Anda di halaman 1dari 30

FARMAKOLOGI ANESTESI

Pembimbing : dr. Agus Jaya Nugraha, Sp. An


Oleh

: Siti Iklimah (2011730101)

ANESTESIA

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak,


tanpa" dan aesthtos, "persepsi, kemampuan untuk
merasa"),
secara
umum
berarti
suatu
tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh

Efek Sedasi

Trias Anestesi

Efek Analgesik

Efek Relaksasi otot

Anestesi Inhalasi
General Anestesi

Anestesi

Anestesi Intravena
Spinal
Epidural
Regional Anestesi

Kaudal
Blok Saraf tepi
Infiltrasi

Induksi
Induksi anestesia merupakan tindakan untuk
membuat pasien dari sadar menjadi tidak
sadar, sehingga memungkinkan dimulainya
anestesia dan pembedahan.
Dapat
berupa
intravena,
inhalasi,
intramuskular, atau rektal.

ANASTESI INTRAVENA (IV)


Obat anestesi intravena adalah obat anestesi yang diberikan melalui
jalur intravena, baik obat yang berkhasiat hipnotik atau analgetik
maupun pelumpuh otot.

Anestesi intravena selain untuk induksi juga dapat digunakan untuk


rumatan anestesia, tambahan pada analgesia regional atau untuk
membantu untuk prosedur diagnostik misalnya thiopental, ketamine
dan propofol. Untuk anesthesia intervena total biasanya
menggunakan propofol.

Thiopental

Tiopental (Pentotal, tiopenton) dikemas dalam bentuk


bubuk tepung atau bubuk berwarna kuning, berbau
belerang, biasanya dalam ampul 500mg atau
1000mg.
Dosis 3-7 mg/kgBB dan disuntikkan perlahan
dihabiskan dalam 30-60 detik.
Onset 30- 60 detik
Durasi 10-30 menit

Propofol (diprivan, recofol)

Cairan emulsi lemak berwarna putih susu isotonik dengan


kepekatan 1%.
Sediaan ampul 200mg/ 20ml
Suntikan IV sering menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik
sebelumnya dapat diberikan lidokain 1-2 mg/KgBB.
Dosis bolus untuk induksi 1-2,5 mg/kg dengan penyuntikan
cepat < 15 detik menimbulkan turunnya kesadaran dalam waktu
30 detik,
Dosis rumatan untuk anestesi intravena total 4-12 mg/kg/jam.
Dosis sedasi untuk perawatan intensif 0,2 mg/kg. pada anak < 3
tahun dan pada wanita hamil tidak dianjurkan.
Onset : 15-30 detik
Durasi : 5-10 menit

Ketamin (ketalar)

Ketamin sering menimbulkan takikardia, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, pasca


anestesia dapat menimbulkan mual muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk.
sebaiknya sebelumnya diberikan sedasi midazolam atau diazepam dengan dosis 0,1
mg/kg intravena.
Dosis bolus induksi iv 1-2 mg/kgBB dan untuk im 3-10 mg/kgBB
Onset 1-5 menit
Durasi 10-15 menit
Ketamin dikemas dalam cairan bening kepekatan 1% (1ml=10mg), 5%(1ml=50mg), dan
10%(1ml=100mg).

Anestesi Inhalasi

Obat anestesia yang berupa gas atau cairan mudah menguap


Biasanya diapakai untuk pemeliharaan anestesi umum
akan tetapi juga dapat dipakai sebagai induksi
terutama pada pasien anak.

Anestetik Inhalasi
Halotan

N2O

Enfluran

Isofluran

Desfluran

Sevofluran

Halotan

Bau enak dan tak merangsang jalan nafas. Maka


sering digunakan sebagai induksi anestesia kombinasi
dengan N2O.

Untuk induksi anestesi, halotan diberikan dengan


konsentrasi 2 4% pada dewasa, dan 1,52% pada
anak-anak, dan diberikan bersama oksigen atau
campuran oksigen-nitrous oksida.
Pemeliharaan dosis pada dewasa dan anak adalah
0,5-2%
Menghambat otot jantung dan otot polos pembuluh darah serta
menurunkan aktivitas saraf simpatis.

Enfluran (etran, alirtan)

Merupakan halogenasi eter, dihindari penggunaannya pada


pasien riwayat epilepsi.
Induksi dan pulih dari anastesi lebih cepat dibanding
halotan.

Isoflurane (foran, aeran)

Halogenasi eter yang dapat menurunkan laju otak terhadap


oksigen, tetapi meninggikan aliran darah otak dan tekanan
intrakranial, namun hal ini dapat dikurangi dengan teknik
anestesia hiperventilasi, sehingga banyak digunakan untuk bedah
otak

Awita aksi beberapa menit tergantung dosis. Efek anestesi 1,5-3,0 %


menimbulkan anesthesia dalam 7-10 menit.

