kanan antara bahu depan dengan
bahu belakang dengan dijahit.
(4) Memasang serip pada bagian bawah masing masing
potongan rok pias
(5) Menggabungkan sisi masing-masing bagian rok pias dengan
dijahit kecuali bagian sisi kiri
(6) Menjahit sisi rok sebelah kiri dari bawah ke atas sampai
batas rit
(7) Mengelim rok
b) Menjahit bahan vuring gaun panjang
(1) Menjahit kupnat badan atas gaun panjang
(2) Menggabungkan sisi kanan badan antara badan depan
dengan badan belakang dengan dijahit.

128

(3) Menggabungkan bahu kanan antara bahu depan dengan


bahu belakang dengan dijahit.
(4) Menggabungkan sisi masing-masing bagian rok pias dengan
dijahit kecuali bagian sisi kiri
(5) Menjahit sisi rok sebelah kiri dari bawah ke atas sampai
batas rit
(6) Mengelim rok
c) Penggabungan bahan utama dengan bahan vuring gaun panjang
(1) Menggabungkan bahu kiri bagian depan bahan vuring
dengan bahu kiri bagian depan bahan utama
(2) Menggabungkan bahu kiri bagian belakang bahan vuring
dengan bahu kiri bagian belakang bahan utama
(3) Menggabungkan pinggang badan atas bahan utama dengan
pinggang rok baik bahan utama maupun bahan vuring
(4) Memasang rit jepang pada sisi kiri gaun panjang sampai
batas rit
(5) Menjelujur bahan vuring rok untuk menutupi bagian tepi
kanan dan kiri ritsluiting
(6) Menjelujur vuring badan atas dilekatkan pada pinggang
untuk menutupi kampuh penggabungan antara rok bahan
utama dan vuring dengan badan atas bahan utama
d) Menjahit bahan utama blus
(1) Menjahit kupnat badan depan dan badan belakang

129

(2) Menggabungkan masing masing bahu depan dengan bahu


belakang
(3) Menggabungkan pas bahu dengan badan
(4) Menjahit masing masing sisi badan depan dengan sisi
badan belakang
(5) Menjahit masing masing sisi lengan sampai batas belahan
(6) Menjahit manset
(7) Mengerut lengan bagian bawah
(8) Menggabungkan manset dengan lengan
e) Menjahit bahan vuring blus
(1) Menjahit kupnat badan depan dan belakang
(2) Menjahit sisi badan depan dan belakang
(3) Menjahit bahu depan dengan bahu belakang
(4) Menggabungkan pas bahu dengan badan
(5) Menjahit sisi lengan kanan dan kiri
(6) Menjahit belahan lengan
(7) Menjelujur bagian bawah lengan
(8) Membuat kerutan pada bagian bawah lengan dengan
menarik jelujuran
(9) Memasang kerung lengan badan dengan lengan

130

f) Penggabungan bahan utama dengan bahan vuring blus


(1) Setelah dilakukan proses menghias busana sampai selesai,
maka dilanjutka dengan menggabungkan pada badan depan
bahan utama dengan bahan vuring pada sisi sisinya
dilanjutkan pada kerung leher lalu pada sisi yang
sebelahnya lagi dan dilanjutkan pada bagian bawah sampai
pada 8cm sebelum jahitan awal tadi.
(2) Membalik blus sehingga muncul bagian baiknya
(3) Mengesum bagian yang tadi tidak dijahit
(4) Memasang kancing cetit
(5) Memasang hak kait.
6) Menghias busana
Proses

menghias

busana

dilakukan

sebelum

proses

penggabungan blus bahan utama dengan bahan vuring dilakukan.


Proses menghiasnya dilakukan sebagai berikut :
a) Membuat pola hiasan yaitu pola bentuk akar utama dengan
ukuran sebenarnya dengan 2 bentuk untuk bagian blus depan
dan belakang.
b) Menjiplak pola pada blus dengan menjiplak outline pola pada
bahan menggunakan kapur jahit.
c) Menggambar akar pendamping pada bahan menggunakan kapur
jahit seperti pada disain.

131

d) Melakukan tekstil painting pada bagian akar utama. Cat acrylic


dioleskan pada bagian outline akar lalu blok bidang akar sampai
batas outline. Cat ditunggu sebentar hingga agak kering, lalu
pindah ke bagian akar yang satunya.
e) Setelah cat kering, tali cina dipotong sepanjang penanda akar
pendamping pada satu bagian. Lalu potong juga tali cina
sepanjang cabang akar pendamping, terdapat dua sampai tiga
cabang akar dalam satu akar pendamping.
f) Memasang tali cina di atas bahan yang sudah diberi tanda akar
pendamping dengan menggunakan jarum pentul. Setelah itu,
melekatkan tali cina pada bahan dengan menggunakan tusuk
balut dengan diselipi payet pasiran jepang. Posisi payet di atas
tali cina dengan warna coklat.
g) Ujung tali cina dibakar menggunakan korek api.

132

7) Evaluasi proses II
Tabel.4. Evaluasi tahap II
Bagian
busana
Rok

Jenis evaluasi

Lengan

Posisi lengan terlalu sempit, Memperbesar kerung lengan


kerung lengan kurang besar dengan mengurangi panjang sisi
badan dengan menurunkan 2 cm
dari ketiak

Badan

Hiasan

Cara memperbaiki

Jahitan serip rok kurang Menempatkan batuan sebagai


bagussehingga sambungan hiasan pada garis sambungan
serip tidak flat
serip.

Kerutan pada lengan bagian Meratakan kerutan pada lengan


bawah tidak sama
bagian bawah
Lengan kurang panjang
Memperkecil
lebar
kampuh
kerung lengan dari 2cm menjadi
1cm. Mengurangi kampuh lengan
bawah dari 2 cm menjadi 1cm
sehingga kerung lengan bisa
dinaikkan hal ini menambah
panjang ukuran lengan sebesar
2cm
Lingkar badan pada blus Memperbesar
lingkar
badan
kurang besar
dengan mengurangi lebar kampuh
pada bagian muka blus 1cm.
sehingga kampuh yang awalnya
2cm menjadi 1cm.
Kancing cetit yang dipasang Memperdekat
jarak
antara
kurang dekat jaraknya
kancing cetit yang satu dengan
yang lainnya
Hiasan masih terlalu sepi
payet pasiran disamping payet
berwarna coklat ditambahi dengan
payet berwarna kuning keemasan .
Meletakkan batuan pada bagian
akar uatama dengan posisi serak.

133

c. Evaluasi hasil
Hasil dari busana pesta malam untuk wanita muslimah dengan
sumber ide akar tumbuhan hutan ini sudah sesuai dengan disain yang
dibuat dan harapan disainer. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan pada
hiasannya yaitu pada bagian akar utama yang awalnya hanya tekstil
painting kemudian ditambahi dengan batuan. Serta pada bagian
sambungan serip yang awalnya hanya sambungan kemudian di atasnya
dipasangi batuan yang sama dengan yang digunakan pada akar. Akan
tetapi tambahan ini membuat busana menjadi lebih bagus.
Bahan satin bridal yang digunakan pada busana ini memiliki
karakteristik yang mudah kusut, sehingga busana ini perlu beberapa kali
disetrika menggunakan setrika maupun menggunakan steamer hingga
sebelum pergelaran berlangsung.
2) Penyelenggaraan Pergelaran Busana Archsense
a. Persiapan
1) Pembentukan panitia
Panitia pergelaran busana archsense terdiri 2 kategori yaitu
panitia inti dan panitia tambahan. Panitia inti terdiri dari mahasiswa
pendidikan teknik busana dan teknik busana yang mengikuti
pergelaran busana archsense tahun 2015. Untuk panitia inti ini,
susuannya sesuai dengan susunan panitia inti pada saat pergelaran
manajemen peragaan. Untuk mahasiswa yang tidak mengikuti
pergelaran busana manajemen peragaan tapi mengikuti pergelaran

134

busana proyek akhir 20115, maka mendaftar pada ketua panitia


terlebih dahulu kemudian ditempatkan pada sie tertentu.
Panitia tambahan pada pergelaran busana proyek akhir tahun
2015 ini diperoleh dari proses open recruitmen yang dikoordinasi
oleh sie humas. Panitia tambahan di rekrut apabila sudah mendaftar
dan telah melalui proses wawancara. Untuk setiap sie memiliki
dosen pembimbing, sehingga apabila terdapat keputusan atau
masalah, dapat dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Dengan
berbagai pertimbangan, maka rapat besar dilakukan seminggu dua
kali, untuk rapat sie diserahkan pada koordinator masing masing
sie sesuai kebutuhan.
2) Penentuan tema
Tema trend 2015/2016 yatu re+habitat terinspirasi dari 4 kota
besar di Indonesia yakni solo, Banjarmasin, Jakarta dan raja ampat.
Dari 4 kota besar tersebut hal yang menginspirasi berupa
kebudayaann, hutan, teknologi, dan adat istiadatnya. 4 hal tersebut
merupakan kekayaan milik Indonesia. Untuk itu, diputuskan untuk
mengangkat tema archsense ( archipelago sense) yang mengangkat
segala sesuatu yang dapat dirasakan dengan panca indera di Negara
Kepulauan Indonesia.
3) Sumber dana

135

Sumber dana pembiayaan pergelaran busana archsense


diperoleh dari iuran mahasiswa, iuran kas, penjualan tiket, dana iklan
dari booklet, beauty class, sponsor, uang sisa MP, uang sisa KI, dan
denda ketidakhadiran serta keterlambatan. Rinciannya sebagai
berikut:
Tabel.5.Sumber dana pembiayaan pergelaran busana archsense
No

Dana Masuk
Iuran Mahasiswa

Banyaknya
98 Mahasiswa

1.

Rp

Jumlah
Rp 49.000.000

500.000

2.

Iuran Mahasiswa

3.

Iuaran Kas

4.

Penjualan tiket

5.

Biaya @

5 Mahasiswa
103 Mahasiwa
(@5000 x 10 rapat)
670 Tiket

Rp 600.000

Rp 3.000.000

Rp

50.000

Rp 5.150.000

Rp

30.000

Rp 20.100.000

Dana iklan dari


booklet

Rp 935.500

6.

Beauty Class

22 Mahasiswa

Rp 25.000

Rp 550.000

7.

Sponsor

Rp 6.870.000

8.

Uang Sisa MP

Rp 16.528.000

9.

Uang KI

Rp 6.950.000

Denda ketidak10. hadiran dan


Keterlambatan
TOTAL

Rp 2.235.100
Rp 111.318.600

4) Dewan juri
Dewan juri yang menilai pada saat pelaksanaan grand juri
adalah sebagai berikut:
a) Drs. Suwarno Wisetrotomo, M. Hum

136

b) Phillip Iswardono
c) Dani Paraswati, S. Pd. T
d) Arie Sadewa
e) Bientoro Hadi Wibowo
5) Waktu dan tempat penyelenggaraan
Pelaksanaan pergelaran busana archsense dalam rangka
proyek akhir mahasiswa Pendidikan Teknik Busana dan Teknik
Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015
pada hari Selasa, 28 April 2015 bertempat di Auditorium Universitas
Negeri Yogyakarta.
b. Pelaksanaan
1) Grand juri
Grand juri merupakan final penilaian dari busana yang telah
dibuat oleh para mahasiswa. Busana yang dibuat dikenakan oleh
model kemudian diperagakan di depan kelima juri. Juri akan menilai
busana yang dibuat oleh para mahasiswa yang dari hasil tersebut
akan diperoleh kejuaraan berupa juara 1,2,3 kelas regular, juara 1,2,3
kelas non regular, juara 1,2,3 kelas D3, juara favorit, juara best
design, dan juara umum. Grand juri ini juga sebagai simulasi
pergantian model pada saat pergelaran busana hari H karena satu
model digunakan oleh 2 3 busana yang dibuat mahasiswa. Grand
juri ini digunakan mahasiswa untuk menghitung waktu pergantian
model sehingga dapat memanajemen kecepatan saat berganti busana

137

pada saat hari H. Grand juri ini dilaksanakan pada 19 April 2015
bertempat di KPLT Lt.2 .
2) Gladhi bersih
Gladhi bersih merupakan kegiatan simulasi acara peragaan
busana.seluruh acara dilakukan seolah olah acara sedang
berlangsung. Simulasi dilakukan diantaranya yaitu para model
melakukan koreografi di atas panggung serta keluarnya mahasiswa
bersama dengan model. Selain itu, pengisi acara hiburan juga
melakukan simulasi hiburan. Gladhi bersih ini dilakukan pada
tanggal 28 april 2015 dari pukul 07.00- 10.40 di Auditorium UNY.
Gladhi bersih juga dihadiri oleh beberapa dosen untuk mengecek
persiapan dan evaluasi gladhi bersih.
3) Penyelenggaraan pergelaran busana
Pergelaran busana archsense dalam rangka proyek akhir
mahasiswa Pendidikan Teknik Busana dan Teknik Busana, Jurusan
Pendidikan Teknik Boga dan Busana, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Yogyakarta dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2015
mulai pukul 18.30 - 22.20. Open gate acara dilakukan mulai pukul
18.00 di lobby auditorium UNY. Acara dimulai dengan pembukaan
dan sambutan, lalu peragaan sesi I, peragaan sesi II, peragaan sesi
III, hiburan, disainer tamu, pengumuman pemenang lalu penutup.

