Anda di halaman 1dari 4

KEPENULISAN OPINI

Strategi Kompleks Aplikatif sebagai Upaya


Penanganan Pandemik COVID19

Annisa Ramadhani
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2020
Strategi Kompleks Aplikatif sebagai Upaya
Penanganan Pandemik COVID19
Problematika COVID19 mencakup bagian kompleks kehidupan masyarakat,
tidak hanya penularan secara fisik namun juga perekonomian, ketersediaan bahan
pangan, pekerjaan, bahkan pendidikan. Maka dari itu, perlu adanya cara pandang
menyeluruh terintegrasi atau biasa disebut helicopter view melalui system thinking.
Tidak hanya saya selaku peserta Kompetisi Penulisan Opini, namun semua orang bisa
berkontribusi dan berinovasi. Berbicara mengenai inovasi, saya ingat Austin Cleon
mengulas pada bukunya yang berjudul Steal Like an Artist bahwa “Jangan menunggu
kamu jadi ‘orang’ untuk berbuat sesuatu”. Itu artinya kita semua bisa mulai bergerak
dengan menengok keluhan terdekat lingkungan kita.

Opini berikut saya mulai dari akar permasalahan, yaitu hentikan penyebaran
berkelanjutan. Solusinya adalah mendeteksi seluas-luasnya masyarakat yang positif
karena sebenarnya yang lebih menakutkan ialah seseorang yang telah terjangkit
namun tidak menyadarinya. Menurut saya hal tersebut dapat diatasi melalui mass test
dengan metode konsep drive-thru atau yang telah diterapkan oleh kendaraan PMI dan
foodtruck. Selain mampu menjangkau daerah lebih merata, hal ini mendukung pula
gerakan pemerintah agar masyarakat tidak bepergian jauh. Pihak medis atau relawan
yang bertugas dapat melakukan pemeriksaan dan tanggap memberikan pelayanan.
Dengan menjaring secara luas masyarakat yang terindikasi, penyebaran dapat
diminimalisir bukan? Bahkan menurut informasi liputan6.com, Korea Selatan berhasil
melakukan metode ini dengan 10.000 tes perhari dan dapat dilihat hasilnya saat ini.

Di sisi lain, kita dengar berita masyarakat kurang mampu tidak sanggup
membeli makan atau bahkan tidak mampu membayar biaya sewa sehingga tidur di
emperan. Sebagai negara berkembang yang memegang teguh kehidupan sosial,
sesungguhnya kita pun dapat memanfaatkan kelemahan kita yaitu, “kesenjangan
sosial” untuk pemerataan dan menolong sekitar. Perlu adanya rumah pengelola yang
menerima donasi/bantuan masyarakat dengan perekonomian tinggi yang selanjutnya
disalurkan kepada masyarakat yang butuh pertolongan. Hal ini dikarenakan tidak
semua masyarakat yang kaya mengetahui keberadaan orang lain yang membutuhkan,
sedangkan orang yang kurang mampu kesulitan mengomunikasikan keluhan mereka.
Sudah pasti harus ada sosok penyalur yang amanah dan tidak mengambil keuntungan
untuk kebutuhan pribadi.

Solusi selanjutnya yang tercetus dalam pikiran saya mungkin cenderung teknis,
berkaitan dengan latar belakang sebagai mahasiswi Teknik Industri saya ingin
mengutarakan ide terkait logistik dan supply chain. Beberapa waktu ini saya melihat
adanya poster permintaan donasi APD maupun alat kesehatan oleh rumah sakit
daerah. Pertanyaan saya adalah apakah pasokan dari pusat tidak terpenuhi?
Berdasarkan data infografis KOMINFO, per 22 April 2020 ada 932.100 APD yang
tersedia, sedangkan menurut Bapak Mahfud MD selaku Menteri Koordinator Politik,
Hukum, dan Kemananan menyatakan bahwa Indonesia akan membutuhkan jutaan
APD. Menurut saya perlu ada peninjauan kembali alur rantai pasok alat kesehatan dari
pusat ke daerah. Tentunya hal ini harus didukung oleh pemerintah, rumah sakit
setempat, posko, jasa logistik, dan daerah induk. Alur pendistribusian harus jalur paling
efektif yang bisa menggunakan konsep metode spanning tree dan shortest route. Maka
dengan pengorganisasian yang baik, akan terwujud hasil yang optimal sesuai dengan
prinsip supply chain, yaitu tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat mutu.

Dengan adanya gerakan dari berbagai arah, khususnya komponen terbesar


yaitu masyarakat. Mari berupaya bersama agar pandemi COVID19 beserta
konsekuensi yang menyertainya mampu ditangani dengan solusi yang tepat.

Referensi :

Anonim. (2020, Maret 27). Mahfud Sebut Indonesia Butuh Jutaan APD untuk Tangani Corona.
Retrieved April 24, 2020, from CNN Indonesia: m.cnnindonesia.com

Cleon, A. (2012). Steal Like an Artist. Amerika Serikat: Workman Publishing.

Syarifah, F. (2020, Maret 20). Meniru Korea Selatan, Seberapa Efektif Tes Massal COVID-19 di
Indonesia? Retrieved April 24, 2020, from Liputan 6: m.liputan6.com

Anda mungkin juga menyukai