Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

SENI KOLASE CANGKANG TELUR

OLEH

NAMA : JULI FADLI


NIM : 836126589
PROGRAM STUDI : S.1 PGSD
MASA UJIAN : 2017.2
POKJAR : SMK YP 17 BARADATU
KABUPATEN : WAY KANAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ – UT BANDAR LAMPUNG
2017.2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Tjetjep (2011:56), Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan


yang dirancang secara formal (walaupun secara tidak langsung juga terjadi proses pendidikan
informal dan nonformal di dalamnya), dengan kurikulum dan tujuan pencapainnya yang
diterapkan dengan kuat, merupakan tumpuan dari seluruh kelompok masyarakat, dan bangsa.

Dalam konteks itulah, seni diberikan sebagai bahan pelajaran di sekolah- sekolah umum
yang dipandang kepadanya: “Pendidikan Seni”. Pendidikan seni ialah pendidikan dengan
merupakan bagian dari pendidikan (seperti juga jenis pendidikan lainnya) di sekolah umum,
yang melalui sebagai kegiatan dalam proses pembelajaran dan pembelajarannya diharapkan
dapat memacu siswa ke arah kedewasaannya sebagai manusia yang bermartabat. Dengan
pendidikan seni juga di harapkan tercapai martabat yang utuh dan luhur, yaitu dengan cara
memberi perlakuan yang merangsang kepekaan estetik peserta didik. Dengan demikian, tertanam
nilai-nilai estetik yang dapat memberi keseimbangan terhadap keseluruhan hidup ideal yang
dicita-citakan. (Tjetjep 2011 : 57)

Berbicara tentang seni kriya berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan
tangan, atau kerajinan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya seni yang akan
dihasilkan. Pada umumnya sebuah karya yang dihasilkan oleh seni kriya adalah seni pakai. Seni
kriya sendiri di Indonesia sudah beragam macamnya, yang mana seni kriya ini adalah yang akan
menjadi cikal bakal lahirnya seni rupa di Indonesia. Contoh sederhana dari seni kriya adalah,
batik, relief atau ukir, keramik, grafis, sulam, anyaman, cinderamata, hiasan, dinding, patung,
furniture, tenun, wadah, dan sebagainya. Dengan adanya proses pembelajaran prakarya siswa
dituntuk kreativitas menciptakan sebuah karya dan bahan limbah organik dengan berbagai jenis-
jenis karya dimulai dari proses pembuatan alat dan bahan yang digunakan hingga jenis-jenis
karya yang di hasilkannya.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan untuk meneliti
bagaimana Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur dalam Pembuatan Seni Kolase. Penelitian ini
dilaksanakan dengan maksud memperkenalkan kepada tenaga pengajar mata pelajaran seni
budaya agar cermat dalam memanfaatkan limbah alam sebagai media berkarya bagi peserta
didik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemanfaatan limbah cangkang telur dalam pembuatan seni kolase?
2. Bagaimana tingkat penguasaan alat dan bahan dalam pembuatan seni kolase dari
cangkang telur?
3. Jenis-jenis karya apa yang dihasilkan dalam pembuatan seni kolase dari limbah
cangkang telur?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan proses pemanfaatan limbah cangkang Telur dalam pembuatan seni
kolase.
2. Untuk mendeskripsikan alat dan bahan dalam pemanfaatan limbah cangkang telur dalam
pembuatan seni kolase.
3. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis karya apa yang dihasilkan dalam pemanfaatan limbah
cangkang Telur dalam pembuatan seni kolase.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat dipetik utamanya bagi pihak
yang terkait dengan penelitian ini, di antaranya:

1. Mahasiswa, diharapkan dapat menjadi bahan referensi.

2. Tenaga pengajar, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kreativitas
dalam berkarya seni kriya.
3. Dapat menjadi bahan kajian bagi peneliti selanjutnya dalam memanfaatkan limbah alam dan
dapat menjadi bahan pembelajaran yang akan datang.

E. Sistematika Penulisan

I. PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR


A. Pengertian-Pengertian
B. Jenis-Jenis Cangkang Telur
C. Kerangka Pikir

III. METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Lokasi Penelitian
B. Variabel dan Desain Penelitian
C. Objek dan Subjek Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
B. Pembahasan

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Pada dasarnya tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran penelitian secara
teoretis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoretis yang dapat menjadi kerangka acuan
dalam melakukan penilitian. Landasan yang dimaksud ialah teori yang merupakan kajian
kepustakaan dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.

a. Pengertian Pemanfaatan

Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah, laba, untung.
Sedangkan pemanfaatan mempunyai arti proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2003:992) dijelaskan bahwa pemanfaatan adalah proses,
cara, pembuatan. Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti berguna.

Pengertian dari pemanfaatan dalam kamus umum bahasa Indonesia yaitu: hal, cara, hasil
kerja memanfaatkan, membuat suatu menjadi berguna, memakai sesuatu agar bermanfaat
(Badudu Zain, 1994:858). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan adalah sebuah kegiatan
yang dilakukan oleh manusia yang memiliki nilai guna dan nilai fungsi bagi manusia.

b. Pengertian Limbah

Menurut A. K. Haghi, (2011). Limbah adalah merupakan limbah atau kotoran yang
dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah
juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui
bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik
dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh
kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika
dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah
secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis Limbah yang tidak
diolah akan menyebabkan berbagai polusi baik polusi udara, polusi air, polusi tanah dan juga
polusi lain yang akan menjadi sarang penyakit. Pada lingkungan tempat pembuangan limbah bisa
dipastikan udara sekitar tidak sehat dengan bau yang tak sedap dari limbah, sumber air sekitar
lingkungan akan tercemar dengan resapan limbah dan tanah yang ada di lingkungan ini akan
terkontaminasi dengan zat kimia limbah sehingga tanah akan tandus.

Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalam limbah digolongkan menjadi dua macam
limbah yakni limbah organik dan limbah anorganik. Berikut penjelasannya:

a. Limbah organik basah

Sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi. Contohnya; kulit buah dan kulit
sayuran atau daun-daunan.

Limbah organik basah yang dapat dijadikan karya kerajinan adalah; kulit jagun,kulit
bawang, kulit buah/biji-bijian, jerami dan sebagainya.

Pengolahan limbah organik basah dapat dilakukan dengan cara pengeringan menggunakan
sinar matahari langsung hingga kadar air dalam bahan organik habis. Bahan yang sudah kering
merupakan baku yang nantinya dapat dibuat berbagai macam produk kerajinan. Proses bahan
baku menjadi bahan yang siap pakai di tentukan pengrajin, apakah akan dicekup warna atau
diberi pengawet agar kuat dan tahan lama, semua dipengaruhi tujuan si pembuat.

b. Limbah organik kering

Sampah yang mempunyai kandungan air cukup rendah. Contohnya; kertas/kardus, kerang,
tempurung kelapa, sisi ikan,kayu, Cangkang telur, cangkang kerang, serbuk gergaji, dan
sebagainya.

Sampah semua limbah organik kering dapat diolah kembali sebagai karya kerajinan,
karena sifatnya yang kuat dan tahan lama.

Pengolahan limbah organik kering tidak perlu banyak persiapan, karena sifatnya yang
kering jenis limbah ini dapat langsung digunakan. Namun yang perlu diantisipasi adalah jika
bahan limbah organik kering ini terkena air, maka yang dapat dilakukan adalah dengan cara
peringatan menggunakan sinar matahari langsung atau alat pengerin lain hingga kadar air dalam
bahan limbah organik kembali kondisi semula. Bahan limbah organik kering merupakan bahan
baku yang kerajinan. Sama halnya dengan bahan organik basah, proses bahan baku menjadi
bahan siap pakai ditentukan oleh pengrajin, apakah akan dicekup warna atau diberi pelapis agar
kuat dan tahan lama, dan semuanya juga dipengaruhi oleh tujuan pembuat karya.

c. Seni Kolase

Seni Kolase adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel
potongan-potongan kecil berbagai macam benda seperti potongan kertas, kain, kaca logam atau
kain yang direkatkan pada suatu permukaan sehingga membentuk sebuah desain atau rancangan
tertentu.

Ada yang berpendapat bahwa, seni lukis kolase adalah kreasi aplikasi yang di buat dengan
menggabungkan Teknik melukis dan menempel (sumanto). Sedangkan pendapat lain
mengatakan bahwa Seni lukis kolase adalah melukis dengan cara menempel atau melekat (Tim
Bima Guru). Dengan kata lain, kolase adalah suatu karya seni rekat-merekat.
(http://yokimirantiyo.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-seni-lukis-kolase.html)

Dalam seni lukis kolase bentuk asli dari material yang digunakan harus tetap terlihat, jadi
kalau menggunakan Cangkang Telur atau potongan-potongan foto, benda bekas, material
tersebut harus masih dapat dikenali bentuk aslinya walau sudah dirakit menjadi satu kesatuan.

Sejarah seni lukis kolase berkembang pesat di Venice, Italia, kira-kira pada abad 17.
selanjutnya seni ini kian berkembang di Perancis, Inggris, Jerman dan kota-kota lain di Eropa.
Seni lukis Kolase menjadi media yang digemari kalangan seniman disebabkan keunikan
tampilannya yang menuntut kreativitas tinggi. Pelukis Pablo Picasso, Georges Braque dan Max
Ernst terkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan berbagai objek
lainnya.

Sedangkan pengertian montase menurut Depdiknas (2001:754) Karya montase dihasikan


dari mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi lainnya. Gambar rumah dari majalah
kemudian dipotong yang hanya diambil gambar rumahnya saja kemudian ditempelkan pada
permukaan alas gambar. Ini merupakan sala satu contoh sederhana dari karya montase.

Montase dua dimensi dianggap seperti karya lukisan karna materialnya terdiri dari gambar-
gambar yang sudah jadi hanya karena dipotong-potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu
kesatuan karya ilustrasi. Pada perkembangannya montase yang semula terbatas pada karya dua
dimensi sekarang telah merambah kepada karya tiga dimensi. Karya montase ini juga kurang
dikenal oleh kalangan umum, karena bentuk karyanya masih mempunyai kemiripan dengan seni
lukis, seni kriya dan seni patung.

d. Seni kriya

Istilah “seni kriya‟ berasal dari bahasa Sansekerta “krya‟ yang berarti “mengerjakan‟. Dari
kata dasar tersebut kemudian berkembang menjadi kata yang beragam, mulai dari karya, kriya
serta kerja. Dalam arti khusus kriya adalah mengerjakan suatu hal untuk menghasilkan sebuah
benda atau obyek. Namun, seiring dengan perkembangannya semua hasil suatu pekerjaan
termasuk juga berbagai ragam teknik pembuatannya yang kemudian menghasilkan sebuah benda
seni yang memiliki fungsi tertentu disebut juga dengan “seni kriya‟. (Timbul Haryono,2002)

Kata “kriya‟ sendiri jika dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti pekerjaan
(kerajinan tangan). Jika dalam bahasa Inggris disebut dengan craft yang berarti energi atau
kekuatan, arti lainnya adalah suatu keterampilan dalam mengerjakan atau membuat sesuatu.
Istilah tersebut diartikan juga sebagai keterampilan yang sering dikaitkan dengan suatu profesi
seperti pengrajin (craftsworker).

Pada kenyataannya seni kriya sering diartikan sebagai karya yang dihasilkan dengan skill
atau keterampilan seseorang yang mana diketahui bahwasanya semua ekspresi dan kerja seni
membutuhkan sebuah keterampilan (skill). Jika merujuk pada persepsi kesenian yang berawal
dari tradisi Jawa, dikenal dengan sebutan kagunan yang berarti kapinteran/Yeyasan ingkang
adipeni/Wudharing pambudi nganakake kaindahan-gegambaran, kidung ngukir-ukir.

Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada keterampilan tangan yang tinggi
dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti
‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti
khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek yang bernilai seni”
(Parta: 2009).

Seperti uraian di atas menyiratkan bahwa kriya merupakan cabang seni yang memiliki
muatan estetik, simbolik dan filosofis sehingga menghadirkan karya-karya yang munomental
sepanjang jaman. Praktik kriya pada masa lalu dibedakan dari kerajinan, kriya berada dalam
lingkup istana (kerajaan) pembuatnya diberi gelar Empu. Sedangkan kerajinan yang berakar dari
kata “rajin” berada di luar lingkungan istana, dilakoni oleh rakyat jelata dan pembuatnya disebut
pengerajin atau pandhe.

Dari beberapa pendapat yang telah dibahas sebelumnya menjelaskan bahwa wujud awal
seni kriya lebih ditujukan sebagai seni pakai (terapan). Praktik seni kriya pada awalnya bertujuan
untuk membuat barang-barang fungsional, baik untuk kepentingan keagamaan dan kebutuhan
praktis dalam kehidupan manusia seperti; perkakas rumah tangga. Contohnya dapat kita saksikan
pada dari artefak-artefak berupa kapak dan perkakas pada jaman batu serta peninggalan-
peninggalan dari bahan perunggu pada jaman logam berupa; nekara, moko, candrasa, kapak,
bejana, hingga perhiasan seperti; gelang, kalung, cincin. Benda-benda tersebut dipakai sebagai
perhiasan, prosesi upacara ritual adat (suku) serta kegiatan ritual yang bersifat kepercayaan
seperti; penghormatan terhadap arwah nenek moyang.

e. Pengertian Cangkang Telur

Kahfiati ( 2014:33). Hasil dari limbah Cangkang Telur adalah kerajinan yang unik dan di
sukai banyak orang. Cangkang Telur yang olah kecil dan pipih dapat dibuat sebagai penghias
frame foto atau cermin, kap lampu, kotak penghiasan, aneka lampu, dan sebagainya.

Cangkang telur terbagi dua yaitu cangkang telur bebek dan cangkang telur ayam ras. Jika
di daerah perkotaan atau pingkir kota, limbah cangkang telur banyak dijumpai pada restoran sea
food, pasti kita dapat menemui jenis telur yang menjadi limbah. Kulit telur memang memenuhi
tempat sampah, karena ukuran daging telur yang besar membuat limbah dari cankang telur ini
menjadi menumpuk dan tidak sedap dipandang. Banyak orang sudah memanfaatan telur ini
sebagai karya kerajinan. Turis macanegara banyak yang menyukai karya kerajinan dari cangkang
telur produksi pengrajin Indonesia.

Adapun proses pengolahan cangkang telur setelah diambil dari sarang adalah :

1) Cangkang telur dipilah-pilah sesuai ukuran dan bentuknya.

2) Dicuci dengan menggunakan air mengalir dan direndam dalam larutan natrium soda, agar
sisa-sisa daging telur dan kotoran, serta bau yang ada di dalam cangkang telur dapat larut.
3) Dikeringkan dengan pengering, tidak menggunakan sinar matahari langsung, agar
kualitas telur tetap terjaga baik.
4) Persiapan bahan baku cangkang telur dengan di pecah kecil kecil.
5) Cangkang telur siap dibuat produk kerajinan sesuai desain yang telah dibuat.
Adapun gambar jenis jenis Cangkang Kerang sebagai berikut:

a. Telur bebek

Gambar 5: jenis kerang darah

Sumber: http://khaifood.indonetwork.co.id/5399462/kerang-darah.htm

Telur bebek (Anadara granosa) adalah sejenis telur yang biasa dimakan oleh warga Asia Timur
dan Asia Tenggara. Anggota suku Arcidae ini disebut telur bebek karena ia menghasilkan
hemoglobin dalam cairan merah yang dihasilkannya.