138

Proyek akhir ini merupakan tugas akhir untuk mahasiswa


jenjang D3 untuk mendapatkan gelar ahli madya. Sedangkan untuk
mahasiswa jenjang S1, proyek akhir ini merupakan salah satu mata
kuliah wajib pilihan dengan bobot 3 SKS.
c. Tahap evaluasi
Evaluasi pada tahap persiapan yakni pada open recruitmen
panitia

tambahan

kurang

terpublikasi

sehingga

beberapa

sie

mendapatkan panitia tambahan ketika sudah mendekati hari H. Evaluasi


pada pelaksanakan dimulai dari pelaksanaan grand juri. Pada saat grand
juri sempat di skip karena beberapa model yang seharusnya diurutan
tampil bukan di awal, menjadi harus tampil di awal karena terdapat
event yang bertabrakan dengan pelaksanaan grand juri sehingga
terdapat kebingungan dari beberapa pihak.
Evaluasi pada saat gladhi bersih berupa terdapat model yang
belum hadir pada saat pengarahan koreografi oleh koreografer sehingga
pada saat harus tampil gladhi bersih ada model yang salah-salah
koreografinya. Evaluasi pada saat pelaksanaan peragaan busana yaitu
pada make up, hair do, dan hijab karena beberapa mahasiswa yang
seharusnya mengarahkan proses hijab modelnya, sedang tidak ada di
ruang make up sehingga memperlambat waktu make up, hair do, dan
hijab. Selain itu, beberapa tamu yang diundang juga tidak hadir.

139

B. Hasil
1. Disain
Hasil disain berupa disain sketsa, disain presentasi, dan disain
hiasan.
2. Busana
Hasil dari busana yang dibuat sudah sesuai dengan disain. Selain
itu, berbagai evaluasi yang diberikan oleh dosen pada saat tahap I dan II
juga telah diperbaiki. Busana yang berupa gaun panjang telah sesuai
panjangnya dengan tinggi model. Blus juga telah sesuai dengan besar
tubuh model ,serta jatuhnya bahan juga sudah sesuai dengan disain.
3. Pergelaran Busana
a. Tempat
Tempat yang digunakan yaitu gedung Auditorium UNY sudah
proporsional untuk pelaksanaan pergelaran busana archsense. Hal ini
dilihat baik dari arsitektur gedung yang bagus, fasilitas yang memadai,
luas gedung yang cukup untuk stage , untuk kursi sejumlah penonton,
serta ruangan-ruangan yang dapat digunakan untuk backstage, ruang
make up, hairdo, hijab, ruang juri maupun disainer tamu.
b. Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan pergelaran busana sesuai dengan
susunan acara yang telah dibuat yakni pada tanggal 28 April 2015.

140

Waktu pelaksanaannya dari open gate pukul 18.00, mulai acara pukul
18.00 dan diakhiri dengan penutupan pada pukul 22.20.
c. Nomor urut
Busana pesta malam untuk wanita muslimah dengan sumber ide
akar tumbuhan hutan ditampilkan paada pergelaran archsense dengan
nomor urut tampil 4. Nomor urut 4 ini masuk di dalam pergelaran
busana sesi I yaitu pergelaran busana dari mahasiswa kelas reguler.
Waktu peragaan dari sesi I ini sesuai dengan susunan acara selama 30
menit dari pukul 19.20 hingga pukul 19.50.
d. Model
Model yang digunakan adalah model dari sebuah agency
sehingga postur tubuhnya sudah proporsional. Model tersebut bernama
Frida kusuma yang beralamat di Jl. Palagan km.10 Yogyakarta. Alamat
e-mailnya fridakusuma23@yahoo.com.
C. Pembahasan
1. Hasil penciptaan disain
Penciptaan disain disajikan menggunakan 3 jenis disain berupa disain
sketching, disain presentasi, dan disain hiasan seperti yang ditampilkan pada
bagaian penciptaan disain BAB IV subbab A subsubbab 1 subsubsubbab
d.menggambar disain karya

141

2. Karya busana
karya busana yang dihasilkan berupa busana pesta malam untuk
wanita muslimah dengan sumber ide akar tumbuhan hutan. Karya busana ini
ditampilkan dalam pergelaran busana archsense pada tanggal 28 april 2015
dengan nomor urut .4
3. Penyelenggaraan pergelaran busana
Penyelenggaraan busana archsense ini berjalan lancar, sesuai
susunana acara yang sudah disusun sehingga pelaksanaannya tanpa
hambatan yang besar sehingga mendapat apresiasi yang baik dari Dekan
FT UNY, Koordinator jurusan PTBB, dan juga dari penonton.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Mencipta disain busana dilakukan melalui tahap pencarian inspirasi.
Inspirasi yang digunakan berasal dari hutan, kemudian mengerucut pada
tumbuhan dan lebih spesifik lagi pada akar tumbuhan hutan berupa akar
tunggang. Persiapan bahan dan alat mendisain berupa penyediaan pensil,
pensil warna, penghapus, penggaris, dan kertas. Penciptaan moodboard
dilakukan dengan menentukan tema yaitu biomimetics dengan sub tema
saprophyte, menyiapkan alat dan bahan berupa kertas karton, lem, gunting
dan alat tulis. Selanjunya adalah mengumpulkan gambar akar tunggang,
palet warna biomimetics, gambar hutan, dan gambar teksutr kain. kemudian
menggunting gambar lalu menyusunnya di atas kertas karton. Berdasarkan
moodboard yang disusun, maka dibuatlah disain yang ditampilkan dalam
bentuk disain sketsa, disain presentasi, dan gambar disain hiasan.
2. Dalam membuat busana pesta malam muslimah dengan sumber ide akar
tumbuhan hutan dilakukan proses persiapan berupa pembuatan gambar
kerja busana, dan gambar kerja hiasan. Setelah itu dilakukan pengambilan
ukuran pada model. Selanjutnya pembuatan pola busana berupa pola dasar,
mengubah pola dan pecah pola. Dilakukan pula perancangan bahan pada
bahan utama warna hijau, bahan utama warna hijau untuk opnaisel, bahan
utama warna
142

143
coklat,dan bahan vuring. Setelah diketahui kebutuhan bahan, maka
dilakukanlah kalkulasi harga.Kemudian dilanjutkan dengan proses
pelaksanaan meliputi peletakan pola pada bahan, pemotongan bahan
dan pemberian tanda jahitan dengan dirader. Setelah kain dipotong
maka kain dijelujur berdasarkan langkah kerja yang dibuat. Lalu
dilakukanlah proses evaluasi proses I oleh dosen pembimbing. Setelah
dilakukan proses evaluasi proses I maka busana diperbaiki kemudian di
jahit dengan mesin. Sembari menjahit, ada bagian yang harus dihias
kemudian dilanjut dengan proses menjhit. Selanjutnya dilakukan
evaluasi proses II oleh dosen pembimbing.
3. Menampilkan busana pesta malam muslimah dengan sumber ide akar
tumbuhan hutan dalam pergelaran busana archsense dilakukan dengan
proses persiapan meliputi pembentukan panitia. Panitia inti sebagian
besar merupakan panitia managemen peragaan angakatan 2012.
Selebihnya merupakan mahasiswa tingkat yang lebih atas. Selain itu
dilakukan pula open reqruitmen untuk panitia tambahan. Selanjutnya
adalah penentuan tema berdasar tema tren 2015/2016 rehabitat. Dari
kesepakatan bersama, maka terpilihlah archsense sebagai tema
pergelaran busana tahun 2015. Sumber dana pergelaran busana
diperoleh dari iuran mahasiswa, penjualan tiket,sponsor,uang KI, uang
sisa MP, uang sisa KI, denda ketidakhadiran, beautyclass, dana iklan
booklet, birokrasi dan iuran kas. Dewan juri pergelaran busana proyek
akhir ini terdiri dari 5 orang juri yang sudah ahli dalam bidangnya.

144
Pergelaran busana proyek akhir ini diselenggarakan pada tanggal 28
April 2015 di auditorium UNY. Sebelum tampil untuk show pada hari
H, mahasiswa wajib mengikuti serangkaian kegiatan berupa grand juri,
gladhi bersih, dan yang terakhir adalah penyelenggaraan pergelaran
busana archsense. Terakhir adalah evaluasi penyelenggaraan busana
yang alhamdulillah sudah berjalan lancar.
B. Saran
Saran bagi kepanitiaan proyek akhir diantaranya:
1.

Meningkatkan koordinasi bagi masing masing sie yang saling


berhubungan

2.

Meningkatkan koordinasi dengan dosen pembimbing atau dosen yang


bersangkutan sebelum dan selama acara

3.

Meningkatkan rasa tanggung jawab untuk membantu sie lain apabila


sedang tidak ada tugas di sie nya.

4.

Memastikan kembali konfirmasi kehadiran tamu undangan

145
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari Buku:
Afif ghurub bestari..2011. Menggambar busana dengan teknik kering. Klaten:
PT.Intan sejati klaten
Arifah.A Riyanto.2003.Desain busana. Bandung:Yapemdo.
Cici Soewardi.2009. Busana muslimah XL. Jakarta : Gramedia pustaka utama
Ernawati,dkk.2008. Tata busana jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
Ernawati,dkk.2008. Tata busana jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
Ernawati,dkk.2008. Tata busana jilid 3. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
Frans Wanggai._.Manajemen hutan. Jakarta : Grasindo
Goet Poespo.2005. Panduan teknik menjahit. Yogyakarta : Penerbit kanisius
Goet Poespo.2009. Tailoring. Yogyakarta: Penerbit kanisius
Hadiat,dkk. 2004. Kamus sains. Jakarta : Balai pustaka
Hermawan Kartajaya.2006. Hermawan kartajaya on service. Bandung: Penerbit
mizan
Indonesia trend forecasting. 2015. Re+Habitat. Jakarta : BD+A
Indriyanto. 2006. Ekologi hutan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Porrie Muliawan.2001. Analisa pecah model busana wanita. Jakarta : Gunung
mulia
S. Sumarsono.2001. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
utama
Soekarno.2005. Buku penuntun membuat pola busana tingkat terampil. Jakarta:
PT Gramedia pustaka utama
Sri Widarwati.2000.Disain busana I.Yogyakarta:UNY
Sri Widarwati.2000.Disain busana II.Yogyakarta:UNY

146

Suryawati,dkk.2011. Membuat pola. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset


Tim sains quadra. 2007. Ilmu pengetahuan Alam IPA SD . Bogor : Quadra
Uswatun Khasanah ,dkk.2014. Mengambar busana. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset
Yayan Sutrian.2011. Pengantar anatomi tumbuh-tumbuhan._: PT .Rineka cipta
Yudi Latif. 2011. Negara paripurna. Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama

Tim Koran tempo.2014 Kerusakan Hutan Indonesia Terus Meningkat. Diakses


dari http://www.tempo.co/read/news/2014/07/01/095589444/Kerusakan-HutanIndonesia-Terus-Meningkat . Pada tanggal 30 maret 2015, pukul 14.00 WIB.
Tya.(2013) busana pesta. Diakses dari tikkauliz.blogspot.com. pada tanggal 19
juni 2015.

Tim fit in line. (2014). Perbedaan berbagai metode pembuatan pola. Diakses dari
http://fitinline.com/article/read/perbedaan-berbagai-metode-pembuatan-pola
.
Pada tanggal 5 mei 2015, pukul 14.00

147
LAMPIRAN
Foto Karya

Gb. 29. Model tampak depan

148

Gb.30.Model tampak belakang

149

Gb. 31.Model dengan desainer

150
Tabel. 6. Susunan Panitia Pagelaran Busana Archsense
Nama

Nim

Prodi

Amanah

Pramanda Arif S

12513244025

Pt.Busana /Nr

Ketua 1

Ira Fatmawati

12513241022

Pt.Busana/ R

Ketua 2

Nurmalia W

12514134012

T.Busana/ D3

Ketua 3

Risqi Mutmainah

12513241028

Pt. Busana - R

Sekretaris 1

Nisya Arifah

12513244014

Pt. Busana - Nr

Sekretaris 2

Dewi Uswatun
Khasanah (Nr)
Elvia Methinda Wisid
(R)
Vivi Rosalia

12513244008

Bendahara 1

12514134003

Pendidikan Teknik
Busana
Pendidikan Teknik
Busana
Teknik Busana

Waya Piya Disi

12513241003

Pend. Teknik Busana

Sekretaris

Agustina Wulan Asri

12513241031

Pend. Teknik Busana

Bendahara

Aisya Yuniardira

12513241030

Pend. Teknik Busana

Humas

Liana Wahyuningsih

12513241043

Pend. Teknik Busana

Kearsipan

M. Iqbal Albarqy

13511241041

Pend. Teknik Boga

M. Iqbal

13511241047

Ratri Ayuni Dewi

12513241001

Dyah Qonita P.P

12513241019

Hitaqi Milata

12513241020

Ivon Dwi Julianti

12513244013

Nidaul Khasanah

12513244030

Sarah Nurhayati

12513244003

Khoirunisa

13513241040

Penanggung
Jawab Music
Pend. Teknik Boga
Penanggung
Jawab Lighting
Pend. Teknik Busana S1 Koordinator
-R
Pend. Teknik Busana S1 Staf
-R
Pend. Teknik Busana S1 Staf
-R
Pend. Teknik Busana S1 Staf
- Nr
Pend. Teknik Busana S1 Staf
- Nr
Pend. Teknik Busana S1 Staf
- Nr
Pend. Teknik Busana
Staf

Marinda Yuni Asari

13513241017

Pt Busana

Staf

Nuranisa

14513241014

Pt Busana

Staf

Eka Fitriyani

13513241059

Pend. Teknik Busana

Staf

12513241038

Bendahara 2
Koordinator

151
Nur Agustina

13505241001

Pend. Teknik Sipil Dan


Perencanaan
Pt Busana

Staf

Isnaini Fatimah

13513241045

Isni Putri M

12513244010

Koordinator

12514134014

Pendidikan Teknik
Busana S-1 Nr
Pendidikan Teknik
Busana Nr
Pendidikan Teknik
Busana S-1 Nr
Teknik Busana D3

Irsya Kurnia Fitri

12513244031

Nur Hayati

12513244005

Irna
Kuntari Yanuarti

12514134016

Teknik Busana D3

Staf

Yola Cipta

12514134018

Teknik Busana D3

Staf

Rina Tri Anggraini

12514134020

Teknik Busana D3

Staf

Jajang Supriatna

13511241008

Pt Boga

Staf

Intan Nur Fatimah

14513241028

Pt Busana

Staf

Tanindra Wijayanto

14504241048

Pt Otomotif

Staf

Ahmad Jeafri Arvianto

11507134009

Pt Elektronika

Staf

Mutiara Diva Dien


Laksana
Pera Roganda Sinaga

13511241022

Pt Boga

Staf

12514134008

D3 Teknik Busana

Koordinator

Andini Ifah Khasanati

12513241036

Staf

El Na Elisa

12513244019

Widya Dwi Rahayu

12513244021

Staf

Staf
Staf
Staf

Bangkit Tri Fatmawati

14513244001

Pend.Teknik Busana S1 (R)


Pend. Teknik Busana S1 (Nr)
Pend.Teknik Busana S1 (Nr)
Pendidikan Teknik
Busana S1
Pend. Teknik Busana S1

Apriliana Dyah
Buwananingrum
Nurul Istiqomah

14513244003

Pend. Teknik Busana S1 Staf

14513244008

Ferina Suci Adiningtyas

13513241003

Pendidikan Teknik
Staf
Busana S1
Pend. Teknik Busana S1 Staf

Mia Yuliani

14513244004

Nur Ismail

12513244035

Yopi Ariansyah

Pendidikan Teknik
Busana S1
Pend.Teknik Busana S1 (Nr)

Staf
Staf
Staf
Staf

Staf
Koordinator

152
Anin Sekar Putri
Hermawati
Setyorini

12513241027
Ayu 12514134005

Nila Andria Thamrin

09513244022

Puji Lestari
(Bendahara)
Putri Istiqomah

12513241041

Ratih Novia Primasari


(Sekertaris)
Retno Wulandari

12513244027

Risti Pratiwi

12513241046

Abrid Madilantoro

12502241022

Andhi Triyantoro

12502241009

Arvia Rahmatania
Hashemi
Dewi Kartika
Lailaturrohmah
Muthia Ikhwandhia

12502241004

Teguh Arik Yuanto

12502241017

Habib Istiqlal

12506134048

Wieke Putri
Martinawati
Nisa Sabrina Yulianti

12513244016

Deni Crisdiana Seputra

12513241035

Nugraheni Apriliana

12514134004

Ayyu Riyana Putri

12513244011

Siti Zubaedah

12513244024

Dian Septianingsih

11502241009

12513241047

12513241048

12502241019
12502241016

12513241004

Pend.Teknik Busana S1 (R)


Teknik Busana (D3)

Staf

Pend.Teknik Busana S1 (Nr)


Pend.Teknik Busana S1 (R)
Pend.Teknik Busana S1 (R)
Pend.Teknik Busana S1 (Nr)
Pend.Teknik Busana S1 (R)
Pend.Teknik Busana S1 (R)
Pend.Teknik
Elektronika S-1 (R)
Pend.Teknik
Elektronika S-1 (R)
Pend.Teknik
Elektronika S-1 (R)
Pend.Teknik
Elektronika S-1 (R)
Pend.Teknik
Elektronika S-1 (R)
Pend.Teknik
Elektronika S-1 (R)
Teknik Elektro D3

Staf

Pendidikan Teknik
Busana
Pendidikan Teknik
Busana
Pendidikan Teknik
Busana
Teknik Busana

Staf

Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf

Koordinator Sie
Humas
Staff Sie
Humas
Staff Sie
Humas
Staff Sie
Humas
Pendidikan Teknik
Staff Sie
Busana
Humas
Pendidikan Teknik
Staff Sie
Busana
Humas
Pendidikan
Teknik Staff Sie
Elektronika
Humas

153
Tri Eko Priambodo

13511241063

Nirsina Nurul Fikri

14512134007

Sri Mulyati

12511241023

Haris Zakaria

12511241047

Edi Yunianto

12513241018

Dela Aputri Ana

12513244017

Riskiyah

12513244002

Normaliya Rizan
Islamiyati
Dwi Moentini

12514134013

Pendidikan
Teknik
Boga
Pendidikan
Teknik
Boga
Pendidikan
Teknik
Boga
Pendidikan
Teknik
Busana
Pendidikan
Teknik
Boga
Pendidikan
Teknik
Boga
Pendidikan
Teknik
Boga
Pendidikan Teknik
Busana
Pendidikan Teknik
Busana
Pendidikan Teknik
Busana
Teknik Busana

Yudi Setiyo

13511241057

12514134010

Teknik Busana

Andi Widakdo

13509134027

Teknik Otomotif

Dwi Djatmiko

13509134029

Teknik Otomotif

Isna Ratnasari

12513244028

Zahreta Devi Maghvira

12514134002

Pend.Teknik Busana S1 (Nr)


Teknik Busana (D3)

Afny Ulfa Yuniari

12513241042

Sela Agustina Nuritapa

12513241050

Sumarni Alisha Aprilia

12207241037

Hardiansyah Yoga
Pratama
Ari Nugroho

12201241073

Trian Cahyo Utomo

Mentari Angeline Tri 13511241042


Setiana
Umi Munadiroh
14513244023

Pendidikan Teknik
Busana (R)

Staff Sie
Humas
Staff Sie
Humas
Staff Sie
Humas
Staff Sie
Humas
Staff Sie
Humas
Staff Sie
Humas
Staff Sie
Humas
Koor Sie
Dekorasi
Anggota Sie
Dekorasi
Anggota Sie
Dekorasi
Anggota Sie
Dekorasi
Anggota Sie
Dekorasi
Panitia
Tambahan Sie
Dekorasi
Panitia
Tambahan Sie
Dekorasi
Koordinator
Staf
Staf
Staf
Staf

12206241029

Pendidikan Seni
Kerajinan
Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia
Pendidikan Seni Rupa

1220641039

Pendidikan Seni Rupa

Staf

Staf
Staf

154
Salsabella O.

12513241050

Pend. Teknik Busana


(R)
Pend. Teknik Busana
(R)

Koordinator Sie

Nanda Agnesia T.

12513241005

Lia Ayu S.

12513241010

Anggota

12505241010

Pend. Teknik Busana


(R)
Pend. Teknik Busana
(R)
Pend. Teknik Busana
(R)
Pend. Teknik Sipil

Nirmala Putri

12513241029

Anita Widya S.

12513241049

Hikmah Amalia
Evi Feri Fitriana

12514134019

Teknik Busana

Septika Rizki Mawar

12514134007

Teknik Busana

Feni Nuraini

12513241009

Pend. Teknik Busana

Dwi Emi Lestari

12513241016

Pend. Teknik Busana

Suparyanti

12513241017

Pend. Teknik Busana

Listinawinastiti

12513241024

Pend. Teknik Busana

Angga Rini

12513241037

Pend. Teknik Busana

Uli Karimah

12513241032

Pend. Teknik Busana

Rhiana Putri

11513241005

Pend. Teknik Busana

Hesmara Harna Murti

14513241012

Pend. Teknik Busana

Rahman Adi Setiawan

14509134008

Pend.Teknik Otomotif

Rahmad Fikri Haikal

14509134014

Pend.Teknik Otomotif

Jezzi Ariska

12513249002

Anisa Titian Dj

12513244007

Susry Hati N

12513241013

Pendidikan Teknik
Busana- Nr
Pendidikan Teknik
Busana- Nr
Pendidikan Teknik
Busana- R

Koor Sie
Sponsor
Anggota Sie
Sponsor
Anggota Sie
Sponsor
Anggota Sie
Sponsor
Anggota Sie
Sponsor
Anggota Sie
Sponsor
Anggota Sie
Sponsor
Anggotasie
Sponsor
Anggotasie
Sponsor
Panitia
Tambahan Sie
Sponsor
Panitia
Tambahan Sie
Sponsor
Panitia
Tambahan Sie
Sponsor
Koordinator

Anggota

Anggota
Anggota
Anggota

Staf
Staf

155
Elyta Kiki R

12513244032

Staf

12513241023

Pendidikan Teknik
Busana- Nr
Pendidikan Teknik
Busana- R
Pendidikan Teknik
Busana- R
Pendidikan Teknik
Busana- Nr
Pendidikan Teknik Sipil
Dan Perencanaan-Nr
Pendidikan Teknik
Busana- R
Pendidikan Teknik
Busana-R
Pt Busana Reguler

Wanda Verdita

12513241034

Raeza M

12513241034

Rani Oktaviana

13513249001

Puput Budy A

13505244014

Hasna Nur Maulani

14513241023

Ainun Pratiwi

14513241024

Tiara Iftiyani
Faridatul Anisah

12513241012

Pt Busana Reguler

Anggarani Pribudi

12513241040

Pt Busana Reguler

Wakil
Koordinator
Bendahara

Ayu Suryani

12513241021

Pt Busana Reguler

Sekretaris

Anggit Anggraini

12513241014

Pt Busana Reguler

Anggota

Indriani Eka Pratiwi

13511249001

Pt Boga

Ikhrianti Arifta Rimbi

14513244015

Pt Busana

Koordinator
Panitia
Tambahan
Anggota

Sepin Hidayah

14513241050

Pt Busana

Anggota

Laela Nur Widi

13513241058

Pt Busana

Anggota

Yeti Nurfendah

13513241061

Pt Busana

Anggota

Ayu Mega Margaretta

13514134001

Pt Busana

Anggota

Novi Nuraini

14513244009

Pt Busana

Anggota

Laila Nur Hanifiyah

12514134011

Teknik Busana D3

Ari Susanti

12513244022

Ida Rojana

12513244012

Rita Aromsari

12513241002

Pend. Teknik Busana


(Nr)
Pend. Teknik Busana
(Nr)
Pend. Teknik Busana

Nur Fadhilatul Jannah

10513244011

Analiza Resti
Kurniawati

10513244022

Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Staf
Koordinator

Koordinator
Anggota
Anggota
Anggota

Pend. Teknik Busana


Anggota
(Nr)
Pend. Teknik Busana Anggota
(Nr)

156

Atiyatul Izzah

Pt. Busana

Laily Wahyuningtyas

Pt. Busana

2013
2014

Justin
Dwi Arum Rachmawati

12513244018

Pt. Busana
S1 Nr

2014
Ketua Makeup

Ulya Izzati Rahmah

12514134001

D3

Anggota

Mellyana Indarwadi

12514134006

D3

Anggota

Warsiyanti

12514134009

D3

Bendahara

Tri Kasini

12514134015

D3

Anggota

Fitria Ulfah Rahmawati

14514134028

D3

Ketua

Widyana Safitri

14514134032

D3

Anggota

Afifatur Rohmah

14514134018

D3

Anggota

Ricky Oktaviani (Nr)

12513244004

Koordinator

Nurul Fatimah (Nr)

12513244009

Ratna Karina Rimba


(Nr)
Reka Anggraini

12513241029

Pendidikan Teknik
Busana
Pendidikan Teknik
Busana
Pendidikan Teknik
Busana
Teknik Busana

Septya Dwita Rinanda

12513244026

Pend. Teknik Busana


Non Reguler

Koordinator
Ticketing

Westri Winata

12513244034

Staff Ticketing

Ariyani Rahmawati

12513244023

Muryati

11513244019

Ismi Hanifah

12513241015

Nisty Rayafu

12513241044

Rani Tania A

09

Diyah Ayu Puji Lestari

10513244029

Cynthia Mustika
Kusuma

13514134006

Pend. Teknik Busana


Non Reguler
Pend. Teknik Busana
Non Reguler
Pend. Teknik Busana
Non Reguler
Pend. Teknik Busana
Reguler
Pend. Teknik Busana
Reguler
Pend. Teknik Busana
Non Reguler
Pend. Teknik Busana
Non Reguler
Teknik Busana

14514134015

Anggota I
Anggota Ii
Staff

Staff Ticketing
Staff Ticketing
Staff Ticketing
Staff Ticketing
Staff Ticketing
Staff Ticketing
Panitia
Tambahan Sie

157
Ticketing
Erni Rohmawati

13514134017

Teknik Busana

Panitia
Tambahan Sie
Ticketing

Gusti Maulana
Supriyadi

14504244016

Pend. Teknik Otomotif

Panitia
Tambahan Sie
Ticketing

Ramadhani Rahmayanti

12513244015

Pt. Busana

Koor
Keamanan

Umi Syaifah

12513241025

Pt. Busana

Anggota
Keamanan

Intan Rufaidah

12513244036

Pt. Busana

Anggota
Keamanan

Nurul Chasanah

12513244020

Pt. Busana

Anggota
Keamanan

Wahyu Fitrian Prakoso

12505241038

Ptsp

Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia

Heri Setiawan
Dimas Wicaksono

T. Mesin
12505244013

Wenang Herdama S
Hanung Tyas Hutama

Ptsp
Pt Elektronika

13504244010

Wahyu Dafit K

Pt Otomotif
Pt Elektronika

Qonita Fitriani S

13521241020

Pt Boga

Nancy Luthfita

13511241027

Pt Boga

Khoerul Umam

12518244010

Pt Mekatronika

Rochmat Widodo

Pt Mekatronika

Jauhari Indra P

12550244006

Pt Informatika

Raihan Mahavira

12518244016

Pt Mekatronika

Dikky Syahputra

Pt Mekatronika

158
Tambahan
Jamal
Izul Mubarokah

Pt Otomotif
13505241040

Ptsp

Dian
Wahyu 13518241040
Kumalasari
Yuni Fitria Nurcahyani
13505241003

Pt Mekatronika

Wahyu Eko Nur Cahyo

Pt Mekatronika

Ptsp

Qurrota Aini

13501241001

Pt Elektro

Nur Affifah

13518241039

Pt Mekatronika

Hidul Arifuloh

13518241045

Pt Mekatronika

Muaris Abas Fahrizal

12518244030

Pt Mekatronika

Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan
Panitia
Tambahan

159

Susunan Acara
A. Susunan Acara Fitting

No.
1

Waktu
11.00-12.00

2
3
4

12.00-13.00
13.00-16.00
16.00-17.00

No.
1

Waktu
07.00-08.00

08.00-08.15

3
4

08.15-09.30
09.30-13.00

12.00-17.00

6
4

13.00-17.00
17.00-18.00

Fitting I
Selasa, 3 Maret 2015
Susunan Acara
Keterangan
Persiapan Fitting I Sie. Perkap, Sie.
Model, Sie.
Konsumsi
Kedatangan model
Sie. Model
Fitting
Bersih-bersih
Semua Sie
Fitting II
Kamis, 2 April 2015
Susunan Acara
Keterangan
Persiapan Fitting II Sie. Perkap, Sie.
Model, Sie.
Konsumsi, Sie.
Booklet
Briefing Panitia
Ketua
Semua Sie
Kedatangan model
Sie. Model
Make Up
Sie. Make
up&hairdo
Foto Booklet
Sie Booklet, Sie.
Acara
Fitting
Bersih-bersih
Semua Sie

B. Susunan Acara Penilaian Gantung

No
1

Penilaian Gantung
Sabtu, 18 April 2015
Waktu
Acara
06.00 06.15

06.15 06.45

Kedatangan
Panitia

Briefing Panitia

Keterangan
Sie
Keamanan
mengkondisikan
Oleh :
- Ketua
Panitia
- Sie Acara
- Sie
Model

160
-

06.45 07.45

Preparation :
- Penataan
dressfoam dan
busana sesuai
nomor urut
tampil

07.45 08.00

Clear Area KPLT


Lt. 3

08.00 13.00

Sie Juri

Seluruh
panitia
dikoordinir oleh
Sie Model dan
Sie Juri
Sie
Keamanan
mengkondisikan

Penilaian
Gantung

Penilaian Grand Juri


Minggu, 19 April 2015
No
1

Waktu

Acara

06.00

Kedatangan Panitia

06.10 06.30

Briefing Panitia

06.30 07.25

Preparation :
- Penataan tempat
penilaian Grand
Juri, ruang tunggu
model, ruang
ganti, dan ruang
juri
- Persiapan slide
per-mahasiswa
- Checking mic dan
sound

Keterangan
Sie
Keamanan
mengkondisikan
Oleh :
- Ketua
Panitia
- Sie Acara
- Sie
Model
- Sie Juri

