Npm : 1406649971
Menurut Bobak (2005), nyeri persalinan adalah nyeri rahim yang timbul pada tahap ketiga
persalinan, nyeri terjadi dimulai pada saat kontraksi di awali pada bagian bawah abdomen yang
menjalar ke lumbal hingga ke paha. Nyeri somatic terjadi akibat peregangan peritoneum untuk
proses mengeluarkan janin serta akibat tarikan peritoneum dan kontraksi uteroservikal,
sedangkan nyeri visceral adalah nyeri atau rasa ketidak nyamanan akibat penipisan dan dilatasi
serviks serta akibat iskemia pada rahim. Penatalaksanaan nyeri pada persalinan dilakukan dengan
dua cara, yaitu secara farmakologi dan nonfarmakologi.
Jenis analgesia:
a. Analgesia sistemik: merupakan cara yang biasa digunakan dalam proses persalinan
dengan menembus bariier darah otak untuk memberikan efek pada saraf pusat, dan
jenis ini mampu menembus placenta, efek anesthesia sistemik pada janin tergantung
dosis, waktu dan rute pemberian. IV merupakan pilihan terbaik karena awitan obat
lebih cepat.
a.1. Senyawa analgetik narkotik, seperti meferidin (demerole ) dan fentanil ( sublimase) ,
efek meferidin mengatasi factor penghambat pada saat persalinan dan menyebabkan
serviks mengalami relaksasi untuk memperlancar jalan lahir. Meferidin diberikan secara
IV atau IM, pada IV efek terjadi pada detik ke 30, dan efek maksimum 5-10 menit. Efek
maksimum 40-50 menit dengan efek samping takikardi. Fentanil diberikan IV
menimbulkan reaksi dalam 2 menit dan berlagsung selama 30 - 60 menit. Pada pemberian
IM efek timbul dalam 2-7 menit berlangsung 20-30 menit. Pemberian jenis analgetik
narkotik harus dihindari janagn bersamaan dengan pemberian anti histamine, anti
depresan dan sedative karena dapat berakibat depresi pernafasan
a.2. Agen pembangkit efek analgetik ( ataraktif), fenotiazin disebut juga tranquilizer
dengan efek analgetik menghilangkan rasa nyeri, namun memliki efek ancietas dan
ketakutan. Dosis prometasin 25-50mg IM.
a.4. antagonis narkotik, narkotik antagonis diberikan pada bayi yang mengalami narcosis
neonates ( depresi pernafasan ). Jenis antagonis narkotika seperti narkan ( nalokson) dan
trexan bekerja berlawanan dengan efek narkotik pada ibu dan janin/ neonates.
b.1 anestesi subarachnoid/ spinal, diberikan pada kala 2 persalinan dengan menyuntikan
obat pada lumal 3,4,5 sehingga obat tercampur dengan LCS. Efek samping berupa
hipotensi, penurunan curah jantung dan respirasi tidak adekuat. Observasi ketat setiap 5-
10 menit setelah pemberian spinal anestesi.
b.2 anestesi filtrasi local, berisi lidokain 2% disuntikan subkutan pada area tertentu
seperti perineum sewaktu akan melakukan episiotomy.
b.3 block pudendal, efek anestesi pada saraf pudendal sangat baik untuk mengurangi
nyeri pada kala 11, sehingga cukup untuk proses melahirkan secara spontan.
b.4 blok epidural, anestesi local pada epidural T10 sd L5 tetap membuat pasien sadar,
namun lebih rileks selama proses kelahiran, untuk sectio dilakukan blok pada T8 hingga
S1.
c. Anestesi umum dan inhalasi, pemberian natrium thiopental 4mg/kgbb untuk general
anestesi, methoksifluran ( pentane ) untuk anestesi inhalasi ada kala 11. Harus dilakukan
pemantauan TTV dab DJJ / 15 menit.
Daftar pustaka
Bobak, I.M. Lowdermilk, D.L. Jensen, M.D. (2005). Maternity nursing (4th ed).(Wijayarini,
M.A &Anugrah, P.I., Penerjemah) California: CV. Mosby (sumberasliditerbitkantahun
1995).
Cunningham FG, McDonald PC, Gant NF, et all. Obstetrics Anesthetics.William Obstetrics.
22th ed, Appleton & Lange a Simon and Schuster Company, New York, 2005.