Anda di halaman 1dari 20

RENCANA KEPERAWATAN NAMA KLIEN UMUR STATUS OBSTETRI NO/ Tgl. DX KEPERAWATAN & DATA PENUNJANG : Ny.

S : 33 Tahun : G:o P:1 A:0 TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Nyeri akut B/D 27/6/ terputusnya kontinuitas 05 jaringan akibat tindakan operatif SSTP, proses involusio uteri, ditandai dengan : DO : - Ekspresi wajah meringis - Perilaku distraksi (+) - TTV : T : 120/80 N : 88x/mt Luka insisi post op SSTP, P : 15 cm H : 11 bh - Pergerakan tubuh sangat hati hati - Skala nyeri sedang, Enam (6).

Klien akan dapat 1. Tentukan karakteristik dan lokasi 1. Klien mungkin tidak secara verbal mengidentifikasi ketidaknyamanan. Perhatikan isyarat melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan dan menggunakan verbal dan nonverbal seperti meringis, secara langsung. Membedakan intervensi untuk kaku, dan gerakan melindungi atau karakteristik khusus darinyeri mengatasi nyeri/ terbatas. membantu membedakan nyeri ketidaknyamanan pascaoperasi dari terjadinya komplikasi dengan tepat, (mis : ileus, retensi kandung kemih atau dengan kriteria: infeksi, dehisens luka. - Klien mengungkapka 2. Berikan informasi dan petunjuk 2. Meningkatkan pemecahan masalah, n berkurangnya antisipasi mengenai penyebab membantu mengurangi nyeri berkenaan nyeri ketidaknyamanan dan intervensi yang dengan ansietas dan ketakutan karena - Tampak rileks tepat. ketidaktahuan dan memberikan rasa - Mampu control. tidur/istirahat. 3. Observasi TTV tiap 6 jam, perhatikan 3. Pada banyak klien, nyeri dapat perubahan perilaku . menyebabkan gelisah seerta peningkatan TTV. 4. Berikan tindakan kenyamanan dasar 4. Meningkatkan (ubah posisi klien dari sisi yang sakit, menurunkan berikan gosokan punggung, dan anjurkan menyenangkan, kenyamanan, dan distraksi tidak meningkatkan rasa

23

teknik pernapasan dalam). DS : - Klien menyatakan rasa nyeri pada daerah operasi (luka insisi abdomen regio ) - hipogastric, seperti tertusuk tusuk menyebar kearah inguinal, dan femur proksimal) dan nyeri bertambah bila bergerak. 5. Anjurkan klien untuk ambulasi dini.

sejahtera. 5. Menurunkan pembentukan gas dan meningkatkan peristaltic untuk menghilangkan ketidaknyamanan karena akumulasi gas, yang sering memuncak pada hari ketiga setelah kelahiran sesaria. obat 6. Obat analgetik akan memblok impuls nyeri/nociception di spinal cortd, sehingga meningkatkan kenyamanan, yang memperbaiki status psikologis dan meningkatkan mobilitas.

6. Kolaborasi untuk pemberian analgetik: Tramadol / 8 jam /IV

2. Resti infeksi B/D luka 27/6/ insisi post SSTP, KPD, 05 produk lochia, peningkatan pemajanan lingkungan.

Klien tidak 1. Kaji catatan prenatal dan intranatal, 1. Membantu mengidentifikasi factormenunjukkan perhatikan adanya komplikasi KPD, faktor risiko yang dapat mengganggu tanda tanda Partus lama, Hemorhagia, catat teknik proses penyembuhan atau kemunduran infeksi : pembedahan SC. pertumbuhan epitel jaringan - Tidak ada endometrium yang memberi peningkatan kecendrungan klien terkena infeksi TTV( S : 36,5insisi SBR sembuh lebih cepat daripada 0 37 C, N:70insisi corporal/clasik dan kecil 80x/mt). kemungkinan untuk terjadi rupture. - Menunjukkan 2. Observasi TTV tiap 6 jam dan jumlah 2. Demam pascaoperasi hari ke3, luka bebas dari leukosit leukositosis dan takikardi menunjukkan drainase infeksi. Peningkatan suhu sampai 38 C

24

purulen dengan tanda awal penyembuhan - Produksi dan karakteristik lochia normal. 3. Pertahankan perawatan luka teknik aseptic dan antiseptic

pada hari kedua dalam 10 hari kedua dalam 10 hari pertama pascapartum adalah bermakna dengan 3. Mencegah terjadinya infeksi mempercepat penyembuhan luka dan

4. Inspeksi area luka terhadap proses 4. Tanda-tanda ini menadakan adanya penyembuhan, perehatikan kemerahan, infeksi luka, biasanya disebabkan oleh edema, nyeri, eksudat, atau gangguan streptococcus, staphilococcus atau penyatuan spesies Pseudomonas 5. Anjurkan klien membuang pembalut 5. Membantu mencegah atau membatasi perineal dan linen yang basah, jelaskan penyebaran infeksi. tentang pentingnya kelanjutan tindakan ini setelah pulang. 6. Catat jumlah dan bau rabas lochia, 6.Lokia secara normal mempunyai bau perubahan pada kemajuan normal dari amis. Pada endometritis, rabas mungkin rubra menjadi serosa. purulen dan bau busuk. 7. Tekankan pentingnya pemenuhan 7. Meningkatkan pemahaman klien kebutuhan nutrisi, informasikan tentang tentang nutrisi yang akan meningkatkan makanan pilihan TKTP. penyembuhan dan regenerasi jaringan serta mengatasi kehilangan waktu melahirkan 8. Anjurkan klien meningkatkan tidur dan 8. Menurunkan laju metabolisme dan istirahat. memungkinkan nutrisi serta oksigen

25

digunakan untuk proses pemulihan daripada untuk kebutuhan energi. 9. Pantau hasil pemeriksaan Laboratorium : 9. Peningkatan jumlah lekosit pada 10-12 Leukosit, Hb dan hematokrit. hari pertama Post partum adalah normal sebagai mekanisme perlindungan, dan dihubungkan dengan peningkatan netrofil yang mungkin pada awalnya mengganggu pengidentifikasian infeksi. Hb menentukan status anemia, membantu memperbaiki defisiensi. 10. Kolaborasi pemberian obat antibiotic : 10. Diberikan secara profilaktik dan untuk Cefotaxime / 12 jam /IV. mengatasi infeksi. Gentamicin/ 8 jam IV

3. Ansietas (sedang) B/D 27/6/ Krisis situasi 05 (perawatan pisah antara ibu dan bayi), ditandai dengan : DS: - Klien sering menanyakan tentang keadaan bayinya - Klien menanyakan

Klien melaporkan bahwa ansietas sudah menurun ke tingkat yang dapat diatasi, dengan kriteria : - Klien tampak rileks - Klien dapat istirahat/tidur (7-8 jam /hari.

1. Dorong keberadaan/partisipasi pasangan. 2. Evaluasi tingkat ansietas klien dan sumber dari masalah.

1. Memberikan dukungan emosional, dapat mendorong pengungkapan masalah. 2. Kelahiran sesaria mungkin dipandang sebagai suatu kegagalan dalam hidup oleh klien, dan hal tersebut dapat memiliki dampak negatif. 3. Membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap peran baru dan akan mengurangi perasaan ansietas.

3. Bantu klien/pasangan mengidentifikasi mekanisme koping yang lasim dan perkembangan strategi koping baru jika

26

kapan dilakukan rawat gabung dengan bayinya. - Klien mengatakan sulit tidur, mengingat keadaan bayinya. DO: - Peningkatan rangsangan simpatis (TD :1 30/80, N : 88x/mt) - Klien tampak gelisah - Klien tampak antusias menanyakan keadaan bayinya. - Kontak mata kurang. 4. Kurang pengetahuan 27/6/ mengenai perubahan 05 fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi B/D kurang terpajan informasi, ditandai dengan : DS:

dibutuhkan. 4. Berikan informasi yang akurat tentang keadaan bayinya. 4. Hayalan yang disebabkan oleh kurangnya informasi dapat meningkatkan kecemasan. 5. Mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan dengan penanganan bayi, takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui atau menganggap hal yang buruk berkenaan dengan keadaan bayi.

5. Diskusikan perencanaan kontak antara klien dengan bayinya sesegera mungkin (jika kondisi fisik klien memungkinkan).

Klien akan dapat 1. Kaji kesiapan dan motifasi klien untuk mengungkapkan belajar, Bantu klien dan pasangan dalam pemahamannya mengidetifikasi kebutuhan. terhadap perubahan perubahan fisiologis ibu post partum, kebutuhan perawatan diri 2. Perhatikan status psykologis dan resp[on dan perawatan terhadap kelahiran serta peran menjadi bayi. Dengan ibu.

1. Periode pasca partum menjadi pengalaman yang posetif bila kesemapatan penyuluhan diberikan membantu pengembangan kemampuan maturasi dan kompetensi pada hari ke-3 dan ke-3 klien biasanya dapat menerima penyuluhan. 2. Ansietas berhubungan dengan kemampuan untuk merawat diri dan anaknya, perpisahan dari anak dapat mempunyai dampak negatif terhadap

27

- Klien menanyakan tentang keadaannya, dan bagaimana perawatan diri setelah operasi, perawatan bayi. - Klien menyatakan ingin mengikuti penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. DO: - Tingkat pendidikan klien yaitu SMP. - Ekspresi klien nampak bingung saat diberikan penjelasan.

kriteria : - Klien dapat mengulang kembali 3. Berikan penjelasan tentang perubuhan penjelasan fisiologis dan psikologis yang normal tentang berkenaan dengan kelahiran cesaria dan perubahan ibu kebutuhan berkenaan dengan periode post partum, pasca partum. partum, - Kebutuhan perawatan diri. - Klien dapat 4. Tinjau ulang kebutuhan perewatan diri menyebutkan (perawatan perineal, perawatan insisi, cara perawatan hygiene, berkemih) anjurkan ibu bayi yang berpartisipasi dalam perawatan diri benar. 5. Diskusikan program latihan yang tepat.

kemampuan belajar dan kesiapan klien. 3. Membantu klien mengenal perubahan normal dari respon-respon abnormal yang mungkin memerlukan tindakan. Perubahan emosional yang labil perlu diantisipasi unutk menurunkan stress berkenaan dengan transisi periode ini yang memerlukan pembelajaran peran baru dan pelaksanaan tenggung jawab baru. 4. Meningkatkan otonomi, membantu mencagah infeksi dan meningkatkan pemulihan 5. Program latihan progresif biasanya di mulai bila ketidaknyamanan abdomen berkurang ( 3 s/d 4 minggu post partum) klien dianjurkan unutk tidak mengangkat objek yang lebih berat dari bayi lebih kurang 2 minggu dan membungkuk pada lutut bila mengangkat bayi. 6. Membantu orang tua penguasaan tugas-tugas baru. 7. Meningkatkan kemandirian dalam den

6. Demonstrasikan teknik perawatan bayi.

28

7. Jelaskan kepada ibu tentang fisiologi menyusui, perawatan payudara, dan putting, diet dan cara menyusui yang benar. 8. Diskusikan dengan ibu rencana penggunaan kontrasepsi, informasikan tentang metode yang tersedia termasuk keuntungan dan kerugian.

pengalaman obtimal.

pemberian

makanan

8. Hubungan dapat dilakuakn kembali segera bila klien mulai merasa nyaman dan pemulihan telah mengalami kemajuan umumnya 6 minggu pasca partum. Pasangan perlu mengklarifikasi ketersediaan metodemetode kontrasepsi dan nkenyataan bahwa kehamilan dapat terjadi bahkan pada kunjungan 6 minggu. 9. Evaluasi pasca partum untuk klien yang telah mejalani kelahiran secaria mungkin dijadwalkan minggu ke-6 karena peningkatan resiko infeksi dan keterlambatan pemulihan.

