Anda di halaman 1dari 4

.    Menunjukkan rileks dan laporan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani.

Intervensi

a.    Awasi respon fisiologis (takipnea, palpitasi, pusing, sensasi kesemutan).

R/ dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat juga berhubungan
dengan kondisi fisik/status syok.

b.    Dorong pernyataan takut dan ansietas; berikan umpan balik.

R/ membuat hubungan terapautik. Membantu pasien menerima perasaan dan memberikan


kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep.

c.    Berikan informasi akurat, nyata tentang apa yang dilakukan.

R/ meliarkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan ansietas yang tak perlu tentang
ketidaktahuan.

d.    Berikan lingkungantenang untuk istirahat.

R/ memindahkan pasien dari stresor luar meningkatkan relaksasi, dapat meningkatkan


keterampilan koping.

e.    Tunjukkan tehnik relaksasi.

R/ belajar cara untuk rileks dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.

4.    Nyeri berhubungan dengan luka bakar kimia pada mukosa gaster, rongga oral.

Tujuan:

a.    Menyatakan nyeri hilang.

b.    Menunjukkan postur tubuh rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.

Intervensi

a.    Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10).
R/ nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien
sebelumnya dimana dapat membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya
komplikasi.                             

b.    Kaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri.

R/ membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.

c.    Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi.

R/ makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster.


Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin.

d.    Bantu latihan rentang gerak aktif/pasif.

R/  menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan nyeri/ketidaknyamanan.

5.    Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi/informasi.

Tujuan:

a. Menyatakan pemahaman penyebab perdarahannya sendiri dan penggunaan


tindakan pengobatan.

b. Mulai mendiskusikan perannya dalam mencegah kekambuhan.

c. Berpartisipasi dalam program pengobatan.

 Intervensi

a.    Tentukan persepsi pasien tentang penyebab perdarahan.

R/ membuat pengetahuan dasar dan memberikan beberapa kesadaran yang konstruktif


pada pasien.

b.    Berikan/kaji ulang tentang etiologi perdarahan, penyebab/efek hubungan perilaku pola
hidup, dan cara menurunkan resiko/faktor pendukung.

R/ memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan


informasi/keputusan tentang masa depan dan control masalah kesehatan.
c.    Bantu pasien untuk mengidentifikasi  hubungan masukan makanan dan pencetus/atau
hilangnya nyeri epigastrik, termasuk menghindari irirtan gaster.

R/ kafein dan rokok merangsang keasaman lambung. Alkohol mendukung untuk erosi
mukosa lambung. Individu dapat menemukan bahwa makan/minuman tertentu
meningkatkan sekresi lambung dan nyeri.

d.    Tekankan pentingnya membaca label obat dijual bebas dan menghindari produk yang
mengandung aspirin.

R/ aspirin merusak mukosa pelindung, memungkinkan terjadi erosi gaster, ulkus dan
perdarahan.

e.    Diskusikan tentang pentingnya menghentikan merokok.

R/ penyembuhan ulkus dapat melambat pada orang yang merokok. Meroko juga
berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya/berulangnya ulkus peptikum.

D.   Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat


sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan
menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.

E.    Evaluasi

1. Kekurangan volume cairan dapat teratasi.

2. Resiko tinggi terhadap kerusakan perfusi jaringan dapat dicegah atau teratasi.

3. Ansietas dapat teratasi.

4. Nyeri dapat teratasi.

5. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan


dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai