Judul : Pengaruh Lama Waktu Maserasi terhadap Efektivitas Antibakteri Ekstrak Bee Pollen pada Bakteri (Salmonella sp) I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masyarakat mengenal bee pollen hanya dimanfaatkan sebagai produk obat-obatan, produk herbal dan produk pangan contohnya seperti tepung, tetapi bee pollen juga dapat berperan sebagai pengawet pangan karena bee pollen memiliki sifat antibakteri dari senyawa fenol yang dikandungnya. Madu lebah berpengaruh nyata dalam menurunkan kadar air, pH, total koloni bakteri serta memperpanjang masa simpan (Putra & Irdha, 2007). Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan yang baik untuk dapat mengetahui efektivitas antibakteri pada ekstrak bee pollen tersebut. Efektivitas antibakteri ini diharapkan dapat diketahui pada hasil waktu keberapakah lama maserasi yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan mikroba.
I.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditentukan identifikasi masalah yaitu “Berapakah lama waktu maserasi yang paling efektif terhadap ekstrak bee pollen untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp?”
I.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama waktu maserasi terhadap efektivitas antibakteri ekstrak bee pollen untuk menghambat pertumbuhan mikroba pada produk pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil dari lama waktu maserasi ekstrak bee pollen yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella.
I.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ekstrak bee pollen bukan hanya dijadikan sebagai produk obat dan produk herbal saja tetapi dapat juga sebagai pengawet pangan karena di dalam kandungan bee pollen tersebut memiliki senyawa antibakteri.
II. Tinjauan Pustaka
Pollen dan serbuk sari yang merupakan sel gamet jantan pada bunga yang merupakaan nutrisi yang mengandung protein bagi lebah madu. Pada saat mengunjungi bunga untuk menghisap madu nya serbuk sari pada bunga diambil oleh lebah pekerja. Pada satu koloni lebah madu dalam periode 12 bulan akan mengkonsumsi 20-40 kg serbuk sari, tergantung kepada ukuran koloni dan ketersediaan serbuk sari. Serbuk sari akan menempel pada permukaan tubuh lebah madu, yang dibantu oleh sikat pollen yang ada pada kakinya dan air liur dari mulutnya yang nanti nya akan mengumpulkan butir-butir serbuk sari di dua kaki belakangnya (corbiculata) (Hartanto, 2017). Madu Bee pollen memiliki kandungan yang baik untuk organ hepar yaitu kandungan antibakteri, antiinflamasi dan antioksidan. Efek antibakteri pada hepar membuat lingkungan pada organ hepar atau organ lainnya seperti gaster memiliki kondisi yang tidak kuat dalam perkembangan bakteri gram positif maupun gram negatif. (Hartanto et al., 2017). Ekstraksi pelarut dilakukan dengan cara dingin (maserasi). Proses ekstraksi dengan teknik maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu ruang. Keuntungan cara ini mudah dan tidak perlu pemanasan sehingga kecil kemungkinan bahan alam menjadi rusak atau terurai. Pemilihan pelarut berdasarkan kelarutan dan polaritasnya memudahkan pemisahan bahan alam dalam sampel. Pengerjaan metode maserasi yang lama dan keadaan diam selama maserasi memungkinkan banyak senyawa yang akan terekstraksi (Susanty & Bachmid, 2017 dikutip Istiqomah, 2013) Salmonella spp adah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit zoonosis yaitu dapat menyerang dan menular pada hewan maupun manusia tetapi tidak pada ikan. Infeksi salmonella diantaranya adalah penyebab demam typhus pada manusia. Demam typhus merupakan penyakit gastro enteritis yang sering menyerang penduduk di Negara-negara Asia khususnya di Negara sedang berkembang yang mempunyai tingkat sanitasi yang rendah, salah satunya adalah Indonesia (Yuliani, Ewaldus & Petrus, 1992 dikutip Mahatmi, 2003)
III. Kerangka Pikiran
III.1 Struktur bee pollen III.2 Bee Pollen hanya diolah sebagai produk herbal dan produk obat III.3 Produk pangan mudah rusak akibat pertumbuhan mikroba sehingga harus mencari cara untuk mengatasi hal tersebut III.4 Kandungan dari bee pollen sebagai senyawa antibakteri III.5 Pengaruh lama waktu maserasi
IV. Metode Penelitian
IV.1 Preparasi Sampel Sampel dihaluskan dengan menggunakan blender hingga menjadi serbuk yang lebih kecil kemudian diayak dengan pengayakan 80 mesh, sampai menjadi serbuk bee pollen. IV.2 Ekstraksi Ekstraksi menggunakan teknik maserasi dengan pelarut etanol. Maserasi ekstrak bee pollen dengan beberapa perlakuan perbedaan lama waktu. IV.3 Persiapan Kultur Mikroba Uji Kultur pertumbuhan bakteri Salmonella menggunakan media PDA IV.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi cair