Anda di halaman 1dari 8

Chem. Prog. Vol. 7, No.

2, November 2014

PROFIL KANDUNGAN ASAM LEMAK TAK JENUH PADA


EKSTRAK MINYAK IKAN LELE (Clarias Sp) HASIL REAKSI
ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI SECARA ENZIMATIS

Erin Ryantin Gunawan1, Sri Seno Handayani1, Lely Kurniawati1, Murniati1


Dedy Suhendra1 dan Nurhidayanti1

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram

ABSTRACT
Gunawan dkk., 2014. Profil content of fatty acids unsaturated on oil extract catfish l
This study aims to determine the type and content of fatty acids in fish, especially on the head catfish catfish and
parts of the body as a comparison. Fish oil or triglycerides extracted with soxhletation method with n-hexane
solvent. Water content, iodine number and saponification numbers of fish oil has been determined. Qualitative
test of fish oil has been done by TLC (thin layer chromatography). To observe the fatty acid content profile is
done in two ways, through the process of hydrolysis of triglycerides then esterified and the second, through
enzymatic transesterification reaction. The enzyme used is immobilized lipase (Lipozyme). The results obtained
were analyzed using a gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS). Total percent composition of
unsaturated fatty acids (oleic, linoleic, EPA and DHA) on the head is 3.34% - 5.06% while in the body is 2.02%. -
3.85%.

Keywords: Catfish (Clarias Sp.), essential fatty acids, transesterification, esterification, Lipozyme

ABSTRAK
Gunawan dkk., 2014. Profil kandungan asam lemak tak jenuh pada ekstrak minyak ikan lele
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kandungan asam lemak pada ikan Lele terutama pada
bagian kepala ikan lele dan bagian badan sebagai perbandingannya. Teknik ekstraksi minyak (trigliserida)
menggunakan metode soxhletasi dengan pelarut n-heksan. Minyak yang diperoleh kemudian dianalisis kadar
airnya, ditentukan angka iod, angka penyabunannya dan uji kualitatif dengan KLT (Kromatografi Lapis tipis).
Untuk melihat profil kandungan asam lemaknya dilakukan dua cara, yaitu melalui proses hidrolisis trigliserida
kemudian diesterifikasi dan yang kedua melalui reaksi transesterifikasi secara enzimatis. Enzim yang digunakan
adalah enzim lipase yang sudah diimobilisasi (Lipozim). Hasil yang didapatkan dianalisis menggunakan alat gas
chromatography-mass spectrometry (GC-MS). Total persen komposisi asam lemak tak jenuh (oleat, linoleat,
EPA dan DHA) pada bagian kepala adalah 3,34% - 5,06% sedangkan pada bagian badan adalah 2,02%-3,85%.

Kata kunci: Ikan Lele (Clarias Sp.), asam lemak esensial, transesterifikasi, esterifikasi, Lipozim

PENDAHULUAN digunakan untuk mengurangi hal tersebut


Masalah kesehatan akhir-akhir ini adalah dengan mengkonsumsi makanan yang
telah menjadi perhatian utama di setiap negara sehat dan memiliki gizi yang tinggi. Salah satu
berkembang. Masalah kesehatan merupakan sumbernya yaitu ikan. Mengkonsumsi ikan
salah satu faktor yang mempengaruhi indeks sangat baik untuk kesehatan. Para ahli
pembangunan manusia (IPM). Masalah menyarankan untuk banyak mengkonsumsi
kesehatan yang sedang menjadi sorotan adalah ikan daripada daging merah. Namun.
masalah kekurangan gizi terutama pada balita. kesadaran mengkonsumsi ikan masih sangat
Daerah yang kekurangan gizi tersebar di rendah. Tingkat konsumsi ikan di Indonesia
seluruh Indonesia. Salah satu penyebabnya rata-rata perkapita beberapa tahun lalu
adalah karena kurangnya asupan gizi ibu hamil 23/kg/tahun. Sedangkan Jepang mencapai 110
yang berdampak pada status gizi bayi dan kg/orang/tahun (Dahuri, 2014). Padahal ikan
balita. Salah satu alternatif yang bisa merupakan salah satu gizi yang mengandung

Korespondensi dialamatkan kepada yang bersangkutan :


