Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GAS GANGREN

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : MEDIANSAH
NIM : PO.71.20.2.09.019
TINGKAT : II.A
DOSEN PEMBIMBING : NI KETUT SUJATI, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN 2011
BAB I
Tinjauan Teoretis

1. Pengertian
Ganggren gas adalah jenis ganggren khusus yang terjadi sebagai respon terhadap
infeksi jaringan oleh suatu jenis bakteri aerob yang di sebut klostridium ganggren jenis ini
paling sering terjadi setelah trauma, ganggren gas cepat meluas ke jaringan di
sekitarnya sebagai akibat di keluarkan nya toksin-toksin oleh bakteri yang membunuh
sel-sel di sekitarnya. Sel-sel otot sangat rentan terhadap toksin ini dan apabila terkena
akan mengeluarkan gas hydrogen sulfide yang khas, ganggren jenis ini dapat
mematikan.

2. Etiologi
Gas gangren terjadi akibat infeksi oleh bakteri klostridium, yang merupakan Bakteri an-
aerob (tumbuh bila tidak ada oksigen). Selama pertumbuhannya, klostridium
menghasilkan gas,sehingga infeksinya disebut gas gangren.
Gas gangren biasanya terjadi di bagian tubuh yang mengalami cedera atau pada luka
operasi.
Sekitar 30% kasus terjadi secara spontan.
Bakteri klostridium menghasilkan berbagai racun, 4 diantaranya (alfa, beta, epsilon, iota)
menyebabkan gejala-gejala yang bisa berakibat fatal.
Selain itu, terjadi kematian jaringan (nekrosis), penghancuran sel darah (hemolisis),
vasokonstriksi dan kebocoran pembuluh darah.

Racun tersebut menyebabkan penghancuran jaringan lokal dan gejala-gejala sistemik .


3. Patofisiologi
Penderita DM

Hiperglikemia

Kelainan neuropati Kelainan pembuluh dara

Neuropati sensorik
Neuropati motorik
Neuropati autonomik

Integritas kulit & otot

Distribusi tekanan pada


telapak kaki

Aliran darah kedaerah Mempermudah


ulkus terjadinya ulkus

Gg perfusi jaringan Kerentangan terhadap


infeksi

Terjadi ulkus
gg rasa nyaman
Gg integritas kulit

4. Manifestasi klinis
  Angiopati
- Perdarahan jaringan marginal
  Neropati
- Porulisis otot kaki
- Rasa mati
- Gangguan saraf otonom

  Trauma
Peradangan pada daerah yang terinfeksi berawal sebagai pembengkakan jaringan
berwarna pucat atau merah kecoklatan yang terasa sangat nyeri.
Gas di dalam jaringan bisa dirasakan jika jari tangan menekan daerah pembengkakan
tersebut.
Infeksi klostridium juga menyebabkan kulit teraba hangat dan bengkak.
Infeksi bisa menyebar luas di bawah kulit, sering membentuk bula (lepuhan besar berisi
cairan). Cairannya berwarna coklat dan berbau busuk.
Gejala sistemik muncul pada awal terjadinya infeksi, berupa demam, berkeringat dan
kecemasan.
Jika tidak diobati, bisa terjadi sindroma yang menyerupai syok, yaitu penurunan
tekanan darah (hipotensi), gagal ginjal, koma dan kematian.

5. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksan urine
 Pemeriksaan serum T3 & T4

6. Penatalaksaan

 Memperbaiki keadaan umum penderita dengan nutrisi yang memadai


 Pemberian anti agregasi trombosit jika diperlukan, hipolipidemik dan anti
hopertensi
 Bila dicurigai suatu gangren, segera diberikan antibiotik spektrum luas,
meskipun untuk menghancurkan klostridia hanya diperlukan penisilin.
 Dilakukan pengangkatan jaringan yang rusak. Kadang-kadang jika sirkulasi
sangat jelek, sebagian atau seluruh anggota tubuh harus diamputasi untuk
mencegah penyebaran infeksi.
 Terapi oksigen bertekanan tinggi (oksigen hiperbarik) bisa juga digunakan
untuk mengobati gangren kulit yang luas. Penderita ditempatkan dalam ruangan
yang mengandung oksigen bertekanan tinggi, yang akan membantu membunuh
klostridia.
 Bersihkan luka di kulit dengan seksama.
 Waspada akan tanda-tanda terjadinya infeksi (kemerahan, nyeri, keluarnya
cairan,   pembengkakan).
7. Algoritma Penatalaksanaan

Iskemia Tungkai

Apakah dari sumbatan vena atau arteri ?

Arteri ULKUS ? YA

Apaka tungkai masih TIDAK

Debridemen
YA
TIDAK

Konservatif
Amputasi

DAFTAR PUSTAKA

Sjamsu Hidayat R. De Jong Wim 2004, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ediasi 2 Jakarta, EGC

DT : Smeltzer C Suzanne, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Jakarta, EGC

Corwin, Elizabeth. J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, Jakarta, EGC

