ESQ menyelaraskan konteks hubungan triangular antara Manusia dengan Sang Pencipta sbg
dasar hubungan antar manusia.
Communicator : Apoteker berada dalam posisi ideal untuk menjelaskan resep kepada
pasien, dan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai kesehatan dan obat-obatan
kepada masyarakat. Dia harus berpengetahuan dan percaya diri saat berinteraksi
dengan profesional kesehatan lainnya dan masyarakat. Komunikasi melibatkan verbal,
non-verbal, mendengarkan dan keterampilan menulis.
Decision-maker : Penggunaan sumber daya yang tepat, berkhasiat, aman dan hemat
biaya (misalnya, tenaga kerja, obat-obatan, bahan kimia, peralatan, prosedur, praktek)
harus menjadi landasan kerja apoteker. Pada tingkat lokal dan nasional, apoteker
berperan dalam menetapkan kebijakan obat-obatan. Pencapaian tujuan ini memerlukan
kemampuan untuk mengevaluasi, menyatukan data dan informasi dan memutuskan
tindakan yang paling tepat tindakan.
Teacher : Apoteker memiliki tanggung jawab untuk membantu pendidikan dan
pelatihan generasi masa depan apoteker dan masyarakat umum. Berpartisipasi sebagai
pengajar tidak hanya menanamkan pengetahuan kepada orang lain, tapi juga
menawarkan kesempatan bagi praktisi untuk mendapatkan pengetahuan baru dan untuk
mempersiapkan keterampilan yang ada.
Manager : Apoteker harus mampu mengelola sumber daya (manusia, fisik dan
keuangan) dan informasi secara efektif. Mereka juga harus bersedia diatur oleh orang
lain, baik oleh pemberi kerja, manajer atau pemimpin tim pelayanan kesehatan.
Semakin banyak informasi dan teknologi yang terkait akan memberikan tantangan
sebagai apoteker, memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk berbagi informasi
tentang obat-obatan dan produk-produk terkait dan memastikan kualitasnya.
3. Berikanlah masing-masing 6 contoh karakter yang harus dimiliki oleh seorang professional
sesuai dengan bidang profesi anda (Tenaga Teknis Kefarmasian)!