1
Prodi Kimia, FMIPA Universitas Mataram. 88
E-mail : erinriyanti@unram.ac.id
Chem. Prog. Vol. 7, No. 2, November 2014

asam lemak yang kaya akan manfaat, karena tawar dengan peningkatan produksi terbesar
mengandung sekitar 25% asam lemak jenuh yakni 88,98%, di atas ikan gurame
dan 75% asam lemak tak jenuh. Asam lemak (Osphronemus gouramy) dengan peningkatan
tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid/ sebesar 61,96% dan ikan mas (Cyprinus
PUFA) di dalamnya akan membantu proses carpio) dengan peningkatan sebesar 50,08%.
tumbuh kembang otak (kecerdasan), serta Dalam hal jumlah produksi pada tahun 2010,
perkembangan indra penglihatan dan sistem ikan lele menempati urutan ketiga terbesar di
kekebalan tubuh bayi dan balita. antara ikan budidaya air tawar dengan
Dari hasil penelitian,asam lemak tak produksi sebesar 273.554 ton di bawah ikan
jenuh, salah satunya adalah omega-3 diisolasi nila (Oreochromis niloticus) sebesar 469.173
dari berbagai jenis ikan yang harganya relatif ton dan ikan mas sebesar 374.112 ton (KKP,
mahal seperti jenis ikan salmon, tuna, sardine, 2014).
hering, mackerel, dan kerang-kerangan (lonny, Namun pada kenyataannya,
2009). Sumber omega-3 tidak hanya pemanfaatan ikan lele budidaya air tawar yang
terkandung pada ikan-ikan yang relatif mahal, melimpah belum dapat memberikan peranan
jenis ikan dengan harga ekonomispun yang signifikan, hal ini disebabkan karena
mengandung cukup banyak kandungan kurangnya pengolahan potensi ikan lele.
omega-3 diantaranya adalah ikan lemuru, ikan Untuk meningkatkan potensi nilai jual ikan
kembung, ikan layang, ikan bandeng, ikan, lele dapat dilakukan dengan pemanfaatan
ikan kakap, dan ikan tongkol, baik pada bagian minyaknya sebagai sumber asam lemak
badan maupun bagian kepala. . Bagian badan esensial tak jenuh. Ada tidaknya EPA/DHA
tentu saja banyak disukai dan dapat dan jenis asam lemak lain yang merupakan
dikonsumsi untuk mendapatkan manfaat dari penyusun minyak ikan lele ditentukan dengan
asam lemaknya. Tetapi tidak dengan bagian alat GC-MS.
kepalanya. Bagian kepala dari ikan seringkali
tidak dimanfaatkan terutama bagian kepala METODE PENELITIAN
yang mempunyai struktur keras seperti kepala
ikan Lele. Bahan dan alat
Salah satu kandungan asam lemah tak
jenuh adalah omega-3 yang memiliki Ikan lele, n-heksan, KOH, aquades,
kandungan yang sama dengan seperti yang etanol absolut (96%), HCl 6 N dan HCl 0,5 N,
terkandung pada ASI yang dimaksimalkan natrium sulfat anhidrat, plat KLT, dietil eter,
dengan sumber lain yaitu ikan, daging, rumput kertas saring, enzim lipase, minyak ikan
laut dan telur (Muhsin, 2008, Gunawan dan standar, tali kasur, trigliserida standar, batu
Suhendra, 2013). Asam-asam lemak alami didih, indikator fenoftalen, preaksi hanus,
yang termasuk asam lemak omega-3 adalah CCl4, KI 15%, larutan kanji 1%, natrium
asam linolenat (C18:3 w-3), asam tiosulfat 0,1 N dan TBHQ. Satu set alat
eikosapentaenoat (EPA, C20:5 w-3), asam ekstraksi soxhlet, oven, timbangan analitik,
dokosaheksaetanoat (DHA, C22:6 w-3) desikator, blender, termometer, corong pisah,
(Marinetti, 1990), adapun yang lebih dominan refluks, labu alas bulat, stirer, rotary
dalam minyak ikan adalah DHA (asam evaporator, hot plate, water bath shaker,
dokosaheksaetanoat) dan EPA (asam cawan, porselin dan sejumlah peralatan gelas
eikosapentaenoat). Mengingat besarnya yang biasa dipakai dalam penelitian di
peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan laboratorium serta seperangkat instrumen GC-
salah satu pilihan yang tepat untuk menjadi MS SHIMADZU.
solusi bagi permasalah gizi buruk untuk balita
dan bayi. Ekstraksi minyak ikan
Di Indonesia, ikan lele (Clarias sp.)
merupakan salah satu komoditas budidaya Sebelum melakukan proses ekstraksi,
ikan air tawar yang penting. Usaha budidaya sampel (bagian badan dan kepala, masing-
ikan lele tergolong usaha perikanan yang masing seberat 60 g) terlebih dahulu
tumbuh cepat dibandingkan dengan komoditas dipanaskan pada suhu 50 oC selama ± 5 jam
lainnya. Dalam kurun waktu 2009-2010, ikan kemudian diekstraksi dengan menggunakan
lele merupakan komoditas ikan budidaya air
89
Chem. Prog. Vol. 7, No. 2, November 2014