b. Kerang Bambu

Gambar 6: jenis kerang bambu

Sumber: http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.co.id/2013/05/kerang-bambu-lebih-
enak-dari-kerang.html

Kerang Bambu merupakan merupakan kerang air laut berukuran sedang. Kerang ini termasuk ke
dalam genus Ensis. Bentuk cangkang dari bivalvia ini memanjang, dengan dua cangkang yang
memiliki sisi simetris. Bentuk cangkang Ensis sp. yang menyerupai pisau cukur atau pisau lipat,
membuat biota ini lebih dikenal dengan nama Razor clam atau Jack knife.

c. Kerang Simping

Gambar 7: jenis kerang Simping

Sumber: http://www.re-tawon.com/2012/06/simping-kerang-yang-pandai-berenang.html

Kerang simping atau scallop - biasanya memiliki cangkang melebar dan datar (flat) mereka bisa
"berenang" dengan membuka dan mengatupkan cangkangnya. Contohnya adalah Noble Scallop
(Pecten nobilis). Cangkang simping umumnya cukup indah untuk digunakan sebagai barang
orname atau barang kerajinan.

1. Alat Dan Bahan

a. Alat adalah benda yang digunakan untuk memecahkan atau membelah.

b. Bahan adalah bendah yang menjadi bahan utama. Misalnya; lem fox, trikples dan kulit telur.
http://brainly.co.id/tugas/774750

Secara Bahasa, kata media berasal dari bahasa Latin "Medius" yang berarti tengah,
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan prangerantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Pengertian Media menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4), Media merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi
proses belajar”.

Dijabarkan juga oleh Djamarah (1995 : 136), Media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”. Sedangkan Gerlach dan
Ely (1971) dalam http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media, menjelaskan
bahwa Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap.

Berkarya Menurut Kartono, dkk. (2007:15) berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan
sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa
benda, jasa, atau hal yang lainnya. Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling
menghargai yang didasari oleh jiwa yang tulus. Menghargai hasil karya orang lain berarti kita
menghargai orang yang berkarya itu. Begitu juga sebaliknya, mencelanya berarti kita mencela
yang menciptakannya.
Berkarya adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu berupa hasil pekerjaannya.
Berkarya sangat erat untuk hubungannya dengan kerja keras. Kerja keras menunjukkan bahwa
seseorang mempunyai keinginan untuk memperoleh hasil secara baik dan efektif. Orang yang
demikian bertujuan agar hari ini (sekarang) harus lebih baik dari pada hari kemarin.

Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya untuk membina keserasian dan
kerukunan hidup antar manusia agar terwujud kehidupan yang saling menghormati dan
menghargai sesuai dengan harkat kemanusiaan. Menghargai hasil karya orang lain adalah sifat
terpuji yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Jenis jenis karya

Gambar 1 : Kerajinan cangkang kerang pada seni kolase

Sumber: http://indrapangandaran.blogspot.com/2010/04/kerajinan-kerang_01.html

Gambar 2 : Kerajinan Cangkang Kerang Dua Dimensi

Sumber: http://www.sabdaawal.com/2012/02/cantik-dari-kulit-kerang-laut.html

Gambar 3 : Kerajinan Cangkang Kerang Dua Dimensi

Sumber: http://www.sabdaawal.com/2012/02/cantik-dari-kulit-kerang-laut.html

Gambar 4 : kerajinan Cangkang kerang pada seni kolase

Sumber: http://www.sabdaawal.com/2012/02/cantik-dari-kulit-kerang-laut.html

3. Jenis-jenis Seni Kriya

Menurut Suhernawan,( 2010:103) ada beberapa jenis seni kriya berdasakan media dan cara
pembuatannya yaitu;

a. Kriya batik

Proses pembuatan kain batik bisa dilakukan dengan baerbagai macam teknik, diantaranya
adalah teknik cap, tulis dan teknik lukis. Teknik batik tulis adalah salah satu teknik membatik
yang paling banyak digunakan di Indonesia. Selain di pulau Jawa, batik juga terdapat di pulau
Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Bali. Corak kain batik dari setiap daerah juga beraneka
ragam. Corak batik Jawa pada umumnya bergaya naturalis dengan sentuhan warna yang
beragam.

