Anda di halaman 1dari 3

OUTLINE

Nadila Zulfa Fithriyah(240210160075)


Judul : Pengaruh Lama Waktu Maserasi terhadap Efektivitas Antibakteri Ekstrak Bee
Pollen pada Bakteri (Salmonella sp)
I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Masyarakat mengenal bee pollen hanya dimanfaatkan sebagai produk
obat-obatan, produk herbal dan produk pangan contohnya seperti tepung,
tetapi bee pollen juga dapat berperan sebagai pengawet pangan karena bee
pollen memiliki sifat antibakteri dari senyawa fenol yang dikandungnya. Madu
lebah berpengaruh nyata dalam menurunkan kadar air, pH, total koloni bakteri
serta memperpanjang masa simpan (Putra & Irdha, 2007). Oleh karena itu,
dibutuhkan penanganan yang baik untuk dapat mengetahui efektivitas
antibakteri pada ekstrak bee pollen tersebut. Efektivitas antibakteri ini
diharapkan dapat diketahui pada hasil waktu keberapakah lama maserasi yang
paling efektif untuk menghambat pertumbuhan mikroba.

I.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditentukan identifikasi masalah
yaitu “Berapakah lama waktu maserasi yang paling efektif terhadap ekstrak
bee pollen untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp?”

I.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perbedaan lama waktu maserasi terhadap efektivitas antibakteri ekstrak bee
pollen untuk menghambat pertumbuhan mikroba pada produk pangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil dari lama waktu
maserasi ekstrak bee pollen yang paling efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella.

I.4 Kegunaan Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat bahwa ekstrak bee pollen bukan hanya dijadikan sebagai produk
obat dan produk herbal saja tetapi dapat juga sebagai pengawet pangan karena
di dalam kandungan bee pollen tersebut memiliki senyawa antibakteri.

II. Tinjauan Pustaka


Pollen dan serbuk sari yang merupakan sel gamet jantan pada bunga yang
merupakaan nutrisi yang mengandung protein bagi lebah madu. Pada saat
mengunjungi bunga untuk menghisap madu nya serbuk sari pada bunga diambil
oleh lebah pekerja. Pada satu koloni lebah madu dalam periode 12 bulan akan
mengkonsumsi 20-40 kg serbuk sari, tergantung kepada ukuran koloni dan
ketersediaan serbuk sari. Serbuk sari akan menempel pada permukaan tubuh lebah
madu, yang dibantu oleh sikat pollen yang ada pada kakinya dan air liur dari
mulutnya yang nanti nya akan mengumpulkan butir-butir serbuk sari di dua kaki
belakangnya (corbiculata) (Hartanto, 2017).
Madu Bee pollen memiliki kandungan yang baik untuk organ hepar yaitu
kandungan antibakteri, antiinflamasi dan antioksidan. Efek antibakteri pada hepar
membuat lingkungan pada organ hepar atau organ lainnya seperti gaster memiliki
kondisi yang tidak kuat dalam perkembangan bakteri gram positif maupun gram
negatif. (Hartanto et al., 2017).
Ekstraksi pelarut dilakukan dengan cara dingin (maserasi). Proses ekstraksi
dengan teknik maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada suhu ruang. Keuntungan cara ini mudah dan tidak perlu
pemanasan sehingga kecil kemungkinan bahan alam menjadi rusak atau terurai.
Pemilihan pelarut berdasarkan kelarutan dan polaritasnya memudahkan
pemisahan bahan alam dalam sampel. Pengerjaan metode maserasi yang lama dan
keadaan diam selama maserasi memungkinkan banyak senyawa yang akan
terekstraksi (Susanty & Bachmid, 2017 dikutip Istiqomah, 2013)
Salmonella spp adah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit zoonosis yaitu
dapat menyerang dan menular pada hewan maupun manusia tetapi tidak pada
ikan. Infeksi salmonella diantaranya adalah penyebab demam typhus pada
manusia. Demam typhus merupakan penyakit gastro enteritis yang sering
menyerang penduduk di Negara-negara Asia khususnya di Negara sedang
berkembang yang mempunyai tingkat sanitasi yang rendah, salah satunya adalah
Indonesia (Yuliani, Ewaldus & Petrus, 1992 dikutip Mahatmi, 2003)

III. Kerangka Pikiran


III.1 Struktur bee pollen
III.2 Bee Pollen hanya diolah sebagai produk herbal dan produk obat
III.3 Produk pangan mudah rusak akibat pertumbuhan mikroba sehingga
harus mencari cara untuk mengatasi hal tersebut
III.4 Kandungan dari bee pollen sebagai senyawa antibakteri
III.5 Pengaruh lama waktu maserasi

IV. Metode Penelitian


IV.1 Preparasi Sampel
Sampel dihaluskan dengan menggunakan blender hingga menjadi serbuk yang
lebih kecil kemudian diayak dengan pengayakan 80 mesh, sampai menjadi
serbuk bee pollen.
IV.2 Ekstraksi
Ekstraksi menggunakan teknik maserasi dengan pelarut etanol. Maserasi
ekstrak bee pollen dengan beberapa perlakuan perbedaan lama waktu.
IV.3 Persiapan Kultur Mikroba Uji
Kultur pertumbuhan bakteri Salmonella menggunakan media PDA
IV.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri
Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi cair

Anda mungkin juga menyukai