soxhlet dan pelarut n-heksan sebanyak 250 proses transesterifikasi, minyak ikan pada
mL selama 6 jam. Pelarut dipisahkan dengan bagian kepala maupun badan ditambahkan
rotary evaporator untuk mendapatkan ekstraks etanol dan enzim lipase/lipozim sebagai
minyak ikan bebas n-heksan. katalis. Kemudian langkah selanjutnya sama
dengan pada proses esterifikasi
Hidrolisis trigliserida
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebanyak 1 g minyak hasil ekstraksi
ditambahkan TBHQ 200 ppm, kemudian Analisis kadar minyak, penyabunan
disaponifikasi dengan menambahkan 0,32 g dan bilangan Iod
larutan KOH dalam alkohol encer (air dan
etanol absolut (4,4:6,4). Erlenmayer kemudian Dari hasil ektraksi minyak kepala dan
dihubungkan dengan pendingin tegak dan badan ikan lele diperoleh rata-rata kadar
minyak di didihkan pada suhu 60 °C selama 1 minyak kepala yaitu 21,75% sedangkan kadar
jam. Setelah selesai, minyak yang telah minyak badan sebesar 15,94% yang
disabunkan ditambahkan 4 mL aquades didapatkan dari berat sampel kepala 257,19 g
kemudian diekstrak dengan 4 mL n-heksan dan badan 201,28 g. Perbedaan kadar minyak
menggunakan corong pisah sampai terbentuk yang didapatkan dipengaruhi oleh adanya
dua lapisan. Didapatkan 2 fraksi, fraksi air perbedaan kadar air pada kepala dan badan
tersaponifikasi dan fraksi heksana lele. Semakin tinggi kadar air yang terdapat
tersaponifikasi. Fraksi air tersaponifikasi pada sampel maka semakin kecil kadar
diasamkan dengan menambahkan HCl 6 N minyaknya. Berdasarkan uji kadar air yang
beberapa tetes sampai pH 1 dan diekstrak diperoleh pada kepala ikan lele (60%) lebih
kembali dengan heksana 2 mL. Hasil ekstraksi kecil dibandingkan dengan kadar air yang
didapatkan dua fraksi yaitu fraksi air dan terdapat pada badan ikan lele (74%) sehingga
fraksi heksana yang mengandung asam lemak kemungkinan minyak yang terdapat pada
bebas. Selanjutnya fraksi heksan ditambahkan badan ikan lele akan sulit terektrak
natrium sulfat anhidrat dan diuapkan dengan dibandingkan dengan minyak yang terdapat
rotary evaporator (Medina dkk., 1995). pada kepala ikan lele. Hasil dari peneliti lain
menyebutkan rata-rata kadar air pada ikan lele
Penentuan komposisi asam lemak adalah 63,83% (Widjanarko dkk., 2012). Dari
hasil penelitian yang dilakukan didapatkan
Melalui proses esterifikasi bilangan penyabunan untuk ikan lele sebesar
158,48 sedangkan bilangan iodnya sebesar
Asam lemak yang telah didapatkan 158,64.
diubah terlebih dahulu menjadi asam lemak
etil ester dengan cara menambahkan etanol Analisis GC-MS pada esterifikasi asam
absolut sebanyak 1:2, ditambahkan 0,2 g lemak kepala dan badan ikan lele
enzim lipase dan 10 mL n-heksan. Kemudian melalaui reaksi enzimatis
diletakkan dalam water bath shaker selama 24
jam pada suhu 40 °C dan 150 rpm. Setelah itu Asam lemak yang didapatkan dari
dianalisis dengan alat spektrofotometer GC- proses hidrolisis diesterifikasi dengan
MS. Kolom yang digunakan adalah jenis menggunakan enzim lipase untuk
RTX-MS panjang 30 meter dan dioperasikan mendapatkan fatty acid ethyl ester (FAEE)
pada suhu kolom 150-320 oC selama 20 menit. atau etil ester asam lemak. Tujuan
Jenis detektor adalah FID dan digunakan gas dilakukannya proses esterifikasi ini yaitu
helium sebagai fasa geraknya untuk mempermudah analisis menggunakan
alat GC-MS, karena kromatogram asam lemak
Melalui proses transesterifikasi bebas sukar dideteksi, yang disebabkan asam
lemak rantai panjang dan tahap intraksi
Penentuan komposisi asam lemak dengan kolom kapiler. Oleh karena itu
essensial juga dapat dilakukan dengan senyawa seperti asam lemak yang tidak stabil
langsung melalui proses transesterifikasi. Pada secara termal dan tidak mudah menguap dapat
90
Chem. Prog. Vol. 7, No. 2, November 2014

diidentifikasi menggunakan GC-MS dengan sehingga reaktan yang dihasilkan semakin


cara mengubah asam lemak menjadi turunan- maksimal, namun jika kesetimbangan reaksi
turunannya yang lebih mudah menguap dan telah tercapai maka meskipun dengan
stabil, salah satunya yaitu dengan merubah penambahan waktu tidak akan memperbesar
menjadi metil ester (Khopkar, 2007). hasil konversi. Pada umumnya setiap kenaikan
Adapun proses esterifikasi dalam 10 oC, kecepatan reaksi dapat meningkat
penelitian ini berlangsung selama 24 jam menjadi 2 atau 3 kali lipat, tapi pada suhu
dalam water bath shaker dengan suhu 40 oC diatas 50 oC, umumnya enzim sudah
dengan kecepatan 150 rpm. Menurut mengalami kerusakan (Tambun, 2002). Di
Nurhayati (2009) semakin lama waktu reaksi bawah ini merupakan reaksi yang terjadi pada
maka kontak antara zat semakin besar proses esterifikasi asam lemak bebas:

O O
Lipase
R C OH2 C2H5OH R C O C2H5 H2O
asam lemak bebas etanol etil ester air

Dari reaksi diatas terlihat bahwa ini maka asam lemak etil ester yang
produk sampingan yang dihasilkan adalah air. didapatkan tidak mencapai 100% dari asam
Untuk menghilangkan produk sampingan ini lemak bebasnya. Berikut adalah kromatogram
ditambahkan natrium sulfat anhidrat. Adanya asam lemak etil ester bagian kepala dan badan
produk samping yang dihasilkan pada proses dari minyak ikan lele.

Gambar 3 Kromatogram asam lemak etil ester kepala lele

Berdasarkan perbandingan waktu keempat jenis asam lemak esensial tersebut,


retensi sampel esterifikasi dengan kandungan EPA (1,55%) pada bagian kepala
kromatogram standar dapat disimpulkan jenis mempunyai persen komposisi tertinggi dan
asam lemak yang terdapat pada minyak ikan linoleat (0,37%) mempunyai persen komposisi
lele adalah sebagaimana yang terdapat dalam terendah. Kandungan kadar asam lemak
Tabel 1 dan 2. Berdasarkan tabel tersebut, esensial untuk bagian badan ikan lele yang
untuk sampel minyak ikan esterifikasi asam terbesar adalah DHA (0,68%) dan yang
lemak etil ester memiliki kandungan yang terendah linoleat (0,43%). Total persen
sama antara kepala dan badan ikan lele, yakni komposisi asam lemak esensial pada bagian
baik kepala maupun badan ikan lele sama- kepala adalah 3,34% dan pada bagian badan
sama mengandung asam lemak esensial berupa 2,02%. Penelitian lain menyebutkan
DHA, EPA, oleat dan linoleat (ALA), namun kandungan EPA pada ikan layur adalah
dengan kadarnya yang berbeda-beda. Dari sebesar 2,14% (Pratama dkk., 2011) dan ikan
91
Chem. Prog. Vol. 7, No. 2, November 2014

lemuru dengan total asam lemak esensialnya dikonsumsinya. Menurut Estiasih (2009),
sebesar 5,27% (Wildan, 2000). Menurut faktor yang mempengaruhi kadar asam lemak
Achman (1982) kandungan asam lemak esensial dalam ikan selain jenis dan makanan
omega-3 pada ikan bukan merupakan hasil ikan adalah perkembangan dan pertumbuhan,
sintesis murni tubuh ikan, melainkan hasil musim, salinitas dan suhu air. Perbedaan
pembentukan dari rantai makan yang meliputi spesies ikan, musim, salinitas dan suhu air
phytoplankton, zooplankton, algae, copepod juga dapat menyebabkan perbedaan komposisi
dan kerang-kerangan. Perbedaan kandungan asam lemak esensial yang terdapat dalam ikan
asam lemak esensial ikan lele dan ikan lainnya tersebut (Munsen, 1985).
diduga disebabkan oleh sumber makanan yang

Tabel 1. Waktu retensi asam lemak hasil esterifikasi minyak kepala dan badan ikan lele
Waktu Retensi (Rf) / Menit
No. Jenis Standar Asam Lemak
Standar Kepala Badan
1 Oleat 12,800 12,825 12,789
2 Linoleat 12,958 12,866 12,861
3 EPA(Omega-3) 13,058 13,122 13,035
4 DHA(Omega-3) 14,552 14,795 14,773

Tabel 2. Kandungan asam lemak hasil esterifikasi minyak kepala dan badan ikan lele
Komposisi (%)
No. Jenis Asam Lemak
Kepala Badan
1 Oleat 0,71 0,52
2 Linoleat 0,37 0,39
3 EPA 1,55 0,43
4 DHA 0,71 0,68

Analisis GC-MS pada transesterikasi transesterifikasi kimiawi yang menggunakan


minyak kepala dan badan ikan lele melalui katalis logam dalam suasana basa.
reaksi enzimatis Pada penelitian digunakan reaksi
transesterifikasi enzimatis menggunakan
Transesterifikasi merupakan proses katalis enzim lipase. Adapun proses
pengubahan trigliserida menjadi metil ester transesterifikasi berlangsung selama 24 jam
dan gliserol. Reaksi ini biasanya juga disebut dalam water bath shaker dengan suhu 40 oC
dengan reaksi alkoholisis kerena melibatkan dengan kecepatan 150 rpm. Reaksi yang
alcohol selama reaksinya. Ada 2 jenis reaksi terjadi selama proses transesterifikasi
reaksi transesterifikasi yaitu transesterifikasi berlangsung adalah sebagai berikut:
enzimatis menggunakan katalis enzim dan

O
H2C O C R1 O 2HC OH
O
HC O C R2 C2H5OH R C O C2H5 HC OH
O
H2C O C R3 H2C OH

92
Chem. Prog. Vol. 7, No. 2, November 2014

Berikut ini adalah kromatogram hasil lele melalaui reaksi enzimatis menggunakan
transesterikasi minyak kepala dan badan ikan alat kromatografi GC-MS.

Gambar 1 Kromatogram transesterifikasi badan ikan lele

Gambar 2 Kromatogram transesterifikasi kepala ikan lele


Berdasarkan perandingan waktu asam lemak yang terdapat pada minyak ikan
retensi sampel transesterifikasi dengan lele adalah sebagaimana yang terdapat dalam
kromatogram standar dapat disimpulkan jenis Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Waktu retensi asam lemak hasil transesterifikasi minyak kepala dan badan ikan lele

Waktu Retensi (Rf) / Menit


No. Jenis Asam Lemak
Standar Kepala Badan
1 Oleat 12,800 12,810 12,674
2 Linoleat 12,958 13,025 12,866
3 EPA(Omega-3) 13,058 13,191 13,180
4 DHA(Omega-3) 14,552 14,895 14,798

93
Chem. Prog. Vol. 7, No. 2, November 2014

Tabel. 4. Kandungan asam lemak hasil transesterifikasi minyak kepala dan badan ikan lele

Komposisi (%)
No. Jenis Asam Lemak
Kepala Badan
1 Oleat 0,73 0,37
2 Linoleat 1,25 0,78
3 EPA 1,50 1,6
4 DHA 1,58 1,1