Sudoyo, Aru.W, dkk, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jakarta, FKUI
BAB II
Standar Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian
1.Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
2.Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin
jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang
dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
3.Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
4.Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus
pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
5.Integritas Ego
Stress, ansietas
6.Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
7.Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
8.Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
9.Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
10. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
11. integument
Adanya ulkus, turgor kulit
II. Analisis Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS: - penurunan aliran darah ke Gangguan perfusi jaringan
DO: penurunan aliran darah, ulkus berhubungan dengan
kebiruan pada kulit gangguan perfusi jaringan melemahnya /
menurunnya aliran darah
ke
2 Ds:- hiperglikemia Gangguan integritas
Do: adanya ulkus pada mempermudah terjadinya jaringan berhubungan
ulkus
ekskremitas dengan adanya gangren
pada ekstrimitas.
gg integritas jaringan
3 Ds : klien mengatakan nyeri hiperglikemia Gg rasa nyaman
pada….. peradangan dan ulkus berhubungan dengan
Do: skala nyeri 5-7 nyeri ulkus

III. Nursing care Plan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Gangguan Tujuan : 1. Ajarkan pasien untuk 1. dengan mobilisasi meningkatkan
perfusi mempertahankan melakukan mobilisasi sirkulasi darah
jaringan sirkulasi perifer 2. Ajarkan tentang faktor-faktor 2. meningkatkan melancarkan
berhubunga tetap normal yang dapat meningkatkan aliran darah balik sehingga tidak
n dengan aliran darah : terjadi oedema.
melemahnya Kriteria Hasil : - Tinggikan kaki sedikit lebih 3. kolestrol tinggi dapat
/ Denyut nadi perifer rendah dari jantung ( posisi mempercepat terjadinya
menurunnya teraba kuat dan elevasi pada waktu istirahat ), arterosklerosis, merokok dapat
aliran darah reguler hindari penyilangkan kaki, 4. pemberian vasodilator akan
ke daerah - Warna kulit hindari balutan ketat, hindari meningkatkan dilatasi pembuluh
gangren sekitar luka tidak penggunaan bantal, di darah sehingga perfusi jaringan
akibat pucat/sianosis belakang lutut dan dapat diperbaiki, sedangkan
adanya - Kulit sekitar luka sebagainya. pemeriksaan gula darah secara
obstruksi teraba hangat. 3. Ajarkan tentang modifikasi rutin dapat mengetahui
pembuluh - Oedema tidak faktor-faktor resiko berupa : perkembangan dan keadaan
darah terjadi dan luka Hindari diet tinggi kolestrol, pasien.
tidak bertambah teknik relaksasi, menghentikan
parah. kebiasaan merokok, dan
- Sensorik dan penggunaan obat
motorik membaik vasokontriksi.
4.Kerja sama dengan tim
kesehatan lain dalam
pemberian vasodilator,
pemeriksaan gula darah
secara rutin dan terapi oksigen
( HBO ).

2 Gangguan Tujuan : 1.Kaji luas dan keadaan luka 1. Pengkajian yang tepat terhadap
integritas Tercapainya serta proses penyembuhan luka dan proses penyembuhan akan
jaringan proses 2. Rawat luka dengan baik dan membantu dalam menentukan
berhubunga penyembuhan benar : membersihkan luka tindakan selanjutnya
n dengan luka. secara abseptik menggunakan 2. merawat luka dengan teknik
adanya larutan yang tidak iritatif, aseptik, dapat menjaga kontaminasi
gangren criteria hasil : angkat sisa balutan yang luka dan larutan yang iritatif akan
pada 1.Berkurangnya menempel pada luka dan merusak jaringan granulasi tyang
ekstrimitas. oedema sekitar nekrotomi jaringan yang mati. timbul, sisa balutan jaringan
luka. 3. Kolaborasi dengan dokter nekrosis dapat menghambat proses
2. pus dan jaringan untuk pemberian insulin, granulasi.
berkurang pemeriksaan kultur pus 3. insulin akan menurunkan kadar
3. Adanya jaringan pemeriksaan gula darah gula darah, pemeriksaan kultur pus
granulasi. pemberian anti biotik untuk mengetahui jenis kuman dan
4. Bau busuk luka anti biotik yang tepat untuk
berkurang. pengobatan, pemeriksaan kadar
gula darahuntuk mengetahui
perkembangan penyakit.

3. Gg rasa Setelah dilakukan 1.Ukur TTV 1. untuk mengetahui kondisi umum


nyaman tindakan 2.Kaji tingkat nyeri (PQRST) pasien
berhubung keperawatan selama 3.Berikan posisi yang nyaman 2. Untuk mengetahui faktor pencetus
an dengan 1 x 24 jam sesuai dengan kebutuhan nyeri
diharapkan nyeri 4.Ciptakan suasana yang tenang 3. memberikan rasa nyaman kepada
ulkus pasien teratasi 5.Bantu pasien melakukan teknik pasien
Criteria :      relaksasi 4. membantu pasien lebih relaks
- Pasien menyatakan 6.Observasi gejala-gejala yang 5. membantu dalam penurunan
dan menunjukkan berhubungan, seperti dyspnea, persepsi/respon nyeri. Memberikan
nyerinya hilang mual muntah, palpitasi, keinginan kontrol situasi meningkatkan perilaku
Wajah tidak meringis berkemih. positif
Skala nyeri 0 7..Kolaborasi dengan dokter 6. tanda-tanda tersebut menunjukkan
-Hasil pengukuran dalam pemberian analgesik gejala nyeri yang dialami pasien.
TTV dalam batas 7. Analgesik dapat meredakan nyeri
normal, TTV normal yang dirasakan oleh pasien.
yaitu :
Tekanan darah        
: 140-90/90-60
mmHg
Nadi : 60-100
kali/menit
Pernapasan  : 16-20
kali/menit
Suhu  : Oral (36,1-
37,50C)
Rektal (36,7-38,10C)
Axilla (35,5-36,40C)

Anda mungkin juga menyukai