Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rachellya.

V
NPM : 1406649946
M.A : KD 7
Kelas : B/ Ekstensi
Topik : Nyeri Persalinan
Pembahasan : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Nyeri Persalinan

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Nyeri Persalinan

Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan nyeri persalinan terdiri dari :
 Pengkajian Kontraksi
Nyeri yang dirasakan pada wanita hamil merupakan suatu sensasi yang biasa disebut
dengan kontraksi. Dimana penilaian kontraksi didasarkan pada :
 Awitan (onset);
 Frekuensi;
 Durasi;
 Intensitas;
 Gambaran sensasi;
 Sikap terhadap kontraksi.
Mencatat waktu dimulainya (onset) persalinan, sebab persalinan yang memanjang
meningkatkan pengalaman yang menyakitkan, selain itu juga melelahkan dan menurunkan
semangat orang tua serta membuatnya semakin sulit mengatasi persalinan. Kontraksi yang
terjadi secara teratur dan meningkat dalam intensitas dan frekuensi mengindikasikan pola
persalinan normal.
 Pengkajian Metode Pereda Rasa Nyeri yang Digunakan Oleh Orang Tua
Melakukan pengkajian terhadap keefektivan metode pereda rasa nyeri, seperti teknik
relaksasi, teknik bernapas, dan pengaturan posisi serta membantu pasien dalam melakukan
metode tersebut atau pun menggunakan metode lain yang mungkin bermanfaat.
 Pengkajian Pendukung Persalinan
Pada umumnya ayah merupakan sebagai orang pendukung selama persalinan. Bila ayah
tidak ada seorang teman, kerabat, pendidik kelahiran atau doula mungkin hadir atau bisa
ditanyakan kepada si ibu pada saat persalinan ingin didampingi oleh siapa. Hal tersebut
mampu membuat ibu merasa nyaman.
 Pengkajian Penggunaan Pengobatan
Menanyakan kepada ibu apakah ada penggunaan obat – obat selama hamil untuk
mengurangi rasa nyeri baik obat – obatan legal mau pun ilegal.
 Pengkajian Masalah Tambahan Dalam Persalinan
 Penyebab tambahan ketidaknyamanan fisik.
Mungkin bukan hanya karena proses persalinan melainkan juga ketidaknyamanan
selama hamil, penyakit kronis atau adanya penyakit atau cedera yang baru terjadi.
Kehamilan bisa menyebabkan atau meningkatkan nyeri ulu hati/ epigastrium,
hemoroid, varises vena di vagina atau kaki. Pada penyakit kronis seperti artritis/
radang sendi atau alergi; dan penyakit akut atau cedera seperti influenza, keseleo atau
patah tulang dan luka terpotong.

1
 Kekhawatiran orang tua yang lain
Karena waktu yang tepat untuk awitan persalinan jarang dapat diramalkan, aktivitas
atau rencana yang bermakna dapat terganggu dengan persalinan.
 Pengkajian Tujuan dan Harapan yang Berkenaan dengan Persalinan
Pentingnya perawat mengkaji tujuan dan harapan orang tua hal tersebut dikarenakan
adanya perbedaan antara tujuan dan harapan yang dimiliki oleh ayah dan ibu.

Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri b.d kontraksi; kemajuan persalinan dan menjelang kelahiran; ketidakefektifan
tindakan koping.
Intervensi :
 Gunakan beragam tindakan pereda nyeri.
 Gunakan tindakan pereda nyeri sebelum nyeri menjadi parah (lebih mudah mencegah
nyeri dan panik yang berat dibandikan meredakan setelah terjadi).
 Masukkan tindakan pereda nyeri yang diyakini klien akan lebih efektif.
 Perhitungkan kemampuan klien untuk menjadi aktif atau pasif dalam pelaksanaan
tindakan pereda nyeri.
 Berkaitan dengan potensi pereda nyeri yang dibutuhkan, tindakan didasari oleh
pengalaman klien tentang keparahan nyeri stimulus fisik yang telah diketahui.
 Jika tindakan pereda nyeri tidak efektif ketika pertama kali digunakan selama
kontraksi, dorong wanita untuk mencoba sekurang – kurangnya satu atau dua kali lagi
sebelum menghentikannya.

2) Gangguan konsep diri b.d perasaan bersalah tentang persepsinya bahwa ia tidak mampu
hanya menggunakan metode non-farmakologi untuk mengatasi nyeri selama melahirkan.
Kriteria Hasil :
 Ibu menceritakan kepada perawat dan orang lain tentang bagaimana perasaannya saat
persalinan menjadi sulit untuk ditangani.
 Ibu memahami alasan terjadinya peningkatan nyeri yang melebihi batas kemampuan
kopingnya secara realistis.
 Ibu mengekspresikan rasa bangga atas kemampuaannya melakukan koping seperti
yang telah ia lakukan.
Intervensi :
 Kaji ibu untuk berbicara tentang aspek ketidaknyamanan yang dialaminya selama
persalinan.
 Kaji adanya perasaan bersalah, kurang informasi, ansietas, atau kegagalan.
 Bantu ibu untuk berbicara tentang kejadian ketika ia merasa tidak mampu
menggunakan teknik pernapasan/ relaksasi secara efektif untuk melepaskan emosi
yang dipendamnya.
 Puji kemampuannya untuk menggunakan kembali teknik peranapasan/ relaksasi
setelah ia kadang – kadang gagal menggunakannya untuk membantunya melihat
bagaimana ia telah berusaha.
 Beri informasi tentang alasan peningkatan nyeri pada saat itu untuk meningkatkan
dasar pengetahuannya.
 Tunjukkan adanya sikap positif dari orang terdekat terhadap upayanya untuk
memberikan pengetahuan yang mungkin tidak dimilikinya.

2
 Ingatkan bahwa ia telah berhasil melahirkan bayi yang sehat untuk membantunya
melihat tujuan akhir yang istimewa.

3) Defisit pengetahuan b.d prosedur epidural/ tidak mengetahui cara lain untuk
menghilangkan nyeri.
Kriteria Hasil :
 Klien memahami alternatif / memahami manfaat dan resiko epidural/ menandatangani
format persetujuan tindakan procedural.
Intervensi :
 Kaji ibu dan janin stabil/ persalinan awal/ permintaan epidural/ merasa nyeri sedang.
 Jelaskan alternative anestesi lain/ jelaskan prosedur epidural/ demonstrasikan teknik
epidural/ perawat meminta konsultasi anestesi dalam upaya untuk memenuhi
keingintahuan klien tentang prosedur.

4) Potensial perubahan kemampuan ibu untuk mengatasi stress persalinan dan potensial tidak
terpenuhinya harapan anestesi.
Kriteria Hasil :
 Klien mengkomunikasikan kepuasan dan keyakinannya akan keputusan untuk
menggunakan anestesi epidural.
Intervensi :
 Kaji dilatasi serviks (5-6 cm).
 Kaji status hidrasi ekstraselular klien.
 Pantau kondisi janin dan stabilitas ibu melalui vital signs.
 Kaji tingkat ketidaknyamanan klien, efektifitas mekanisme koping.
 Siapkan peralatam resusitasi untuk kemungkinan situasi emergency.
 Kosongkan kandung kemih klien.
 Beri infus dengan cairan nondekstrosa untuk preload dalam upaya untuk persiapan
mengatasi emergency.

5) Potensial perubahan dalam regulasi fisik, sirkulasi dan oksigenisasi.


Kriteria Hasil :
 Klien memperlihatkan tanda – tanda vital yang stabil/ blok bersifat bilateral dan
meredakan nyeri/ kondisi janin dan ibu stabil.
Intervensi :
 Kaji tingkat nyeri akut/ persalinan aktif.
 Posisikan klien ke posisi miring kiri/ posisi lutut/ posisi posisi dada/ lanjutkan
pemantauan janin
 Bantu klien dalam melakukan teknik pernapasan untuk mempercepat persalinan.
 Catat tanda – tanda vital setiap 5 menit setelah blok dan kateter epidural difiksasi
untuk mengoptimalkan anestesi.
6) Potensial perubahan kenyamanan
Kriteria Hasil :
 Blok menjadi bilateral.
 Tekanan darah klien kembali ke batas normal.
 Klien menyatakan bahwa nyerinya menjadi reda.
Intervensi :

3
 Kaji keluhan nyeri klien yang terus menerus di area fundus uteri dan terutama nyeri
mereda di sisi kanan panggul paha.
 Kaji tanda – tanda vital.
 Kaji fungsi motorik dengan memerintahkan klien menggerakkan tungkai dan kaki.
 Kaji fungsi sensorik dengan menusukkan jarum secara berurutan dari lutut ke bagian
abdomen untuk mengidentifikasi tingkat blokade dermatom.
 Miringkan klien ke sisi yang tidak dianestesi.
 Rendahkan kepala untuk memfasilitasi pergerakan kepala setelah anestesi lokal.
 Periksa keutuhan kateter epidural.
 Kolaborasikan ke bagian anestesi setelah intervensi awal untuk meningkatkan
kesehatan yang maksimal.
(Reeder & Griffin, 2003)

Menurut Pillitteri (2010), Diagnosa nyeri pada masa persalinan antara lain :
1) Diagnosa Keperawatan : Kecemasan b.d takut sakit menghadapi kontraksi persalinan.
Kritereia Hasil :
 Klien mampu mengidentifikasi kontraksi awal dan akhir
 Klien mampung mengungkapkan perasaan mengenai proses yang berkelanjutan.
 Klien mengungkapkan cemas berkurang.
Intervensi :
a. Perawat memberikan penjelasan mengenai proses persalinan untuk mengurangi
tingkat kecemasan klien.
b. Rencanakan dengan ibu sebelum melahirkan terhadap pilihan mereka untuk
meredakan nyeri selama persalinan.
c. Kaji skala nyeri dengan skala 1 – 10.
d. Kaji apakah bantuan pereda nyeri tersebut efektif bagi si ibu.
e. Bantu ibu menggunakan metode alami pereda nyeri berdasarkan teori serta bantuan
farmakologi.
Pastikan perawat untuk memberikan penjelasan kepada ibu mengenai karakteristik
kontraksi dan bila perlu ulangi dengan contoh. (mis, kontraksi persalinan berirama
hilang timbul berulang kali). Jangan berasumsi bahwa setiap nyeri yang timbul adalah
kontraksi.

2) Koping tidak efektif b.d kombinasi kontraksi uterine dan kecemasan.


Kriteria Hasil :
 Klien mengungkapkan kemampuaannya untuk mempertahankan partisipasi aktif
selama persalinan; mendemonstrasikan teknik pernapasan; mengungkapkan perlu
merubah posisi; dan mengungkapkan kepercayaan kepada perawat dan perawatan
kesehatan lain.
Intervensi :
a. Bantu ibu menentukan strategi koping :
Karena nyeri bukanlah fenomena baru bagi wanita usia subur, dapat membantu
dengan meminta ibu mengingat metode yang biasa dilakukan untuk mengurangi rasa
sakit atau kecemasan, seperti meditasi atau kompres dingin.
b. Memberikan rasa nyaman saat melakukan tindakan.
Biasanya, setiap orang dapat mentolelir rasa ketidaknyamanan dari sakit punggung,
haus, bibir kering, kaki kram. Namun, beberapa orang dapat mentolelir

4
ketidaknyamanan tersebut secara bersamaan atau bahkan saat itu pula mereka sedang
mengalami kontraksi.

3) Nyeri b.d kontraksi persalinan.


Kriteria Hasil :
 Nyeri klien berkurang jauh dengan teknik yang digunakan dan mampu mengatasi
kontraksi.
 Mendemontrasikan kemampuan dan untuk mendengarkan dan menanggapi pertanyaan
dan petunjuk.
Intervensi :
a. Memberikan posisi yang nyaman.
Posisi tegak, duduk atau berjalan mungkin posisi yang paling nyaman seorang wanita
pada awal persalinan. Kontraksi juga paling efisien pada posisi ini.
b. Membantu ibu mempersiapkan kelahiran.
Tergantung pada jenis persiapan persalinan ibu dan dukungan orang yang dimiliki,
metode yang digunakan dapat mencakup latihan pernapasan, gangguan fokus pada
objek eksternal, akupresur, terapi sentuhan, terapi musik, selfhypnosis atau pun
kombinasi dari metode ini.
c. Memberikan pereda sakit secara farmakologi.
Membantu ibu memutuskan apakah dan kapan obat menghilangkan rasa sakit harus
diberikan, diperlukan pemahaman yang mendalam dari obat yang tersedia mengenai
pengaruh obat terhadap ibu dan janin, mekanisme dan durasi obat tersebut.

Menurut Carpenito & Moyet (2010) nyeri akut pada ibu hamil antara lain :
Ketidaknyamanan pada : sakit punggung, kram kaki, imobilitas, dan kontraksi.
Chapman (1991) menyatakan bahwa calon ayah diasumsikan berperan selama persalinan
adalah bertindak sebagai pelatih, rekan satu tim, saksi.
Fase laten yang berkepanjangan ( > 20 jam untuk primigravida atau 14 jam untuk
multipara) biasanya disebabkan karena serviks belum matang. Penyebab lainnya adalah
posisi normal janin, persalinan disfungsional, disproporsi sefalopelviks, atau sedasi atau
analgesik yang digunakan terlalu cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda, Juall, & Moyet. (2010). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice
13th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Pillitteri, Adele. (2010). Maternal and Child Health Nursing : Care of The Childbearing and
Childrearing Family. 6th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin – Deborah, K. (2003). Maternity Nursing : Family,
Newborn, and Women`s Health Care, 18th Ed. USA : Lippincott Williams & Wilkins Inc.

Anda mungkin juga menyukai