9. Berikan informasi berhubungan dengan pemeriksaan pasca partum lanjutan.

IMPLEMENTASI

29

NO 1

HARI/TG L 2

KODE DX 3

JAM 4 09.00

IMPLEMENTASI 5 1. Menentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan. Sambil memperhatikan isyarat verbal dan nonverbal ibu. 2.

EVALUASI 6

Senin 27/5/05

09.05

09.07 09.20

3. 4.

09.30

5.

10.00 6.

Jam 13.00 S: - Klien mengeluh nyeri bertambah bila bergerak. Memerikan informasi pada ibu bahwa penyebab - Klien mengeluh nyeri seperti nyeri yang dirasakan adalah fisiologis karena tertusuk-tusuk, tiba-tiba pada terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan abdomen kwadran bawah operasi. menyebar kearah inguinal kanan, kiri dan femur proximal. Mengobservasi TTV. - Klien menyatakan merasa nyaman pada posisi terlentang dengan lutut ditopang bantal. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman, - Klien mangatakan mengerti dan mengajarkan ibu untuk menghindari gerakan tentang penyebab nyeri post op. tubuh yang tiba-tiba. O. Mengajarkan ibu teknik relaksasi napas dalam - Klien tampak meringis saat yaitu menarik napas melalui hidung dan bergerak. menghembuskan perlahan-lahan melalui mulut jika - Luka insisi mid linea abdomen; P timbul nyeri. 15 Cm, Memberikan massage ringan pada daerah femur - TTV : dan bahu. TD : 120/80 mmHg N : 84 x/ mt. Menganjurkan ibu mobilisasi miring kiri, miring - Skala nyeri 6. kanan. - Klien mampu melakukan tehnik relaksasi napas dalam A. Nyeri akut (Skala sedang : 6).

30

11.00

7. Penetalaksanaan pemberian obat Tramadol 1 amp/ 8 jam/ IV

P. 1. Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri. 2. Jelaskan penyebab nyeri bila timbul, mis : nyeri pada payudara. 3. Pantau TTV/ 6 jam 4. Bantu ibu memilih posisi yang nyaman dan anjurkan serta instruksikan kepada ibu tehnik relaksasi napas dalam bila nyeri timbul. 5. Anjurkan ibu mobilisasi duduk dan berjalan. 6. Penatalaksanaan Analgetik: Asam Mefenamat 3 x 500 mg. S : Ibu mangatakan akan mengganti balutan 4 x/hari. O. - Luka insisi mid linea abdomen; P 15 Cm, - TTV : S; 37,3o C. N ; 84x/mt - Balutan kering. - Lochia rubra HN II.+ 15 cc. A Resiko tinggi infeksi P. 1. Pantau TTV.

Senin 27/5/05

10.00 11.00 11.05

1. 2. 3.

Mengkaji catatan prenatal dan intranatal Mengukur TTV. Menganjurkan klien membuang pembalut perianal dan linen yang basah dan menjelaskan pentingnya kelanjutan tindakan ini setelah pulang. Mencatat jumlah lochia dan bau.

11.07

4.

31

2. 3. 10.12 5. Menjelaskan ke ibu pentingnya pemenuhan nutrisi terutama makanan yang mengandung protein seperti ikan gabus, vitamin C, seperti jeruk, tomat, zat besi seperti daun singkong, hati ayam/ sapi. Menganjurkan klien meningkatkan istirahat dan tidur 8 9 jam sehari. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic Cefotaxime 1 gr/ IV ( tiap 12 jam) Gentamiccin 80 mg/ IV ( tiap 12 jam ) 4. 5. 6.

Rawat luka post operasi dengan tehnik aseptic dan antiseptik Inspeksi tanda-tanda infeksi pada luka Catat jumlah lochia dan bau. Pantau hasil laboratorium: Hb Penatalaksanaan Antibiotik: Ciprofloxacine 3x 500mg.

10.15 11.00

6. 7.

32

Senin 27/5/05

11.20

1. Menganjurkan kepada keluarga/ suami untuk mendampingi klien. 2. Mengkaji tingkat ansietas klien dan sumber dari masalah. 3. Membantu klien/pasangan mengidentifikasi mekanisme koping yang lasim dan perkembangan strategi koping baru jika dibutuhkan. 4. Memberikan informasi yang akurat tentang keadaan bayinya. 5. Diskusikan perencanaan kontak antara klien dengan bayinya sesegera mungkin (jika kondisi fisik klien memungkinkan).

Jam 13.00 S: - Klien mengatakan merasa agak tenang. O: - Klien tampak agak tenang - Klien tampak antusias saat mendengar penjelasan keadaan bayinya. A . Ansietas menurun ( ringan ) P. Pertahankan.

Senin 27/5/05

10.00 10.05 10.10

1. 2. 3.

Mengkaji kesiapan untuk belajar dan membantu mengidentifikasi kebutuhan perawatan. Memantau respon psikologis ibu terhadap kelahiran bayinya. Menjelaskan tentang perubahan-perubahan fisiologis pada ibu post partum terutama tentang penyebab keluhan nyeri yang muncul. Mendiskusikan teknik perawatan bayi. Jelaskan kepada ibu tentang fisiologi menyusui,

Jam 13.00 S: - Klien mengatakan mengerti tentang perubahan fisiologik yang terjadi pada ibu post partum yaitu tentang penyebab nyeri akibat kontraksi uterus dan luka post op. - Klien senang atas kelahiran bayinya, klien menanyakan keadaan bayinya saat ini. O.

4. 5.

33

perawatan payudara, dan puting, diet dan cara menyusui yang benar. 6. Diskusikan dengan ibu rencana penggunaan kontrasepsi, informasikan tentang metode yang tersedia termasuk keuntungan dan kerugian. Berikan informasi berhubungan dengan pemeriksaan pasca partum lanjutan.

Klien masih tampak lemah, belum mendapat pengarahan optimal

A. Kurang pengetahuan tentang perubahan fisiologis, proses pemulihan, perawatan diri dan bayi. P. 1. belajar 2. 3. 4. 5. Tinjau ulang kebutuhan perawatan diri. Diskusikan program aktivitas ibu post partum Demonstrasikan tehnik perawatan bayi. Jelaskan tentang fisiologi menyusui, rawat payudara, cara menyusui yang benar. Diskusikan tentang rencana kontrasepsi. Beri info tentang pemeriksaan pasca persalinan pada minggu ke 3 dan ke 6 Kaji kesiapan ibu untuk

7.

6. 7.

5.

Selasa

1.

14.30

1. Menentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan.

34

28/5/05
14.33 14.40 14.45

Sambil memperhatikan isyarat verbal dan nonverbal ibu. 2. Menjelaskan pada ibu tentang fisiologis nyeri pada payudara. 3. Mengobservasi TTV Jam 20.00 S: - Klien mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk, tiba-tiba pada abdomen kwadran kiri bawah menyebar kearah inguinal kanan, kiri dan femur proximal. - Klien mengatakan mengerti tentang penyebab nyeri pada payudara. - Klien mengatakan nyeri pada payudara berkurang setelah diberikan kompres air hangat. O. - Klien tampak meringis saat bergerak. - Luka insisi mid linea abdomen; P 15 Cm, - Skala nyeri 5 - TTV : TD; 120/80mmHg, N: 20x/mt. - Payudara tampak tegang (kiri dan kanan ). - Klien menggunakan bra penyokong. - ASI + 18 cc. A : Nyeri akut ( Sklala sedang : 5 )

4. Mengajarkan ibu tehnih relaksasi napas dalam yaitu menarik napas melalui hidung dan menghembuskan perlahan-lahan melalui mulut jika timbul nyeri. 5. Memberikan massage ringan pada daerah femur dan punggung 6. Mengajarkan klien mobilisasi jalan. 7. Memeriksa payudara 8. Menganjurkan menggunakan bra penyokong. 9. Memberi kompres hangat pada payudara. 10. Menampung ASI didalam wadah yang bersih 11. Menjelaskan pada ibu untuk mengeluarkan ASI tiap 2 jam atau bila ibu merasa payudara tegang. 12. Petalaksanaan pemberian obat Analgetik : Asam Mefenamat 500mg ( 1 tab).

14.55 14.55 15.00 15.11 15.20 15.30 19.00

35

P. 1. Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan/nyeri 2. Pantau TTV tiap 6 jam 3. Anjurkan melakukan napas dalam,massage ringan pada pungung bila nyeri muncul. 4. Anjurkan mobilisasi jalan. 5. Observasi keadaan mamae 6. Anjurkan ibu menggunakan bra penyokong 7. Anjurkan ibu untuk melakukan kompres hangat pada mammae bila terasa tegang/sakit 8. Tampung ASI dalam wadah yang bersih 9. Penatalaksanaan Analgetik: Asam Mefenamat 3 x 500 mg.

36

1 6

2 Selasa 28/6/05

3 2

4 16.00 16.30 16.35 19.00

5 1. Mengukur TTV. 2. Merawat luka post op. SSTP dengan tehnik aseptic dan antiseptic. 3. Mencatat jumlah lochia 4. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic Cefrofloxacine 3 x 500mg Metronidazole 3 x 500 mg

6 28 Juni 2005, Jam 20.00 S:- Ibu mangatakan menggantikan balutan 3x/hari O. - Luka insisi mid linea abdomen; P 15 Cm, Hecting 11 - Balutan kering ( Noda serum (+). - Keadaan luka : Kering, pus(-) stolsel (-), Fistel (-). - TTV : S: 37,3 O C, N 84x/mt, - Lochia sanguinolenta + 10 cc A Resiko tinggi infeksi P. 1. Pantau TTV. Setiap 6 jam. 2. Rawat luka post operasi dengan tehnik aseptic dan antiseptik 3. Inspeksi tanda-tanda infeksi pada luka 4. Catat jumlah lochia dan bau. 5. Penatalaksanaan Antibiotik: Cefrofloxacine 3 x 500mg Metronidazole 3 x 500

37

7 Selasa 28/6/05 3 18.00 1. Mengkaji kesiapan ibu untuk belajar dan mambantu mengidentifikasi kebutuhan perawatan. 2. Bersama-sama dengan ibu mengidentifikasi kebutuhan perawtan diri. 3. Mendiskusikan aktivitas perawatan diri ibu post partum yaitu menjaga kebersihan mammae, cuci tangan sebelum menyusui bayi, dan aktif melakukan gerakan tubuh. 4. Mengajarkan ibu tentang cara menyusui dan perawatan payudara.

mg

Jam. 20.00 S. - Ibu mengatakan belum mengerti tentang tehnik menyusui yang benar. O. - Ibu masih tampak gugup saat mengendong bayinya dan saat menyusui. A. Kurang pengetahuan mengenai cara menyusui yang benar. P. 1. Kaji kesiapan ibu untuk belajar. 2. Ajarkan kepada ibu tentang cara menyusui yang benar.