Seluruh
panitia
dikoordinir oleh
Sie Model,
Sie Juri, Sie
Acara

161
-

07.25 07.30

07.30 08.00

08.00 08.15

08.15 09.15

09.15 10.15

10.15 11.15

Kedatangan para
model
Clear Area Penilaian
Grand Juri
Briefing juri oleh
dosen :
Bu Emy Yuli, Bu
Kapti, dan
Bu Emy Budi
Pembukaan Acara
Penilaian Grand Juri
oleh MC :
- Doa
- Deskripsi acara
- CV Juri
Penilaian Grand Juri
Sesi I :
Kelas S1 Reguler

Maksimal 3 menit permahasiswa


Penilaian Grand Juri
Sesi II :
Kelas D3
Maksimal 3 menit permahasiswa
Penilaian Grand Juri
Sesi I :
Kelas S1 Non
Reguler
Maksimal 3 menit permahasiswa
- MC mempersilakan
juri untuk menuju ruang
sidang (Final Scoring
Penilaian Grand Juri) dan
beristirahat

10

11.15 12.00
- MC memberi
pengumunan untuk
mahasiswa agar setelah
jam istirahat dapat
berkumpul untuk

Sie
Keamanan
mengkondisikan
Dikondisikan
oleh
Sie Juri

Dikondisikan
oleh
Sie Acara

Dikondisikan
oleh
Sie Model

Dikondisikan
oleh
Sie Model

Dikondisikan
oleh
Sie Model

Dikondisikan
oleh
Sie Model
dan Sie Juri

162
mendapatkan saran dan
evaluasi

11

12.00 13.30

Penutupan Acara
Penilaian Grand Juri
oleh MC :
- Mempersilakan
semua juri masuk
ke ruangan
kembali untuk
saran dan evaluasi
pada mahasiswa
- Penutup acara &
doa harapan
kesuksesan acara
Archsense

Dikondisikan
oleh
Sie Acara

C. Susunan Acara Pergelaran


Persiapan Gladi Bersih
Senin, 27 April 2015
Keterangan
No

Waktu

Susunan Acara
( PJ )

1.
2.

3.

4.

10.30 11.00

Sie keamanan

Kumpul / datang

11.00 12.00

Briefing & Presensi

12.00 15.00

LOADING
BARANG :
- Stage
- Dekorasi
ruangan
- Kursi penonton
- Music &
lighting
- Lobby
- Photobooth
- Backstage
- Wardrobe

15.00 15.45

ISHOMA
(bergantian)

Ketua
Semua sie

Sie acara
Sie floor
manager
Sie dekorasi
Sie
backstage
Sie perkab

Sie keamanan
Sie konsumsi

163

5.

15.45 16.00

Semua sie dan


ketua

Laporan Koor. &


briefing sebelum GR
-

6.

16.0 17.30

Melanjutkan
Loading Barang

7.

17.30 18.15

Sie keamanan

ISHOMA
(bergantian)

8.

18.00 19.00

Pengecekan kembali

9.

19.00

Stage Area CLEAR


(persiapan GR)

Sie acara
Sie dekorasi
Sie
backstage
Sie floor
maneger
Sie perkab

Ketua
Sie acara
Perkab
Floor
Dekorasi
Sie keamanan

Jadwal gladi bersih


Selasa, 28 April 2015
No
1.
2.

Waktu

Susunan Acara

06.00 06.45

Kumpul / datang

06.45 07.00

Briefing & Presensi

3.

07.00 -07.15

Persiapan GR

4.

07.15 07.30

Welcome greeting

5.

07.30 07.35

Opening slide

Keterangan
( PJ )
Sie keamanan
Ketua dan Semua
sie
-

Sie acara
Model
Perkab

Sie acara

Sie
Dokumentasi

164

6.

07.35 - 07.40

Sambutan

7.

08.10 08.15

Penutup

8.

08.00 08.30

Peragaan 1

9.

08.30 09.00

Peragaan 2

10.

09.00 09.30

Peragaan 3

Sie perkab
Sie acara

Sie acara
( LO MC )

Sie Acara
Sie model
Sie backstage
Music dan
lighting
Sie acara
Lo Designer
Sie Model
Sie Acara Lo
karnaval dan
MC
Perkap
Music dan
lighting

11.

10.00 11.00

Fitting Designer tamu

12.

10.00 10.17

Tari

13.

10.17 10.47

Karnaval

14.

10.00 16.00

Make up model

15.

12.00 13.00

ISHOMA
(bergantian)

Sie keamanan
Sie konsumsi

Sie acara
Lo designer
Sie model
Sie perkab

16.

13.00 14.00

Fitting busana
Malaysia

17.

16.00 16.10

persiapan MC

18.

15.10 16.10

ISHO
(bergantian)

19

16.10 17.00

Mengecek persiapan

Sie make up
Perkab
Model

Sie Acara Lo
MC

Sie keamanan
Sie konsumsi

Ketua dan semua sie

165

20.

17.00 17.30

21.

17.30

22.

17.30 18.00

Laporan koor

Semua sie
perwakilan koor

Persiapan selesai
Persiapan open gate

Semua sie
standbye

166

SUSUNAN ACARA PAGELARAN BUSANA ARCHSENSE


No

Waktu

.
1

17.00 selesai

18.00

Susunan Acara

Keterangan

Registrasi

Meja registrasi siap

OPEN GATE

18.30 19.20

Pembukaan diawali
menyanyikan lagu
Indonesia Raya
dilanjutkan dengan
pemutaran Video
selanjutnya Tari
dan
Sambutan

19.20 19.50

Peragaan 1

Slide Sponsor
Pembukaan oleh Tari
Tim Karnaval
Sambutan Oleh :
- Ketua Panitia
- Rektor
( WR
/
Dekan / WD )
Include :
Penyerahan
Cinderamata Juri,
Desainer tamu,
Malaysia, Sponsor
Peragaan
Sesi
Pertama :
Kelas S1
Reguler
Peragaan Sesi Kedua
:

19.50 20.20

20.20 20.50

20.50 21.10

Peragaan 2

Peragaan 3

Hiburan

Kelas D3

Peragaan Sesi Ketiga


:
Kelas S1 Non
Reguler
pembagian doorprize
dilanjutkan oleh
Penampilan
Tim
Karnaval FT UNY

167

Guest Show :
Politeknik
Ibrahim Sultan

21.10 21.40
- Desainer Tamu
Dani Paraswati S.Pd.
T

9
10

21.40 22.00
22.00 22.20

Pengumuman
Penutup

Estimasi model :
- PIS :
10 model 20 menit
- Desainer
Tamu :
8 model 10/15 menit

Anda mungkin juga menyukai