Anda di halaman 1dari 12

FISIOTERAPI NEUROMUSKULER II

PPK ALZHEIMER

Dosen pengampu: Ahmad Syakib, SKM, S.Ft, MKM.

Disusun oleh

Indah Edya Saragih (P3.73.26.1.18.021)

PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III

2020
Panduan Praktik Klinik Fisioterapi
Logo RS
(Kasus Fisioterapi)

Kode ICD: G30, F00

A. Masalah kesehatan: 1). Pengertian


1) Pengertian
Jenis demensia paling umum yang awalnya ditandai oleh
2) Klasifikasi
melemahnya daya ingat, hingga gangguan otak dalam melakukan
3) Prevalensi
perencanaan, penalaran, persepsi, dan berbahasa. Pada tahap yang
4) Insidensi sudah parah, penderita mengalami halusinasi, masalah dalam
5) Etiologi berbicara dan berbahasa, serta tidak mampu melakukan aktivitas
6) faktor risiko tanpa dibantu orang lain.
7) Patofisiologi
8) Patomekanik
9) Referensi 2). Klasifikasi

Kategori Alzheimer dapat dibagi menjadi:

 Predementia: Pada Alzheimer tingkat ini terjadi gangguan


kognitif ringan, defisit memori, serta apatis, apatis.
 Demensia onset awal Pada Alzheimer tingkat ini terjadi
gangguan bahasa, kosakata, bahasa oral & tulisan, gangguan
persepsi, gangguan gerakan, terlihat bodoh, kurang inisiatif
untuk melakukan aktivitas.
 Dementia moderat Pada Alzheimer tingkat ini terjadi
deteriorasi progresif, tidak mampu membaca & menulis,
gangguan long-term memory, subtitusi penggunaan kata
(parafasia), misidentifikasi, labil, mudah marah, delusi,
Inkontinen system urinaria.
 Dementia tahap lanjut (advanced) Pada Alzheimer tingkat
ini terjadi tidak dapat mengurus diri secara mandiri,
kehilangan kemampuan verbal total, agresif, apatis ekstrim,
deteriorasi massa otot & mobilitas, kehilangan kemampuan
untuk makan.

3). Prevalensi

Prevalensi demensia tipe Alzheimer meningkat seiring


bertambahnya usia. Untuk seseorang yang berusia 65 tahun
prevalensinya adalah 0,6% pada pria dan 0,8% pada wanita. Pada
usia 90 tahun, prevalensinya mencapai 21%. Pasien dengan
demensia Alzheimer membutuhkan lebih dari 50% perawatan.

4). Insidensi

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2010


terdapat 35,6 juta orang di dunia yang menderita demensia,
diperkirakan meningkat menjadi 65,7 juta pada tahun 2030 dan
115,4 juta pada tahun 2050.3 Dari seluruh pasien yang menderita
demensia, 50-60% diantaranya menderita Alzheimer’s diseases.

5). Etiologi

Alzheimer merupakan manifestasi penyakit seperti dementia


yang berangsur-angsur dapat memburuk hingga menyebabkan
kematian. Alzheimer diduga terjadi karena penumpukan protein
beta-amyloid yang menyebabkan plak pada jaringan otak. Secara
normal, beta-amyloid tidak akan membentuk plak yang dapat
menyebabkan gangguan sistem kerja saraf pada otak. Namun,
karena terjadi misfolding protein, plak dapat menstimulasi kematian
sel saraf.
6). Faktor resiko

Faktor risiko demensia alzheimer yang terpenting adalah usia,


riwayat keluarga, dan genetik. Genetik (herediter) berperan penting
dalam peningkatan faktor risiko demensia alzheimer dimana
terdapat dua jenis gen yang berperan dalam perkembangan
alzheimer. Kedua jenis gen tersebut adalah gen risiko dan gen
determinan. Gen risiko meningkatkan kemungkinan perkembangan
penyakit namun tidak menjamin terjadinya penyakit, yaitu
apolipoprotein E ε4. Sedangkan gen determinan secara langsung
menyebabkan demensia alzheimer, terdiri dari tiga protein yaitu
amyloid precursor protein (APP), presenilin-1 (PSEN-1), dan
presenilin-2 (PSEN2). Penyakit alzheimer yang disebabkan oleh
ketiga variasi determinan disebut autosomal dominant alzheimer’s
disease (ADAD).

7). Patofisiologi

Senile plaque yang terdiri dari amiloid ekstraseluler


ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada pasien dengan
Alzheimer bila dibandingkan dengan otak yang menua
normal  . Kerutan neurofibrillary di neokorteks, amigdala,
hipokampus, dan nukleus basalis Meynert juga dapat terjadi. 

Di dalam otak yang berfungsi normal, B-amiloid larut dan otak


menyerapnya kembali. Jika tidak diserap kembali, protein B-
amyloid dapat berlipat dengan sendirinya. 

Protein kemudian terhubung satu sama lain dan membentuk


plak.   Plak ini menyebabkan respon inflamasi yang
mengakibatkan kerusakan lebih banyak jaringan saraf  
Mungkin ada keterlibatan talamus, tegmentum dorsal, lokus
ceruleus, area retikuler paramedian dan inti hipotalamus lateral
 Perubahan degeneratif di area ini disebabkan oleh penurunan
aktivitas kolin asetiltransferase di korteks serebral dan
hipokampus dan hilangnya neuron kolinergik di jalur proyeksi
kolinergik ke hipokampus.

8). Patomekanik

Penyakit Alzheimer ditandai dengan atrofi kortikal dan


hilangnya neuron, terutama di lobus parietal dan temporal. Juga,
dengan hilangnya massa otak, terjadi pembesaran ventrikel
otak . Perubahan jaringan otak secara perlahan menyebabkan
perubahan kognitif pada orang tersebut.

9). Referensi

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/890/
798

http://e-journal.uajy.ac.id/11006/3/2TA14256.pdf

B. Pemeriksaan 1). History Taking


Fisioterapi:
 Anamnesis Umum
1) History Taking
Identitas Pasien berupa Nama , Umur , Diagnosa , Alamat
2) Tes Singkat
rumah
3) Menetapkan red
 Keluhan Utama
flag
Seorang pasien mengalami kelainan gaya berjalan,
4) Menggunakan
penurunan keseimbangan, penurunan kognisi,
EBP untuk
pemeriksaan ft  Keluhan Penyerta
perubahan mood dan rasa cemas yang meningkat, dan
gangguan bahasa

2). Tes Singkat

 Pemeriksaan Neurologis dapat membantu untuk


mengontekstualisasikan dan menormalkan fungsi kognitif
pasien.
 Pemeriksaan Kognitif Komprehensif seperti mengingat
cerita
 Clock-drawing test memerlukan kemampuan pemahaman,
kemampuan visual spasial, kemampuan merekonstruksi,
konsentrasi, pengetahuan angka, ingatan visual dan fungsi
eksekutif.
 Mini Mental State Examination (MMSE)

3). Menetapkan red flag

 Lupa dan selalu mengulang pertanyaan yang sama.


 Tidak bisa melakukan tugas yang biasa dilakukan.
 Mempunyai masalah baru dalam berbicara dan menulis.
 Kurang perhatiaan terhadap penampilan.
 Mempunyai kesusahan dalam berdiskusi.
 Melupakan jadwal perjanjian.

4). Menggunakan EBP untuk pemeriksaan ft

 Clock-drawing Test (CDT) mempunyai banyak keuntungan


dibandingkan dengan metode skrining gangguan kognitif
yang lain yaitu tidak terpengaruh dengan suasana hati,
bahasa atau budaya, selain itu tidak membutuhkan
pengetahuan yang tidak semestinya. Selain itu, CDT
biasanya menarik perhatian para penderita karena tidak
terlalu lama dan mudah diterima. (Henderson, Scot, &
Hotopf, 2007).
 Penilaian area-area fungsi kognitif umumnya dilakukan
dengan menggunakan berbagai tes neuropsikologis, baik tes
yang hanya digunakan untuk skrining maupun tes yang
bersifat formal (Campbell, 2013; Lopes et al., 2009; Valcour
et al., 2011; Robbins et al., 2011).
 Mini Mental State Examination (MMSE) digunakan untuk
mengetahui adanya penurunan kognitif yang ditentukan oleh
skor total. Secara tradisional, batas 23/24 telah digunakan
untuk memilih pasien dengan kecurigaan gangguan kognitif
atau demensia ( Tombaugh 1992 ).
 Mini-Cog direkomendasikan untuk digunakan sebagai tes
skrining awal untuk demensia di perawatan primer ( Brodaty
2006 ; Ismail 2010 ; Milne 2008 ; Tsoi 2015 ).

C. Pemeriksaan  Neuropatologi
Penunjang  Pemeriksaan neuropsikologik
 CT SCAN
 MRI
 EEG
 PET (Positron Emission Tomography)
 SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)

D. Penetapan  Activity limitation :


Diagnosa Fisioterapi - Kesulitan untuk mengingat (b144)
sesuai ICF - Halusinasi (b164)
- Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan
(d729)
 Body Function & Structure
- Sesak nafas dapat ditemukan pada tahap akhir (b440)
- Penumpukan protein amyloid-beta di otak (s110)
 Participation Restriction
- Kesulitan bicara dengan orang lain (d3504)
 Diagnosa Ft
- Gangguan fungsional akibat perubahan structure di otak
dan didapat penumpukan protein amyloid-beta.

E. Prognosis : Penyakit Alzheimer selalu progresif. Harapan hidup rata-rata untuk


functional prognose seseorang yang berusia 65 tahun atau lebih yang didiagnosis dengan
penyakit Alzheimer. adalah sekitar 4 hingga 8 tahun. Beberapa
orang dengan penyakit Alzheimer dapat hidup hingga 20 tahun
setelah gejala pertama penyakit. Penyebab kematian tersering pada
penyakit Alzheimer adalah pneumonia.

F. Intervensi 1). Body structure and function impairment target


1) Body structure
 Aerobic Exercise Cycling training
and function
 Art Therapy
impairment target
2) Activity limitation 2). Activity limitation and participation restriction targets
and participation
 Gait Training
restriction targets
3) Contextual factors 3). Contextual factors targets
targets
 Buat ruang interaksi antar pasien

G. Reevaluasi: resume 1). Resume penghentian


penghentian,
Pasien mengikuti progam fisioterapi didapatkan perubahan gaya
referral/ merujuk,
berjalan , sudah mampu mengatur pola pernafasan , sudah mampu
perubahan,
untuk berkonsentrasi , pada gaya berbicara pasien sudah mulai jelas
objective evaluation
apa yang dikatakannya
dan outcome
measure

2). Referral/merujuk

Pasien diarahkan untuk ke radiologi untuk melakukan ct-


scan,mri dan eeg lalu pasien dapat dirujuk kepada dokter spesialis
saraf yang dapat menangani pasien lebih baik

3). Perubahan

Setelah dilakukan terapi maka memperlambat parahnya penyakit


alzheimer pada pasien

4). Objective evaluation dan Outcome measure

 Pada kemampuan kognitif diggunakan pemeriksaan kognitif


komprehensif dimana pasien diminta untuk mengingat cerita
dan dilakukan tes mini mental state examination

 Pada kemampuan pemahaman dan visual dilakukan tes


clock drawing

H. Edukasi Kesehatan  Keluarga belajar untuk mempertimbangkan kebutuhan apa


Fisioterapi yang mungkin diekspresikan oleh orang pasien melalui
perilaku, seperti rasa sakit, lapar, haus atau kecemasan.
 Keluarga menanyakan hal-hal yang sederhana seperti nama,
hari, tanggal
 Pasien tetap dibiarkan melakukan aktivitas fisik yang ringan
agar tidak mengalami keterbatasan dalam aktivitas namun
harus tetap dalam pengawasan keluarga atau care giver
 Keluarga atau care giver diajarkan cara penggunaan
peralatan dan alat bantu untuk pasien apabila pasien
membutuhkan

I. Dokumentasi (Goal 1). Goal Treatment


treatment, aktivity,
 Jangka Pendek
partisipasi,
- Meningkatkan kemampuan kognitif pasien
Impairment,
- Meningkatkan kemampuan berjalan pasien
resume)
- Meningkatkann fungsi pernafasan
 Jangka Panjang
- Dapat bermain dengan teman temannya

2). Activity

 Adanya gangguan berjalan


 Kesulitan dalam ADL secara mandiri
 Gangguan berjalan

3). Partisipasi

 Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri

4). Impaiment

 Kesulitan mengingat
 Disfungsi pernapasan
 Gangguan kognitif
 Penumpukan protein amyloid-beta di otak

5). Resume

Penyakit Alzheimer merupakan sebuah kelainan otak yang


bersifat irreversible dan progresif yang terkait dengan perubahan
sel-sel saraf sehingga menyebabkan kematian sel otak

Penyebabnya dapat berasal dari faktor dari lingkungan, genetik, dan


gaya hidup. Lansia pada usia lanjut, yakni lebih dari 85 tahun lebih
berisiko mengalami penyakit ini

J. Kepustakaan  https://www.academia.edu/36197144/PANDUAN_PRAK
TEK_KLINIS_FISIOTERAPI_IKATAN_FISIOTERAP
I_INDONESIA (Diakses pada 31 Agustus 2020 Pukul
18.47 WIB)
 About Alzheimer's Disease: Causes [Internet]. National
Institutes of Health. U.S. Department of Health and
Human Services; [cited 2020Aug25]. Available
from: https://www.nia.nih.gov/alzheimers/topics/causes
 Alzheimer's & Dementia Testing Advances | Research
Center [Internet]. Alzheimer's Association. [cited
2020Aug25]. Available from:
http://www.alz.org/research/science/earlier_alzheimers_d
iagnosis.asp
  Latest Alzheimer's Facts and Figures [Internet]. Latest
Facts; Figures Report | Alzheimer's Association. 2016
[cited 2020Aug25]. Available
from: http://www.alz.org/facts/
 wenk, G.L. (2003) 'Neuropathological changes in
Alzheimers disease', Journal of clinical psychiatry, 64, 7-
10
 Goodman CC, Fuller KS. Pathology: implications for the
physical therapist. St. Louis, MO: Elsevier Saunders;
2015.
  Porth C. Pathopysiology Concepts of Altered Health
States. Philadelphia PA: Lippincott and Wilkins; 2005
 https://physiocanhelp.ca/blog/physio-can-help-alzheimers-
disease-dementia-gentle-persuasion-approaches-care/
 https://www.choosept.com/symptomsconditionsdetail/physi
cal-therapy-guide-to-alzheimers-disease
 IFI,2019,Paduan Praktek Klinik.
 Dahlan Pernodjo , Al Rasyid.penyakit Alzheimer.journal of
Alzheimer.2000
 http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5204 (diakses
pada 25 Agustus 2020 pukul 21.00)

Anda mungkin juga menyukai