A. RENCANA PERKULIAHAN
Sebelum disebut sebagai dokter gigi, pendidikan sarjana kedokteran gigi (pre-klinik) di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember akan saya tempuh selama 4 tahun. Perkuliahan
telah dimulai dari bulan September 2017 hingga tahun 2021. Setelah menjadi sarjana
kedokteran gigi, maka akan dilanjutkan dengan pendidikan profesi kedokteran gigi (klinik),
menjadi dokter muda atau dikenal sebagai Koas (Ko-asistensi) selama 2 tahun. Kurikulum
yang digunakan merupakan Kurikulum Berbasis Capaian yang baru diimplementasikan di
tahun 2016 oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember setelah sebelumnya
menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
menggunakan sistem Problem Based Learning (PBL) yang dikemas dalam sistem Blok yang
berjumlah sebanyak 24 blok. Model pembelajaran dalam Fakultas Kedokteran Gigi tidak
hanya berkisar pada kuliah tatap muka seperti biasanya, melainkan ada pula kelas kelompok
kecil dimana disajikan suatu skenario permasalahan yang berkaitan dengan kedokteran gigi
yang akan didiskusikan oleh sejumlah mahasiswa dan difasilitatori oleh seorang dosen selama
jalannya diskusi yang disebut sebagai tutorial, dan terdapat pula praktikum. Selain itu, ada juga
yang disebut sebagai skill lab untuk mengasah kemampuan mahasiswa kedokteran gigi
Universitas Jember sebelum memasuki klinik.
Adapun total SKS yang akan saya tempuh hingga menjadi sarjana kedokteran gigi
adalah sebanyak 145 SKS dalam 8 semester yang akan dihabiskan dalam bentuk kuliah,
tutorial, praktikum, Skill lab dan seminar. Pembelajaran di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember dilakukan secara berjenjang. Mulai dari mempelajari struktur, fungsi,
tumbuh kembang tubuh manusia dalam keadaan normal (Ilmu kedokteran dasar), kemudian
struktur dan fungsi bagian kepala dan leher secara khusus (Ilmu kedokteran gigi). Setelah
mempelajari segala hal yang normal, selanjutnya akan mempelajari bagaimana dalam keadaan
yang tidak normal atau biasa disebut sebagai kondisi patologis/berpenyakit pada bagian kepala
dan leher, utamanya gigi dan mulut. Setelah mengetahui kondisi normal dan kondisi
patologisnya, maka yang akan dipelajari selanjutnya ialah pengobatan dan rehabilitasi beserta
cara pencegahannya. Berikut adalah rincian yang akan saya pelajari hingga sarjana beserta
jumlah SKS tiap semesternya.
SEMESTER 1 (20 SKS) *telah saya tempuh
B. TOPIK SKRIPSI
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi nasional masalah gigi
dan mulut adalah 25,9% dimana salah satu masalah gigi dan mulut yang terbesar adalah karies
gigi (gigi berlubang). Di Indonesia, terjadi peningkatan prevalensi karies gigi di tahun 2013
dibandingkan pada tahun 2007, yaitu dari 43,4% menjadi 53,2% atau sekitar 93.998.727 jiwa
yang menderita karies (Riskesdas, 2013).
Karies gigi disebabkan oleh bakteri yang meningkat jumlahnya dalam rongga mulut.
Salah satu jenis bakteri yang berperan penting dalam pembentukan karies gigi adalah
Streptococcus mutans. Oleh karena itu, saya akan mengangkat topik skripsi mengenai
“Perbandingan Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Bawang Putih dan Cengkeh terhadap
Streptococcus mutans”.
Memanfaatkan bahan alternatif yang dapat digunakan untuk mencegah ataupun
mengobati karies gigi agar tidak menjadi lebih besar dengan menggunakan bahan alami yang
telah lama digunakan oleh masyarakat tradisional dalam mengobati karies gigi yaitu bawang
putih dan cengkeh yang telah terbukti memiliki bahan antimikroba. Kemudian
membandingkan kemampuan kedua bahan tersebut dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans agar kita dapat mengetahui bahan apa yang paling efektif digunakan
sebagai alternatif dalam menyelesaikan permasalahan karies gigi.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana dan pendidikan profesi, saya akan kembali
ke daerah saya yaitu Sulawesi selatan sebagai dokter gigi yang akan membantu masyarakat
Sulawesi selatan dalam mengurangi masalah kesehatan gigi dan mulut karena provinsi dengan
persentase masalah kesehatan gigi dan mulut di indonesia yang paling tinggi ialah Sulawesi
Selatan (Riskesda, 2013). Selain itu, saya sebagai putri Indonesia akan melakukan kegiatan
pelestarian kebudayaan dalam bentuk mengajar bahasa daerah yaitu bahasa Bugis,
mengajarkan nyanyian daerah dan alat musik daerah yakni Kecapi agar tidak punah dan terus
eksis di masa yang akan datang. Serta tidak lupa pula mengajar generasi muda untuk dapat
berbahasa inggris agar mampu beradaptasi dan tidak terasingkan oleh karena era global, MEA
di masa yang akan datang.
Demikian proposal pengajuan ini saya ajukan dengan harapan dapat menjadi pertimbangan
menjadi penerima beasiswa. Atas perhatian dan kebijaksanaan bapak/ibu, saya ucapkan terima
kasih.
Atika Ainun. A