Efek terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal.

Desflurane

Digunakan sebagai pemelihara anestesi umum


Penggunaannya mulai menggantikan isoflurane
Kelemahan potensinya kurang kuat, perih dan
harga yang mahal.

SEVOFLURAN
Halogenasi eter. Induksi dan pulih dari anestesi lebih
cepat
dibandingkan
dengan
isofluran,
tidak
merangsang jalan nafas, jarang menyebabkan aritmia.
Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil.
Penggunaannya dapat diberikan bersama oksigen dan
N2O
Minimal aliran gas 2 liter/menit
Onset 2-3 menit
12-25 tahun : 2.6 % dengan oksigen, 1.4% dengan N2O
dan oksigen.
25-40 tahun : 2.1% dengan oksigen atau 1.1% N 2O dan
oksigen
40-60 tahun : 1.7% dengan oksigen atau 0,9% dengan
N2O dan oksigen

N2O

Berbentuk gas tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar

Gas ini bersifat anestesi lemah, tetapi analgesinya kuat

N2O diserap dengan cepat dalam tubuh, yaitu 1 liter/menit dalam menit
pertama

Depresi napas terjadi pada pemakaian N2O tanpa oksigen

Opioid
Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil) untuk induksi
diberikan dosis tinggi. Opioid tidak mengganggu
kardiovaskular, sehingga banyak digunakan untuk
induksi pasien dengan kelainan jantung.
Fentanyl memiliki 80 kali lebih baik analgesiknya dari
pada morfin.

Relaksan
Obat
golongan
ini
menghambat
transmisi
neuromuscular sehingga menimbulkan kelumpuhan pada
otot rangka. Menurut mekanisme kerjanya, obat ini dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu obat penghambat secara
depolarisasi resisten (misalnya suksinil kolin) dan obat
penghambat kompetitif atau nondepolarisasi (misalnya
kurarin)

Pelumpuh Otot Depolarisasi

Bekerja seperti asetilkolin, tetapi di celah saraf


otot tak dirusak oleh koliesterase, sehingga
cukup lama berada di celah sinaptik, sehingga
terjadilah depolarisasi ditandai oleh fasikulasi
yang disusul relaksasi otot lurik.

Suksinil-kolin dan dekametonium.

Pelumpuh Otot Non Depolarisasi

Berikatan dengan reseptor nikotinik-kolinergik, tetapi


tak menyebabkan depolarisasi, hanya menghalangi
asetil-kolin menempatinya, sehingga asetilkolin tak
dapat bekerja.
Contoh:
Atrakurium
Dosis: awal: IV, 0.5-0.6mg/kg
Pemeliharaan :IV, 0.1 mg/kg durasi (20-45)

ANASTESI LOKAL
Anestetik lokal adalah obat yang
menghambat hantaran saraf bila
digunakan secara lokal pada
jaringan saraf dengan kadar yang
cukup. Anestetik lokal bekerja pada
tiap bagian susunan saraf.

Anestetik lokal bekerja merintangi secara


bolak-balik penerusan impuls-impuls saraf ke
susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan
demikian menghilangkan atau mengurangi rasa
nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin.
Anestesi loka mencegah terjadinya
pembentukan dan konduksi impuls saraf.

Infiltrasi

Blok

Epidural

Spinal

Kaudal

Anestetik lokal yang ideal :

Bersifat sementara (reversible)


Tak menimbulkan reaksi lokal
Mula kerja cepat dengan durasi
memuaskan
Stabil, dapat disterilkan
Harganya murah

Golongan Ester (COOC-)

Kokain
Benzokain
Ametocaine
Prokain
Tetrakain
Kloropokain

Golongan Amida (NHCO-)

Lidokain
Mepivakain
Prilokain
Bupivacain
Etidokain
Dibukain
Ropivakain
Levobupivacaine

Bupivakain

Anestetik lokal yang mempunyai masa kerja yang


panjang, dengan efek blockade terhadap sensorik lebih
besar

Konsentras yang tersedia untuk anestesi infiltrasi 0,25%

Dosis infiltrasi 2 mg/kgBB

Mekanisme Kerja

Obat bekerja pada reseptor spesifik


pada saluran natrium (sodium
channel), mencegah peningkatan
permeabilitas sel saraf terhadap ion
natrium dan kalium, sehingga terjadi
depolarisasi pada selaput saraf dan
hasilnya tidak terjadi konduksi saraf.

Anda mungkin juga menyukai