38

NO 1

HARI/TGL/ 2

KODE DX 3

JAM 4 07.00

IMPLEMENTASI 5 1. Menentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan. Sambil memperhatikan isyarat verbal dan nonverbal ibu. 2. Mengobservasi TTV. 3. Menganjurkan ibu menggunakan tehnih relaksasi napas dalam jika timbul nyeri. 4. Memberikan massage ringan pada daerah femur dan punggung 5. Memeriksa payudara 6. Memberikan kompres hangat pada kedua mammae. 7. Menganjurkan menggunakan bra

EVALUASI 6 Jam 08.00 S: - Klien mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk, tiba-tiba hanya pada abdomen kwadran kiri bawah. - Klien mengatakan nyeri payudara berkurang setelah pemberian kompres air hangat O. - Klien tampak meringis saat bergerak. - Luka insisi mid linea abdomen; P 15 Cm, Hecting; 11 - Skala nyeri 4 ( skala sedang ) - TTV : TD 110/80mmHg, N. 78x/mt. - Payudara teraba hangat dan keras. - ASI (+) kiri-kanan + 10 cc. A : Nyeri akut Skala 4 ( sedang ). P. 1. Tentukan karakteristik dan ketidaknyamanan/nyeri. 2. Pantau TTV tiap 6 jam 3. Anjurkan melakukan napas dalam bila nyeri muncul. 4. Anjurkan mobilisasi jalan. 5. Observasi keadaan mamae 6. Anjurkan ibu menggunakan bra penyokong 7. Anjurkan ibu untuk melakukan kompres hangat pada mammae bila terasa tegang/sakit

Kamis 30/5/05

07.10 07.15

07.27

07.30

39

penyokong dan selalu memompa ASInya bila bayi tidak/ malas menetek.

8. Tampung ASI dalam wadah yang bersih 9. Penatalaksanaan Analgetik: Asam Mefenamat 3 x 500 mg. 30 Juni 2005 Jam 08.00 S : - ibu mengganti balutan 3x O. - Luka insisi mid linea abdomen; P 15 Cm, Hecting 11 - Balutan kering. - Keadaan luka : kering, pus (-), stolsel (-), fistel (-). - TTV : S: 37,3o C, N: 80x/mt. - Lochia Sanguinolenta: merah kekuningan, jumlah kurang lebih 10 cc.

9.

Kamis /30/6/05

..

2.

08.00

1. Petalaksanaan pemberian obat Analgetik : Asam Mefenamat 500mg ( 1 tab)

07.10 07.40 08.00

2. Mengukur TTV. 3. Mencatat jumlah lochia

A: Resiko tinggi infeksi P. 1. Pantau TTV. Setiap 6 jam. 4. Penatalaksanaan 2. Rawat luka post operasi dengan tehnik aseptic dan pemberian obat antiseptik antibiotic 3. Tekankan pentingnya mobilisasi dan nutrisi dalam Cefrofloxacine 3 penyembuhan luka. x 500mg 4. Inspeksi tanda-tanda infeksi pada luka Metronidazole 3 5. Catat jumlah lochia dan bau. x 500 mg 6. Penatalaksanaan Antibiotik: Cefrofloxacine 3 x 500mg Metronidazole 3 x 500 mg

40

10.

Kamis 30/6/05

07.40

1. Mengkaji kesiapan ibu untuk belajar dan mambantu mengidentifikasi kebutuhan perawatan. 2. Mengajarkan ibu tentang cara menyusui dan perawatan payudara.

07.45

Kamis, tgl 30/6/05 Jam. 08.00 S. - Ibu mengatakan bersedia mengikuti penyuluhan kesehatan karena belum jelas tentang perawatan payudara. O. - Klien kooperatif setiap pelaksanaan prosedur/ tindakan. - Klien belum maksimal melakukan tehnik menyusui, perawatan diri dan bayi. A. Kurang pengetahuan mengenai cara menyusui, perawatan diri dan bayi. P. 1. Kaji kesiapan ibu untuk belajar. 2. Ajarkan kepada ibu tentang cara menyusui yang benar. 13. Libatkan klien dalam penyuluhan kesehatan pada tanggal 2 Juli 2005.

41

42

Anda mungkin juga menyukai