Dari Tabel 3 dan 4 bahwa untuk hasil DAFTAR PUSTAKA


transesterifikasi minyak kepala ikan lele untuk
bagian kepala, persentase asam lemak esensial Ackman, R.G. 1982. Fatty acid composition of
tertinggi dimiliki oleh DHA (1,58%) dan fish oil. Dalam nutritional evaluation
terendah dimiliki oleh oleat (0,73%). Untuk of long chain fatty acid in fish oil.
bagian badan, asam lemak esensial dengan Barlow S.M. and M.E. Stansdy. Acid.
persentase tertinggi adalah EPA (1,76%) dan London: Press Ltd.
terendah adalah oleat (0,37%). Total persen Dahuri, R. 2014. Gerakan Makan Ikan,
komposisi asam lemak esensial pada bagian Budaya Bahari, dan Kualitas Hidup
kepala adalah 5,06% dan pada bagian badan Bangsa, Kompas, 14 Juni 2014
3,85%. Bagian kepala ikan Lele mempunyai Estiasih, T. 2009. Minyak Ikan Teknologi dan
persen komposisi asam lemak esensial lebih Penerapannya untuk Pangan dan
tinggi dibandingkan dengan bagian badan. Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ada perbedaan komposisi minyak ikan Gunawan & Suhendra. 2012. Screening dan
pada ikan lele dengan menggunakan dua cara analisis kadar omega-3 dari rumput
yang berbeda. Perbedaan komposisi dari kedua laut pulau Lombok, Jurnal Molekul,
cara ini kemungkinan disebabkan pada proses 11( 2), 95-104
esterifikasi, minyak ikan dihidrolisis terlebih Khopkar, M.S. 2007. Konsep Dasar Kimia
dahulu sehingga menghasilkan asam lemak Analitik. Jakarta: UI Press.
kemudian barulah asam lemak tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014.
direaksikan secara proses esterifikasi untuk Komoditas Air Tawar, Unggulan Nusa
menghasilkan ester-esternya. Sehingga ada Tenggara Barat,
dua tahap reaksi dari minyak menjadi ester- http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php.i
esternya. Sedangkan pada proses d (20 November 2014)
transesterifikasi, minyak ikan diubah menjadi Lonny, T. 2009. Khasiat Minyak Ikan
ester-esternya dengan sekali tahapan reaksi Tongkol. [serial online] diakses 20
(one-step reaction). Kemungkinan yang kedua januari 2009.
pada reaksi esterifikasi terjadi reaksi balik Marinetti, G.V. 1990. Disorders of Lipid
antara air dan ester kembali membentuk asam- Metabolism, Plenum Press, New York
asam lemaknya sebelum dilakukan and London Netherlands: Wageningen
penambahan natrium sulfat. University.
Medina, A. R., Gimenez, A.G., Camacho, F.
KESIMPULAN G., Perez, J.A.S., Grima, E.M. &
Gemez, A.C. 1995. Concentration and
Dari hasil persentase asam lemak Furification of Stearidonic,
esensial yang diperoleh baik melalui cara
Eicosapentaenoic, and
esterifikasi dan transesterifikasi dapat
disimpulkan bahwa bagian kepala ikan lele Docosahexaenoic Acids from Cod
dapat dijadikan sebagai salah satu sumber Liver Oil and Microalga Isochrysis
alternatif asam lemak esensial. Bagian kepala galbana. J. of the American Oil Chem.
ikan lele mempunyai persen komposisi asam Soc. 72 (5): 576-583
lemak esensial lebih tinggi dibandingkan
dengan bagian badan.
94
Chem. Prog. Vol. 7, No. 2, November 2014

Monsen, E.R. 1985. In: NIH launching major Tambun, R., 2002. Proses Pembuatan Asam
Research Program on Fish Oil and Lemak Secara Langsung Dari Buah
Health, Food Chemistry News, 34-39, Kelapa Sawit. Universitas Sumatera
6-8 Utara, USU digital library.
Muhsin, B. 2008. Apa Itu Omega-3. http: Wijanarko, S.B., Zubaedah, E. & Kusumah,
//holisticsuperomegaorang.com., A.N. 2012. Studi kualitas fisik-
diakses 28 Juni 2014 kimiawi, dan organoleptik sosis ikan
Nurhayati, E., & Permatawati, I. 2009. Kajian leledumbo (Clarias gariepinus)akibat
Awal Sintesis Biodiesel dari Minyak pengaruh perebusan, pengukusan dan
Dedak dan Metanol Melalui Ekstraksi pengasapan, Jurnal Teknologi
dan Proses Esterifikasi. UNDIP, Pertanian. 4, 193-202
Semarang. Wildan, F. 2000. Perbandingan Kandungan
Pratama, R.I., Awaluddin, M.Y. & Ishamaya, Omega-3 dan omega-6 dalam minyak
S. 2011. Analisis Komposisi asam ikan lemuru dengan teknik
lemak yang terkandung dalam ikan kromatografi, Temu Teknisi
Tongkol, Layur dan Tenggiri dari Fungsional, Balai Penelitian Ternak,
Pameumpeuk Garut. Akuatika, II (11), Bogor Indonesia.
1-10

95

Anda mungkin juga menyukai