“ANESTESI”
Oleh
Kelompok 12
Oksi Lola Nengsi (P015150220024)
Shinta Maulaya Afifa (P015150220072)
Tri Ayu Rahmawati (P015150220074)
Dosen Pembimbing:
Heti Rais Khasanah,S.Farm.,M.Sc.,Apt
1. PENGERTIAN
Anestesi merupakan suatu tindakan dimana bertujuan untuk menghilangkan rasa nyeri
baik dengan menghilangkan kesadaran maupun tidak. Tindakan anestesi ini dilakukan
diantaranya untuk tindakan pembedahan bagian abdomen yang cukup luas, toraks, intrakranial,
intraperitonium, serta pembedahan yang membutuhkan pengendalian nafas dari pasien serta
membutuhkan jangka waktu yang cukup lama.(Morgan, 2007)
Anestesi artinya adalah pembiusan, berasal dari bahasa Yunani an artinya “tidak atau
tanpa" dan aesthētos, "artinya persepsi atau kemampuan untuk merasa". Secara umum berarti
anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Obat anestesi adalah obat
yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacam-macam tindakan operasi
(Kartika Sari, 2013).
3. PENGGOLONGAN ANESTESI
Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesia lokal dan anestesi umum.
a) Anestesi Umum
Anestesi Umum adalah obat yang dapat menimbulkan anestesi yaitu suatu keadaan
depresi umum dari berbagai pusat di sistem saraf pusat yang bersifat reversibel,
dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga lebih mirip dengan
keadaan pinsan. Anestesi digunakan pada pembedahan dengan maksud mencapai
keadaan pingsan, merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi refleks
terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot (relaksasi).
Anestesi umum yang kini tersedia tidak dapat memenuhi tujuan ini secara
keseluruhan, maka pada anestesi untuk pembedahan umumnya digunakan kombinasi
hipnotika, analgetika, dan relaksasi otot (Kartika Sari, 2013).
Obat anestesi umum dibagi menurut bentuk fisiknya dibagi terdiri dari tiga golongan
yaitu obat anestesi gas (inhalasi), obat anestesi yang menguap dan obat anestesi yang
diberikan secara intravena.
a. Obat Anestesik Gas (Inhalasi)
Pada umumnya anestetik gas berpotensi rendah, sehingga hanya digunakan
untuk induksi dan operasi ringan. Anestetik gas tidak mudah larut dalam darah
sehingga tekanan parsial dalam darah cepat meningkat. Batas keamanan antara efek
anestesi dan efek letal cukup lebar. Obat anestesi inhalasi ini dihirup bersama udara
pernafasan ke dalam paru-paru, masuk ke darah dan sampai di jaringan otak
mengakibatkan narkose.
Contoh obat anestesik inhalasi yaitu :
Dinitrogen Monoksida (N2O atau gas tertawa)
Gas ini sering digunakan pada partus yaitu diberikan 100% N2O pada waktu kontraksi
uterus sehingga rasa sakit hilang tanpa mengurangi kekuatan kontraksi dan 100%
O2 pada waktu relaksasi untuk mencegah terjadinya hipoksia. Anestetik tunggal N2O
digunakan secara intermiten untuk mendapatkan analgesik pada saat proses
persalinan dan pencabutan gigi.
Siklopropan
Siklopropan merupakan anestetik gas yang kuat, berbau spesifik, tidak berwarna,
lebih berat daripada udara dan disimpan dalam bentuk cairan bertekanan tinggi.
b) Anestesi Lokal
Anestesi lokal atau zat penghilang rasa setempat merupakan obat yang pada
penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls saraf ke Sistem
Saraf Pusat dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal
gatal, rasa panas atau dingin.
Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian
tubuh tertentu. Ada kalangan medis yang membatasi istilah anestesi lokal hanya
untuk pembiusan di bagian kecil tubuh seperti gigi atau area kulit. Namun, banyak
juga yang menyebut anestesi lokal untuk anestesi apa pun selain yang menimbulkan
ketidaksadaran umum (anestesi umum).
4. INDIKASI
Dapat mengatasi nyeri, NSAIDs atau OAINS bekerja dengan cara menghambat hormon
pemicu peradangan, yaitu hormon prostaglandin. Dengan berkurangnya peradangan, rasa
nyeri juga akan berkurang dan demam akan turun. Obat ini juga dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri setelah amputasi atau phantom limb syndrome .
5. KONTRA INDIKASI
Riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap ibuprofen atau obat antiinflamasi nonsteroid
lainnya,
Penggunaan untuk nyeri perioperatif coronary artery bypass graft (CABG),Bayi prematur
dengan kondisi berikut: Infeksi yang belum ditangani,Perdarahan intrakranial atau
gastrointestinal, Trombositopenia atau defek koagulasi,Necrotizing
enterocolitis,Gangguan ginjal yang signifikan, Penyakit jantung bawaan, Terdapat juga
kontraindikasi relatif aspirin pada kondisi berikut:, Kehamilan trimester akhir (dapat
menyebabkan penutupan prematur dari duktus arteriosus), Gangguan ginjal, Gangguan
liver, Gangguan perdarahan, Asthma, Risiko tinggi penyakit kardiovaskular atau riwayat
penyakit kardiovaskular seperti infark miokard atau gagal jantung
6. EFEK SAMPING
NSAIDs atau obat antiinflamasi nonsteroid termasuk golongan obat yang paling sering
digunakan. Namun, perlu diingat bahwa golongan obat-obat ini juga dapat menimbulkan
beberapa efek samping. Berikut adalah efek samping NSAIDs yang paling sering terjadi:
Mual
Mutah
Konstipasi
Diare
Penurunan nafsu makan
Sakit kepala
Pusing
Ruam kulit
Selain itu, ada juga efek samping lainnya yang lebih serius, yaitu:
Masalah pencernaan
Tekanan darah tinggi
Perdarahan saluran cerna
Gangguan hati dan ginjal
Gangguan jantung
7. PERINGATAN
Penggunaan non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAID) kecuali aspirin meningkatkan
risiko terjadinya infark miokard. Oleh karena itu, NSAID termasuk ibuprofen
harus dihindari pada orang dengan faktor risiko kejadian kardiovaskular atau pasien
dengan riwayat infark miokard sebelumnya. Penggunaan ibuprofen pada dosis tinggi atau
penggunaan jangka panjang menyebabkan peningkatan risiko efek samping sehingga
perlu dilakukan pengawasan klinis yang lebih ketat. Peringatan untuk tidak melakukan
pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti menyetir ketika menggunakan
obat ini karena ibuprofen dapat menyebabkan rasa kantuk atau pusing.
Ketoprofen Meloxicam
b) Obat bermerek
Arfen Diclofam
Referensi
http://asmanfarmasi.blogspot.com/2017/04/makalah-anti-inflamasi-non-steroid.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-danangariw-6712-2-babii
http://repository.unissula.ac.id/7724/5/BAB%20I.pdf