b. Kriya Anyaman

Kriya anyaman pada prinsipnya adlah teknik berkarya dengan cara mengatur bahan-bahan
dasarnya dalam bentuk tindih-menindih, silang-menyilang, dan lipat-melipat. Prinsip ini
memanfaatkan jalur horizontal (pakan) dan jalur vertical (lungsin) yang disusun dengan pola
tertentu. Ada pula yang menggunakan pola miring (diagonal) dan melingkar.

c. Kriya Keramik

Bahan dasar dari keramik adalah tanah liat (lempung). Keramik dibuat dengan berbagai
macam teknik, antara lain teknik cetak, pijit, lempeng dan pilin. Setelah keramik selesai
dibentuk, lalu diberi hiasan. Setelah itu masuk dalam proses pengeringan, jika sudah kering,
kemudian dibakar dengan menggunakan suhu tertentu. Keramik biasanya dibuat dalam benda-
benda pakai atau benda hias dengan beragam variasi dan juga bentuk, seperti guci, vas bunga,
pot bunga dan lain sebagainya. Daerah-daerah penghasil keramik juga tersebar luas di Nusantara,
antara lain di Yogyakarta, Cirebon, Malang, dan Purwokerto.

e. Kriya Bordir

Kriya bordir adalah kriya yang menempatkan hiasan dari benang yang dijahitkan pada kain.
Bordir biasanya ditempatkan pada ujung-ujung kain yang berfungsi untuk menghias dan
mempercantik tampilan kain.

f. Kriya Logam

Kriya logam adalah kriya yang mengolah logam menjadi berbagai macam benda kerajinan.
Mengolah logam biasanya dengan cara mengecor logam panas dengan cetakan.

g. Kriya Kulit
Kriya kulit merupakan jenis karya seni kriya yang menggunakan kulit sebagai bahan
bakunya. Kulit yang digunakan biasanya adalah kulit sapi, kerbau, kambing, ular, dan buaya.
Sebelum kulit tersebut dipakai, terlebih dulu menjalani proses pengolahan yang sangat panjang,
mulai dari pemisahan dari daging hewan tersebut, pencucian dengan menggunakan cairan
tertentu, pembersihan, perendaman dengan menggunakan zat kimia tertentu (penyamakan),
pewarnaan, perentangan kulit agar tidak mengkerut, pengeringan, dan penghalusan. Setelah itu,
baru dipotong-potong sesuai dengan ukuran dari benda yang akan dibuat. Hasil dari seni kriya
kulit ini biasanya berupa sepatu, tas, wayang kulit, pakaian (jaket), ikat pinggang, dompet, alat
musik rebana, dan juga tempat HP. Daerah penghasil seni kriya kulit ini, antara lain Garut, Bali
dan Yogyakarta.

B. Kerangka Pikir

Dengan melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada kajian pustaka, maka
dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan sebagai acuan konsep berfikir tentang
pemanfaatan limbah cangkang telur dalam pembuatan seni kolase pada siswa kelas XI SMA
Negeri 2 Pallangga. Berdasarkan skema yang telah digambarkan di bawah maka dapat diuraikan
hubungan masing-masing bagian antara satu dengan yang lain. Dengan melihat konsep yang
telah disebutkan di atas maka skema kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

Alat dan bahan pemanfaatan limbah cangkang telur

Kategorisasi

Jenis-jenis Karya yang dihasilkan

Hasil

Skema 1 : Kerangka Pikir


METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Deskriptif kualitatif ialah berusaha mengungkapkan sesuatu atau memberi gambaran secara
objektif sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya mengenai pemanfaatan limbah cangkang telur
dalam pembuatan seni kolase.

Menurut para ahli banyak pula macamnya, sesuai dari sudut mana mereka memandang.
Umpamanya W.Surakhmad (1980: 131-148) mengelompokkan jenis penelitian berdasarkan
derajad kepastian jawabannya.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel (Setyosari, 2010 : 108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam
penelitian. Melihat judul tersebut maka variabel penelitian ini adalah “Pemanfaatan Cangkang
telur dengan menggunakan teknik Kolase”. Adapun keadaan variabel - variabel sebagai berikut :

1. Proses pemanfaatan cangkang telur dengan menggunakan kolase.

2. Bagaimana tingkat penguasaan alat dan bahan dalam pemanfaatan cangkang telur dengan
menggunakan teknik kolase.

3. Jenis-jenis karya yang dihasilkan dalam pemanfaatan cangkang telur dengan menggunakan
teknik kolase. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data proses pemanfaatan
cangkang telur, alat dan bahan yang digunakan, serta jenis-jenis karya yang dihasilkan,
dalam pemanfaatan cangkang telur dengan menggunakan teknik kolase.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian (Setyosari, 2010 : 148) merupakan rencana atau struktur yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan
penelitian.

Adapun bentuk desain penelitian ini digambarkan dalam skema seperti dibawah ini :

- Kesimpulan

- Pengumpulan data tentang alat dan bahan

- Pengumpulan data tentang jenis karya

- Pengolahan Data

- Pengumpulan data tentang proses berkarya

- Analisis Data

- Deskripsi Data

- Skema 2 : Desain Penelitian

3. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel di atas maka perlu dilakukan pendefinisian operasional variabel guna
memperjelas dan menghindari terjadinya suatu kesalahan. Serta memudahkan sasaran penelitian
hingga berjalan dengan baik. Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Proses pemanfaatan cangkang telur dengan menggunakan teknik kolase. Yang dimaksud di
sini ialah bagaimana siswa siswi menuangkan kreativitasnya dalam pembuatan dan
penciptaan karya seni kriya dari cangkang kerang, murlai dari awal hingga akhir.

2. Bagaimana tingkat penguasan alat dan bahan dalam pemanfaatan cangkang telur dengan
menggunakan teknik kolase pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pallangga. Yang dimaksud
di sini adalah alat dan bahan yang digunakan siswa siswi dalam rangka proses berkarya
seni kriya, mulai dari alat dan bahan yang terkecil hingga alat dan bahan yang sangat
urgen.

3. Jenis-jenis karya yang dihasilkan dalam pemanfaatan cangkang telur dengan menggunakan
teknik kolase pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pallangga. Yang dimaksud di sini ialah
jenis karya yang dihasilkan siswa siswi sesuai dengan alat dan bahan yang ada dalam
rangka mengaplikasikan kreativsitasnya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah suatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi).
Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam
subjek inilah terdapat objek penelitian. (Shaifuddin Aswar, 1998 : 35). proses pemanfaatan
cangkang telur.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu ;

a. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap :

Proses pemanfaatan cangkang telur dengan menggunakan teknik kolase. Alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam pemanfaatan cangkang telur dengan menggunakan teknik kolase pada siswa.
Jenis - jenis karya yang dihasilkan dalam pemanfaatan cangkang telur dengan menggunakan
teknik kolase.

b. Tes Praktik
Tes praktik dilakukan dengan cara pembuatan seni kolase dari bahan limbah cangkang telur.
Adapun proses pembuatan karya peserta didik;

1. Penyedian Alat dan Bahan (tripleks, lem fox, cangkang telur, pensil )

2. Proses pembuatan karya (menggambar desain pada tripleks, menempelkan cangkang telur
pada tripleks yang sudah digambar )

c. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai data tentang pemanfaatan
cangkang telur dengan menggunakan teknik kolase. Hal-hal yang ditanyakan dalam wawancara
tersebut terutama menyangkut proses pemanfaatan limbah cangkang telur, alat dan bahan
pemanfaatan cangkang telur, faktor penunjang dan penghambat dalam proses pemanfaatan
cangkang telur dengan menggunakan teknik kolase.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dapat pula dikatakan sebagai “pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan
keterangan seperti gambar-gambar dan sebagainya”. (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990 : 211). Teknik ini dilakukan untuk memperkuat data-data sebelumnya. Teknik
ini digunakan untuk memperoleh data dan dokumen atau catatan dengan menggunakan kamera
foto untuk pengambilan gambar yang dapat dilakukan sewaktu pembuatan desain yang sedang
berlangsung.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya penulis mengolah data secara
terpisah dengan teknik sebagai berikut :

1. Proses analisa ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan menelaah seluruh data dari
hasil observasi, tes praktik, wawancara dan dokumentasi kemudian diperiksa kembali
sehingga lengkap dan benar..

2. Kategorisai data dan membuat rangkuman dari data - data yang dianggap penting yang
diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
3. Data-data tersebut di atas disusun menjadi bagian serta menyusun uraian-uraian dengan
struktur data yang diperoleh.

4. Pemeriksaan kebenaran data, kemudian diadakan penghalusan data dari responden untuk
kemudian diadakan penafsiran.

5. Kemudian hasil tes praktik peserta didik dinilai dengan instumern penilaian yang ada yaitu;
Kerapian, Bentuk Desain, Kesatuan

F. Format Wawancara

Wawancara ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data tentang pemanfaatan cangkang telur
dengan menggunakan teknik kolase. Karena data ini sangat penting dan kami butuhkan, maka
kami mohon kesedian anda untuk menjawab pertanyaan secara objektif jujur dan sadar. Adapun
rumusan pertanyaan dasar yang diajukan oleh peneliti adalah :

1. Menurut anda, bagaimanakah proses pemanfaatan cangkang telur dengan menggunakan


teknik kolase ?

2. Bagaimana sikap peserta didik terhadap metode pembelajaran yang digunakan ?

3. Media pembelajaran apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran?

4. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar ?

5. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam proses belajar mengajar ?
DAFTAR PUSTAKA

A. K. Haghi, 2011. http://ilmulingkungan.com/pengertian-limbah/

Depdikbud, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Panataran Jaya permai

Djamarah (1995:136) dalam http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/ pengertian-media html


diakses tanggal 19 Juni 2015

Depdiknas (2001:754) pengertian montase

Gerlach dan Ely (1971) dalam http://wawan-junaidi.blogspot.com/ 2012/01/ pengertian-media


html diakses tanggal 19 Juni 2015

Kahfiati Kahdar, dkk. 2014. prakarya kelas VIII. Jakarta. Kementrian Pendidikan Kebudayaan

Kartono, dkk 2007. Kreasi seni Budaya SMA X. Jakarta. Geneca Exact

Nur Achmad Syaifudin dalam http://ekopunyablog.wordpress.com/2011/07/23/ pengertian-


limbah/ diakses tanggal 20 Juni 2015

Parta http: I Wayan Seriyoga //yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/pengertian-seni-kriya/


diakses tanggal 20 Juni 2015

Pengertian Analisis Kualitatif, Di http://www mif19.tea’s Blog. Com diakses pada 21 juni 2015

Prima Pena. Tim. 2006. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Gitamedia Pres.

Purnamawati dan Eldarni (2001: 4) dalam http://wawan-junaidi.blogspot.com/


2012/01/pengertian-media html diakses tanggal 19 agustus 2015
Suhernawan, Racmat dan Rizal Ardhya Nugraha. 2010. Seni Rupa. Kelas VII, VIII, DAN IX.
Jakarta. Pusat perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional.

Setyosari, Punaji, 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai