Anda di halaman 1dari 9

TORA (TAP-TAP FOR GRADE A) THE BIRD

SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI


DAN NOTIFIKASI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DALAM
BERLATIH HITUNG CEPAT

OLEH:
PUTU MAHARANI ANGGUN NINGTYAS (06311840000051)
ALIVIA AULIA CHAIRUNNISA (03211940000003)
ACHMAD ASYRAFUL IBAD (10311600010002)
HELMI GIANANDYA POER (02411940000142)
JUSTIN ALFNSIUS (05311840000043)
HANIFA QURROTU AINII (032119400000107)
RIQ NATHALIE (03211940000059)
ANNISA RAMADHANI (02411940000038)
JAIVIER AQIILA (03211940000091)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu hal yang membutuhkan proses dalam
pelaksanaannya. Proses dalam pendidikan disebut sebagai pembelajaran. Menurut
R. Gagne (dalam Ahmad, 2016:15) belajar didefinisikan sebagai suatu proses
dimana seorang siswa berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman yang
telah dialaminya. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah proses belajar
kognitif, proses belajar afektif serta psikomotor. Proses belajar kognitif
merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses berpikir, yaitu
kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan rasional
(Carol Seefelt dan Barbara A. Wasik (dalam Ahmad, 2016:16). Sedangkan proses
belajar afektif adalah suatu proses belajar dengan melibatkan emosi seperti
penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu hal
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017). Serta proses belajar psikomotor
dapat dijelaskan sebagai perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan
motorik dan kemampuan fisik, serta kemampuan dalam hal merespon sesuatu
yang dilakukan oleh seseorang (Gunarsa, 2010:23). Pembelajaran dikelas
seharusnya menitik beratkan pada proses pembelajarannya. Namun saat ini,
sebagian pembelajaran kelas lebih berfokus pada nilai yang didapatkan oleh
siswa. Sehingga para siswa akan berpikir untuk mendapatkan nilai yang
mencukupi, bukan mengerti konsep yang dipelajari. Selain itu para siswa juga
kurang berlatih akibat dampak dari ketidak mengertiannya dalam suatu subjek
materi, serta kegiatan berlatih dianggap membosankan. Padahal berlatih adalah
sesuatu yang penting untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran khususnya
pada jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan jenjang dasar sangat penting kedudukannya dalam dunia
pendidikan. Hal ini disebabkan dalam jenjang pendidikan dasar merupakan suatu
fondasi untuk mempersiapkan siswa menjadi manusia yang berbudaya serta
mampu untuk mempersiapkan diri ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam
dunia pendidikan, aspek kognitif, afektif dan psikomotor salah satunya
didapatkan dari pelajaran matematika. Dalam pelajaran matematika para siswa
diarahkan untuk memahami proses penyelesaian suatu masalah hingga nantinya
siswa akan mendapatkan suatu nilai berdasarkan perkembangan kemampuannya.
Sehingga matematika krusial adanya sejak dini bagi siswa untuk membiasakannya
dalam lingkup problem solving.
Matematika untuk anak usia dini merupakan sarana yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir, mendorong anak untuk
mengembangkan berbagai potensi intelektual yang dimilikinya serta dapat
dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan berbagai sikap dan perilaku positif
dalam rangka meletakkan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin seperti sikap
kritis, ulet, mandiri, ilmiah, rasional dan lain sebagainya. Matematika bagi anak
usia dini merupakan salah satu cara bagi anak untuk memahami dunia dan
pengalaman-pengalaman yang dilakukannya serta upaya untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang ditemuinya setiap hari (Gunarsa, 2010:45). Dilansir
Kompasiana 31 Maret 2016, bahwa apabila seorang anak aktif dan mampu
berhitung dengan cepat dan cermat dalam pembelajaran berhitung matematika,
secara tidak langsung anak tersebut akan lebih mudah dalam memecahkan
masalah baik di dalam pelajaran matematika kemudian diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian anak mampu memecahkan masalahnya
dan mencari jalan keluar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
membuat sekolah semakin meningkat dari segi kualitas pembelajarannya. Namun,
hal tersebut tidak didukung dari segi pendidikan non formal. Permainan -
permainan yang ada sekarang kurang memberikan pengaruh positif secara
langsung bagi perkembangan kognitif anak. Menurut John Piaget (dalam Taufiq,
2014:5) konsep berpikir anak berusia dua sampai tujuh tahun lebih bersifat intuitif
yang berarti anak lebih mendengarkan kata hatinya dan melakukan yang
menurutnya menyenangkan. Permainan yang berkembang saat ini kurang
mendukung perkembangan kognitif anak, namun permainan tersebut lebih
membuat anak merasa senang sehingga anak lebih memilih untuk bermain
daripada belajar. Hal inilah yang berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif
anak terutama pada hal berhitung.
Adanya berbagai masalah yang terjadi seperti rendahnya kemampuan
anak-anak berhitung cepat, membosankannya pelajaran berhitung, perkembangan
pesat game yang kurang memberikan pengaruh positif secara langsung bagi
perkembangkan kognitif anak. Maka dari itu timbullah gagasan mengenai
pengembangan suatu aplikasi dengan metode pembelajaran interaktif dengan
judul “TORA (Tap-Tap for Grade A) the Bird Sebagai Inovasi Metode
Pembelajaran Berbasis Aplikasi dan Notifikasi bagi Siswa Sekolah Dasar dalam
Berlatih Hitung Cepat.”
TORA the Bird merupakan suatu aplikasi penunjang belajar yang
ditujukan bagi para siswa kelas dua sekolah dasar yang mendapatkan pelajaran
dasar berhitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, serta
operasi hitung campuran sederhana menurut acuan kurikulum 2013. Aplikasi ini
berbasis permainan/game interaktif yang menarik dan menyenangkan bagi anak-
anak. TORA the Bird menerapkan metode belajar berlevel, mulai dari level
rendah menuju level yang lebih tinggi sehingga para siswa kelas dua sekolah
dasar dapat memahami operasi hitung secara bertahap. Aplikasi ini dirancang
sebagai media pembelajaran yang dapat diakses di rumah maupun di sekolah
melalui smartphone. Aplikasi ini juga dirancang sebagai wadah berlatih hitung
yang memiliki output berupa nilai heksakta dan peningkatan kemampuan
berhitung cepat. TORA the Bird selain berperan untuk melatih kemampuan anak
agar dapat memahami operasi hitung, terdapat juga notifikasi bawaan aplikasi.
Notifikasi disini bertujuan untuk mencegah kerusakan pada mata anak ketika
menggunakan smartphone secara berlebihan. Secara otomatis aplikasi ini akan
dinonaktifkan apabila sudah ada notifikasi, dan untuk mencegah kecanduan akan
smartphone yang tidak baik untuk tumbuh kembang anak. Dengan demikian, para
orang tua tidak akan khawatir ketika ingin meminjamkan smartphone pada anak
seusianya.
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana metode pembelajaran yang sesuai untuk anak sekolah dasar
 Bagaimana cara pembuatan TORA sebagai media pembelajaran hitung
cepat siswa sekolah dasar
1.3 Tujuan
 Untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai bagi siswa
sekolah dasar
 Untuk mengetahui cara pembuatan TORA sebagai media pembelajaran
hitung cepat siswa sekolah dasar
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses pembelajaran


Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Menurut pendapat Bafadal
(2005:11), pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau proses belajar
mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien”. Proses kegiatan belajar mengajar atau yang biasa disebut dengan proses
pembelajaran merupakan proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi
antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001:461). Pada proses
pembelajaran terdapat aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
1. Kognitif
Kognitif berasal dari bahasa Inggris “Cognitive” yang mempunyai arti
mengerti atau pengertian. Arti secara luas bahwa Cognition adalah
perolehan pengetahuan, penataan dan penggunaannya. Selain itu kognitif
merupakan kemampuan untuk mengembangkan rasional (akal) (Azizi,
2005:9). Kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang dimana
mencakup kemampuan intelektual dari mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah.
2. Afektif
Afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang
berbeda-beda. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, dan nilai masing-masing. (Gunarsa, 2010:26)
3. Psikomotor
Psikomotorik adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan
koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang.
Hasil psikomotor merupakan lanjutan dari hasil kognitif dan afektif namu
tidak sama. Psikomotor dapat berhubungan dengan aktifitas seperti lari,
melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Ketiga aspek ini sangat berperan besar dalam pendidikan anak, karena
digunakan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran terhadap anak.
Ketiga aspek ini juga diperlukan untuk mengevaluasi sejauh mana materi
pendidikan dapat diserap oleh anak dengan mengacu kepada kategori-kategori di
dalam tiga aspek utama tersebut. Dimana memiliki fungsi berbeda untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan proses belajar dan kemampuan anak dalam
menyerap materi pembelajaran tertentu, dan juga sejauh mana efektivitas metode
pengajaran yang digunakan.
Selain itu ketiga aspek ini memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak
dapat dipisahkan. Sebelum sampai kepada aspek psikomotorik, terlebih dulu anak
akan mengalami tahap kognitif dan afektif. Pada tahap penerimaan, anak terlebih
dulu perlu memiliki suatu perhatian untuk dapat menerima materi yang diberikan.
Dengan adanya perhatian, maka akan mudah bagi anak untuk menerima
pengetahuan tersebut dan seterusnya. Setelah anak melalui tahap kognitif dan
afektif, maka ia akan siap untuk melanjutkan kepada tahap psikomotorik
berdasarkan apa yang sudah dipelajarinya di kedua tahap sebelumnya.
Dalam proses pembelajaran, terkadang sangat membosankan terutama dalam
pelajaran berhitung. Selain itu rendahnya kemampuan anak-anak berhitung cepat,
perkembangan pesat game yang kurang memberikan pengaruh positif secara
langsung bagi perkembangkan kognitif anak belum solutif, serta belum adanya
notifikasi game pada smartphone yang berfungsi sebagai pemberi peringatan dan
pengunci apabila penggunaan smartphone secara berlebih. Maka dari itu, solusi
yang ditawarkan berupa sebuah aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan
proses belajar matematika siswa kelas dasar dan terdapat notifikasi.

2.2 Aplikasi TORA (TAP-TAP FOR GRADE A) THE BIRD


Pada aplikasi berupa game sekarang ini masih digunakan sebagai permainan
saja, tentu saja hal tersebut belum solutif. Maka dari itu aplikasi TORA (Tap-Tap
for Grade A) the Bird hadir dan merupakan wadah untuk mempermudah dan
mempercepat proses belajar berhitung untuk siswa kelas dasar. Aplikasi yang
ditawarkan berupa game-game yang mampu menguji kemampuan dalam
berhitung secara cepat dan tepat. Game-game yang terdapat pada aplikasi tersebut
dapat dipilih sesuai keinginan penggunanya, dimana hal tersebut mampu
menambah keseruan dalam menggunakan aplikasi tersebut. Menu perhitungan
yang ada juga bermacam-macam, diantaranya perkalian, pembagian, penambahan,
pengurangan. Dan tentunya dalam operasi perhitungan menggunakan karakter-
karakter yang sesuai dengan siswa kelas dasar agar lebih menarik.
Selain wadah untuk berhitung, terdapat pemberi peringatan dini. Aplikasi
TORA (Tap-Tap for Grade A) the Bird memberikan peringatan dini apabila
smartphone telah digunakan secara berlebihan untuk mengurangi resiko buruk
terhadap pengguna. peringatan dini yang dimaksud berupa notifikasi
menonaktifkan aplikasi sekaligus pengunci smartphone. Tujuan notifikasi tersebut
untuk mengurangi resiko kerusakan pada mata pengguna yang masih rawan, dan
mencegah kecanduan akan smartphone. Selain itu, smartphone yang digunakan
pengguna dapat terhubung dengan smartphone orang tua. Nantinya orang tua
dapat memantau dari kejauhan, dan notifikasi pemberi peringatan akan muncul
juga pada orang tua pengguna.
Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . 2013 . Kurikulum 2013 Kompetensi


Dasar Sekolah (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) . Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
Gunarsa S. Dirga, Yulia Singgih . 2010 . Psikologi perkembangan anak dan
remaja. Surabaya : Gunung Mulia
Roziah, Rifqoh . 31 Maret 2016. Perlukah Mengajarkan Berhitung pada Anak
Usia
Dini?.https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/rifqohroz
iah/perlukah-mengajarkan-berhitung-pada-anak-usia-dini
56fd44984523bd9 909b8cc98 . Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019 Pukul
23.12 WIBq
Sekertariat Jendral Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan . 2017 .
Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2016/2017 . Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
Susanto, Ahmad . 2016 . Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta : Prenadamedia Grup
Taufiq, Agus . 2014 . Hakikat Pendidikan di Sekolah Dasar. In Modul 1 (p.3).
Retrived from http:/repository.ut.ac.id/4122/1/PDGK4403-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai